Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Judul Percobaan : Ikatan Kimia dan Struktur Senyawa


Nama : Muhammad Aqil Kamil
NIM : 2008102010006
Kelas/Kelompok : A2/1
Asisten : Reihan Hayati

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Ikatan Kimia dan Struktur Senyawa” yang bertujuan
untuk menyusun model setiap senyawa berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan
rumus struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik
elektron yang sesuai dengan elektron valensinya, dan menggambarkan model senyawa dalam
struktur tiga dimensi (bentuk geometri). Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
analisa kualitatif dimana praktikan menggunakan malimod (bola dan tongkat) disusun menjadi
beberapa model senyawa , Hasil dari percobaan ini adalah terbentuknya rumus tiga dimensi,
rumus struktur, dan titik elektron dari senyawa. Kesimpulan dari percobaan ini adalah masing-
masing senyawa kimia memiliki rumus struktur dan memiliki elektron valensi serta konfigurasi
elektron yang berbeda-beda.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Senyawa kimia yang ada di kehidupan ini sangatlah banyak bahkan berlimpah, dimana
itu terdiri atas atom - atom yang membentuk ikatan kimia. Ikatan kimia adalah yang
bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil. Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai
kestabilan dengan cara berikatan dengan atom lain. Elektron yang berperan pada pembentukan
ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Maka dalam
pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada
unsur gas mulia.

Ikatan kimia dibedakan menjadi ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
koordinasi. Ikatan ion adalah ikatan antara kation dan anion ari logam dan non logam yang
terjadi serah terima elektron. Ikatan kovalen yaitu dua atom bukan logam yang bergabung
menggunakan elektron secara bersama. Ikatan kovalen koordinasi yaitu pemakaian elektron
bersama, namun elektron hanya disumbang oleh satu unsur saja. Dua atom dapat berkongsi
satu sampai enam elektron, membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap
tiga.

Struktur molekul dapat membentuk beragam model senyawa dalam bentuk tiga
dimensi, rumus struktur, dan menggunakan struktur lewis untuk menyatakan pasangan elektron
yang akan saling berikatan. Namun dalam meyatakan reaksinya diperlukan juga penggunaan
rumus senyawa sesuai dengan aturan oktet. Ikatan kovalen tunggal adalah suatu ikatan yang
terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron, masing – masing atom memberikan
kontribusi satu elektron untuk digunakan secara bersama. Ikatan kovalen rangkap dua adalah
ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Sedangkan
Ikatan kovalen rangkap tiga terjadi pada dua atom yang berikatan kovalen dengan
menggunakan bersama tiga elektron valensi dalam satu paket ikatan.
1.2. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menyusun model setiap senyawa yang
ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan model senyawa dalam struktur
tiga dimensi, menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdaasarkan model
molekul, menuliskan rumus titik elektron untuk setiap rumus struktur, menuliskan rumus titik
elektron yang sesuai dengan elektron valensi nya, menuliskan rumus struktur dan titik elektron
untuk setiap model senyawa yang diberi oleh asisten.

1.3. MANFAAT PERCOBAAN


Manfaat dilakukannya percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui dan
mengamati bagaimana struktur suatu senyawa dengan menyusun, melihat, dan
menggambarkan model tiga dimensinya, serta menuliskan rumus struktur dan titik
elektronnnya. Praktikan juga dapat mengetahui jenis-jenis ikatan, yaitu ikatan tunggal, ikatan
ganda dua, dan ikatan ganda tiga pada saat menyusun model senyawa dengan memperhatikan
elektron valensinya.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam keadaan bebas (kecuali pada
temperatur tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok atom-atom atau sebagai molekul, adalah
petunjuk bahwa, secara energi, kelompok atom-atom atau molekul itu merupakan keadaan
yang lebih stabil dari pada atom-atom dalam keadaan bebas. Dua atom dapat berantaraksi dan
membentuk molekul apabila antaraksi atom itu menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42
kJ per mol atom. Antaraksi ini selalu disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang
menahan atom-atom dalam molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia. Dalam
hal ini akan terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini
sangat penting dan erat hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat lainnya. Ikatan
kovalen adalah gaya tarik menarik antara dua taom sebagai akibat pemakaian bersama
pasangan elektron. Dalam hal ini, kulit elektron terluar kedua atom bertindih dan terbentuk
pasangan elektron. Ikatan yang digunakan bersama oleh kedua atom inlah ikatan kovaalen.
Jumlah ikatan konvalen yang dapat dibentuk oleh suatu atom disebut kovalensi. Beberapa
harga kovalensi untuk unsur-unsur yang umum adalah hidrogen dan halogen seperti oksigen
dan belerang, nitrogen dan fosfor, serta karbon dan silikon (Achmad, 2001).

Sifat dasar secara terinci dari ikatan-ikatan kimia merupakan masalah yang rumit.
Untuk tujuan praktis, sebenarnya ikatan kimia dapat terjadi bila orbital-orbital luar pada atom
yang berlainan tumpang-tindih sedemikian sehingga memekatkan rapatan elektron antara
teras-teras atom. Sebagai panduan dasar yang kualitatif untuk menilai ada tidaknya ikatan,
kriteria mengenai tumpang-tindih orbital-orbital atom netto yang positif dan atom netto yang
negatif. Tumpang-tindih bertanda positif bila pertindihan kedua orbital mempunyai tanda
sama. Tumpang-tindih bertanda negatif bila daerah pertindihan kedua orbital mempunyai tanda
berlawanan. Tumpang-tindih yang tepat nol terjadi bila terdapat daerah pertindihan yang tepat
sama dengan tanda berlawanan (Cotton, 2007).

Ikatan kovalen terbentuk oleh penggunaan bersama sepasang elektron antar dua atom.
Elektron yang saling digunakan dihasilkan dari penggabungan orbital molekul. Untuk
sekarang, akan digunakan titik-titik untuk menyatakan elektron ikatan. Dengan rumus titik,
yang disebut rumus lewis, atau struktur lewis, elektron dengan mudah dapat dihitung dan dapat
dilihat bahwa atom mencapai konfigurasi gas mulia, dua elektron (konfigurasi helium) untuk
hidrogen dan delapan elektron untuk kebanyakan atom yang lain. Penggunaan bersama
sepasang elektron antara dua atom disebut ikatan tunggal. Dua atom dapat membagi dua pasang
atau malah tiga pasang elektron ganda ini secara berturut-turut disebut ikatan rangkap dan
ikatan ganda tiga ( Fessenden, 1982).

Senyawa yang atom-atomnya digabung oleh ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Satu cara untuk membuat rumus bangun lewis untuk semua molekul kovalen ialah dengan
pertama menulis diagram titik elektron untuk tiap atom dari rumus molekul. Kemudian atom-
atom itu digambar ulang lebih dekat satu sama lain sehingga atom-atom itu mempersekutukan
pasangan-pasangan elektron untuk membentuk suatu struktur dalam mana semua atom
mematuhi aturan oktet atau aturan dua. Sampai di sini, semua atom dalam molekul untuk mana
struktur lewisnya telah ditulis, dihubung-hubungkan dengan ikatan tunggal.Suatu ikatan
tunggal ialah ikatan kovalen dalam mana hanya sepasang elektron dipersahamkan antara kedua
atom itu. Disamping ikatan tunggal antara atom-atom, lazim dijumpai ikatan ganda. Misalnya
dalam beberapa senyawa terdapat ikatan rangkap, dimana dua atom menggunakan bersama-
sama tiga pasang elektron ( Keenan, 1992 ).

Atom - atom bereaksi satu sama lain dengan menggunakan elektron-elektron dalam
tingkatan energi terluar. Antar aksi elektron ini menghasilkan gaya-gaya tarik yang kuat (ikatan
kimia) yang mengikat atom-atom yang bersamaan dalam suatu senyawa. Berdasarkan rumus-
rumus senyawa seperti H2O, H2O2, CO2, C2H2, jelas bahwa atom-atom dari unsur yang
berlainan dalam mengikat satu sama lain. Kemampuan bersenyawa suatu unsrur disebut
valensi. Rumus kimia (juga disebut rumus molekul) adalah cara ringkas memberikan informasi
mengenai atom-atom yang menyusun suatu senyawa kimia tertentu. Untuk senyawa molekular,
rumus ini mengidentifikasikan setiap unsur kimia penyusun dengan simbol kimianya dan
menunjukkan jumlah atom dari setiap unsur yang ditemukan pada masing-masing molekul
diskret dari senyawa tersebut. Jika suatu molekul mengandung lebih dari satu atom unsur
tertentu, kuantitas ini ditandai dengan subskrip setelah simbol kimia (walaupun buku-buku
abad ke-19 kadang menggunakan superskrip). Untuk senyawa ionik dan zat non-molekular
lain, subskrip tersebut menandai rasio unsur-unsur dalam rumus empiris ( Maria, 1999 ).

Apabila unsur – unsur bereaksi membentuk senyawa ikatan terbentuk diantara atom–
atomnya. Pada pembentukan struktur elektronnya, terutama pada kulit terluarnya. Dimana
ikatan elektron yang bergantungan pada jenis unsur berikatan. Menerima pemasangan
elektronnya, terutama pada kulit terluarnya. Dimana ikatan elektron bergantung pada jenis
unsur berikatan. Menerima pemasangan elektron donor yang masih tetap dipakai atom donor.
Menyerap elektron unsur logam yang mempunyai definitas elektron dari elektron yang
memiliki keelektronegatifan yang relatif besar cenderung menerima atau menyerap elektron.
Jumlah unsur diserap adalah 8 – x dengan x adalah nomor golongan membentuk ion bermuatan
–x ( Brady James E., 1994).

Baik sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat mengahantar listrik,
kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat magnet, titik didih yang tinggi dapat
dijelaskan melalui berbagai teori mengenai ikatan kimia. Ikatan kimia adalah ikatan yang
terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-partikel yang berikatan. Fakta bahwa unsur gas
mulia yang pada kulit terluar atomnya terdapat 8 elektron, sukar bereaksi dengan unsur lain
merupakan alasan bagi G. N. Lewis, Langmuir dan Kossel untuk mengemukakan gagasan
mengenai ikatan kimia. Menurut mereka bila suatu atom berikatan dengan atom-atom lain dan
membentuk senyawa, maka atom-atom tersebut mengalami perubahan sedemikian rupa,
sehingga mempunyai konfigurasi elektron yang menyerupai konfigurasi elektron atom unsur
gas mulia (Nuraini, 1994).

Orang pertama yang mencoba menjelaskan ikatan pada senyawa seperti HCl, SO2, NH3,
PCl3, PCl5, CCl4, CO2 adalah G. N. Lewis. Pada tahun 1916 G. N. Lewis mengajukan teori yag
menyatakan bahwa atom-atom membentuk ikatan kovalen dengan cara membentuk pasangan
elektron hasil sumbangan kedua atom yang berikatan. Terbentuknya ikatan kovalen tersebut,
karena kecenderungan atom-atom untuk memiliki konfigurasi elektron atom gas mulia, yaitu 8
elektron pada kulit terluar (2 elektron pada atom Helium). Karena itu teori Lewis mengenai
ikatan kovalen disebut teori oktet. Menurut teori ini, untuk membentuk satu ikatan kovalen
tunggal, setiap atom menyumbangkan 1 elektron kulit terluarnya. Bila antara kedua atom
terbentuk ikatan kovalen ganda (rangkap) maka setiap atom akan menyumbangkan elektron
sesuai dengan derajat penggandaannya (Nuraini, 1994).

Untuk menggambarkan pembentukan ikatan antara atom-atom, yang paling mudah


adalah menggunakan satu sistem yang dikenal dengan notasi titik elektron. Dengan notasi ini,
lambing unsur digunakan untuk menyatakan inti atom unsur tersebut dan semua elektron selain
yang berada di kulit terluar. Elektron terluar dinyatakan dengan titik-titik, missal notasi titik
untuk atom H, F, N dan Ar. Dengan menggunakan notasi titik-titik elektron, pembentukan
natrium florida, kalsium florida dapat digambarkan sebagai berikut: satu atom natrium dan satu
atom flourin bereaksi dengan rasio 1:1 sebab natrium memiliki satu elektron yang dilepas dari
kulit terluarnya dan flourin memerlukan satu elektron lagi untuk melengkapi kulit terluarnya.
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antar molekul, dimana atom H langsung terikat
dengan atom yang memiliki keelektronegatifan besar (F, O dan N). Ikatan hidrogen
menyebabkan titik didih senyawa lebih besar. Salah satu zat yang membentuk ikatan hidrogen
adalah air (Macmillan, 1895).

Ikatan lemah yang aneh yang menghubungkan atom hidrogen pada satu molekul
dengan atom elektronegatif pada molekul lain, yaitu ikatan hidrogen memiliki sifat seperti dan
tidak seperti ikatan ion, kovalen, atau van der Waals. Energi yang dikaitkan dengan ikatan
hidrogen sama dengan ikatan van der Waals yang kuat (0,4 sampai 40 kJ/mol);tetapi,
berlawanan dengan ikatan van der Waals yang tidak terarah, ikatan hidrogen membentuk arah
tertentu. Ikatan hidrogen terjadi di antara molekul kovalen polar, tetapi ikatan itu sendiri
(bergantung pada modelnya) bersifat elektrostatik. Ikatan ini dapat saja terjadi secara
antarmolekul atau intramolekul. (Audrey, 1991).

Sifat dasar secara terperinci dari ikatan-ikatan kimia merupakan masalah yang rumit.
Untuk tujuan praktis, para kimiawan harus menggunakan pemerian ikatan yang walaupun
disederhanakan tetapi berguna. Salah satu pemerian yang paling sederhana tetapi memang
benar dan diterapkan secara luas, adalah gagasan dan yang terlibat dalam pemerian tersebut,
yaitu bahwa ikatan kimia dapat terjadi bila orbital-orbital luar pad atom-atom yang berlainan
tumpang-tindih sedemikian, sehingga memkatkan rapatan elektron antara teras-teras atom.
Sebagai panduan dasar yang kualitatif untuk menilai ada tidaknya ikatan, criteria mengenai
tumpang-tindih orbital-orbital atom netto yang positif manfaat yang tidak sejalan. Akibatnya,
pertama-tama akan ditinjau pengujian tentang tumpang-tindih tersebut. Bila dua atom saling
menghampiri cukup dekat sampai satu orbital dari seriap atom memiliki amplitude yang besar
dalam daerah ruang yang dipunyai bersama, dikatakan bahwa orbital-orbital tumpang tindih.
Besarnya amplitude bisa positif, negatif atau nol, bergantung kepada sifat-sifat orbital-orbital
yang terlibat. Tumpang tindih bertanda positif bila pertindihan kedua orbital mempunyai tanda
sama, keduanya + atau -. Tumpang tindih bertanda negatif bila daerah pertindihan kedua orbital
mempunyai tanda berlawanan. Tumpang tindih yang tepat nol terjadi bila terdapat daerah
pertindihan yang tepat sama dengan tanda berlawanan (Cotton, 1989).
Unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi yang stabil yakni elektron valensinya
delapan (kecuali He ada 2). Unsur-unsur lain mencapai konfigurasi oktet gas mulia terdekat
dengan cara membentuk ikatan kimia. Pembentukan ikatan kimia terjadi berdasarkan serah
terima atau pemasangan elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Perlu ditekankan
bahwa aturan oktet tidak menjelaskan konfigurasi elektron dari semua senyawa. Keberadaan
senyawa dari gas mulia merupakan bukti bahwa aturan oktet tidak berlaku dalam semua kasus,
contoh senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet adalah BF3, PF5, dan SF6. Tetapi aturan
oktet memang meringkas, secara sistematik dan menjelaskan ikatan dalam banyak sekali
senyawa yang perlu kita pelajari dan pahami (David, 2005).

Air, amonia, karbon monoksida, dan karbon dioksida, semua zat yang familiar ini
adalah senyawa kimia yang agak sederhana. Begitu pula dengan sukrosa (gula tebu), asam
asetilsalisilat (aspirin), dan asam askorbat (vitamin C) yang sedikit kurang dikenal juga
merupakan senyawa. Fitur umum dari semua senyawa adalah tersusun dari dua atau lebih
banyak elemen. Berbagai macam senyawa dapat dibagi menjadi beberapa luas kategori dengan
menerapkan ide dari tabel periodik unsur. Senyawa diwakili oleh rumus kimia, yang
selanjutnya diturunkan dari simbol elemen penyususnnya (Petrucci, 2017).

Unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang stabil, yakni elektron
velensinya delapan, kecuali helium yang mempunyai dua elektron valensi. Unsur-unsur lain
mencapai konfigurasi oktet gas mulia terdekat dengan cara membentuk ikatan kimia ikatan
kimia. Pembentukan ikatan kimia terjadi berdasarkan serah terima atau pemasangan elektron
bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Perlu ditekankan bahwa aturan oktet tidak
menjelaskan konfigurasi elektron dari semua senyawa. Keberadaan senyawa dari gas mulia
merupakan bukti bahwa aturan oktet tidak berlaku dalam semua kasus. Secara sistematik,
aturan oktet memang meringkas dan menjelaskan ikatan pada senyawa yang masih perlu kita
pelajari dan pahami (Goldberg, 2005).

Rumus molekul menunjukkan jumlah pasti atom dari setiap elemen dalam unit terkecil
suatu zat. Molekul terlalu kecil untuk kita amati secara langsung. Alat yang dapat dengan
efektif memvisualisasikan molekul yaitu menggunakan model molekuler. Dua tipe standar
model molekuler yang saat ini digunakan adalah : model bola-dan-tongkat dang model ruang
angkasa. Model bola-dan-tongkat menunjukkan susunan tiga dimensi atom dengan jelas, dan
model ini cukup mudah dibuat. Rumus empiris menyatakan unsur mana yang ada dan rasio
bilangan bulat paling sederhana dari atomnya, tetapi belum tentu merupakan jumlah atom
sebenarnya dalam molekul tertentu. Rumus senyawa ionik biasanya sama dengan rumus
empirisnya, karena senyawa ionik tidak terdiri dari satuan molekul diskrit (Chang, 2010).

Ikatan dengan sepasang elektron disebut dengan ikatan tunggal, sedangkan ikatan yang
menggunakan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap. Ikatan dengan tiga pasang elektron
disebut dengan ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap misalnya dapat dijumpai dalam molekul
oksigen (O₂), sedangkan ikatan rangkap tiga misalnya dapat dilihat untuk molekul nitrogen
(N₂) dan etuna (C₂H₂). Memperkirakan struktur molekul menggunakan teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repulsion). Struktur molekul adalah teori pengaturan atom-atom molekul
dalam ruang tiga dimensi. Mempelajari struktur molekul dalam ilmu kimia memegang peranan
yang sangat penting (James, 1999)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.AlAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah molimod dan tongkat. Percobaan ini
tidak menggunakan bahan kimia apapun.

3.3. CARA KERJA

Molimod

disusun satu tongkat untuk menghubungkan dua bola yang


menggambar satu ikatan tunggal.
disusun dua tongkat untuk meghubungkan dua bola yang menggambarkan
ikatan ganda tiga.
disusun model untuk menggambarkan dua senyawa.
dipenuhi semua lubang yang terdapat pada setiap bola dengan 1 tongkat
(kecuali Nitrogen).
disesuaikan warna bola dengan warna molekul yang digunakan.
disusun model molekul untuk setiap senyawa yang telah ditentukan.
digambarkan model tiga dimensinya pada lembar laporan.
digambarkan rumus struktur dari setiap senyawa.
dituliskan rumus titik elektron sesuai dengan rumus strukturnya.
diperiksa kembali setiap rumus titik elektron dengan jalan menjumlahkan
elektron valensinya.

Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1.1. Data Hasil Pengamatan

Senyawa Rumus Titik Elektron Rumus Struktur Model Tiga Dimensi


(Geometri Molekul)
HCL

CCL4

HOCL

C2H6
HCOOH

N2

CO2

BI3

H2SO4
HNO3

4.2. PEMBAHASAN
Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat,
dan prubahan materi. Kimia merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari mengenai struktur dan sifat materi, dan energi yang turut serta dalam perubahan
suatu zat atau materi. Ilmu ini akan erat dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan sifat
suatu unsur dan atom yang berikatan pada suatu atom lainnya. Luasnya bahasan yang termasuk
dalam lingkup kimia, maka para ahli menyebut ilmu kimia sebagai “central science” atau pusat
dari ilmu pengetahuan. Tujuan pembentukkan kimia agar terjadi pencapaian kestabilan pada
suatu unsur.

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia
dilakukan dengan beberapa cara. Cara tersebut yaitu atom yang satu melepaskan elektron,
sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron), penggunaan bersama
pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan. Elektron yang
berperan pada pembentukkan ikatan kimia adalah elektron valensi. Elektron valensi ini berasal
dari suatu atom/unsur yang terlibat didalamnya .Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan
kimia adalah satu golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas
mulia).

Jenis-jenis ikatan kimia terbagi menjadi 4, yaitu ikatan ion, ikatan hidrogen, ikatan
kovalen, dan ikatan logam. Ikatan ion terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga
membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
Pada percobaan ini terdapat senyawa NaCl yang merupakan senyawa berikatan ionik. Senyawa
NaCl termasuk ionik karena ikatan terjadi antara unsur Na dengan unsur Cl. Na merupakan
unsur golongan IA yang bersifat logam, sedangkan Cl merupakan unsur golongan VIIA yang
bersifat non logam. Ikatan yang terbentuk antara unsur logam dan non logam membentuk
ikatan ionik, senyawanya adalah senyawa ionik.

Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama
pasangan elektron oleh atom-atom yang saling berikatan antara satu sama lainnya. Ikatan
hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom hidrogen yang terikat
dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari atom sangat
elektronegatif lainnya. Ikatan logam merupakan ikatan kimia yang terbentuk karena adanya
gaya tarik menarik yang kuat antar ion positif dari logam terhadap elektron-elektron valensinya
yang bergerak bebas. Itulah beberapa contoh ikatan dalam kimia yang biasanya digunakan pada
berbagai aplikasi industri dan laboratorium.

Berdasarkan pembentukannya, ikatan kovalen terbagi menjadi tiga, yaitu: Ikatan


kovalen tunggal, Ikatan rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga. Ikatan kovalen tunggal
merupakan ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI (Pasangan elektron ikatan), contoh
pada percobaan ini yaitu senyawa HCl, C2H6, dan CH4. Ikatan kovalen rangkap dua merupakan
ikatan yang memiliki 2 PEI (pasangan elektron ikatan) contoh pada percobaan ini yaitu O2,
CO2, C2H4. Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan yang memiliki 3 pasang PEI
(pasangan elektron ikatan) contoh pada percobaan ini yaitu senyawa N2 dan C2H2. Ikatan
kovalen terjadi antara nonlogam yang satu dengan nonlogam lainnya untuk mencapai
kestabilan kaidah duplet atau oktet. Dalam menggambarkan ikatan kovalen ini kita dapat
menggunakan rumus lewis yaitu berupa sepasang titik o dan x yang menggambarkan pasangan
elektron ikatan (PEI), sedangkan pada pasangan elektron bebas (PEB) digambarkan sebagai
dua titik oo.
Berdasarkan polarisasi, Ikatan kovalen terbagi menjadi dua, yaitu: Ikatan kovalen polar
dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen
ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara
atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul
asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda
disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua atom yang sama
tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda. Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen
yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar
terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau
mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan
negative electron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi
momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang
sama.

Ikatan kovalen koordinasi adalah suatu ikatan kovalen yang terjadi dimana elektron
dalam pasangan elektron yang digunakan berasal dari salah satu atom yang berikatan. Terdapat
perbedaan antara ikatan tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Ikatan tunggal terbentuk
dengan berbagai pasang elektron valensi antara dua atom yang berdekatan, seperti alkana,
metana, etana, dan propana. Ikatan rangkap dua dibentuk dengan dua pasang elektron valensi
yang terletak di orbit terluar atom, contohnya alkena, propena, senyawa karbonil (C=O),
senyawa imina (C=N) dan sulfoksida (S=O). ikatan rangkap tiga berbagi tiga pasang elektron
valensi (enam elektron valensi). Beberapa contoh ikatan rangkap tiga yaitu gas nitrogen (N≡N),
ion sianida (C≡N), asetilena (CH≡CH), dan karbon monoksida (C≡O).

Elektron valensi adalah elektron dalam atom yang berperan dalam pembentukan ikatan
kimia. Pada unsur-unsur golongan utama (IA, IIA, IIIA, hingga VIIIA), elektron valensi adalah
elektron yang berada pada kulit elektron terluar. Oleh karena itu, kulit elektron terluar sering
disebut sebagai kulit valensi. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua elektron valensi
hanya berada pada kulit terluar. Elektron valensi unsur-unsur golongan transisi dapat berada
pada kulit elektron yang lebih dalam dari kulit terluar.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. Ikatan tunggal mempunyai panjang ikatan yang lebih panjang dibandingkan ikatan
rangkap dua dan ikatan rangkap tiga.

2. Ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersamaan oleh dua
atom yang saling berikatan dan terjadi antara unsur logam dengan unsur logam.
3. Semakin pendek panjang suatu ikatan kimia pada suatu senyawa, maka semakin kuat
ikatan kimianya.
4. Senyawa kimia memiliki struktur dan terdapat elektron valensi serta konfigurasi.
5. Adanya pasangan elektron bebas disekitar atom pusat akan mempengaruhi bentuk
molekul.

5.2. SARAN
Terimakasih kepada kakak asisten yang telah menbantu praktikan dalam memahami
dengan lebih mudah dan sabar dalam mengajar juga mau mengulanginya jika ada praktikan
yang belum paham, sedikit saran semua yang kakak lakukan sudah bagus, mohon ditingkatkna
lagi pemahamannya dan cara mengajarnya yang sekarang sudah cukup baik, tetapi alangkah
lebih baik lagi kalau ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia dan Tupamahu, M. S. 2001. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem
Periodik. P.T. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Cotton, Albert dan Wilkinson, Geoffery. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Terjemahan dari Basic
Inoeganic Chemistry oleh Sahati Suharto. Universitas Indonesia, Jakarta.
Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Maria, Kuswati. 1999. Kimia Dasar. Erlangga, Jakarta.
Brady, James E. 1994. Kimia Untuk Universitas. Terjemahan dari General Chemistri, Study
Guide : Principles and Structure oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Erlangga, Jakarta.
Achmad, Hiskia. 2001. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem Periodik. PT.Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry, Tenth Edition. MA : McGraw-Hill Higher Education,
Boston.
Goldberg, David E. 2005. Kimia untuk Pemula. Terjemahan dari Schaum’s Outline of Theory
and Problem of Beginning Chemistry oleh Suminar Setiati. Erlangga, Jakarta.
James, Brady. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Terjemahan Chemistry for
University, Principles and Elements oleh Aloysius H. Pudjaatmaka dan S. Achmadi. Erlangga,
Jakarta.
Keenan, Charles W. dan Jesse H. Wood. 1966. General College Chemistry, Third Edition.
Harper & Row Inc., New York.
Keenan, Charles W., dkk. 1980. Kimia untuk Universitas, Edisi Keenam. Terjemahan General
College Chemistry, Sixth Edition oleh Aloysius H. Pudjaatmaka. Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 2017. General Chemistry : Principles and Modern Application, Eleventh
Edition. Pearson, Toronto.
Albert, Cotton F. dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Terjemahan dari Basic
Inorganic Chemistry, oleh Sahati Suharto, UI-Press , Jakarta.
Companion, Audrey L. 1991. Ikatan Kimia. ITB Press, Bandung.
Goldberg, David E. 2005. Kimia Untuk Pemula. Terjemahan dari Schaum’s Outlines of Theory
and Problems of Beginning Chemistry, oleh Suminar Setiati, Erlangga, Jakarta.
Macmillan, Collier. 1985. Kimia Dasar edisi ke empat. Terjemahan dari Principles and Modern
Application Fourth edition, oleh Suminar Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Syarifuddin, Nuraini. 1994. Ikatan Kimia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Senyawa Rumus Titik Elektron Rumus Struktur Model Tiga Dimensi
(Geometri Molekul)
HCL

CCL4

HOCL

C2H6

HCOOH
N2

CO2

BI3

H2SO4

HNO3

Anda mungkin juga menyukai