Anda di halaman 1dari 7

Ventilasi Industri

Pengertian ventilasi industri


Ventilasi Industri adalah merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memelihara dan menciptakan udara disuatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan
proses kerja atau digunakan untuk menurunkan kada4r suatu kontaminan diudara
tempat kerja sampai kepada batas yang tidak membahayakan bagi kesehatan dan
keselamatan kerja.
Prinsip kerja ventilasi
Prinsip kerja ventilasi ini adalah membuat suatu proses pertukaran udara dalam
ruang kerja. Pertukaran udara ini biasanya dicapai dengan cara memindahkan udara
dari tempat kerja dan mengganti dengan udara yang segar secara bersamaan.
Pertukaran udara dapat dilakukan baik secara alami maupun dengan bantuan
peralatan mekanik. Pertukaran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan,
dimana udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi kedaerah yang
mempunyai tekanan rendah.

Pertukaran udara secara mekanik dilakukan dengan cara memasang system


pengeluaran udara ( exhaust system ) dan pemasukan udara ( supply system )
dengan menggunakan fan.

Menurut Talty T.John (1988), jika tidak ada sistem pertukaran udara,

kontaminan yang akan beregerak perlahan didalam udara ruang kerja.

Sehingga kontaminan akan tetap berada disekitar sumber dan di daerah sekitar

pernapasan pekerja dengan konsentrasi yang tinggi. Pertukaran udara dapat

dilakukan baik secara alami maupun dengan bantuan perawatan mekanik.

Pertukaran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan, dimana udara

bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang

tekanannya rendah. Pertukaran udara secara mekanik di lakukan dengan cara

memasang sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara

(supply system) dengan menggunakan Fan. Exhaust system dipasang untuk

mengeluarkan udara beserta kontaminan yang ada disekitar ruang kerja,

biasanya ditempatkan disekitar ruang kerja atau dekat dengan sumber-sumber

dimana kontaminan dikeluarkan. Supply system di pasang untuk memasukkan

udara didalam ruangan, umumnya digunakan untuk menurunkan tingkat

konsentrasi kontaminan didalam lingkungan kerja.


1. Sistem Ventilasi Lokal (Local Exhaust Ventilation atau Ventilasi

Pengeluaran Setempat)

Sistem ventilasi lokal adalah proses pengisapan dan pengeluaran

udara terkontaminasi secara serentak dari sumber pencemaran sebelum

udara berkontominasi berada pada ketinggian zona pernapasan tenaga

kerja, dan menyebar ke seluruh ruang kerja, umumnya ventilasi jenis ini

ditempatkan sangat dekat dengan sumber emisi. Penggunaannya lebih

menguntungkan dibandingkan dengan dilution ventilation, dikarenakan:

a. Meminimasi pekerja yang terpengaruh kontaminan

b. Volume alat pembuangan gas kebih sedikit dari ventilasi biasa.

c. Kontaminan dapat dikumpulkan untuk pembuangan atau recovery.

d. Peralatan di lingkungan kerja terlindungi dari panas dan zat-zat

kimia yang korosif.

Contoh aplikasi sistem ventilasi lokal antara lain:

a. Menghisap kontaminan dari proses casting shakeout di suatu

pengecoran, dan

b. Menghisap fume dari proses welding dan grinding.

Tujuan dari sistem ventilasi lokal adalah mengeluarkan udara

kontaminan bahan kimia dari sumber tanpa memberikan kesempatan

kontaminan mengalami difusi dengan udara di tempat kerja. Sedangkan

sistem supply digunakan untuk tujuan menciptakan lingkungan tempat

kerja yang nyaman di industri dengan sistem HVAC (heating,

ventilation, and air conditioning) atau pemanasan, pendinginan, filtrasi,

dehumidifikasi, humidifikasi, dan distribusi. Secara ideal, sistem ventilasi

lokal terdiri dari 4 komponen, yaitu :

a. Hood

Hood menangkap kontaminan dengan memanfaatkan


momentum yang sedang terjadi. Faktor yang mempengaruhi

rancangannya berdasarkan pada bentuk, kecepatan serta arah di

mana kontaminan dilepaskan. Untuk partikel kontaminan yang

besar dan berat, maka hood harus diletakkan pada posisi tepat di

atasnya.

b. Duct

Duct work menyediakan jalan untuk membawa kontaminan ke

bagian pembersih udara. Kecepatan dari udara pada saluran ini

harus cukup tinggi untuk mencegah partikel-partikel besar dari

pengendapan di dalam duct. Makin besar partikel, maka makin

tinggi kecepatannya.

c. Air cleaning

Air cleaning device memisahkan kontaminan dari aliran udara

sebelum melanjutkan ke fan dan dilepaskan ke atmosfer atau di

daur ulang ke area kerja. Terdapat dua bagian, yaitu: air filters dan

dust collectors. Air filters dirancang untuk memisahkan konsentrasi

partikel yang berukuran kecil dari udara. Dust collectors dirancang

untuk memisahkan konstrasi partikel yang berukuran lebih besar,

yang biasanya terdapat di udara pada proses industri.

d. Fan

Fan merupakan alat yang berfungsi untuk menyalurkan udara

ke semua bagian alat LEV. Fan harus memiliki tekanan yang

cukup untuk memindahkan volume udara melalui hood, ducts, dan

alat pengumpul pada kecepatan yang tepat.

Setiap bagian dari elemen LEV harus dirancang secara khusus

untuk berbagai tipe kontaminan yang dipisahkan. Selain itu setiap

elemen juga harus dilakukan perawatan pada kondisi optimum


melalui inspeksi dan perawatan regular.

Sementara itu, Local Exhaust Ventilation dibutuhkan saat:

a. Kontaminan bersifat toksik atau korosif (seperti asap timah,

kabut asam, uap pelarut)

b. Konsentrasi kontaminan tinggi.

c. Lokasi pekerja di sekitar emisi.

d. Emisi kontaminan setiap waktu atau kecepatan emisi

berubahubah terhadap waktu.

e. Durasi pekerja terekspos kontaminan panjang.

f. Kontaminan harus disaring keluar sebelum dilepaskan ke

udara.

g. Proses mengeluarkan panas.

h. Perundang-undangan mengharuskan adanya ventilasi

pembuangan gas.

Agar LEV dapat bekerja dengan baik, maka terdapat beberapa

peraturan dalam pengoperasion ventilasi jenis ini, diantaranya:

a. Tidak boleh menghalangi atau merintangi masukan udara

atau sumber udara pengganti.

b. Operasi dijalankan di sekitar fume hood atau area masukan

udara.

c. Jangan memosisikan diri di antara sumber kontaminan dan

masukan udara, karena dapat menjadikan diri terpapar

kontaminan konsentrasi tinggi.

d. Memastikan sistem ventilasi bekerja dengan baik dan tidak

rusak.

e. Memastikan sistem ventilasi sesuai dengan material yang

digunakan, sebagai contoh, fume hoods tertentu harus


digunakan untuk perchloric acid untuk mencegah

terbentuknya ledakan berbahaya di duct work.

Biasanya udara kontaminan yang dihisap dari tempat kerja

diendapkan dalam suatu kelektor. Apabila emisi udara kontaminan lebih

tinggi, maka perlu dipasang sistem ventilasi local dan dikombinasikan

dengan sistem ventilasi pengenceran udara secara bersamaan. Jenis

sistem ini biasanya merupakan metode pengendalian dianjurkan jika:

a. Kontaminan udara menimbulkan risiko kesehatan yang serius,

b. Debu atau asap yang dihasilkan berjmlah besar,

c. Peningkatan biaya pemanasan dari ventilasi dalam cuaca dingin

sering dilakukan,

d. Emisi sumber sedikit jumlahnya, dan

e. Emisi sumber yang dekat dengan zona pernapasan pekerja.

Fungsi Ventilasi

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan
keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang
ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai
lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela
sebagai berikut :

1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai,
dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.

2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.

4. Aliran  udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa


berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.

5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.

6. Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi:


7. Ventilasi alami (Natural Ventilation): Merupakan suatu bentuk
pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik
seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan
membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi
pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara
yang kotor yang ada dalam ruangan.
8. Standar luas ventilasi alami (Suma’mur, 1987) lebih dari 20 % luas
lantai tempat kerja. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika
digunakan dengan tujuan untuk mengurangi emisi gas, debu dan
vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang
tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan parameter yang harus
kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar,
arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang
yang ada pada dinding dan atap, Ventilasi alami biasanya digunakan
dengan tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada
tempat Kerja yang tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi.
9. Ventilasi Umum (General Ventilation): General ventilation atau
ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi
gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi. Jenis
ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas
penghisap. Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di
hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur
dengan bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian
udara kotor yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang
keluar.
10. Ventilasi pengeluaran setempat (Local Exhaust
Ventilation): Jenis ventilasi ini dipakai dengan pertimbangan teknis,
bahwa bahan pencemar berupa gas, debu dan vapours yang ada pada
tempat kerja dalam konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang atau
diencerkan hanya dengan menggunakan ventilasi umum apalagi
ventilasi alami, namun harus dengan ventilasi pengeluaran setempat
yang diletakan tepat pada sumber pencemar. Bahan pencemar yang
keluar dari proses kerja akan langsung di hisap oleh ventilasi, sebelum
sampai pada tenaga kerja.
11. Comfort Ventilation: Contoh ventilasi ini dengan digunakanyya
Air Conditioner (AC) pada suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi
menciptakan kondisi tempat kerja agar menjadii nyaman, hangat bagi
tempat kerja yang dingin, atau menjadi sejuk pada tempat kerja yang
panas.

Anda mungkin juga menyukai