Oleh :
AHMAD DARIS MAIMUN 190522548412
Metode pengelasan saat ini digunakan secara luas di dalam kehidupan manusia dari
yang sederhana sampai yang rumit. Luasnya penggunaan teknologi las ini disebabkan
karena sambungan menjadi ringan dengan proses yang lebih sederhana, sehingga biaya
yang dibutuhkan menjadi lebih murah. Keunggulan ini menyebabkan sambungan las
digunakan sebagai pengganti sambungan paku keling dan baut dalam struktur dan
rancangan mesin. Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi
konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las
juga dapat untuk mengelas cacat logam pada hasil pengecoran logam, mempertebal yang
aus (Wiryosumarto dan Okumura; 2004).
Pengertian pengelasan menurut (Widharto; 2003) adalah salah satu cara untuk
menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan
definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
(Wiryosumarto dan Okumura; 2004) menyebutkan bahwa pengelasan adalah
penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Paling tidak saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan
tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan
menggunakan busur nyala listrik (Shielded metal arc welding/ SMAW) dan las karbit
(Oxy acetylene welding/OAW).
1. Bahan
Berikut ini Bahan yang digunakan Pengelasan sambungan simpul kuda kuda galvalum
kanal :
2. Alat
Berikut ini Bahan yang digunakan Pengelasan sambungan simpul kuda kuda galvalum
kanal :
Berikut ini Gambar Kerja ( Shop Drawing ) pembuatan kuda kuda profil c
(galvalum) :
BERAT
TOTAL PANJANG 7.95 5.40
TOTAL
Panjang
Panjan
Kod Cos Jumla Panjang Total
Panjang (M) g Kuda
e 30 h Sentek (M)
Kuda
(M)
P1 0.87 3.0 2 6.90 0.53 7.42
P2 6.0 1 - - 6.00
Kode Berat Profil C 0.75x0.35 (Mm) /(1m) (Kg) Berat Total (Kg)
P1 0.68 5.05
P2 0.68 4.08
BERAT TOTAL 9.13
TOTAL BERAT KESELURUHAN 21.63
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 4.4 Perhitungan berat kuda kuda galvalum kanal C
4. Langkah-Langkah
1.
Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.
2.
Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu
menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara
dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.
3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan
elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda
menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan
elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40
derajat.
4.
Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang
akan dilas.
5.
Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat
lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.
6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat
memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua
bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.
7.
Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas
berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas.
8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan
menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna.
Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut.
Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan
tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang
belum terlas secara sempurna tersebut.
Job connectivity :
• Site Manager ( SM)
• Supervisor (SPV)
• Mandor
• Tukang
• Pekerja
Job safety :
Fungsi JSA
Dibawah ini terdapat beberapa kegunaan job safety analysis (JSA) yang dibuat
untuk sebagai berikut :
1. Mengenali “hazards” pada suatu pekerjaan.
2. Menaksir kemungkinan untuk merugikan pada orang, peralatan dan
lingkungan dari suatu “hazards”.
3. Memikirkan langkah untuk mengendalikan resiko yang berhubungan
dengan suatu “hazards”.
4. Memeriksa metoda kerja dan mengembangkan suatu prosedur kerja yang
aman.
5. Menyediakan suatu pendekatan yang konsisten kepada semua karyawan dan
kontraktor dengan mematuhi pada manajemen resiko pekerjaan.
Adapun tujuan job safety analysis (JSA) memiliki beberapa tujuan yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
Selain itu, JSA juga dapat membantu pekerja memahami pekerjaan mereka
lebih baik khususnya memahami potensi bahaya yang ada dan dapat terlibat
langsung mengembangkan prosedur pencegahaan kecelakaan.
Daftar Pustaka :
13