Anda di halaman 1dari 21

BAB 4

PROFIL KABUPATEN KARANGANYAR

4.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah


Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan
dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan
Sukoharjo di sebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali di sebelah barat. Bila dilihat dari garis
bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak antara 110°40”–110°70” Bujur Timur dan 7°28” -
7°46” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan
temperature 22°–31°.
Rata – rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas permukaan laut yakni sebesar
511 m, adapun wilayah terendah di kabupaten Karanganyar berada di kecamatan Jaten yang hanya 90 m dan
wilayah tertinggi berada di kecamatan Tawangmangu yang mencapai 2.000 m diatas permukaan laut.
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan
dengan:
 Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
 Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur
 Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo
 Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali
Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 177 desa/kelurahan (15 kelurahan dan
162 desa). Desa/Kelurahan tersebut terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.358 RT. Kecamatan
Jumapolo memiliki jumlah dusun terbesar yakni 102 dusun, sedangkan jumlah dusun yang terkecil ada di
Kecamatan Jenawi sebesar 34 dusun.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 1


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 2


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.2. Demografi
Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan pada berbagai bidang
pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil pembangunan. Berdasarkan data Kabupaten
Karanganyar Dalam Angka Tahun 2014, Penduduk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2013 mencapai
840.171 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 97,87% ; yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk
perempuan terdapat sebanyak 98 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Karanganyar
pada tahun 2013 mencapai 1.086 jiwa/km2. Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di
kecamatan Colomadu yang mencapai angka 4.696 jiwa/km2. Rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk
tiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.1
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan
di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013
Luas Rasio Tingkat
Laki-laki Perempuan
Kecamatan Wilayah Jumlah Jenis Kepadatan
(Jiwa) (Jiwa)
(ha) Kelamin (Jiwa/km2)
Jatipuro 6.533,94 14.135 13.635 27.970 102 693
Jatoyoso 3.411,08 18.010 17.862 35.862 101 534
Jumapolo 4.302,64 17.799 17.239 35.038 103 629
Jumantono 2.759,73 20.613 21.083 41.706 96 779
Matesih 2.554,81 19.648 20.084 39.742 98 1.513
Tawangamangu 1.564,81 21.752 22.012 43.764 99 625
Ngargoyoso 5.679,95 15.834 16.215 32.049 98 491
Karangpandan 3.645,63 19.217 19.862 39.089 97 1.145
Karanganyar 5.330,90 37.936 39.290 77.226 97 1.795
Tasikmadu 4.682,27 28.345 29.626 57.971 96 2.101
Jaten 5.608,28 39.797 41.104 80.901 97 3.167
Colomadu 6.533,94 36.166 37.287 73.453 97 4.696
Gondangrejo 3.411,08 37.466 37.887 75.353 99 1.327
Kebakkramat 4.302,64 29.794 30.847 60.641 97 1.663
Mojogedang 2.759,73 29.884 30.189 60.073 99 1.127
Kerjo 2.554,81 16.715 17.168 33.863 97 724
Jenawi 1.564,81 12.463 13.007 25.470 96 454
Jumlah 44,04 415.574 424.597 840.171 98 1.096
Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014

Berikut dapat dilihat piramida penduduk Kabupaten Karanganyar berdasarkan kelompok umur.
Piramida penduduk menggambarkan perbandingan antara penduduk usia muda, usia produktif dan
penduduk usia lanjut. Piramida penduduk Kabupaten Karanganyar di bawah ini termasuk dalam bentuk
piramida constrictive. Dari gambar piramida tersebut dapat diketahui bahwa sebaian besar penduduk berada
pada usia muda dan usia produktif. Selain itu, dari piramida penduduk juga dapat diketahui tingkat kelahiran,
tingkatan kematian, angka harapan hidup penduduk serta tingkat dependency ratio di daerah tersebut. Dari
gambar piramida penduduk berikut menunjukkan bahwa tingkat kematian di Kabupaten relatif lebih rendah.
Sedangkan tingkat kelahiran relatif tidak terlalu tinggi.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 3


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014


Gambar 4.1
Piramida Penduduk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2014

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Karanganyar bersifat fluktuatif setiap tahunnya. Jumlah dan
pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.2
Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Karanganyar
Jumlah Pertumbuhan
Tahun Pertambahan
Penduduk Penduduk (%)
2009 819.186 - -
2010 813.196 - 5.990 - 0,73
2011 825.671 12.474 1,53
2012 838.762 13.091 1,58
2013 840.171 1.049 0,12
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan Kabupaten Karanganyar dari tiap
tahun berbeda dengan rata-rata pertumbuhan 0,62 %. Dari data BPS Kabupaten Karanganyar tersebut,
disimpulkan bahwa usia muda (usia 0 – 4 tahun) merupakan penduduk yang mendominasi penduduk
Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 71.128 jiwa sedangkan penduduk usia produktif (usia 20 – 24 tahun)
hanya sebesar 62.057 jiwa.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 4


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014


Gambar 4.2
Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2014

Diagram di atas menggambarkan persebaran penduduk di Kabupaten Karanganyar, di mana


Kecamatan Jaten merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi di Kabupaten
Karanganyar sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan Jaten.

Tabel IV.3
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemskinan
(P2) dan Garis Kemiskinan Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah
Penduduk Miskin 118,8 113,8 124,5 117,4 114,4 5.655,4 5.218,7 5.256,0 4.952,1 4.811,3
(000 jiwa)
Persentase
14,73 13,98 15,29 14,07 13,58 17,48 16,11 16,21 14,98 14,44
Penduduk Miskin
Indeks
Kedalaman 1,84 1,98 1,98 2,24 2,36 2,89 2,62 2,58 2,39 2,37
Kemiskinan (P1)
Indeks
Keparahan 0,36 0,5 0,41 0,5 0,61 0,87 0,68 0,66 0,57 0,59
Kemiskinan (P2)
Garis
Kemiskinan
202.500 216.954 236.093 255.072 275.865 201.651 217.327 217.440 233.769 261.881
(Rp/Kapita/Bulan)
Sumber : BPS, 2013

Tabel di atas menunjukkan jumlah penduduk miskin yang terdapat di Kabupaten Karanganyar
terhadap Provinsi Jawa Tengah di mana jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karanganyar relatif
mengalami penurunan, begitu pula jumlah penduduk miskin yang terdapat di Provinsi Jawa tengah. Dari
tabel di atas juga diketahui data mengenai indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks,
semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 5


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran


diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara
penduduk miskin.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Kabupaten Karanganyar cenderung mengalami
peningkatan dalam kurun waktu tahun 2009 hingga 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan
penduduk miskin yang semakin mendekati garis kemiskinan. Selain itu ketimpangan penduduk miskin juga
menjadi semakin besar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Provinsi Jawa Tengah di mana Indeks
kedalaman dan keparahan kemiskinan relatif mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan adanya
peningkatan pengeluaran penduduk miskin yang semakin mendekati garis kemiskinan serta ketimpangan
pengeluaran penduduk miskin juga menjadi semakin kecil. Oleh karena itu, kebijakan untuk penanganan
kemiskinan di Kabupaten Karanganyar perlu untuk segera diberikan solusi penyelesaian untuk meminimalisir
permasalahanan-permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang.
Tabel IV.4
Persentase Penduduk Miskin Menurut Pendidikan Tertinggi
di Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
<SD 44,12 41,79 27,87 25,69 26,87 48,35 45,23 35,71 34,09 35,01
Tamat SD / SLTP 49,43 48,65 63,2 60,36 60,06 46,13 49,35 56,97 57,24 55,45
SLTA + 6,45 9,56 8,93 13,95 13,07 5,52 5,42 7,32 8,66 9,54
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : BPS, 2013

Faktor tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
suatu wilayah. Tabel di atas menunjukkan persentase penduduk miskin menurut tingkat pendidikan di
Kabupaten Karangnyar dan Provinsi Jawa Tengah. Dari tabel di atas diketahui bahawa sebagian besar
penduduk miskin di Kabupaten Karanganyar memiliki tingkat pendidikan sebatas hanya tamatan sekolah
dasar ataupun sekolah menengah pertama. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat
memiliki tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup yang berdampak pada jenis pekerjaan
yang mereka jalani. Dengan tingkat pendidikan rendah dan keterampilan yang terbatas, penduduk miskin
tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak dengan pendapatan yang memadai. Oleh karena itu
pendidikan menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dalam rangka penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Karanganyar.
Tabel IV.5
Angka Melek Huruf dan Angka Patisipasi Sekolah Penduduk Miskin Menurut Golongan Umur
di Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
15 - 24
Angka 100 97,77 100 100 100 99,77 99,69 98,72 99,41 98,35
tahun
Melek
15 - 55
Huruf 87,48 88,91 92,47 93,94 93,27 93,13 93,45 92,85 93,24 92,59
tahun
7 - 12
Angka 97,93 97,84 100 97,47 100 97,73 97,59 97,06 97,57 97,59
tahun
Partispasi
13 - 15
Sekolah 74,28 85,46 86,32 78,73 79,66 65,9 72,03 76,76 77,7 82,93
tahun
Sumber : BPS, 2013

Keterbatasan yang dimiliki penduduk miskin seperti keterbatasan pendapatan menyebabkan


mereka tidak dapat menjangkau pendidikan yang memadai. Kondisi tersebut terlihat dari tingkat partisipasi
sekolah dan angka melek huruf. Tabel di atas menampilkan data mengenai angka melek huruf dan partipasi
sekolah penduduk miskin di Kabupaten Karangnyar dan Provinsi Jawa Tengah. Dari tabel di atas diketahui

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 6


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

bahwa untuk angka melek huruf terutama pada usia 15-55 tahun belum mencapai 100%, artinya bahwa
masih terdapat penduduk yang belum memiliki kemampuan pendidikan yang baik. Begitu pula untuk angka
partisipasi sekolah baik di Kabupaten Karanganyar maupun provinsi Jawa Tengah belum mencapai 100%
namun relatif mengalami peningkatan atau perbaikan setiap tahunnya, hal ini berarti bahwa terjadi
peningkatan terhadap kesadaran untuk mendapatkan pendidikan secara lebih baik.
Tabel IV.6
Persentase Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas di Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
Uraian
2011 2012 2013 2011 2012 2013
Tidak Bekerja 30,92 27,97 31,6 35,15 34,16 35,06
Bekerja di Sektor
37,83 37,2 35,1 33,78 31,92 33,17
Pertanian
Bekerja Bukan di Sektor
31,25 34,83 33,29 31,07 33,92 31,76
Pertanian
Total 100 100 100 100 100 100
Sumber : BPS, 2013

Tabel di atas menunjukkan persentase penduduk miskin berdasarkan pekerjaan. Diketahui bahwa
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karanganyar baik yang tidak bekerja maupun yang bekerja di sektor
pertanian dan bukan pertanian memiliki proporsi yang hampir. Hal yang perlu menjadi perhatian lebih adalah
penduduk miskin yang tidak bekerja, ini dikarenakan jika kondisi tersebut dibiarkan maka dapat menambah
jumlah pengangguran di Kabupaten Karanganyar dan berpotensi untuk menimbulkan permasalahan-
permasalahan baru ke depannya.

4.3. Topografi
Rata – rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas permukaan laut yakni
sebesar 511 m, adapun wilayah terendah di Kabupaten Karanganyar berada di Kecamatan Jaten yang
hanya 90 m dan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai 2.000 m diatas
permukaan laut.
Tabel IV.7
Kemiringan Lahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar
Tinggi Tempat (meter) di Atas
Kecamatan Kemiringan Tanah
Permukaan Laut
Jatipuro 500 – 1.200 2 - > 40%
Jatoyoso 800 – 1.550 2 - > 40%
Jumapolo 340 – 580 2 - > 40%
Jumantono 300 – 600 2 – 40 %
Matesih 380 – 750 2 - > 40%
Tawangamangu 800 – 2.000 2 - > 40%
Ngargoyoso 750 – 1.000 2 - > 40%
Karangpandan 450 – 650 2 - > 40%
Karanganyar 240 – 480 0 – 15 %
Tasikmadu 120 – 240 2 - > 40%
Jaten 90 – 105 0–2%
Colomadu 130 – 150 0–2%
Gondangrejo 140 – 170 0 – 15 %
Kebakkramat 80 – 187 0 – 15 %
Mojogedang 380 – 500 0 – 40 %
Kerjo 380 – 520 2 - > 40%
Jenawi 410 – 1.500 2 - > 40%
Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 7


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.2
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 8


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.4. Hidrogeologi
Kondisi Hidrologi di Kabupaten Karanganyar ditunjukkan adanya air permukaan dan air tanah. Air
permukaan merupakan air yang mengalir saluran dan sungai-sungai. Air permukaan di Kabupaten
Karanganyar sebagian besar wilayah relatif rendah disuplat dari waduk Gajahmungkur dan banyak
digunakan untuk keperluan irigasi, air minum maupun kepentingan lainnya. Kondisi air tanah di Kabupaten
Karanganyar yang berupa air tanah dangkal yang banyak dijumpai didaerah dataran(bagian Barat) dan derah
perbukitan (Bagian Timur). Kedudukan muka air tanah semakin ke arah Timur semakin dalam. Sedangkan
kondisi air tanah dalam, diketahui bahwa kedudukan akuifer berada pada kedalaman 20 m sampai lebih dari
150 m, yang terdapat pada akuifer dari tufa pasiran, pasir tufaan, pasir kerakal, dan lempung pasiran yang
bersifat tufaan.

4.5. Klimatologi
Kabupaten Karanganyar termasuk dalam daerah yang memiliki iklim tropis dengan pergantian
musim kemarau dan musim penghujan setiap tahun. Temperatur rata-rata di Kabupaten Karanganyar
berkisar antara 22 – 31 0C. Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar,
banyaknya hari hujan selama tahun 2010 adalah 154,5 hari dengan rata-rata curah hujan 9.307,5 mm,
dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan Maret. Sedangkan yang terendah pada Bulan
Juli dan Agustus.
Tabel IV.8
Data Curah Hujan Rata-Rata, Suhu Udara Terendah dan Suhu Udara Tertinggi di Kabupaten Karanganyar
Tahun
Data
2011 2012 2013
Rata-rata curah hujan (mm) 9.307,5 5.965,92 5.965,08
Rata-rata hari hujan (hr) 154,5 116,6 116,7
Suhu udara terendah (C) 26,5 22 22
Suhu udara tertinggi (C) 31 31 31
Sumber : www.karanganyarkab.go.id
Tabel IV.9
Banyaknya Hari Hujan (HR) dan Curah Hujan (MM) Menurut Bulan dan Tempat Pengukuran
di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013
Colomadu Tasikmadu Mojogedang Jumapolo Karangpandan Rata-rata
Bulan
HR MM HR MM HR MM HR MM HR MM HR MM
Januari 19 2.380 21 362 22 858 21 611 18 311 20 904,4
Februari 13 3.030 9 199 16 546 19 486 15 587 14 969,6
Maret 10 2.170 9 195 8 200 16 324 13 252 11 628,2
April 14 7.170 17 214 11 260 12 249 12 386 13 1.655,80
Mei 8 3.750 15 185 2 62 11 262 - - 7 851,8
Juni 5 240 7 142 15 185 10 195 - - 7 152,4
Juli 6 640 - - 8 118 8 96 2 10 5 172,8
Agustus - - - - 2 18 - - 2 9 1 5,4
September - - 2 5 2 8 - - - - 1 2,6
Oktober 6 2.040 6 7 8 69 8 95 8 122 7 466,6
November 8 2.110 11 85 10 118 15 175 19 206 13 538,8
Desember 12 2.700 12 160 20 641 19 503 16 411 16 883
Jumlah 101 26.230 109 1.554 124 3.083 139 2.996 105 2.294 116 7.231,4
Rata-rata 9 2.186 9 130 10 257 12 250 9 191 10 603
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2014

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 9


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.3
Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 10


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.6. Geologi dan Jenis Tanah


Berdasarkan Peta Geologi dari hidrogeologi Map, batuan di Kabupaten Karanganyar terdiri dari :
1. Batuan Terobosan
Batuan ini terdiri profir mikrodiorit yang berwarna ciklat berbintik coklat tua dan hitam, pejal,
lapuk, bertekstur holokristalin subdiabas porfirit dengan fenokris feldspar dan mineral-mineral
femis yang sebagian telah lapuk sehingga terbentuk rongga-rongga. Batuan terobosan ini juga
terdiri dari diorit yang berbutir sedang-kasar. Menurut Djuri dkk. (1996), batuan terobosan ini
berumur Miosen Akhir.
2. Formasi Rambatan
Formasi Rambatan ini terdiri dari serpih, napal dan batupasir gampingan. Napal berselang-
seling dengan batu pasir gampingan berwarna kelabu muda. Banyak dijumpai lapisan tipis
klasit yang tegak lurus dengan kemiringan lapisan. Banyak mengandung foraminifera kecil.
Tebal lapisan sekiar 300 meter. Menurut Djuri dkk. (1996), Formasi Rambatan ini berumur
Miosen Tengah dandiendapkan pada lingkungan dengan mekanisme arus turbidit sistem kipas
bawah laut (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Halang,
tetapi setempat menjemari (Kertanegara dkk., 1987).
3. Formasi Halang
Formasi ini terdiri dari batupasir, andesit, konglomerat tufan & napal yang bersisipan batupasir
andesit. Terdapat bekas jejak cacing pada bagian atas lapisan batupasir. Formasi ini
mengandung foraminifera kecil yang menunjukan umur Miosen Atas (Condon dkk., 1975 op.cit.
Santoso dan Murtolo, 1994). Formasi ini memiliki umur Miosen Tengah –Miosen Akhir (Djuri
dkk., 1996). Formasi ini memiliki ketebalan 300-500m dan diendapkan dalam mekanisme arus
turbidit pada sistem kipas bawah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan volkanisme (Kertanegara
dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara tidak selaras Formasi Kumbang.
4. Formasi Kumbang
Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari breksi dengan komponen yang menyudut, ditemukan
lapisan lava andesit, sedangkan diatasnya terdiri dari tuf yang berselang-seling dengan breksi
& batupasir tufan. Formasi ini berumur Miosen Tengah (Djuri dkk., 1996) dan memiliki
ketebalan mencapai 750 m.
5. Formasi Tapak
Batuan penyusun formasi ini berupa batupasir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat,
setempat dijumpai breksi. Dibagain atasnya terdiri atas batupasir gampingan & napal berwarna
hijau yang mengandung pecahan moluska. Formasi Tapak mengandung dua anggota, yaitu
anggota breksi dan batu gamping. Anggota breksi terdiri dari breksi gunungapi dengan massa
dasar batupasir tufan, di beberapa tempat terdapat kalsit yang mengisi celah-celah. Anggota
batu gamping terdiri atas lensa-lensa berwarna kelabu kekuningan, tidak berlapis. Formasi ini
memiliki ketebalan 500 m, memiliki umur Miosen Tengah-Pliosen Awal (Djuri dkk., 1996),
diendapkan secara tidak selaras diatas Foramsi Kumbang & diendapkan pada lingkungan laut
dangkal-laut dalam (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan selaras Formasi Kalibiuk.
6. Formasi Kalibiuk
Formasi ini tersusun oleh napal lempungan bersisipan batupasir, kaya akan moluska. Formasi
Tapak & Kalibiuk setara dengan Bodas Series (Neritic Molasse Facies) terdiri dari
batugamping napalan dengan komposisi batugamping terdiri dari koral dan moluska. Bagian
atas dari batugamping terdiri dari napal kelabu yang mengandung moluska dan menjadi
sisipan pada lapisan batupasir, tuf kasar dan pada bagian bawah terdapat sisipan breksi
andesit. Umur dari formasi ini diperkirakan Pliosen Akhir dengan tebal sekitar 175 meter (Djuri
dkk., 1996).

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 11


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

7. Formasi Ligung
Formasi Ligung terdiri dari Anggota Atas dan Anggota Bawah. Anggota bawah Formasi Ligung
terdiri dari lempung tufan, batupasir tufan berlapis silang-siur, konglomerat dan lignit;
mengandung sisa tumbuhan. Anggota Atas Formasi Ligung terdiri dari aglomerat andesit,
breksi dan tuff kelabu. Formasi Ligung terbentuk dalam peralihan darat ketika terjadi
pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Umur dari Formasi ini Pliosen Akhir-Plistosen Awal
(Djuri dkk., 1996).
8. Satuan Tuff
Satuan ini terdiri dari perlapisan batupasir tufan berlapis, pasir tuf, konglomerat dan breksi
tufan.
9. Satuan Lava Andesit dan Batuan Klastika Gunungapi
Satuan batuan ini terdiri dari lava andesit hipersten, setempat mengandung hornblenda dan
basal olivin. Selain itu juga terdapat aliran lava dan beberapa breksi piroklastika dan lahar.
10. Hasil Gunungapi Tak Terpisahkan
Satuan ini terdiri dari atas breksi, lava, lapili dan tuf yang berasal dari Gunung Slamet dan
beberapa pusat erupsi disebelah baratnya. Selain itu terdapat pula aliran lava andesitan
berongga
11. Satuan Aluvial
Satuan ini terdiri atas lanau, pasir, kerikil, kerakal dengan tebal kurang dari 150 m.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 12


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.4
Peta Geologi Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 13


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Sementara itu persebaran tanah di Kabupaten Karanganyar ditunjukkan oleh Peta Tanah Tinjau
skala 1 : 250.000. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau tersebut, macam tanah di wilayah ini meliputi :
1. Aluvial Kelabu
Merupakan tanah dengan bahan induk endapan liat dan fisiografi dataran. Di Kabupaten
Karanganyar tanah ini tersebar di Kecamatan Jaten dan sebagian wilayah Kecamatan Kebak
Kramat
2. Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan
Tanah ini merupakan kombinasi campuran antara tanah alluvial kelabu dan alluvial coklat
kekelabuan. Bahan induknya adalah endapan liat dan pasir dengan fisiografi dataran. Di
Kabupaten Karanganyar jenis tanah ini berada di sebagian kecil wilayah Kecamatan Jaten dan
Kebakkramat sebelah barat.
3. Regosol Kelasu
Tanah ini berada di Kecamatan Colomadu yang merupakan kecamatan dengan wilayahnya
terpisah dari Kabupaten Karanganyar. Luas tanah ini meliputi seluruh wilayah Kecamatan
Colomadu yaitu sebesar 6.533,94 ha. Bahan induknya adalah abu / pasir volkan intermedier
dan berada pada fisiografi volkan.
4. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan Litosol
Tanah ini berada didaerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian diatas 800 meter yang
di Kabupaten Karanganyar terdapat di wilayah atas Kecamatan Jatiyoso, Kecamatan
Tawangmangu dan Kecamatan Ngargoyoso. Luas. Bahan induknya adalah abu / pasir dan Tuf
Volkan Intermedier yang menempati fisiografi volkan. Tanah ini termasuk jenis tanah aluvial
yang salah satu sifatnya tergantung dari asal tanah itu diendapkan sehingga kesuburannya
ditentukan oleh keadaan bahan asalnya.
5. Grumusol Kelabu
Tanah grumusol berasal dari batu kapur, batuan lempung yang di Kabupaten Karanganyar
terdapat di sebagian kecil wilayah Kecamatan Jaten. Bahan induknya tanah ini adalah tuf
volkan intermediair yang menempati fisiografi vulkan.
6. Asosiasi Grumusol Kelabu Tua dan Mediteran Coklat kemerahan
Tanah grumusol berasal dari batu kapur, batuan lempung sedangkan tanah Mediteran berasal
dari batuan kapur keras (limestone) dengan warna tanah coklat hingga merah. Di Kabupaten
Karanganyar tanah asosiasi ini terdapat di Kecamatan Gondangrejo, Kecamatan Kebakkramat
sebelah utara dan sebagian kecil wilayah Kecamatan Mojogedang bagian barat. Bahan
induknya tanah ini adalah tuf volkan Alkasi basis yang menempati fisiografi volkan.
7. Mediteran Coklat
Bahan induknya tanah ini adalah tuf volkan intermediair yang menempati fisiografi vulkan. Di
Kabupaten Karanganyar terdapat di wilayah Kecamatan Gondangrejo sebelah Timur dan
utara, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Tasikmadu, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan
Matesih dan Kecamatan Karangpandan.
8. Mediteran Coklat Tua
Bahan induknya tanah ini adalah tuf volkan intermediair yang menempati fisiografi vulkan dan
bukit lipatan.
9. Mediteran Coklat Kemerahan
Bahan induknya tanah ini adalah tuf volkan intermediair yang menempati fisiografi vulkan.
Penyebaran didaerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian
dibawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Terdapat di Kecamatan Jenawi sebelah
utara.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 14


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

10. Latosol Coklat


Tanah latosol tersebar didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan
ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api
kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. Bahan induknya tanah ini adalah tuf volkan
intermediair yang menempati fisiografi vulkan. Tanah jenis Latosol coklat tersebar di
Kecamatan Mojogedang, Kecamatan Kerjo, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Matesih,
dan Kecamatan Jenawi.
11. Latosol Kemerahan
Bahan induknya tanah ini adalah tuf volkan intermediair yang menempati fisiografi volkan.
Tanah jenis Latosol kemerahan tersebar di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo,
Kecamatan Jatipuro, dan Kecamatan Jatiyoso.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 15


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.5
Peta Tanah Tinjau Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 16


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.7. Tata Guna Lahan


Kabupaten Karanganyar memiliku luas wilayah sebesar 77.378,64 ha yang terbagi ke dalam 17
kecamatan, di mana kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Tawangmangu dengan
luas wilayah sebesar 7.003,16 ha dan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Colomadu
dengan luas wilayah sebesar 1.564,17 ha.
Secara garis besar penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar terbagi menjadi tanah sawah
(22.340,45 ha) dan tanah kering (55.038,19 ha). Berikut dapat dilihat penggunaan lahan tanah sawah di
Kabupaten Karanganyar.
Tabel IV.10
Luas Wilayah Tanah Kering Berdasar Jenis Penggunaan Tanah Sawah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013
Tanah Sawah
No. Kecamatan Irigasi Irigasi Setengah Tidak
Teknis Teknis Berpengairan
1 Jatipuro 1.468,24 - -
2 Jatiyoso 1.293,75 - -
3 Jumapolo 1.025,00 809,00 -
4 Jumantono 1.580,00 9,00 -
5 Matesih 1.287,00 - -
6 Tawangmangu 719,24 - -
7 Ngargoyoso 752,00 - -
8 Karangpandan 1.552,00 - -
9 Karanganyar 1.650,77 69,43 -
10 Tasikmadu 1.515,02 - 3,09
11 Jaten 1.212,12 - -
12 Colomadu 509,00 - -
13 Gondangrejo - - 1.085,98
14 Kebakkramat 2.008,00 87,00 79,00
15 Mojogedang 1.570,52 391,02 64,27
16 Kerjo 873,85 202,15 -
17 Jenawi 196,00 328,00 -
JUMLAH 19.212,51 1.895,60 1.232,34
2012 16.024,61 4.395,06 2.145,77
2011 14.361,57 6.229,28 1.542,00
2010 12.918,37 7.586,58 1.955,00
Sumber : BPS, Kabupaten Karanganyar dalam Angka, 2014

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 17


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Sedangkan dilihat dari penggunaan lahan untuk tanah kering di Kabupaten Karanganyar dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.11
Luas Wilayah Tanah Kering Berdasar Jenis Penggunaan Tanah Kering Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013
Tanah Kering
No. Kecamatan Pekarangan / Tegalan/ Padang Tambak / Hutan
Perkebunan Lain-Lain
Bangunan Kebun Gembala Kolam Negara
1 Jatipuro 1.484,23 987,95 7,10 - 49,51 - 39,47
2 Jatiyoso 1.232,18 2.917,00 - - 25,00 - 1.248,56
3 Jumapolo 2.070,00 1.592,00 - - - - 71,02
4 Jumantono 1.630,00 1.677,40 22,20 - - 151,00 285,84
5 Matesih 874,00 221,00 - - - - 244,63
6 Tawangmangu 530,00 1.329,18 0,40 0,16 37,64 111,61 4.274,93
7 Ngargoyoso 840,04 736,10 15,46 - 1,00 784,68 3.404,66
8 Karangpandan 1.177,78 475,36 - - - 40,61 165,33
9 Karanganyar 1.571,80 575,70 - - 122,19 68,00 244,75
10 Tasikmadu 850,62 55,54 - 2,43 - 0,64 332,39
11 Jaten 1.141,20 17,12 6,12 - - - 178,25
12 Colomadu 899,90 65,40 - 2,70 - - 87,17
13 Gondangrejo 1.750,80 2.665,19 35,98 - - - 142,00
14 Kebakkramat 1.031,00 232,00 3,00 - - 205,00 0,63
15 Mojogedang 2.051,43 856,35 23,50 - - 254,32 119,49
16 Kerjo 1.210,00 710,88 21,52 1,17 - 1.395,30 267,40
17 Jenawi 765,00 1.992,00 11,00 - 1.601,00 611,00 104,28
JUMLAH 21.109,98 17.106,17 146,28 6,46 1.836,34 3.622,16 11.210,80
2012 20.981,09 17.626,60 183,84 8,92 4.431,00 3.366,16 3.707,46
2011 21.487,27 17.588,15 262,65 - 4.722,00 3.366,14 2.503,70
2010 21.213,99 17.836,49 219,67 25,54 9.729,00 3.251,51 2.641,14
Sumber : BPS, Kabupaten Karanganyar dalam Angka, 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan untuk tanah kering di Kabupaten
Karanganyar didominasi pekarangan / bangunan. Lahan terbangun tersebut biasanya dimanfaatkan untuk
fungsi permukiman dan fungsi-fungsi lainnya seperti perdagangan dan jasan serta industri. Penggunaan
lahan untuk bangunan paling tinggi terdapat di Kecamatan Jumapolo, sedangkan penggunaan lahan untuk
bangunan terdapat di Kecamatan Tawangmangu dikarenakan wilayah tersebut memiliki kelerengan yang
curam dan berada di wilayah pegunungan. sehingga tidak banyak ditemukan bangunan di sekitar wilayah
tersebut.

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 18


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

Peta 4.6
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Karanganyar

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 19


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.8. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya


4.8.1 Kondisi Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 Kabupaten Karanganyar atas dasar harga
berlaku (ADHB) sebesar Rp. 12.857.290.060.000,- dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp.
6.414.504.100.000,-. Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh perkembangan PDRB pada tahun 2013
ADHB sebesar 12,12 % dan ADHK sebesar 5,38 %. Jika dilihat dari sektor ADHB maka sektor industry
pengolahan mempunyai kontribusi yang paling besar yaitu 43,98 %, sektor pertanian 22,39 %, sektor
perdagangan 12,64 %, sektor jasa-jasa 8,90 %, sedang sektor yang lain kurang dari 5 %.
Tabel IV.12
PDRB Kabupaten Karanganyar Atas Harga Berlaku dan Konstan
PDRB Tahun Atas Harga Berlaku (juta) Atas Dasar Harga Konstan (juta)
2008 7.679.675,35 4.921.454,72
2009 8.378.315,88 5.172.268,33
2010 9.224.224,86 5.452.435,49
2011 10.287.905,32 5.752.064,99
2012 11 268 008,04 6 082 454,50
2013 12.857.290,06 6.414.504,10
Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014

Tabel IV.13
PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Dan Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013
2012 2013
No Sektor
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
1 Pertanian 2.615.668,35 105,10 2.878.175,05 102,96
a. Tanaman Bahan Makanan 1.829.261,29 105,87 1.829.261,29 101,75
b. Tanaman Perkebunan 193.114,69 102,87 214.055,84 104,22
c. Peternakan 563.675,95 103,92 627.221,73 106,05
d. Kehutanan 12.441,35 104,02 14.322,40 100,70
e. Perikanan 17.175,07 99,56 18.820,23 103,21
2 Pertambangan dan Penggalian 118.212,15 104,00 132.777,47 105,42
3 Industri Pengolahan 4.453.619,29 106,20 5.654.961,01 105,99
4 Listrik, Gas dan air minum 181.277,00 106,31 212.445,55 107,77
5 Bangunan 375.925,21 105,14 421.481,39 107,04
6 Perdagangan 1.434.761,05 105,24 1.614.521,25 106,30
7 Angkuran & Komunikasi 369.416,35 107,49 419.535,95 105,50
Lembaga Keuangan, Sewa
8 326.969,60 107,96 369.059,88 107,10
Bangunan & Jasa Perusahaan
9 Jasa - jasa 1.027.814,87 105,16 1.144.332,51 104,96
PDRB 11.467.342,95 105,82 12.857.290,06 105,38
Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2014

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 20


Bab 4 Profil Kabupaten Karanganyar

4.8.2 Kondisi Sosial Budaya


Kabupaten Karanganyar mempunyai potensi yang sangat tinggi dalam hal seni budaya. Karena
kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang masih berkembang dan tumbuh subur di Bumi Intanpari.
Hal ini menjadikan daya tarik wisata baik wisatawan domestik maupun manca Negara. Untuk itulah
Pemerintah Daerah berupaya penuh untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan seni budaya yang
ada.

Sumber : www.karanganyarkab.go.id
Gambar 4.3
Kesenian Tradisional Masyarakat Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar memiliki beragam budaya yang hingga saat ini masih menjadi tradisi
masyarakatnya. Salah satunya adalah perayaan upacara Adat Mandhasiya yang termasuk upacara religi, ini
dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Tawangmangu khususnya di Kelurahan Pancot, Blumbang dan
Kalisoro, sedangkan Kecamatan Jenawi di desa Anggrasmanis dan Gumeng. Kegiatan ini dilaksanakan tiap
hari Selasa Kliwon pada Wuku Mandhasiya. Pada intinya upacara Mandhasiya adalah kegiatan bersih desa
dan sedekah bumi. Selain upacara adat Kabupaten Karanganyar juga memiliki banyak kekayaan budaya
lainnya dari berbagai unsur seperti :
 kekayaan bahasa daerah (dialek Karanganyar) seperti Kata Seru / Sisipan apa saja yang
digunakan penduduk Karanganyar yang berbeda dengan daerah lainnya, misalnya kata “ lae-
lae” atau “elae”,
 pakaian adat ( Mayang Mekar di Kecamatan Ngargoyoso), masih ada dan dilestarikan oleh
masyarakat Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso yang dipakai pada acara –acara tertentu
namun kadang juga digunakan pada hari-hari biasa. Pakaian ini dipakai / digunakan oleh laki-
laki maupun perempuan
 Kesenian daerah (Srandhil) yang berkembang di daerah Matesih yang dipentaskan pada
acara/ upacara yang ada di Matesih
 Unsur Arsitektur Tradisional Rumah Limasan merupakan arsitektur khas Karanganyar yang
keberadaannya hamper punah
 Permaianan olah raga tradisonal seperti Gobagsodor / Mbar Suru yang sampai saat ini masih
dimainkan anak-anak baik yang berada di desa maupun kota

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 IV - 21

Anda mungkin juga menyukai