Anda di halaman 1dari 13

JOB PROGRAM PENGELASAN KUDA KUDA BAJA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktik Konstruksi Baja
Yang dibina oleh Drs. H. Sugiyanto , S.T., M.T

Oleh :
AHMAD DARIS MAIMUN 190522548412

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
NOVEMBER 2021
A. JOB DESCRIPTION PENGELASAN BAJA

Metode pengelasan saat ini digunakan secara luas di dalam kehidupan manusia dari
yang sederhana sampai yang rumit. Luasnya penggunaan teknologi las ini disebabkan
karena sambungan menjadi ringan dengan proses yang lebih sederhana, sehingga biaya
yang dibutuhkan menjadi lebih murah. Keunggulan ini menyebabkan sambungan las
digunakan sebagai pengganti sambungan paku keling dan baut dalam struktur dan
rancangan mesin. Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi
konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las
juga dapat untuk mengelas cacat logam pada hasil pengecoran logam, mempertebal yang
aus (Wiryosumarto dan Okumura; 2004).
Pengertian pengelasan menurut (Widharto; 2003) adalah salah satu cara untuk
menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan
definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
(Wiryosumarto dan Okumura; 2004) menyebutkan bahwa pengelasan adalah
penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Paling tidak saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan
tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan
menggunakan busur nyala listrik (Shielded metal arc welding/ SMAW) dan las karbit
(Oxy acetylene welding/OAW).

B. JOB ACTIVITY PENGELASAN BAJA

1. Bahan

Berikut ini Bahan yang digunakan Pengelasan sambungan simpul kuda kuda galvalum
kanal :

No Bahan Fungsi Gambar


1
Baja Bahan pembuatan utama
pembuatan kuda kuda
2
Minyak Untuk mempermudah
Pelumas Pengelasan

2. Alat

Berikut ini Bahan yang digunakan Pengelasan sambungan simpul kuda kuda galvalum
kanal :

No Alat Fungsi Gambar

1 Mesin Las untuk menyambung material


besi yang terpisah agar
menjadi satu kesatuan

2 untuk melebur kawat


Elektrode las yang dialiri
tegangan listrik
Holder

3 sebagai pembakar yang


Elektroda akan menimbulkan
busur nyala.

3 Gerinda Untuk memotong


Baja yang akan di Las

4 Palu Keras sebagai pemukul pada kerja


memotong dengan pahat

5 Penanda Untuk menandai


Baja Yang akan
Dipotong, dilubangi
6 Meteran Untuk mengukur
Panjang Baja

7 Meja Las Untuk Membuat Siku


pada Galvalum

9 Kelm / ragum sebagi dudukan atau tempat


dari material yang akan dilas

11 Sikat Baja untuk membersihkan


kotoran pada peralatan yang
akan di las

12 Tang utama sebagai penjepit atau


penahan benda kerja.
3. Gambar Kerja ( Shop Drawing )

Berikut ini Gambar Kerja ( Shop Drawing ) pembuatan kuda kuda profil c
(galvalum) :

Sumber : Dokumen Pribadi


Gambar 3.1 Gambar Kerja pembuatan kuda kuda profil c (galvalum)

a) Perhitungan Volume Bahan

Berikut ini perhitungan volume bahan pembuatan pelubangan untuk sambungan


simpul kuda kuda galvalum kanal :

Berat Profil C Total


Kod Tan Panjang Jumla Total Panjang 0.75x0.35 Berat
e 30 (M) h (M) (Mm) /(1m) (Kg)
(Kg)
V1 0.58 3.0 1 1.74 0.68 1.18
V2 0.58 2.5 2 2.90 0.68 1.97
V3 0.58 2.0 2 2.32 0.68 1.58
V4 0.58 1.5 2 1.74 0.68 1.18
V5 0.58 1.0 2 1.16 0.68 0.79
V6 0.58 0.5 2 0.58 0.68 0.39
BERAT
TOTAL PANJANG 10.44 TOTAL 7.10

Sumber : Dokumen Pribadi


Tabel 4.1 Perhitungan volume panjang dan berat kuda kuda galvalum kanal C
Berat Profil C Total
Kod Cos Panjang Jumla Total Panjang 0.75x0.35 Berat
e 30 (M) h (M) (Mm) /(1m) (Kg)
(Kg)
D1 0.87 0.5 2 3.48 0.68 2.37

D2 0.87 1.0 2 1.74 0.68 1.18

D3 0.87 1.5 2 1.16 0.68 0.79

D4 0.87 2.0 2 0.87 0.68 0.59

D5 0.87 2.5 2 0.70 0.68 0.47

BERAT
TOTAL PANJANG 7.95 5.40
TOTAL

Sumber : Dokumen Pribadi


Tabel 4.2 Perhitungan volume panjang dan berat kuda kuda galvalum kanal C

Panjang
Panjan
Kod Cos Jumla Panjang Total
Panjang (M) g Kuda
e 30 h Sentek (M)
Kuda
(M)
P1 0.87 3.0 2 6.90 0.53 7.42

P2 6.0 1 - - 6.00

TOTAL PANJANG 13.42

TOTAL PANJANG KESELURUHAN 31.81


Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 4.3 Perhitungan volume panjang kuda kuda galvalum kanal C

Kode Berat Profil C 0.75x0.35 (Mm) /(1m) (Kg) Berat Total (Kg)

P1 0.68 5.05
P2 0.68 4.08
BERAT TOTAL 9.13
TOTAL BERAT KESELURUHAN 21.63
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 4.4 Perhitungan berat kuda kuda galvalum kanal C
4. Langkah-Langkah

1.

Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.
2.

Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu
menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara
dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.
3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan
elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda
menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan
elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40
derajat.
4.
Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang
akan dilas.
5.

Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat
lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.
6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat
memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua
bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.
7.
Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas
berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas.
8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan
menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna.
Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut.
Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan
tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang
belum terlas secara sempurna tersebut.

Job connectivity :
• Site Manager ( SM)

Pada proses pembangunan konstruksi PM bertanggung jawab atas


segala pekerjaan pada pekejaan proyek, memberikan instruksi kepada tim
untuk mengerjakan dan menyelesaikan proyek

• Site Engineer (SE)

Posisi atau jabatan SE bertanggung jawab untuk merealisasikan


proyek yang dalam bentuk visual menjadi aktual, yang artinya SE
menjabarkan softdrawing (gambar kerja) untuk kemudian di realisasikan
pada proyek. Pada beberapa proyek besar SE dibagi menjadi tiga bagian, SE
pekerjaan arsitektur, SE pekerjaan struktur, dan SE pekerjaan mekanik dan
elektrik.

• Quality Control (QC)


Bertanggung jawab atas mutu pekerjaan lapangan, prosedur
pekerjaan dan kulitas material yang digunakan. Apabila dalam pelaksaan
pekerjaan dilapangan tidak sesuai dengan prosedur atau stadard yang
digunakan QC memiliki wewenang untuk menghentikan pekerjaan tersebut.

• Quality Surveyor (QS)

Bertangging jawab atas alur administrasi pada proyek terutama pada


bagian keuangan proyek seperti, opname pekerjaan (pembayaran
mandor/subcont) dan penagihan ke pemilik proyek (cashflow) dan juga
melakukan perhitungan volume pekerjaan, jadwal pekerjaan, menghitung
kebutuhan meterial.

• Supervisor (SPV)

Bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan di lapangan,


mengarakan pekerja dan membantu QC mengawasi atau mengontrol
pekerjaan di lapangan apakah telah sesuai dengan prosedur atau tidak.

• Mandor

Mandor Konstruksi Bertugas Memimpin Dan Mengatur Kegiatan


para tukang dan Pekerja pada pelaksanaan pekerjaan kostruksi, serta
mengawasi kelancaran dan tertib pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
target Fisik, waktu dan mutu seperti yang ditentukan dalam rencana.

• Tukang

Kepada tukang adalah orang yang bertanggungjawab mengatur dan


memimpin para tukang untuk menyelesaikan pekerjaan Bangunan. Peran ini
sangat penting dalam menentukan baik buruknya hasil pekerjaan proyek
pembangunan.

• Pekerja

membantu dan melayani kebutuhan tukang dalam menyelesaikan


pekerjaannya. Tugas buruh / pekerja sangatlah penting, tanpa mereka, tidak
mungkin tercipta gedung megah, jalan mulus, jembatan yang kekar dan
bangunan lainnya. Diperlukan tenaga fisik yang baik untuk bisa menjalankan
tugas-tugasnya mengangkut bahan material dan peralatan.

Job safety :
Fungsi JSA
Dibawah ini terdapat beberapa kegunaan job safety analysis (JSA) yang dibuat
untuk sebagai berikut :
1. Mengenali “hazards” pada suatu pekerjaan.
2. Menaksir kemungkinan untuk merugikan pada orang, peralatan dan
lingkungan dari suatu “hazards”.
3. Memikirkan langkah untuk mengendalikan resiko yang berhubungan
dengan suatu “hazards”.
4. Memeriksa metoda kerja dan mengembangkan suatu prosedur kerja yang
aman.
5. Menyediakan suatu pendekatan yang konsisten kepada semua karyawan dan
kontraktor dengan mematuhi pada manajemen resiko pekerjaan.

Tujuan job safety analysis (JSA)

Adapun tujuan job safety analysis (JSA) memiliki beberapa tujuan yang diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Penelaahan risiko pada task-task yang ada pada suatu pekerjaan.


Memikirkan cara yang paling safe untuk itu.
2. Pelaku job safety analysis (JSA) harus menyelediki segala jenis hazard yang
terdapat pada masing-masing task.
3. Memikirkan cara untuk mencegah terjadinya cidera, atau kecelakaan. 4.
Membantu pembuatan Prosedur Kerja yang safe (SOP).

Kesimpulan mengenai job safety analysis (jsa)


Job safety analysis (JSA) bermanfaat untuk mengidentifikasi dan
menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan sehingga bahaya pada setiap jenis
pekerjaan dapat dicegah dengan tepat dan efektif.

Selain itu, JSA juga dapat membantu pekerja memahami pekerjaan mereka
lebih baik khususnya memahami potensi bahaya yang ada dan dapat terlibat
langsung mengembangkan prosedur pencegahaan kecelakaan.
Daftar Pustaka :

- Aprilia, T. 2010. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan


Struktur Rangka Atap Baja Ringan. Tesis Master, Universitas Sebelas
Maret.

- Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan


Operasi.
Yogyakarta, BPFE

- Muzayanah, Y. 2008. Pemodelan Proporsi Sumber Daya Proyek


Konstruksi, Universitas Diponegoro.

13

Anda mungkin juga menyukai