Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI RESERVOIR HIDROKARBON MENGGUNAKAN

SEISMIK MULTI ATRIBUT PADA FORMASI TENSLEEP LAPANGAN TEAPOT


DOME, WYOMING, AMERIKA SERIKAT

Siti Hediyanti1, Suhayat Minardi1, Alfina Taurida Alaydrus1,


Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Mataram1
hediyanti29@gmail.com

ABSTRAK

Reservoir merupakan tempat terkumpulnya hidrokarbon dibawah permukaan bumi.Metode seismik


atribut digunakan untuk mengidentifikasi batuan reservoir hidrokarbon.Tiga atribut yang digunakan
Extract Value, Maximum Magnitude, dan RMS Amplitude.Karakterisasi reservoir dilakukan dengan
menggunakan data penampang seismik dan data sumur sebagai kontrolnya. Zona yang diindikasikan
sebagai reservoir pada setiap sumur memiliki kedalaman yang berbeda, kedalaman reservoir berkisar
antara 5360 feet – 5774,5 feet. Dengan jebakan reservoir ada yang berupa antiklin, patahan, dan
kombinasi antara antiklin dan patahan. Dari atribut yang digunakan, diperoleh batuan reservoir pada peta
atribut Extrac Value diindikasikan dengan nilai amplitudo minimum, pada RMS Amplitude diindikasikan
dengan nilai amplitudo yang maksimum, dan pada atribut Maximum Magnitude diindikasikan dengan
nilai magnitudo yang paling besar. Batuan yang diidentifikasi sebagai reservoir memiliki porositas tinggi,
densitas rendah dan resistivitas yang tinggi dan rendah. Karakter fisik batuan berdasarkan data sumur
yang dianalisis diperoleh nilai porositas untuk batuan yang diidentifikasi sebagai reservoir yaitu 0,02 –
0,294 , nilai densitas 2,341 g/cc – 2,657 g/cc dan resistivitas 12,5 Ohm.m – 204,3 Ohm.m.

Kata kunci :Extract Value, maximum magnitude, Reservoir, RMS Amplitudo

ABSTRACT

Reservoir is a place where hydrocarbons accumulate under the earth's surface. The seismic attribute
method is used to identify hydrocarbon reservoir rocks. Three attributes used here are Extract Value,
Maximum Magnitude, and RMS Amplitude. The reservoir characterization was performed using seismic
cross-sectional data and well log as control data. Zones indicated as reservoirs on each well have
different depths, ranging from 5360 feet - 5774.5 feet. The reservoir traps there are anticlines, fractures,
and a combination of anticlines and fractures. From the attributes used, the reservoir rock obtained on the
Extrac Value attribute map is indicated by the amplitude minimum value, the RMS Amplitude is
indicated by the amplitude maximum value, and the Maximum Magnitude attribute is indicated by the
greatest magnitude value. Rocks identified as reservoir have high porosity, low density and resistivity
significant change from high to low. The physical character of the rock based on well log analyzed we
obtained the porosity value for rocks identified as reservoir is 0.02 - 0.294, density value 2,341 g /cc -
2,657 g/cc and resistivity 12,5 Ohm.m - 204,3 Ohm.m.

Keywords :Extract Value, maximum magnitude, Reservoir, RMS Amplitude

I. PENDAHULUAN
1
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat penting dan
berpengaruh pada kehidupan manusia.Oleh karena itu, perkembangan riset/penelitian dan
optimalisasi studi tentang reservoir perlu dilakukan.Reservoir merupakan tempat terkumpulnya
hidrokarbon setelah mengalami proses migrasi dari batuan induk. Batuan reservoir merupakan
batuan berporositas tinggi untuk menampung hidrokarbon. Minyak dan gas bumi dapat
terkumpul pada suatu batuan reservoir karena terdapat jebakan (trap), yaitu bentuk dari suatu
geometri atau fasies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak
berpindah lagi[1].
Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode seismik banyak digunakan dalam
eksplorasi, terutama eksplorasi hidrokarbon. Keunggulan dari metode ini dibanding dengan
metode geofisika lain adalah tingkat akurasi, resolusi dan penetrasi yang lebih tinggi. Atribut
seismik dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan patahan, sehingga penentuan
keberadaan reservoir dapat diidentifikasi lebih tepat.Data seismik memiliki hasil yang bagus
secara horizontal, namun buruk secara vertical. Sedangkan data well memiliki hasil rekaman
yang bagus secara vertikal. Sehingga hasil interpretasi akan lebih baik jika menggunakan data
seismik yang dikorelasikan dengan data sumur.
namun pada penelitian ini digunakan tiga atribut seismik yaitu Atribut Extract Value, RMS
Amplitude, Maximum Magnitude. Extract Value digunakan untuk memetakan nilai amplitudo
secara langsung, untuk membedakan batupasir (sandstone) dan batuan serpih (shalestone), RMS
Amplitude dapat memetakan indikasi zona hidrokarbon dalam data seismik dengan melihat zona
brightspot. Atribut Maximum Magnitude digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon dengan
melihat nilai magnitudo yang paling tinggi[2]. Analisis data sumur dilakukan setelah diperoleh
posisi dan kedalaman menggunakan seismik atribut dengan melihat sifat fisik yang terekam pada
log sumur seperti log gamma ray, log densitas, log neutron dan log resistivitas.

Geologi Regional

Gambar 1.Lokasi Teapot Dome[3].

Teapot Dome adalah antiklin doubly plunging asymmetric dengan garis engsel aksial
curvilinear yang sebagian besar tren berada di Barat Laut-Tenggara.Backlimb memiliki dip
sekitar 14° ke Timur-Timur Laut sementara dip yang curam mencapai 30° adalah karakteristik
dari forelimb ke Barat-Barat Daya mendeskripsikan Teapot Dome sebagai embel struktural kecil
terhadap antiklin Salt Creek yang lebih besar yang terletak Barat Laut dari Teapot Dome.
Stratigrafi Teapot Dome dengan litologi berupa shale, sandstone, limestone, dan

2
granite.Kedalaman maksimal 7085 ft. Granite merupakan formasi terdalam yang terbentuk pada
periode Pre-Cambrian.

II. LANDASAN TEORI


Metode seismik merupakan salah satu dari bagian seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sumber gelombang seismik (dinamit, palu, dll)[4]. Seismik refleksi merupakan
metode yang didasarkan pada analisis refleksi gelombang seismik dari lapisan-lapisan batuan
bawah permukaan.Survei seismik untuk eksplorasi memiliki konsep dengan mengirimkan sinyal
gelombang yang memantul kembali ke permukaan bumi.Sumber gelombang buatan dibutuhkan
guna menciptakan gelombang yang diinginkan dengan menggunakan dinamit jika survei di darat
dan air gun jika survei dilakukan di laut. Alat untuk merekam gelombang seismik di darat berupa
geofon dan hidrofon untuk di laut[5].
Impedansi akustik merupakan kemampuan suatu batuan untuk melewatkan gelombang
seismik yang melaluinya. Impedansi akustik ( Z ) batuan adalah hasil dari densitasnya ( ρ), dan
kecepatan gelombangnya ( v) adalah[6]. Semakin keras suatu batuan maka impedansi akustiknya
semakin besar pula, sehingga batupasir yang sangat kompak memiliki impedansi akustik yang
lebih tinggi dibandingkan dengan batu lempung.
Seismik atribut adalah ukuran kuantitatif dari karakteristik seismik yang diamati.Analisis
seismik atribut berkaitan dengan studi amplitudo, polaritas, kontinuitas dan bentuk
gelombang.Salah satu tujuan seismik atribut adalah menangkap informasi maksimum dengan
mengkuantifikasi amplitudo dan fitur morfologi yang terlihat pada data seismik melalui
seperangkat perhitungan deterministik yang dilakukan pada komputer. Secara umum bahwa
semakin terang brightspot (semakin nyata kontras amplitudo), semakin bagus prospeknya[7].
Maximum magnitude digunakan untuk melihat respon magnetudo dalam data seismik dan
yang memiliki magnitudo yang besar diindikasikan sebagai reservoir.Extract value digunakan
untuk melihan sebaran batuan apakah pasir (sand) atau lempung (shale). Amplitudo RMS dapat
memetakan langsung indikasi hidrokarbon dalam data dan gambaran geologi dari respon
amplitude.
n

RMS Amplitude=
√ ( ∑ a 2)

k
i
(1)
Sifat fisik yang terekam pada data sumur yaitu Gamma Ray, densitas, porositas neutron
dan resistivitas. Gamma Ray merekam sifat radioaktif batuan, yang akan digunakan untuk
mengetahui kandungan volume serpih batuan seperti pada pers (2). Porositas juga merupakan
sifat fisik batuan, batuan yang memiliki porositas besar maka memiliki prospek yang bagus
sebagai reservoir hidrokarbon, karena memiliki ruang yang banyak untuk menyimpan
hidrokarbon.Batuan yang memiliki porositas basar adalah batupasir dan dolomit.Besarnya
porositas batuan dapat dihitung menggunakan pers (3).

GR log −GR min


V sh= (2)
GR max −GR min

3
∅ D +∅ N
∅= ( 3)
2

Dimana :
Vsh = Kandungan serpih (Volume Shale)
GRlog = Pembacaan GR pada tiap interval kedalaman
GRmin = Pembacaan GR pada lapisan batupasir
GRmax = Pembacaan GR pada lapisan batuserpih
∅ = Porositas
∅D = Porositas densitas
∅N = Porositas neutron

III. METODE PENELITIAN


Data yang digunakan pada studi ini adalah data sekunder berupa data seismik post-stack
time migration 3D dengan kedalaman sampai 3000 ms dandata well yang bersumber dari
RMOTC[8]. Sumur yang digunakan adalah sumur 17-WX-21, sumur 48X-28, sumur 41-2-X-3,
sumur 11-AX-11, sumur 67-1-TpX-10, sumur 61-2-X-15, dan sumur 25-1-X-14, seperti pada
Gambar 2.Data well yang digunakan dilengkapi dengan data gamma ray, porositas neutron,
densitas, dan resistivitas. Proses pengolahan data diawali dengan picking horizon dan patahan
pada data seismik yang dilakukan menggunakan software Petrel 2013, selanjutnya proses input
data well pada seismik bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan. Kemudian Time Depth
Relation di input pada folder Well . Maka lapisan batuan yang telah diinput akan sesuai dengan
penampang seismik.

Inline 345

Xline 1 Xline 188

Inline 1
Gambar 2. Posisi sumur pada lapangan Teapot Dome

Pembuatan peta 2D surface ini dilakukan pada formasi yang telahdilakukan picking
horizon yaitu pada formasi tensleep.Pembuatan peta Atribut dilakukan pada penampang seismik
4
yang memiliki zona intrest yang di anggap sebagai reservoir.Pada penelitian ini gigunakan tiga
atribut seismik, atribut Maximum Magnitude, Extract Value dan RMS Amplitude.Dalam
membuat peta 2D surfaceatribut yang perlu diperhatikan adalah persebaran nilai data seismik
yang digunakan, dan pengaturan warna.
Proses pengolahan data sumur dilakukan menggunakan softwere Interactive Petrophysic
3.5. Tahapan yang dilakukan pertama yang dilakukan adalah korelasi data sumur, dengan
membandingkan hasil log Gamma Ray pada masing-masing sumur dan data pada kolom
geologi.Dengan acuan sumur yang telah lengkap informasi kedalamannya. Selanjutnya Volume
serpih dihitung menggunakan log Gamma Ray. Volume serpih dihitung untuk mengetahui
kandungan serpih pada masing-masing sumur. Volume serpih akan digunakan untuk menghitung
nilai porositas batuan. Porositas dapat dihitung mengguunakan data log neutron porosity (NPHI)
dan log densitas. Dan rata-rata dari log tersebut merupakan porositas yang digunakan (PHIDN).
Log porositas digunakan untuk melihat nilai porositas dari masing-masing lapisan batuan.
Proses interpretasi pada penelitian ini adalah interpretasi kualitatif dan kuantitatif.
Interpretasi kualitatif yang dilakukan dengan melihat litologi batuan bawah permukaan yang
yang di indikasikan sebagai reservoir dan jenis jebakannya.Menganalilis dengan menggunakan
seismik atribut untuk melihat respon atribut Maximum Magnitude, Extract Value dan RMS
Amplitude. Setelah mendapatkan peta 2D tersebut, pada data sumur dilakukan interprertasi
kualitataif yang terdiri dari interpretasi litologi, dan interpretasi lingkungan pengendapan
menggunakan interpretasi log Gamma Ray. Sedangkan Interpretasi kuantitatif dilakukan pada
data sumur terdiri dari perhitungan volume shale, dan perhitungan porositas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Picking Horizon dan Patahan
Picking horizon dan patahan merupakan tahapan yang penting dalam proses interpretasi.
Interpretasi dilakukan pada formasi Tensleep dengan melakukan picking horizon pada lapisan
yang berwarna merah (lembah), yang diindikasikan sebagai lapisan batupasir. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa apabila batupasir (porositas tinggi) ditutupi oleh serpih (porositas rendah)
maka amplitudo yang terbentuk akan bernilai negatif (lembah) dengan nilai amplitudo yang
tinggi. Ada 4 horizon yang terdapat pada formasi Tensleep yaitu horizon 1100 pada 1168,38 ms ;
horizon 1200 pada 1216,05 ms ; horizon 1300 pada 1274,73 ms ; dan horizon 1400 pada 1310,37
ms. Hasil picking horizon dan patahan seperti pada Gambar 3.
Keterangan

Hor 1100
Hor 1200
Hor 1300
Hor 1400
Patahan
Patahan

Gambar 3. Hasil Picking horizon dan patahan pada formasi Tensleep

5
2. Peta 2D Seismik Atribut
Seismik atribut merupakan semua kuantitas terukur, terkomputasi atau tersirat yang
diperoleh dari data seismik, seismik atribut berhubungan langsung dengan sifat batuan.Batuan
yang dapat diindikasikan sebagai batuan reservoir pada lapangan Teapot Dome adalah batupasir
dan dolomit.Kemudian hidrokarbon dapat terkumpul dan terjadi reservoir jika terdapat jebakan
minyak seperti patahan, rekahan dan antiklin.Pada sumur 48X-28 memiliki penampang seismik
seperti pada Gambar 4(a).memiliki zona penampang yang menarik dan cukup tebal pada time
depth -1175,03 ms atau sekitar 5568,7 feet. Karena picking horizon yang telah dilakukan tidak
mengenai titik tersebut, maka dilakukan perhitungan horizon menggunakan kalkulator seismik
untuk lapisan tersebut. Sehingga diperoleh penampang horizontal untuk surface atribut extract
valueseperti Gambar 4(b).
Berdasarkan Gambar 4(a). terlihat bahwa bagian sumur yang ditandai dengan persegi
berwarna kuning tersebut memiliki nilai amplitudo sekitar -2 sampai -1 dan dikelilingi oleh
batuan yang memiliki amplitudo yang lebih besar. Selanjutnya untuk atribut RMS Amplitude dan
Maximum Magnitude menunjukkan hasil respon yang sama dimana memiliki RMS Amplitude
yang besar dikelilingi oleh amplitudo yang kecil, begitu juga dengan Maximum Magnetude.RMS
Amplitude menunjukkan nilai yang besar (positif) sesuai dengan persamaan (1) dimana nilai
amplitudo dikuadratkan sehingga akan bernilai positif. Kemudian untuk atribut Maximum
Magnetude memiliki nilai yang besar pada zona yang diindikasikan sebagai reservoir karena
nilai respon atribut Maximum Magnetude berhubungan reflektivitas.Semakin besar refleksi maka
respon Maximum Magnetude akan besar pula (Gambar 5.(a)).

a b

Gambar 4. Sumur 48X-28 (a) penampang vertikal (b) penampang


horizontal menggunakan atribut Extract Value

Berdasarkan hasil analisis atribut seismik pada zona tersebut dapat diindikasikan sebagai
reservoir hidrokarbon (Gambar 5). Dari penampang vertikal seismik (Gambar 4. (a)) terlihat
zona yang diindikasikan sebagai reservoir diapit oleh dua pahatan, dimana patahan merupakan
salah satu tipe jebakan hidrokarbon. Sehingga dapat diindikaskan zona tersebut untuk menjadi
reservoir.

a b
6
a b

Gambar 5. Atribut sumur 48X-28 (a) Maximum magnitude,


(b) RMS Amplitude

Seluruh sumur yang dianalisis memiliki respon yang sama untuk semua atribut, namun memiliki
kedalaman posisi reservoir yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh litologi bawah permukan
yang berbeda-beda. kedalamanreservoir dan tipe jebakannya pada semua sumur dapat dilihat
pada Tabel 1. dan Lampiran 1., dan untuk hasil peta seismik atribut seluruh sumur dapat dilihat
pada Lampiran 2.

Tabel 1. Kedalaman reservoir dan tipe jebakan pada semua sumur


Kedalaman Reservoir
No Nama Sumur Tipe Jebakan
(ms) (feet)
1 17-WX-21 1074,05 5420 Antiklin
2 48X-28 1175,03 5568,7 Patahan
3 41-2-X-3 1080,35 5483 Patahan
4 11 – AX- 11 1133,46 5554,5 Antiklin-Patahan
5 67-1-TpX-10 1119,9 5360 Patahan
6 61-2-X-15 1068,78 5398,6 Antiklin dan patahan
7 25-1-X-14 1181,71 5774,5 Antiklin

3. Analisis Sumur
Langkah pertama yang dilakukan pada analisis data sumur adalah menentukan zona lapisan
yang permeabel dan impermeabel dengan menggunakan kurva Gamma Ray.Nilai gamma ray
yang tinggi menunjukan bahwa lapisan tersebut banyak mengandung unsur radioaktif.Lapisan
radioaktif biasanya ditemui dalam batuan dengan ukuran butir yang kecil seperti serpih.Oleh
karena itu respon kurva gamma ray dapat digunakan untuk menentukan lapisan yang
mengandung batu serpih (impermeabel) ataupun batupasir(permeabel).Lapisan batupasir dan
dolomit memiliki nilai gamma ray yang rendah sedangkan lapisan serpih memiliki nilai gamma
ray yang tinggi.Lapisan batupasir dan dolomit memiliki nilai gamma ray kurang dari 75 API,
sedangkan lapisan serpih memiliki nilai gamma ray lebih dari 75 API.
Berdasarkan hasil pengamatan pada sumur yang dilakukakan penelitian respon log gamma
ray daerah target penelitian menunjukan nilai gamma ray yang rendah yaitu 20 hingga 40 API.
Nilai gamma ray yang rendah pada formasi Tensleep menunjukan bahwa lapisan tersebut
merupakan lapisan yang sedikit mengandung serpih, hal ini juga dapat dilihat dari log volume
serpih.

7
Keterangan PHIDN = Porositas
GR = Log Gamma Ray DEN = Densitas
VCLGR = Volume serpih
RES = Resistivitas

Gambar 6. Data rekaman Sumur 48X-28 formasi Tensleep

Analisa kurva gamma ray pada sumur 48X-28 menunjukan nilai yang rendah dari 20 API
hingga 50 API yang menandakan bahwa formasi Tensleep pada sumur 48X-28 merupakan
lapisan yang permeabel. Ditunjukkan juga oleh respon kurva volume serpih yang memiliki nilai
kecil, sehingga didapatkan lapisan tersebut didominasi oleh batupasir dan sisipan dolomit, hal ini
sesuai dengan geologi daerah penelitian. Densitas merupakan salah satu karakter fisika batuan,
sumur 48X-28 memiliki densitas sebesar (2,344 – 2,645) g/cc. Pada lapisan A sand densitas
kecil, B dolo densiitas membesar dan B sand densitas mengecil kembali, hal ini dapat dilihat
pada Gambar 6.bagian kurva DEN. Kurva log densitas menunjukkan hasil yang sesuai dengan
teori dimana jika suatu formasi dengan karakteristiknya batuan pasir mengandung hidrokarbon
nilai densitasnya cenderung mengecil. Sedangkan pada formasi dengan karakteristik batuan
karbonat (dolomit) cenderung membesar,
Densitas berbanding terbalik dengan porositas, semakin kecil densitas maka porositasnya
akan semakin besar. Kurva log porositas pada sumur 48X-28 formasi Tensleep menunjukkan
besar porositas yaitu 0,07 - 0,183 , dimana porositas lebih dari 0,15 merupakan porositas yang
baik untuk menjadi reservoir. Sehingga pada lapisan tersebut memiliki porositas yang baik untuk
menjadi reservoir. Sedangkan dari hasil log resistivitas (RESM dan RESD) menunjukkan
resistivitas yang bervariasi mulai dari 15 ohm.m hingga 200 ohm.m. Dimana minyak dan gas
bumi memiliki resistivitas yang tinggi dan air memiliki resistivitas yang rendah, karena air dapat
menghantarkan listrik dengan baik. Pada Gambar 6. Lapisan A sand dan B dolo menunjukkan
nilai resistivitas yang tinggi dibandingkan dengan lapisan B sand terlihat resistivitas yang kecil
yang menandakan lapisan tersebut banyak mengandung air. Sehingga dari log resistiviitas pada
sumur 48X-28 pada lapisan A sand sampai B sand diindikasikan sebagai reservoir.
Berdasarkan analisis kurva pada sumur 48X-28, log Gamma Ray yang menunjukkan
lapisan tersebut terdiri batupasir dan dolomit, log volume serpih yang bernilai kecil, log densitas
kecil, log porositas yang besar dan log resistivitas yang tinggi kemudian rendah menunjukkan
sifat fisik yang sesuai untuk menjadi reservoir yang bagus, pada sumur 48X-28 reservoir
terdapat pada kedalaman 5568,7 feet.

8
Tabel 2. Karakter fisik batuan yang diindikasikan sebagai reservoir
Densitas Resistivitas
No Nama Sumur Porositas
(g/cc) (Ohm.m)
1 17-WX-21 0,062 - 0,121 2,416 - 2,461 29,4 – 153
2 48X-28 0,07 - 0,183 2,344 – 2,645 12,5 – 195
3 41-2-X-3 0,091 – 0,218 2,435 – 2,657 28,7 – 204,3
4 11 – AX- 11 0,055 – 0,294 2,341 – 2,618 20 – 202
5 67-1-TpX-10 0,019 – 0,138 2,359 – 2,629 28,7 – 185
6 61-2-X-15 0,071 – 0,097 2,52 – 2,65 85 - 200
7 25-1-X-14 0,02 – 0,128 2,443 – 2,68 27 – 200

Karakter fisik batuan yang diindikasikan sebagai reservoir berdasarkan data sumur
diperoleh nilai yaitu berkisar antara 0,02 – 0,294 , nilai densitar 2,341 g/cc – 2,657 g/cc dan
resistivitas 12,5 Ohm.m – 204,3 Ohm.m, seperti pada Tabel 2. Untuk sumur yang lain gambar
data rekaman sumur terdapat pada Lampiran 3. Batuan yang diindikasikan sebagai reservoir
pada peta atribut Extrac Value diindikasikan dengan nilai amplitudo minimum, pada RMS
Amplitude diindikasikan dengan nilai amplitudo yang maksimum, dan pada atribut Maximum
Magnitude diindikasikan dengan nilai magnitudo yang paling besar. Selain itu pada analisis data
sumur batuan yang diidentifikasi sebagai reservoir memiliki porositas tinggi, densitas rendah dan
perubahan resistivitas yang signifikan (tinggi ke rendah).

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kedalaman reservoir pada data seismik 5360 feet – 5774,5 feet. Jebakan reservoir ada yang
berupa antiklin seperti pada sumur 17-WX-21dan sumur 25-1-X-14, patahan pada sumur 41-
2-X-3 dan sumur 67-1-TpX-10, sedangkan pada sumur 11-AX-11 dan sumur 61-2-X-15
jebakannya berupa kombinasi antara atiklin dan patahan.
2. Karakter fisik batuan berdasarkan data sumur diperoleh nilai porositas untuk batuan yang
diidentifikasi sebagai reservoir yaitu 0,02 – 0,294 , nilai densitas 2,341 g/cc – 2,657 g/cc dan
resistivitas 12,5 Ohm.m – 204,3 Ohm.m.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
Ardiansyah, Ahmad Ghifari.2018. Karakterisasi Sesar Sealing Dan Non Sealing Dengan
Metode Seismik InversiImpedansi Akustik Dan Shale Gouge Ratio Pada Lapangan
Teapot Dome U.S.A. Lampung : Universitas Lampung.
[2]
Shclumberger. 2013. Interpreter’s Guide to Seismic Attributec- Fourth Edition. Shclumberger.
[3]
Putra, Muhammad Reza. 2016. Analisis Petrofisika dan Perhitungan Volumetric Cadangan
Hidrokarbon pada Reservoar Batu Pasir Formasi Lakota, Lapangan Teapot Dome,
Cekungan powder River, Wyoming, Amerika Serikat. Yogyakarta. Universittas Gajah
Mada.

9
[4]
Reynolds, John M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics.England :
Wiley.
[5]
Zain, Nur Muhammad. 2017. Karakterisasi Reservoir Menggunakan Aplikasi Seismik Atribut
dan Inversi Seismik Impedansi Akustik, Studi Kasus Lapangan Teapot Dome, Wyoming.
Surabaya : Institut Teknologi Surabaya.
[6]
Kearey, Philip, Michael Brooks, Lan Hill. 2002. An Introduction to Geophysical Exploration
Third Edition. Blackwell Science : Lomdon.
[7]
Rahayu, Titi Setianingsih. 2015. Karakterisasi Reservoar Batupasir Menggunakan Aplikasi
Seismik Atribut Dan Interpretasi Data Log Pada Lapangan “T”, Sub-Cekungan Bagian
Selatan, Cekungan Jawa Timur.Lampung : Universitas Lampung.
[8]
RMOTC. 2013. Teapot dome 3D survey. https://wiki.seg.org/wiki/Teapot_dome_3D_survey.
Diakses pada 10 Juli 2017 pukul 09.00 WIB

LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. PENAMPANG SEISMIK DAN PETA ATRIBUT EXTRACT VALUE

10
Gambar L1.1. Data sumur 17-wx-21 (a) penampang seismik,
(b) peta Extract Value

Gambar L1.2. Data sumur 48X-28 (a) penampang seismik,


(b) peta Extract Value

Gambar L1.3. Data sumur 41-2-X-3 (a) penampang seismik,


(b) peta Extract Value

11
Gambar L1.4. Data sumur 11-AX-11(a) penampang seismik,
(b) peta Extract Value

Gambar L1.5. Data sumur 67-1-TpX-10(a) penampang seismik,


(b) peta Extract Value

Gambar L1.6. Data sumur 61-2-X-15(a) penampang seismik,


(b) peta Extract Value

12
Gambar L1.7. Data sumur 25-1-X-14(a) penampang seismik,
(b) peta Extract Value

LAMPIRAN 2. PETA ATRIBUT RMS AMPLITUDE DAN MAXIMUM MAGNITUDE

13
Gambar L2.1. Data sumur 48X-28(a) Maximum magnitude,
(b) RMS Amplitude

Gambar L2.2. Data sumur 17-WX-21 (a) Maximum magnitude,


(b) RMS Amplitude

Gambar L2.3. Data sumur 41-2-X-3 (a) Maximum magnitude,


(b) RMS Amplitude

14
Gambar L2.4. Data sumur 11-AX-11(a) Maximum
magnitude,

Gambar L2.5. Data sumur 67-1-TpX-10(a) Maximum magnitude,


(b) RMS Amplitude

Gambar L2.6. Data sumur 61-2-X-15(a) Maximum magnitude,


(b) RMS Amplitude

15
Gambar L2.7. Data sumur 25-1-X-14(a) Maximum magnitude,
(b) RMS Amplitude

LAMPIRAN 3. DATA SUMUR FORMASI TENSLEEP

Gambar L3.1. Data sumur 17 –WX-21


16
Gambar L3.2. Data sumur 48X-28

Gambar L3.3. Data sumur 41-2-X-3

Gambar L3.4. Data sumur 11-AX-11

17
Gambar L3.5. Data sumur 67-1-TpX-10

Gambar L3.6. Data sumur 62-1-X-15

Gambar L3.7. Data sumur 25-1-X-14

18

Anda mungkin juga menyukai