Anda di halaman 1dari 6

Accelerat ing t he world's research.

Pembuatan Larutan CuSO4


Amelia Desiria

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

pembuat an CuSO41112016200071
Selvia Dewi

BAB 2 REAKSI REDOKS


nuraisyah asdam

Elekt rolisis
Mang Ket ut u
Pembuatan Larutan CuSO4
KIMIA ANORGANIK II
KAMIS, 20 MARET 2014

DISUSUN OLEH :

AMELIA DESIRIA

1112016200066

KELOMPOK:
Ma’wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami,
Yasa Esa Yasinta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Sel elektrolisis ialah sel yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia pada
prinsip elektrolisis katoda berada di kutub negatif dan anoda berada di kutub
positif. Dengan adanya aliran listrik yang mengalir melalui kawat tembaga,
terjadilah proses oksidasi dan reduksi. Elektroda yang digunakan ada 2, elektroda
Cu dibuat melingkar atau spiral dan elektroda Cu yang lain dalam bentuk lurus.
Elektroda Cu melingkar atau spiral berada di katoda dan elektroda Cu yang lain
dalam bentuk lurus berada di anoda. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
Cu(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + SO2 (g) + 2 H2O

I. PENDAHULUAN

Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat di tempa, dan di lihat.
Tembaga melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif
(+0,34 V untuk pisangan Cu), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Ada dua deret
senyawa tembaga. Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga (I)
oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tembaga (I) Cu+. Senyawa-
senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I). Mereka mudah
dioksidasikan menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari
tembaga (II) oksida hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru
baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air ( G. Svehla,1990:229-
230 ).

Elektrokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
reksi kimia dan aliran listrik. Aliran listrik merupakan aliran sesuatu yang
bermuatan seperti elektron. Reaksi yang berhubungan dengan adanya aliran
elektron adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan penerimaan elektron atau
yang kita kenal dengan reaksi oksidasi dan reduksi atau reaksi redoks (Mulyani :
113).
Reaksi redoks ada yang spontan dan ada yang tidak spontan. Reaksi redoks
apontan dapat dirancang untuk menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan
untuk menghasilkan kerja mekanik, cahaya dan sebagainya. Reaksi redoks tidak
spontan dapat dilangsungkan dengan menambahkan energi listrik dari luar. Alat
yang dapat digunakan untuk melangsungkan keduanya adalah sel elektrokimia.
Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu
lelehan atau larutan ion yang di hubungkan dengan penghantar logam pada
rangkaian luar. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvani dan sel elektrolisis
(Mulyani, 113)

Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang
tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan ditetapkan terhadap elektroda itu.
Elektroda yang bermutan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan
negatif di sebut katoda.elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron
ke dan dari larutan disebut elektron inert.elektron reaktif adalah elektroda yag
secara kimia memasuki reaksi elektroda. Selama elektrolisis, terjadi reduksi pada
katoda dan oksidasi pada anoda ( Dogra,2009:492).

Ada banyak tipe reaksi elektroda, tetapi gambaran umumnya diringkas sebagai
berikut :
1. Arus listrik yang membawa ion akan dibebaskan pada elektroda.
2. Ion negatif yang sulit akan dibebaskan pada anoda menyebabkan penguraian
H2O dan pembentukan O2 H+ dan elektron.
3. Ion positif yang sulit untuk di bebaskan pada katoda meyebabkan penguraian
H2Odan Pembentukan H2, OH- dan absorpsi elektron (Dogra,2009:492)

II. MATERIAL DAN METODE


Material
Gelas kimia 1 buah, power supply 1 buah, kabel penghubung secukupnya, logam
Cu secukupnya, larutan H2SO4 .
Metode:

1. Masukkan larutan H2SO4 200 ml ke dalam gelas kimia.

2. Pasang logam Cu ( lilitan logam Cu) menggunakan kabel penghubung ke


kutub positif power supply, dan logam Cu batangan ke kutub negatif power
supply.

3. Nyalakan power supply dengan voltase 3 volt.

4. Tunggu sampai larutan berubah menjadi warna biru.

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan:
Persamaan reaksi:
Cu + H2SO4 → CuSO4 + SO2 + 2 H2O
Katoda : Cu2+ + 2e Cu
Anoda : Cu Cu2+ + 2e
CuCu

Pembahasan :

Pada praktikum kali ini, melakukan pembuatan CuSO4 dengan kawat tembaga.
Prinsip yang digunakan ialah sel elektrolisis. Sel elektrolisis ialah sel yang
mengubah energi listrik menjadi energi kimia pada prinsip elektrolisis katoda
berada di kutub negatif dan anoda berada di kutub positif. Dengan adanya aliran
listrik yang mengalir melalui kawat tembaga, terjadilah proses oksidasi dan
reduksi. Elektroda yang digunakan ada 2, elektroda Cu dibuat melingkar atau
spiral dan elektroda Cu yang lain dalam bentuk lurus. Elektroda Cu melingkar
atau spiral berada di katoda dan elektroda Cu yang lain dalam bentuk lurus
berada di anoda. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
Cu(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + SO2 (g) + 2 H2O
Pada percobaan ini logam Cu bentuk spiral mengendap. Sedangkan bentuk lilitan
tidak mengendap. Pada percobaan ini menghasilkan larutan CuSO4. Cu
mengendap disebabkan karena terjadinya proses reaksi oksidasi dan reduksi. Cu
yang mengendap adalah Cu yang berada di katoda, Cu ini mengalami reaksi
reduksi dan menerima elektron dari Cu yang berada di anoda yang mengalami
oksidasi.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Logam Cu bentuk spiral mengendap sedangkan bentuk lilitan tidak
mengendap. Pada percobaan ini menghasilkan larutan CuSO4 berwarna
biru.
2. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
3. Endapan Cu yang dihasilkan merupakan hasil dari proses oksidasi dan
reduksi.

V. DAFTAR PUSTAKA
Dogra, Sk. Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. Penerbit Universitas
Indonesia : Jakarta.

Mulyani, Sri.Dkk. COMMON TEXTBOOK KIMIA FISIKA II. Universitas


Pendidikan Indonesia.

Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan


Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai