Anda di halaman 1dari 14

Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Bagian VIII

Sistem Endokrin

A. Tujuan Pembelajaran

1. Menunjukkan anatomi kelenjar endokrin dengan benar


2. Mendeskripsikan fungsi neuroendokrin dengan benar
3. Mendeskripsikan mekanisme umpan balik hormon dengan benar
4. Menjelaskan hubungan sistem endorin dengan sistem reproduksi

B. Materi Sistem Endokrin


1. Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi sistem Endokrin
Semua sel dan jaringan dalam tubuh manusia mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda. Namun untuk berkomunikasi satu
sama lainnya diperlukan adanya kordinasi antara sel dan jaringan
seperti; sistem saraf dengan sistem endokrin. Sisterm tersebut
bekerja sama untuk menghasilkan hormon.
Istilah hormone berasal dari bahasa Yunani yang artinya; “set
in motion” atau “excite” diperkenalkan oleh Starling pada tahun 1905.
a. Pengertian Hormon.
Menurut; Baylis dan Starling, adalah substansi kimia yang
dihasilkan oleh sel khusus dalam jumlah kecil, dilepaskan ke
sistem sirkulasi untuk ditransport ke organ yang dituju atau organ
target.
b. Karakteristik kelenjar endokrin
1) Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus atau saluran, sehingga
disebut kelenjar buntu.
2) Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu hormon,
kecuali kelenjar paratiroid yang hanya mensekresi hormone
paratiroid.
3) Konsentrasi hormone dalam sirkulasi adalah rendah
150
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

c. Anatomi kelenjar endokrin

Gambar 8.1. Organ Endokrin Pria dan Wanita

151
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

d. Klasifikasi Hormon
Konsep klasik bahwa hormon disekresikan ke dalam darah dan
menimbulkan efek di tempat jauh sekarang tidak lagi dapat
diterapkan karena hormon dapat menimbulkan efek lokal.

Endokrin berarti "disekresikan ke dalam" dan berlaku bagi hormon


yang cocok untuk penjelasan klasik, yaitu disekresikan ke dalam
aliran darah dan mempengaruhi sasaran di tempat jauh. Juga
terdapat hormon eksokrin, yang "disekresikan keluar" ke dalam
duktus. Hormon ini mencakup hormon yang disekresikan ke
dalam vas deferens dan tuba uterina.

Sejumlah hormon memiliki efek lokal atau parakrin, yaitu berdifusi


dalam jarak pendek dan bekerja pada sel di sekitarnya atau sel
yang hanya dipisahkan oleh ruang antarsel, Contoh respons
parakrin adalah efek testosteron dan Mutterian-inhibiting hormone
(MIH) pada diferensiasi seksual. Apabila hormon yang diproduksi
bekerja pada sel yang sama yang menghasilkannya, hormonnya
disebut otokrin. Sebagai contoh, hormon otokrin mungkin memicu
pembelahan sel atau memberi sinyal kematian sel secara
terprogram (apoptosis, programmed cell death). Apabila hormon
mempengaruhi sel di dekatnya, .

Hormon neuroendokrin disintesis di neuron khusus, dan efeknya


juga dapat bersifat parakrin (hormon ini biasanya disebut sebagai
neurotransmiter dan neuromodulator). Oksitosin adalah contoh
hormon neuroendokrin. Zat ini disekresikan dari lobus posterior
kelenjar hipofisis dan mempengaruhi kontraktilitas miometrium
dan sel mioepitel di payudara. Dalam hal ini, oksitosin memiliki
efek endokrin, tetapi pada banyak mamalia hormon ini juga
memodifikasi perilaku betina dengan menginduksi perilaku induk
dengan keberadaan steroid seks.

Feromon (pheromone) adalah hormon yang diproduksi oleh


organisme yang memicu respons pada organisme lain. Feromon
releaser merangsang respons perilaku yang cepat. Feromon
primer bekerja melalui sistem neuroendokrin untuk menimbulkan
respons tipe lambat. Reseptor untuk feromon ditemukan di organ
vomeronasal yang dekat dengan rongga hidung mamalia, yang
menggunakan feromon untuk mengidentifikasi teritorial keluarga
atau hewan sejenis. Organ vomeronasal manusia dahulu diduga
mengalami atrofi pada masa dewasa, tetapi bukti terakhir
mengisyaratkan bahwa terdapat jalur fungsional. Feromon
diperkirakan berperan dalam daya tarik seksual dan sinkronisitas
daur haid pada sekelompok kohort wanita.
152
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

2. Hubungan sistem endokrin dengan sistem saraf


Sistem endokrin semula tampak sebagai sistem sederhana
yang terdiri atas kelenjar. yang mengeluarkan perantara kimiawi
(chemical messenger), atau hormon, ke dalam darah tempat hormon
akan diangkut ke sel sasaran spesifik di tempat jauh dan memicu
timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa produksi hormon
relatif lebih rumit. Sebagian organ yang memiliki fungsi lain juga
menghasilkan hormon. Sebagai contoh, jantung menghasilkan
peptida natriuretik atrium (atrial natriuretie peptide, ANP), yang
mempengaruhi reabsorpsi natrium ginjal sehingga mempengaruhi
tekanan darah. Sebagian hormon dihasilkan oleh beberapa kelenjar
berbeda-misalnya somatostatin, yang diproduksi oleh hipotalamus,
pankreas, dan usus. Walaupun trofoblas adalah tempat utama
pembentukan hCG, hormon ini juga dapat dihasilkan oleh jaringan
lain, walaupun dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Plasenta tampaknya mampu membentuk beragam hormon
dan releasing factors yang berinteraksi dengan fisiologi ibu dan janin.
Sebagian zat, misalnya noradrenalin, dapat berfungsi, baik sebagai
hormon maupun neurotransmiter, bergantung pada modus
pengeluaran dan apakah zat ini dikeluarkan oleh kelenjar atau saraf.
Hipotalamus menghasilkan neurohormon yang penting dalam
interaksi antara sistem endokrin dan sistem saraf.

Gambar 8.2. Anatomi Master Kelenjar dan Hipotalamus

153
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Secara keseluruhan, sistem endokrin (bekerja sama dengan sistem


saraf):
a. mengoordinasikan keseimbangan homeostatik
b. mengatur berbagai sistem fisiologis, misalnya sistem pencernaan
dan sistem reproduksi
c. mempermudah diferensiasi jenis kelamin dalam stadium
embriogenik dan manifestasi karakteristik seks sekunder pada
masa pubertas
d. memodifikasi dan menginduksi perubahan perilaku individu yang
bersangkutan
Sistem saraf cenderung bereaksi dalam situasi ketika diperlukan
respons segera, sedangkan sistem endokrin berperan dalam
mempertahankan fungsi tubuh untuk periode yang lama. Sebagai
contoh, menggigil dipacu oleh aktivitas neuromuskulus untuk
melawan penurunan suhu lingkungan, sedangkan banyak daur di
tubuh, misalnya daur haid, hampir seluruhnya diatur oleh sistem
hormon. Namun, kedua sistem berinteraksi satu sama lain sehingga
sebagian respons cepat memiliki komponen hormonal.
Sebagai contoh, pelepasan adrenalin dan refleks ”takut-lawan-lari”
(fear,-fight-flight) serta pengeluaran hormon sering diatur oleh jaras
neuron melalui hipotalamus. Keuntungan sistem hormon dibanding
sistem saraf adalah sistem ini dapat menghasilkan respons yang jauh
lebih difus di semua jaringan tubuh pada waktu yang hampir
bersamaan.
Tabel 2. Hubungan sistem saraf dengan sistem endokrin

Sistem saraf Sistem endokrin


Sumber sinyal Otak Kelenjar endokrin
Sinyal Neurotransmiter dan Hormon
Rute biasa potensial aksi Darah
Kecepatan Saraf eferen Lambat
respons Cepat Difus
Spesifisitas Spesifik Ganda
Target Tunggal Pengendalian dan
Jenis efek Efek segera integrasi jangka panjang

3. Pengangkutan Hormon
Hormon peptida dan protein bersifat larut air dan diangkut dalam
keadaan larut dalam darah, sedangkan hormon steroid beredar
dalam bentuk terikat ke protein plasma. Saat honnon disekresikan ke
dalam darah, sejumlah besar akan terikat ke protein dan hanya
sebagian kecil yang berada dalam bentuk bebas (tidak terikat dan
memiliki akses ke sel sasaran) dan secara faali aktif. Terdapat
banyak jenis protein pengikat hormon, yang semuanya bersifat koloid.
Sebagian hormon berikatan dengan kuat terhadap protein spesifik.
Protein lain mungkin berikatan dengan beragam hormon dengan
154
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

afinitas yang berbeda yang mungkin dipengaruhi oleh konsentrasi


hormon.
Dengan demikian, jumlah hormon yang ada dapat mempengaruhi
aktivitasnya. Sebagai contoh, oksitosin pada konsentrasi tinggi
berikatan dengan reseptor ADH (vasopresin) di dalam tubulus ginjal.
Selama persalinan, kadar oksitosin secara normal tidak meningkat
sampai akhir kala pertama. Namun, pemberian oksitosin eksogen
dapat memperkuat kontraksi uterus. Namun, apabila oksitosin
diberikan dengan dosis tinggi dan berkepanjangan, dapat terjadi
retensi air karena oksitosin juga merangsang reseptor ADH.
Tumpang tindih aktivitas biologis hormon ini disebut sebagai
"promiskuitas".
4. Pengaturan Hormon
Salah satu fungsi terpenting sistem endokrin adalah
mempertahankan lingkungan internal. Keadaan "stabil" (steady state)
ini disebut sebagai homeostasis. Mekanisme homeostatik
mengimbangi perubahan kondisi lingkungan eksternal. Sebagai
contoh, mamalia telah berkembang menjadi hewan homeotermik
(berdarah panas) sehingga proses kimiawi yang esensial untuk fungsi
fisiologis dapat berlangsung di bawah kondisi suhu yang optimal.
Fluktuasi suhu dipantau dan mekanisme homeostatik memastikan
bahwa suhu tubuh terjaga dalam batas sempit yang telah ditentukan.
Homeostasis dicapai melalui integrasi sistem saraf dan sistem
endokrin, yang sering disebut sebagai sistem umpan-balik.
Seperti diuraikan sebelumnya, pelepasan hormon sering dipicu oleh
stimulasi neurologis. Pelepasan hormon juga dapat distimulasi oleh
hormon lain. Faktor yang memudahkan pelepasan hormon disebut
sebagai pengaruh positif dan faktor yang menghambat pelepasan
hormon disebut pengaruh negatif.
a. Umpan-balik positif
Umpan-balik positif adalah rangkaian proses khusus yang
melibatkan satu atau lebih hormon dan terdapat siklus efek positif,
yang memperkuat sinyal awal. Salah satu contoh umpan-balik
positif adalah pemeliharaan produksi prolaktin dari kelenjar
hipofisis anterior selama laktasi. Pengisapan puting payudara oleh
bayi merangsang sekresi prolaktin, yang mempertahankan laktasi.
Apabila pengisapan berkurang atau berhenti, jumlah stimulasi
berkurang dan produksi prolaktin menurun. Contoh lain umpan-
balik positif adalah koagulasi darah dan persalinan.

155
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Sistem 1 Sistem 1

Hormon 1 Hormon 2 Hormon 1 Hormon 2

System 2 System 2

Umpan balik negatif Umpan balik positif

Gambar 8.3. Umpan-balik positif dan negatif

b. Umpan-balik negatif
Merupakan serangkaian proses khusus serupa yang melibatkan
satu atau lebih hormon, kecuali terdapat siklus pengaruh negatif
(Gbr. 5.4). Salah satu contoh umpan-balik negatif adalah lobus
anterior kelenjar hipofisis menghasilkan TSH, yang merangsang
kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid. Namun, produksi TSH
dihambat oleh keberadaan hormon tiroid.
c. Pengaktifan dan deaktivasi
Hormon mungkin dikeluarkan oleh keberadaan rangsangan
tertentu. Sebagai contoh, pembebasan insulin bergantung pada
kadar glukosa plasma. Banyak jalur metabolik spesifik diaktifkan
oleh peningkatan metabolit tertentu di lingkungan internal.
Demikian juga, sebagian hormon mungkin dihambat oleh adanya
suatu sinyal. Sinyal ini dapat berupa hormon lain, misalnya
adrenalin, sinyal neurologis, misalnya stirhulasi cahaya
menghambat pengeluaran melatonin dari kelenjar pineal, atau
sinyal kimiawi, misalnya insulin menghambat pengeluaran
glukagon.

d. Efek agonis dan antagonis


Tumpang tindih fisiologis antara oksitosin dan ADH adalah salah
satu contoh agonis. Oksitosin dapat memicu timbulnya respons
biologis yang sama seperti ADH karena hormon ini mengikat
reseptor yang sama. Dengan demikian, oksitosin bersifat agonistik
bagi reseptor ADH dan dapat disebut sebagai agonis ADH.
Progesteron bekerja sebagai agonis glukokortikoid dan
mempengaruhi metabolisme.
156
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Reseptor juga dapat dihambat oleh hormon dan zat kimia yang
lain. Hormon ini menempati (berikatan dengan) tempat reseptor,
tetapi tidak memicu respons reseptor. Namun, dengan menempati
tempat reseptor, hormon ini menghambat kerja hormon spesifik
yang biasanya menempati tempat tersebut. Inhibisi tipe ini disebut
antagonistik.
Sejumlah zat kimia di lingkungan dapat menyerupai efek hormon.

5. Kelenjar Endokrin dan Sistem reproduksi


Hormon dapat mempengaruhi kemampuan sel sasaran untuk
berespons dengan mengatur jumlah reseptor hormon. Pemajanan
berkepanjangan ke konsentrasi hormon yang rendah dapat
meningkatkan jumlah reseptor yang diekspresikan oleh sel (disebut
sebagai "upregulation"). Sebaliknya, pemajanan berkepanjangan ke
konsentrasi hormon yang tinggi dapat menurunkan jumlah reseptor
untuk hormon tersebut (disebut sebagai "down regulation"). Sebagai
contoh, ekspresi reseptor oksitosin mengalami penurunan pada
pemajanan oksitosin yang berkepanjangan; hal ini dapat menjelaskan
tidak adanya respons terhadap oksitosin eksogen dalam induksi
persalinan. Hormon juga dapat mempengaruhi reseptor untuk hormon
lain, meningkatkan atau menurunkan efektivitas hormon tersebut.
Apabila suatu hormon diperlukan keberadaannya bagi hormon lain
agar efek hormon kedua ini optimum, hormon tersebut disebut
permisif.
a. Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis memiliki dua lobus, lobus anterior (atau
adenohipofisis) dan lobus posterior (atau neurohipofisis). Lobus
anterior berasal dari rongga mulut primitif, sedangkan lobus
posterior adalah kelanjutan hipotalamus. Lobus anterior
menghasilkan hormon, misalnya LH dan FSH, yang mengatur
gametogenesis dan steroiclogenesis oleh gonad. Pemeliharaan
laktasi dicapai melalui produksi prolaktin. Lobus anterior juga
menghasilkan TSH, hormon pertumbuhan, hormon adreno-
kortikotrofik (ACTH), dan hormon penghambat melanosit (MSH).
Lobus posterior hipofisis mengeluarkan oksitosin dan ADH, yang
juga dikenal sebagai vasopresin.

157
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Gambar 8.4. Kelenjar pituitari anterior

Gambar 8.5. Kelenjar Pituitari Posterior

158
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

b. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid terletak di depan trakea, di sebelah posterior laring,

dan menghasilkan hormon tiroid. Tiroksin (T 4) beredar dan diubah

menjadi bentuk aktif tri-iodotironin (T3) di dalam jaringan sasaran.

Hormon tiroid mempengaruhi semua jaringan di tubuh dan

mengatur laju metabolisme, pertumbuhan, serta perkembangan

dan fungsi otak. Selama kehamilan, janin mula-mula

menggunakan tiroksin yang berasal dari ibu sehingga kelenjar

tiroid ibu mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran) untuk

mengompensasi pemakaian ini. Hal ini dicapai oleh efek tirotrofik

hCG dan honnon yang berasal dari plasenta yang disebut tirotrofin

korionik manusia (human chorionic tyrotrophin). Peningkatan

aktivitas tiroid meningkatkan laju metabolisme basal pada wanita

hamil sehingga terjadi peningkatan konsumsi oksigen ibu dan

janinnya.

c. Kelenjar paratiroid

Keseimbangan kalsium dipelihara oleh kerja kelenjar paratiroid

dengan demikian pada kehamilan kebutuhan janin terhadap

kalsium terjadi peningkatan juga penyerapan kalsium oleh ibu

untuk mengatasi hal ini.

159
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Tabel 3. Kelenjar Endokrin dan fungsi utama

Kelenjar endokrin Fungsi utama


Hipotalamus ➢ Mengatur homoestasis
➢ Mengembalikan fungsi hipofisis
➢ Mengintegrasikan sistem saraf dan endokrin
Hipofisis ”Kelenjar utama” (master gland)
➢ Merangsang kelenjar endokrin lain
Badan pineal ➢ Menghasilkan melatonin selama malam hari
➢ Berperan dalam irama biologis dan ”jam”
tubuh
Tiroid ➢ Mempengaruhi metabolisme dan
pertumbuhan
Kelenjar ➢ Mempertahankan homoestasis kalsium
paratiroid
Timus ➢ Perkembangan sistem imun
Kelenjar adrenal Medula :
➢ Sekresi katekolamin (adrenalin dan
noradrenalin)
Korteks :
➢ Sekresi kortikosteroid :
− Glukokortikoid mempengaruhi
metabolisme dan respons terhadap stres
− Mineralokortikoid mempengaruhi
homeostasis elektrolit dan cairan
➢ Steroid seks
Pankreas ➢ Insulin dan glukagon mengendalikan
penyerapan glukosa oleh sel dan mengatur
metabolisme sel yang mempengaruhi
glukosa darah
➢ Somatostalin = growth hormone-inhibiting
hormone(hormon penghambat hormon
pertumbuhan)
Gonad (testis ➢ Menghasilkan steroid seks yang
atau ovarium) mempengaruhi siklus reproduksi dan
pembentukan gamet
Ginjal ➢ Produksi eritrosit dirangsang oleh
eritropoietin
Jantung ➢ Peptida natriuretik atrium menurunkan
tekanan darah
Jaringan lemak ➢ Nafsu makan ditekan oleh peptin
➢ Mempengaruhi metabolisme hormon steroid

160
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Gambar 8. 6. The Hormonal Regulation of Ovarian activity

161
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

Gambar 8. 7. Control of the LH surge at ovulation


and
Feedback control during the luteal phase

162
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan Jilid I

d. Kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal menghasilkan mineralokortikoid, mi aldosteron,

yang terutama berperan dalam penga keseimbangan elektrolit

tubuh. Kelenjar nal juga menghasilkan glukokortikoid, misalnya

kosteron dan kortisol, yang berperan dalam pengaturan

metabolisme karbohidrat, respons tubuh terhadap stres, dan

pengaturan sistem imun. Metabolisme karbohidrat mengalami

perubahan selama kehamilan, tetapi tampaknya interaksi janin ibu

berkaitan dengan metabolisme karbohidrat diperantarai oleh kerja

hormon lain.

e. Gonad

Gonad bertanggung jawab untuk pembentukan steroid seks. Pada

pria, testis terutama menghasilkan testosteron. Pada wanita,

ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel endokrin

gonad tidak memiliki enzim untuk menghasilkan mineralokortikoid

dan glukokortikoid. Penjelasan fungsi hormon gonap dapat dilihat

pada gambar 8.6 dan gambar 8.7. di atas.

163

Anda mungkin juga menyukai