II. Wawancara
1. Nilai Tukar dan Tingkat Keuntungan:
a. Berapa banyak /kg bapak/ ibu menanam bibit jagung kuning?
b. Berapa harga bibit /kg jagung kuning yang biasa bapak/ ibu tanam pada
musim tanam?
c. Berapa harga jual /kg jagung kuning bapak/ ibu pada musim panen?
d. Berapa banyak /kg pupuk yang bapak/ ibu gunakan untuk bertani
jagung kuning?
e. Berapa harga pupuk yang bapak/ ibu gunakan untuk bertani jagung
kuning?
f. Berapa banyak racun yang bapak/ ibu gunakan untuk bertani?
g. Berapa harga racun yang bapak/ ibu gunakan untuk bertani?
h. Apabila bapak/ ibu dibantu orang lain, berapa upah/ gaji yang bapak/
ibu berikan?
i. Berapa Banyak hasil panen bapak/ ibu dapatkan dalam satu kali panen?
j. Berapa luas lahan yang bapak/ ibu garap untuk bertani jagung kuning?
2. Akses Modal, Pendidikan dan Informasi:
a. Berapa lama bapak/ ibu bekerja sebagai petani jagung kuning?
b. Siapakah lahan yang bapak/ ibu garap untuk menanam jagung kuning?
c. Bagaimana bapak/ ibu mendapatkan modal untuk membeli bahan baku
untuk bertani jagung kuning?
d. Dari mana bapak/ ibu memperoleh bibit untuk bertanam jagung kuning?
e. Dimana bapak/ ibu menjual hasil panen jagung kuning?
f. Apa kendala yang bapak/ ibu hadapi selama bertani jagung kuning?
FOTO-FOTO WAWANCARA LANGSUNG PETANI JAGUNG KUNING
DI DESA ARUNGKEKE PALLANTIKANG
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Penulis menempuh pendidikan formal pertama pada Sekolah Dasar Negeri No. 26
Jeneponto, Sulawesi Selatan selesai pada tahun 2006. Pada tahun yang sama
penulis melanjut kan pendidikan di SMP Negeri 1 Arungkeke selesai pada tahun
2009. Dan Pada tahun 2009 penulis Memutuskan melanjutkan pendidikan pada
SMA Negeri 1 Batang yang berubah menjadi SMA Negeri 5 Jeneponto, dan
selesai pada tahun 2012. Dan pada tahun yang sama penulis memutuskan untuk
memang menjadi keinginan dan pilihan penulis sendiri yakni Universitas Islam
jurusan Ilmu Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Selama kuliah