Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO

TENTANG
BAB 6: MANAJEMEN RESIKO BISNIS

BAB 7: MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS

Dosen Pembimbing:
Afniyeni, SE. MM

DISUSUN OLEH :
“ MUHAMMAD ADI PURWANTO ”
“ RAHMI HAYANI KASPUL ”

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN 4A

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN


(UMMY)
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas kekuatan, petunjuk, serta limpahan
karunia yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
mengenai Bab 6: Manajemen Risiko Bisnis dan Bab 7: Manajemen Risiko Strategis.
Adapun penyusunan makalah ini ialah sebagai tugas yang diberikan oleh dosen kami
yaitu Ibu Afniyeni SE. MM yang nantinya akan kami presentasikan sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sebagaimana kita sebagai hamba Allah SWT yang tak akan pernah mampu berlaku
sempurna serta tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Penulis mengharap saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini dimasa
yang akan datang.

Solok, 27 April 2021

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN (BAB 3)
A. Pengertian Resiko Bisnis 3
B. Sektor Usaha dan Resiko Bisnis 3
C. Penerapan Manajemen Resiko Bisnis 5
PEMBAHASAN (BAB 4)
D. Pengertian Resiko Strategis 11
E. Sumber Resiko Strategis 11
F. Tujuan Manajemen Resiko Strategis 13
G. Penerapan Manajemen Resiko Strategis 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 21
B. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bisnis pasti mengandung risiko. Tidak ada bisnis di dunia ini tanpa risiko.
Risiko bisa terjadi setiap detik dalam usaha dan bisa terjadi di mana pun. Baik itu
usaha yang dibuka usaha di bidang keuangan ataupun usaha selain di bidang
keuangan , pasti memiliki resiko bisnis. Semua yang membuka usaha harusnya sadar
bahwa setiap keputusan yang diambilnya pasti mengandung resiko. Oleh Karena itu,
seorang pelaku usaha harusnya bias mengelola resiko bisnis.
Dalam pengelolaan perusahaan, tentu saja kita tidak akan pernah bisa lepas dari
resiko strategis dan resiko bisnis. Resiko strategis sebenarnya mirip deng resiko
bisnis, namun keduanya berbeda dalam hal durasi dan pentingnya keputusan
tersebut. Resiko strtegis secara lazim terkait dengan bisnis yang akan diakuisisi, dan
atau bisnis yang akan ditutp atau dijual. Untuk mencapai tujuan atas strategi yang
telah direncanakan, dibutuhkan strategi bsinis yang tepat, sumber daya untuk
pencapaian strategi, saluran komunikasi, distribusi, kapasitas, serta kemampuan
manajerial yang terpadu. Resiko strategis ini sering diabaikan dalam praktik karena
pengukuran resiko ini belum memiliki metodologi pengukuran yang baku. Meskipun
demikian, seluruh perusahaan tidak dapat mengabiakn resiko ini. Jika tidak dikelola
dengan baik, maka resiko ini dapat mendatangkan kebangkrutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian resiko bisnis?
2. Bagaimana identifikasi sektor usaha dan resiko bisnis?

1
3. Bagaimana cara penerapan manajemen resiko bisnis?
4. Apa pengertian resiko strategis?
5. Apa saja yang menjadi sumber resiko strategis?
6. Apa tujuan dari manajemen resiko strategis?
7. Bagaimana cara penerapan manajemen resiko strategis?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian resiko bisnis
2. Agar mengetahui identifikasi sektor usaha dan resiko bissnis
3. Agar mengetahui cara penerapan manajemen resiko bisnis
4. Agar mengetahui pengertian resiko strategis
5. Agar mengetahui sumber resiko strategis
6. Agar mengetahui tujuan dari manajemen resiko strategis
7. Agar mengetahui cara penerapan manajemen resiko strategis

2
BAB II
PEMBAHASAN (BAB 6)

A. Pengertian Resiko Bisnis


Menurut Badan Sertifikasi Manajamen Resiko (2007), resiko bisnis adalah resiko
yang terkait dengan posisi kompetitf perusahaan dan prospek perusahaan untuk
berkembang dalam pasar yang senantiaa berubah.
Menurut Djohanputra (2008) resiko binis adalah potensi penyimpangan hasil
korporasi (nilai perusahaan dan kekayaan pemegangsaham) dan hasil keuangan
karena perusahaaan memasuki suatu bisnis tertentu dengan lingkungan industry yang
khas dan menggunakan teknologi tertentu.
Resiko bisnis merupakan salah satu jenis resiko yang tidak dapat ditransfer ke
pihak lain. Sekali perusahaan terjun ke bisnis tertentu, maka saat itu juga perusahaan
akan langsung menanggung resiko bsinis. Hal yang terpenting adalah bagaimana
memastikan bahwa selera manajemen terhadap resiko setiap memnuhi prinsip
semakin tinggi eskpeatsi hasil.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa resiko bisnis adalah resiko yang
terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk
berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Resiko bisnis saat ini telah
menjadi perhatian utama direksi dan kmoisaris perushaan. Resiko bisnis meliputi
prosepek jangka pendek dan jangka panjang tehadap produk dan jasa yang ada.

B. Sektor Usaha dan Resiko Bisnis


Semua usaha memiliki kekhasan resiko bisnisnya masing-masing. Oleh karena
itu, setiap pelaku usaha harus memiliki penegetahuan dan pandai mencari solusi dari
resiko bisnisnya. Kunci kesuksesan menghadapi resiko itu adalah adanya
pengendalian dan sikap kehati-hatian dalam berusaha.
Ketika sebuah usaha baru dimulai, pengusaha disarankan untuk memiliki referensi
dan pengalaman sebanyak mungkin. Referensi bisa didapat dari rencana bisnis
perusahaan. Dengan demikian, kegagalan dalam berbisnis dapat diminimalkan.
Aspek anggaran, predikdi penjualan dan keuntungan, prediksi masa penurunan
penjualan, penciptan produk baru, biaya gaji karyawan, dan keputusan

3
investasimerupakan hal-hal yang perlu dirumuskan secara matang sebelu usaha
dimulai. Sedangkan factor pengalaman akan didapat dalam jangka panjang, yang
penting semua pelaku usahanya.
Berikut disampaikan beberapa resiko bisnis pada beberapa sector usaha
nonkeunagan:

4
5
C. Penerapan Manajemen Resiko Bisnis
Penerapan manajemen resiko bisnis bagi perusahaan yang ideal minimal terdiri
atas bebrapa cakupan:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a) Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris
Direksi dan Komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab
menyusun dan meneyetujui rencana bisnis dan mengomunikasikan
kepada pejabat dan atau pegawai perusahaan pada setiap jenjang
organisasi.

6
Direksi bertanggung bjawab dalam penerpana manajemen resiko
bisnis, termasuk menjamin bahwa sasaran bisnis yang ditetapkan telah
sejalan dengan misi dan visi perusahaan. Direksi juga berwenang
memberikan persetujuan terhadap rencana bisnis serta melakukan
tinjauan berkala. Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang
memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang mendukung
perumusan dan pemanatauan pelaksanaan rencana bisnis.
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen
resiko bisnis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada
seluruh level operasional terkait di bawahnya. Dalam hal direksi
mendelegasikan sebagian dari tanggung jawabnya kepada pejabat
eksekutif dan manajemen dibawahnya, pendelegasian tersebut tidak
menghilangkan kewajiban direksi sebagai pihak utama yang harus
bertanggung jawab.

b) Sumber Daya Manusia


Perusahaan harus menetapkan sanksi secara konsisten kepada
pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan
pelanggaran terhadap ketentuan ekstern dan intern serta kode etik
internal perusahaan.

c) Organisasi Manajemen Resiko Bisnis


Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertangung jawab
memebantu direksi menyusun perencanaan dan implementasi rencana
bisnsi. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
memastikan bahwa praktik manajemen resiko bisnis dan pengendalian
di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka manajemen resiko
secara keseluruhan dan unit bisnis telah konsisten dengan kerangka
manajemen resiko secara keseluruhan dan unit bisnis dan unit
pendukung telah memiliki kebijakan, prosedur, dan sumber daya
untuk mendukung efektivitas kerangka manajemen resiko bisnis.

7
2. Kebijakan, Prosedur, dan Penatapan Limit
a) Strategi Manajemen Resiko
Dalam penyusunan rencana bisnis, perusahaan wajib mamahami
kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri dimana perusahaan
beroperasi, termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan
terhadap bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kanor perusahaan.

b) Kebijakan dan Prosedur


Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
menyusun dan menyetujui rencana bisnis. Kecukupan prosedur untuk
dapat mengidentifikasi dan merespons perubahan lingkungan bisnis
juga diperlukan. Selain itu, perusahaan harus memiliki prosedur untuk
mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan
kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.

c) Limit
Limit resiko bisnis secara umum antara lain terkait dengan batasan
penyimpangan dari rencana bisnis yang telah ditetapkan, seperti limit
deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian.

3. Proses Identififkasi, Pengukuran, Pemantuan, dan Pengendalian Resiko,


Serta Sitem Informasi untuk Resiko Bisnis
a) Identifikasi Resiko Bisnis
Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengelompokkan deviasi
atau penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak
efektifnya pelaksanaan rencana bisnis yang telah ditetapkan, terutama
yang berdampak signifikan terhadap permodalan perusahaan.

8
b) Pengukuran Resiko Bisnis
Dalam upaya menhukur sejauh mana resiko bisnis, rasio yang seing
dipakai adalah degree of operating leverage (DOL). Rasio ini adalah
perubahan hasil laba operasi dengan perubahan penjualan

Jika suatu perusahaan memiliki DOL tinggi tapi termasuk dalam


industry yang penjualannya sangat terpengaruh oleh penjualan
aktivitas perekonomian secara umum, seperti industry barang tahan
lama (mesin dan mobil), perusahaan itu akan mengalami EBIT
(earning before interests and taxes) karena fluktuasi penualan. Namun
demikian, meskipun EBIT-nya meningkat, resiko arus pendapatan
juga bertambah tinggi.
Adanya DOL yang tinggi berarti biaya variabelnya rendah. Hal ini
memungkinakan untuk diterapkannya kebijaksanaan harga yang
agresif untuk meningkatkan keuntungan. Jika pesaing tidak dapat
mengimbangi penurunan harga karena biaya mereka tinggi, hal ini
akan menguntungkan bagi perusahaan.

9
Terdapat dua factor yang mempengaruhi tinggi rendah DOL, yaitu
tingkat kompetensi dalam indutri dan struktur biaya. Menurut
Djohanputra (2008), semakin ketat persaingan, semakin kecil margin
yang akan didapat perushaan. Akan terjadi perang diskon, sebagimana
pernah terjadi di bisnis telekomunikasi dan hamper semua bisnis ritel
di Indonesia saat ini. Pola persaingan diskon ini aklan memperkecil
DOL perusahaan.
Factor kunci yang menyebabkan ini bias terjadi adalah struktur
biaya yang kompetitif, terutama biaya tetap. Struktur biaya terdiri atas
biaya tetap dan biaya variable. Semakin tinggi komposisi biaya tetap
dibanding total biaya, maka semakin besar DOL perusahaan.
Manakala perusahaan memiliki biaya variable yang besar, biaya akan
membesar ketika penjualan juga meningkat. Begitu juga sebaliknyam
ketika penjualan menurun maka DOL akan menurun.
\
c) Pemantauan Resiko Bisnis
Perusahaan wajib memantau dan mengendalikan pengembangan
implemetasi rencana bisnis secara berkala. Pemantauan dilakukan
antara lain dengan memerhatikan pengalaman kerugian di masa lalu
yang disebabkan oleh resiko bisnis atau penyimpangan pelaksanaan
rencana bisnis.
Isu-isu yang timbul akibat perubahan operasional dan lingkungan
bisnis yang memiliki dampak negative terhadap kondisi bisnis atau
kondisi keuangan perusahaan wajib dilaporkan kepada dewan direksi

10
secara tepat waktu disertai analisis dampak terhadap resiko bisnis dan
tindakan perbaikan yang diperlukan.

d) Pengendalian Resiko Bisnis


Perusahaan harus memiliki system dan pengendalian untuk
memantau kinerja, termasuk kinerja keuangan, dengan cara
membandingkan ‘hasil aktual’ dengan ‘hasil yang diharapkan’ untuk
memastikan bahwa resiko yang diambil ,asih dalam batas toleransi
dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada dean direksi. System
pengendalian resiko tersebut harus disetujui dan ditinjau secara
berkala oleh dewan direksi untuk memastikan kesesuaiannya secar
berkelanjutan

e) Sistem Informasi Manajemen Resiko Bisnis


Perusahaan harus memastikan bahwa sistem informasi manajemen
yang dimiliki telah memadai dalam rangka mendukung proses
perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dan ditinjau secar
berkala. Satuan kerja/fungsi yang melaksanakan manajemen resiko
bisnis bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh resiko material
yang timbul dari perubahan lingkungan bisnis dan implementasi
rencana bisnis dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu.

4. Sistem Pengendalian Intern


Penilaian proses penerapan manajemen resiko bisnis yang efektif harus
dilngkapi dengan sistem pengedalian intern yang andal. Penerapan sistem
pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus perusahaan
menjaga asset, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial
yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi
resiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelnggaran aspek kehati-
hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern perusahaan yang andal

11
dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasioanal
dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit intern.

PEMBAHASAN (BAB 7)

D. Pengertian Resiko Strategis


Resiko strategis adalah resiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengatisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Resiko strategis bisa timbul antara lain karena
kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam
perumusan strategi, system informasi manajemen yang kurang memadai, hasil
analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan
strategis yang terlalu agresif, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan
kegagalan dalam mengatisispasi perubahan lingkungan.

E. Sumber Resiko Strategis


Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya resiko strategis, yaitu:

1. Kesesuaian Strategi dengan Kondisi Lingkungan Bisnis


Penetapan tujuan strategi pada hakikatnya perlu mempertimbangkan
factor internal dan eksternal bisnis perusahaan. Factor internal yang
mmengaruhi aktifitas perusahaan, antara lain:
⮚ Visi, misi, dan arah bisnis yang ingin dicapai perusahan
⮚ Kultur organisasi terutama apabila penetapan tujuan
strategi mensyaratkan perubahan struktur organisasi dan
penyesuaian prsoes bisnis

12
⮚ Factor kemampuan organisasi yang mencakup sumber
daya manusia, infranstruktur, dan system informasi
manajemen
⮚ Tingkat toleransi resiko, yaitu tingkat kemampuan
keuangan perusahaan menyerap resiko

Sedangkan, factor eksternal yang mempengaruhi aktifitas


perushaaan, antara lain:
⮚ Kondisi makroekonomi
⮚ Perkembangan teknologi
⮚ Tingkat persaingan usaha
Pengukuran resiko strategis dapat dilakukan dengan mengukur
apakah penetapan sasaran strategis oleh dewan direksi didukung dengan
kondisi internal maupun ekternal dari lingkungan bisnis perusahaan.

2. Pengambilan Strategi Resiko


Tingkat resiko timbul dari pilihan strategi perusahaan. Strategi
beresiko rendah adalah strategi dimana perusahaan melakukan kegiatan
usaha pada pangsa pasar dan nasabah yang telah dikenal sebelumnya
atau menyediakan produk yang bersifat tradisional sehingga tingkat
pertumbuhan usaha cenderung stabil dan dapat diprediksi. Strategi
beresiko tinggi adalah strategi dimana perusahaan berencana masuk ke
dalam area bisnis baru, baik pangsa pasar, produk atau jasa, maupun
nasabah baru.

3. Posisi Bisnis Perusahaan


Posisi bisnis perusahaan dapat dilihat dari beberapa sisi. Beberapa
diantaranya adalah pasar dimana perusahaan melaksanakan kegiatan
usaha, competitor dan keunggulan kompetitifnya, efisisensi dalam
melaksanakan kegiatan usaha, disverifikasi kegiatan usaha, dan cakupan
wilayah operasional, serta kondisi makroekonomi dan dampakanya pada
kondisi perusahaan.
Dengan demikisn, keberhasilan perusahaaan dalam mengantispasi
resiko strategi akan terlihat dari seberapa besar tingkat
keberhasilan/kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan yang dapat

13
dinilai berdasarkan posisi perusahaan di pasar dan keunggulan kompetitif
yang dimiliki, baik terhadap pergroup maupun industry secara
keseluruhan.

4. Pencapaian Rencana Bisnis


Pencapaian rencana bisnis akan memperlihatkan keberhasilan atau
kegagalan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu senantiasa
dimonitor realisasi rencana bisnis perusahaan. Tujuan penilaian ini
adlaah untuk mengukur seberapa besar deviasi realisasi rencana bisnis
dibandingkan dengan perencanaaan strategis perushaaan.

F. Tujuan Manajemen Resiko Strategis


Tujuan utama manajemen resiko strategis untuk meamastikan bahwa proses
manajemen dapat meminimalkan kemungkinan dampak negative dari ketidaktepatan
pengambilan keputusan strategis dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

G. Penerapan Manajemen Resiko Strategis


Penerapan manajemen resiko strategis bagi perusahaan yang ideal minimal terdiri
atas bebrapa cakupan:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a) Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris
Direksi dan Komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab
menyusun dan meneyetujui rencana startegis dan rencana bisnis dan
mengomunikasikan kepada pejabat dan atau pegawai perusahaan pada
setiap jenjang organisasi.

14
Direksi bertanggung bjawab dalam penerapan manajemen resiko
untuk resiko strategis, termasuk menjamin bahwa sasaran bisnis yang
ditetapkan telah sejalan dengan misi dan visi perusahaan,kultur, arah
bisnis, dan toleransi resiko perusahaan. Direksi juga berwenang
memberikan persetujuan terhadap rencana bisnis serta melakukan
tinjauan berkala. Direksi harus memastikan bahwa struktur, kultur,
infranstruktur, kondisis keuangan, tenaga, dan kompetensi manajerial,
termasuk pejabat eksekutif, serta system dan pengendalian yang ada di
perusahaan telah sesuai dan memadai untuk mendukung implementasi
strategi yang ditetapkan. Direksi harus memantau kondisi internal
(kelemahan dan kekuatan) dan perkembangan factor/kondisi eksternal
yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi strategi usaha
yang telah ditetapkan.
Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan
pemanatauan pelaksanaan rencana strategi, termasuk rencana strategis
dan rencana bisnis.
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen
resiko strategis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada
seluruh level operasional terkait di bawahnya. Dalam hal direksi
mendelegasikan sebagian dari tanggung jawabnya kepada pejabat
eksekutif dan manajemen dibawahnya, pendelegasian tersebut tidak
menghilangkan kewajiban direksi sebagai pihak utama yang harus
bertanggung jawab.

b) Sumber Daya Manusia


Perusahaan harus menetapkan sanksi secara konsisten kepada
pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan
pelanggaran terhadap ketentuan ekstern dan intern serta kode etik
internal perusahaan.

c) Organisasi Manajemen Resiko Bisnis

15
Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertangung jawab
memebantu direksi menyusun perencanaan dan implementasi rencana
bisnsi. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
memastikan bahwa praktik manajemen resiko bisnis dan pengendalian
di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka manajemen resiko
secara keseluruhan dan unit bisnis telah konsisten dengan kerangka
manajemen resiko startegis secara keseluruhan dan unit bisnis dan unit
pendukung telah memiliki kebijakan, prosedur, dan sumber daya
untuk mendukung efektivitas kerangka manajemen resiko strategis.
Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam
rangka implementasi strategi yang telah ditetapkan. Satuan kerja
perencanaan strategis bertanggung jawab membantu direksi dalam
mengelola resiko strategis dan memfasilitasi manajemen perubahan
dalam rangka pengembangan perusahaan secara berkelanjutan.
Satuan kerja manajemen resiko bertanggung jawab dalam proses
manajemen resiko strategis, khususnya pada aspek-apek berikut:
⮚ Berkoordinasi dengan seluruh unit bisnis dalam proses
penyusunan rencana strategis
⮚ Memantau dan mengevaluasi perkembangan implemenatsi
rencana strategis serta memberikan masukan mengenai
peluang dan pilihan yang tersedia untuk pengembangan dan
perbaikan strategi secara berkelanjutan.
⮚ Memastikan bahwa seluruh isu strategis dan pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan strategis telah ditindaklanjuti
secara tepat waktu.

2. Kebijakan, Prosedur, dan Penatapan Limit


a) Strategi Manajemen Resiko
Dalam penyusunan strategi, perusahaan wajib mengevaluasi posisi
kompetitif perusahaan di industry. Dalam hal ini, perusahaan perlu
untuk:

16
⮚ Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan
industry dimana perusahaan beroperasi termasuk bagaimana
dampak perubahan lingkungan terhadap bisnis, produk
teknologi, dan jaringan kantor perusahaan
⮚ Mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait
posisi daya saing, posisi bisnis perusahaan dan industry,
dan kinerja keuangan, struktur organisasi, dan manajemen
resiko infranstruktur untuk kebutuhan masa mendatang,
kemampuan manajerial, serta kesedian dan keterbatasan
sumber daya perusahaan
⮚ Menganalisis seluruh alternative strategi yang tersedia
setelah mempertimbangkan tuuan strategis serta toleransi
resiko perusahaan.
Kedalaman dan cakupan analisis harus sejalan dengan skala dan
kompleksitas kegiatan usaha perusahaan. Perusahaan harus
menetapkan rencana strategis dan rencana bisnis secara tertulis dan
melaksanakan kebijakan tersebut. Rencana startegis dan rencana
bisnis tersbut harus dievaluasi dan dapat disesuaikan apabila terdapat
penyimpangan dari target yang akan dicapai akibat perubahan
eksternal dan internal yang signifikan

b) Kebijakan dan Prosedur


Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
menyusun dan menyetujui rencana strategis. Kecukupan prosedur
untuk dapat mengidentifikasi dan merespons perubahan lingkungan
bisnis juga diperlukan. Selain itu, perusahaan harus memiliki prosedur
untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis
dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.

c) Limit
Limit resiko strategis secara umum antara lain terkait dengan
batasan penyimpangan dari rencana strategis yang telah ditetapkan,

17
seperti limit deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu
penyelesaian.

3. Proses Identififkasi, Pengukuran, Pemantuan, dan Pengendalian Resiko,


Serta Sitem Informasi untuk Resiko Bisnis
a) Identifikasi Resiko Bisnis
Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengelompokkan deviasi
atau penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak
efektifnya pelaksanaan rencana strategi usaha maupun rencana bisnis
yang telah ditetapkan, terutama yang berdampak signifikan terhadap
permodalan perusahaan.
Perusahaan harus melakukan analisis resiko terutama terhadap
strategi akuisisi, atau strategi diversifikasi dalam bentuk produk atau
jasa.

b) Pengukuran Resiko Bisnis


Dalam mengukur resiko startegis, dapat digunakan indicator/
parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis perusahaan,
posisi bisnis perusahaan di industry, dan pencapaian rencana bisnis.
Perusahaan dapat melakukan stress testing terhadap implementasi
strategi dalam rangka:
⮚ Menidentifikasi setiap peristiwa atau perubahan
lingkungan bisnis yang dapat berdampak negative
terhadap pemenuhan asumsi awal dari rencana strategis
⮚ Mengukur potensi dampak negative peristiwa dimaksud
terhadap kinerja bisnis perusahaan, baik secara
keuangan maupun nonkeuangan
Hasil stress testing harus memebrikan umpan balik terhadap proses
pernecanaan strategi. Apabila hasil stress testing menujukkan tingkat
risiko yang lebih tinggi dari kemampuan perusahaan untuk menyerap

18
risiki dimaksud (toleransi risiko), perusahaan wajib mengembangkan
rencana kontingeansi atau strategi untuk memitigasi risiko dimaksud.

Selain melakukan penilaian diatas, biasanya juga ditentukan


penetuan limit risiko strategis. Untuk penetuan limit risiko ini dapat
ditetapkan maksimal 10 kali modal yang idalokasikan untuk ridko
strategis. Besaran 10 kali ini digunakan untuk menyesuaikan dengan
formulaprofil risiko yang menetapkan bahwa profil risko tinggi adalah
representasi dari kondisi nilai risiko strategis lebih dari 10 % dari
maksimum nilai kerugian yang mungkin timnul jika bentuk-bentuk
risiko strategis tadi terjadi.

c) Pemantauan Resiko Bisnis


Perusahaan wajib memiliki proses untuk memantau dan
mengendalikan pengembangan implemetasi strategi secara berkala.
Pemantauan dilakukan antara lain dengan memerhatikan pengalaman
kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh resiko strategis atau
penyimpangan pelaksanaan rencana strategi.
Isu-isu strategis yang timbul akibat perubahan operasional dan
lingkungan bisnis yang memiliki dampak negative terhadap kondisi
bisnis atau kondisi keuangan perusahaan wajib dilaporkan kepada
dewan direksi secara tepat waktu disertai analisis dampak terhadap
resiko bisnis dan tindakan perbaikan yang diperlukan.

19
d) Pengendalian Resiko Bisnis
Perusahaan harus memiliki system dan pengendalian untuk
memantau kinerja, termasuk kinerja keuangan, dengan cara
membandingkan ‘hasil aktual’ dengan ‘hasil yang diharapkan’ untuk
memastikan bahwa resiko yang diambil ,asih dalam batas toleransi
dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada dean direksi. System
pengendalian resiko tersebut harus disetujui dan ditinjau secara
berkala oleh dewan direksi untuk memastikan kesesuaiannya secar
berkelanjutan

e) Sistem Informasi Manajemen Resiko Bisnis


Perusahaan harus memastikan bahwa sistem informasi manajemen
yang dimiliki telah memadai dalam rangka mendukung proses
perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dan ditinjau secar
berkala.
Satuan kerja/fungsi yang melaksanakan manajemen resiko bisnis
bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh resiko material yang
timbul dari perubahan lingkungan bisnis dan implementasi rencana
bisnis dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu.

4. Sistem Pengendalian Intern


Penilaian proses penerapan manajemen resiko strategis yang efektif harus
dilngkapi dengan sistem pengedalian intern yang andal. Penerapan sistem
pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus perusahaan
menjaga asset, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial
yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi
resiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelnggaran aspek kehati-
hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern perusahaan yang andal

20
dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasioanal
dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit intern.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resiko bisnis adalah resiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan
dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah.
Semua usaha memiliki kekhasan resiko bisnisnya masing-masing. Oleh karena itu,
setiap pelaku usaha harus memiliki penegetahuan dan pandai mencari solusi dari
resiko bisnisnya. Kunci kesuksesan menghadapi resiko itu adalah adanya
pengendalian dan sikap kehati-hatian dalam berusaha.
Resiko strategis adalah resiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengatisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Yang menjadi sumber dari resiko startegis, yaitu: (1)
kesesuaian strategi, (2) pengambilan strategi, (3) posisi bisnis , dan (4) pencapaian
rencana bisnis. Tujuan utama manajemen resiko strategis untuk meamastikan bahwa
proses manajemen dapat meminimalkan kemungkinan dampak negative dari
ketidaktepatan pengambilan keputusan strategis dan kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
Resiko strategis sebenarnya mirip deng resiko bisnis, namun keduanya berbeda
dalam hal durasi dan pentingnya keputusan tersebut. Namun dalam hal penerapaan,
keduanya memiliki penerapan yang sama, yaitu: (1) adanya pengawasan aktif dewan
komisaris dan direksi, (2) kebijakan dan prosedur manajemen resiko serta penetapan
limit resiko, (3) proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
risiko serta system informasi untuk risiko strategis, dan (4) sitem pengendalian
intern.

B. Saran
1) Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2) Segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami
dapat memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Rustam, Bambang Rianto. 2019. Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, dan


Penelitian. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

https://slideplayer.info/slide/16804710/

https://www.coursehero.com/file/47047843/MAKALAH-MANAJEMEN-RESIKO-
kel4-docx/

23

Anda mungkin juga menyukai