Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PERUBAHAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN

KONSENTRASI KLOROFIL TERHADAP HASIL PRODUKSI IKAN PELAGIS DI


PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAN dan DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Arum Sekar Setyaningsih
arum.sekar.s@mail.ugm.ac.id

Sudaryatno, Wirastuti Widyatmanti


deyatno@yahoo.com, wwidyatmanti@ugm.ac.id

Abstract
The research methods used to obtain the SST and chlorophyll with MODIS image was SeaDas
software, which applied Miami Pathfinder algorithms for SST and Carder algorithms for
chlorophyll. The relationship between SST and chlorophyll was determined by identifyng
statistical correlation, whereas the relationship between SST and chlorophyll and pelagic fish
production was determined using chart portraying approach. The results show that during west
season, SST ranges from 28-31°C and the chlorophyll from 0.07-0.3mg/m3; at the early
transition period, 27-30°C for SST and 0.08-0.3mg/m3 for chlorophyll; at the east monsoon 24-
27°C for SST and 0.1-1mg/m3 for chlorophyll; and at the end of transition, 24-29°C for SST and
0.08-1mg/m3 for chlorophyll. The relationship between SST and chlorophyll shows strong
correlation values ranges from 0.5 – 0.8. The highest average of high pelagic fish production
(5.232,51 ton) is related to cooled SST and high chlorophyll concentration (0.6 mg/m3).

Keyword : MODIS, sea surface temperature, chlorophyll, pelagic fish production.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persebaran SPL dan klorofil pada musim barat,
pancaroba dan timur, (2) mengetahui hubungan antara SPL dan klorofil, dan (3) mengetahui
hubungan SPL dan klorofil terhadap hasil produksi ikan pelagis. Metode untuk memperoleh SPL
dan klorofil dengan citra MODIS menggunakan software SeaDas, dengan menerapkan algoritma
Miami Pathfinder untuk SPL dan algoritma Carder untuk klorofil. Hubungan SPL dan klorofil
diperoleh dengan analisis statistik korelasi, sedangkan hubungan SPL dan klorofil terhadap hasil
produksi ikan pelagis menggunakan pendekatan grafik. Hasil penelitian menunjukkan pada
musim barat, kondisi SPL berkisar 28-31°C dan klorofil berkisar 0.07-0.3mg/m3; musim
pancaroba, awal SPL berkisar 27-30°C dan klorofil 0.08-0.3mg/m3; pada musim timur, SPL
berkisar 24-27°C dan klorofil berkisar 0.1-1mg/m3; dan pada musim pancaroba akhir tahun, SPL
berkisar 24-29°C dan klorofil 0.08-1mg/m3. Hasil analisis korelasi antar SPL dan klorofil
menunjukkan nilai yang signifikan berkisar antara 0.5 – 0.8, baik hubungan yang bersifat positif
maupun negatif. SPL yang bersuhu dingin berkisar 24-27°C memiliki hasil produksi ikan pelagis
yang tinggi mencapai 5.232,51 ton dengan kondisi klorofil yang tinggi mencapai lebih dari 0.6
mg/m3.

Keyword : MODIS, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil, produksi ikan pelagis.

1
I. PENDAHULUAN wilayah sepanjang Perairan Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah
Keberadaan ikan dapat berubah satunya dapat dimanfaatkan untuk
tergantung dengan kondisi perairannya memperoleh data parameter karakteristik
sesuai habitat hidupnya. Disisi lain habitat yang dibutuhkan untuk identifikasi kelautan
tersebut sangat tergantung dengan tingkat adalah MODIS (Moderate Resolution
konsentrasi klorofil fitoplankton di laut Imaging Spectoradiometer). Parameter
(Hutabarat, 1985). Tingginya zat hara di hidup ikan tersebut meliputi suhu
permukaan air laut mengindikasikan bahwa permukaan laut dan klorofil. Citra MODIS
awal dari rantai makanan ikan, yang memiliki data yang lengkap dan memiliki
memiliki peranan penting adalah cakupan spektral yang luas, sehingga baik
fitoplankton maupun zooplankton yang untuk identifikasi kelautan.
berperan sebagai bahan makanan jenis Wilayah pantai selatan Jawa Tengah
hewan laut (Nontji, 2007). Kondisi dan Daerah Istimewa Yogyakarta sejauh
oseanografis sangat mempengaruhi 13°, dengan dasar masih sedikitnya
keberadaan sumberdaya ikan, dengan penelitian di samudera hindia yang
adanya perubahan kondisi yang akan menyebabkan kurangnya informasi
mempengaruhi pola kehidupan ikan baik mengenai parameter laut yang berpengaruh
menyangkut migrasi musiman, pertumbuhan terhadap produksi ikan.
dan keberadaanya. Faktor oseanografis yang
sangat berpengaruh ini mencakup suhu II. TINJAUAN PUSTAKA
permukaan laut, salinitas, konsentrasi
klorofil, upwelling, front dan pola arus. Suhu permukaan laut
Keberadaan ikan juga dipengaruhi oleh Berdasarkan distribusi citra suhu permukaan
perubahan musim yang terjadi di Indonesia laut dapat mengetahui fenomena oseanografi
yaitu musim barat, musim timur dan musim seperti kadar plankton, upwelling, front dan
pancaroba. Setiap musim akan memberikan pola arus permukaan. Daerah yang memiliki
kondisi suhu permukaan laut dan fenomena tersebut pada umumnya termasuk
konsentrasi klorofil yang berbeda-beda, dalam perairan yang subur (Notji, 2007).
sehingga diperlukan identifikasi suhu
permukaan laut dan konsentrasi klorofil di Konsentrasi klorofil
setiap musim barat, musim timur dan musim Klorofil adalah pigmen hijau yang
pancaroba, yang nantinya dapat memberikan terkandung dalam ganggang dan tanaman.
informasi mengenai keterkaitan hubungan Klorofil sangat penting dalam proses
antara suhu permukaan laut dengan fotosintesis, dalam menyerap cahaya yang
konsentrasi klorofil. Hubungan kedua paling kuat adalah biru pada spectrum
parameter selanjutnya dianalisis kembali elektromagnetik. (Speer, Brian R., 1997).
berdasarkan hasil produksi ikan laut, Klorofil-a merupakan organisme yang
khususnya ikan pelagis. Data hasil produksi paling diperlukan dalam fotosintesis untuk
ikan yang akan digunakan mencakup pemberian oksigen dan untuk melepaskan
energy kimia. (Raven, Peter H, et al, 2005).

2
Upwelling Tahapan pengolahan citra
Upwelling menyatakan proses penaikan
massa air dari bawah ke permukaan. Penelitian ini menggunakan SeaDas
Gerakan ini membawa air yang bersuhu yang dapat di instal dengan menggunakan
lebih dingin, serta salinitas yang tinggi dan Linux, ataupun windows. Pengolahan citra
tak kalah pentingnya tingginya zat hara memerlukan koneksi internet yang kuat
maupun kandungan fitoplankton. Tingginya untuk melakukan pengolahan citra MODIS
kandungan fitoplankton yang merupakan level 1B ke produk level 2. Pemrosesan
pangkal utama dari rantai makanan maka level 1B ke level 2 memerlukan beberapa
pada daerah ini biasannya dikenal sebagai tahapan operasional. Produk keluaran L2
daerah yang memiliki potensi ikan yang yang dipilih adalah sst dan chlor_a, dengan
tinggi. Upwelling memiliki tanda yang dukungan panjang gelombang 547 Rrs
paling jelas yaitu turunnya suhu pada (Remote Sensing Reflectance) dan panjang
kedalaman 200m hingga 3°C lebih rendah gelombang 412, 443, 448, 531, 547, 667,
daripada disaat musim barat yang tanpa air 678, 748, 869 untuk nLw (Normalized
naik, (Nontji, 2007). water-leaving radiance). Proses ini akan
langsung menghasilkan citra suhu
permukaan laut dan konsentrasi klorofil,
Musim
Kondisi udara dan laut memiliki interaksi yang bebas dari gangguan atmosferik dan
yang sangat erat, adanya perubahan cuaca bebas daratan. Pengolahan menggunakan
akan mempengaruhi kondisi laut. Misalnya SeaDas untuk suhu permukaan laut
saja angin, yang sangat menentukan menggunakan algoritma dari Miami
terjadinya gelombang dan arus di lautan, dan Pathfinder, sedangkan untuk pengolahan
curah hujan akan mempengaruhi salinitas air klorofil-a dengan menggunakan algoritma
laut. Pola angin yang sangat berperan di Carder yang dapat dilihat pada MODIS
Indonesia adalah angin musim (monsoon), Ocean Science Team Algorithm Theoretical
(Nontji, 2007). Basic Document (ATBD) 19 dan 25.
Pengolahan suhu kecerahan air
III. METODE PENELITIAN Tb = c2 / (Vi * ln (1 + c1 / (Vi5 * R )))
Alat dan bahan : Keterangan:
Tb = Suhu Kecerahan Air (K)
a. Citra MODIS level 1B tahun 2012. c1, c2 = Konstanta Radiasi
b. Data produksi ikan pelagis sepanjang c2 = Konstanta Radiasi
Jawa Tengah dan DIY Vi = Central wavelength ( tabel 1)
c. Peta admisnistrasi Jawa Tengah dan DIY R = Nilai Radiansi saluran 20, 31 dan 32
d. Seperangkat laptop/computer
e. Perangkat lunak VMware Player Tabel 1. Panjang gelombang pusat.
f. Perangkat lunak SeaDas 6.4 Satelit Band 20 Band 31 Band 32
g. Perangkat lunak SPSS 16.0 AQUA 3.7803 11.0263 12.0424
TERRA 3.7803 11.0273 12.0020
Sumber: ATBD Control Sheet-EOP-SST-MOD

3
LS hingga 104° BT hingga 113° BT), untuk
Algortima Miami Pathfinder untuk suhu kemudahan analisis. Hasil akhir untuk suhu
permukaan laut permukaan laut menggunakan perwarnaan
SeaDas sesuai produknya yaitu suhu
SPL = c 1 + c 2 * T 31 + c 3 * T 3132 + c 4 *(sec(q) -1) *
T 3132 permukaan laut menggunakan sst, sedangkan
untuk klorofil menggunakan chlorophyll.
Keterangan :
Tb 31 = suhu kecerahan air saluran 31 (°C) Penentuan nilai rata-rata bulanan
Tb 32 = suhu kecerahan air saluran 32 (°C)
Tb 31 32 = (saluran 32- saluran 31) Nilai suhu permukaan laut dan
θ = nilai radiansi sensor zenith konsentrasi klorofil rata-rata bulanan dengan
c1,c2,c3,c4 = koefisien (tabel 2) mengambil sampel menggunakan metode
Simpel Random Sampling. Pengambilan
Tabel 2 Koefisien Suhu Permukaan Laut dan data
MODIS saluran 31 dan 32 (11 - 12µm)
sampel dilakukan secara manual dengan
Koefisien dengan melihat satu persatu titik pixel
T 30 – T 31 <= T 30 – T 31 > 0,7 dengan bantuan zoom. Pengambilan sampel
0,7 suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil
C1 1.228552 1.692521
harus memiliki koordinat yang sama agar
C2 0.9576555 0.9558419
dapat diketahui pengaruh antara kedua
C3 0.1182196 0.0873754
C4 1.774631 1.199584 parameternya.
Sumber : MODIS Ocean Science Team Algorithm Theoretical (a) (b)
Basic Document (ATBD)

Algortima Carder untuk konsentrasi klorofil

Klor-a = 10(c0 + c1 * R + c2 * R^2 _ c3 * R^3)

Keterangan :
c0 = 0.2818
c1 = -2.7883 Gambar 1. Zoom pixel (a) Konsentrasi Klorofil; (b)
c2 = 1,863 Suhu Permukaan Laut.
a3 = -2,387
R = rasio saluran 10 dan 12, log (saluran
Dalam kotak zoom pixel, sampel diambil
10/saluran 12). dengan mempertimbangkan pixel warna yang
lebih dominan antara kedua parameter.
Pengolahan citra suhu permukaan laut Seperti yang sudah diperlihatkan gambar 1
dan konsentrasi klorofil bahwa pengambilan sampel konsentrasi
klorofil gambar 1 (a) memilih warna
Hasil pre-processing citra belum memiliki
dominan hijau muda maka pada suhu
koordinat, sehingga perlu dilakukan map
permukaan laut gamabr 1 (b) disesuaikan
projection. Proyeksi yang paling baik di
dengan koordinat yang diambil yang
gunakan adalah proyeksi Transerve
memiliki warna pixelnya dominan pada biru
Mercator. Walaupun daerah penelitian hanya
muda. Namun apabila salah satu parameter
mencakup Jawa Tengah dan DIY, namun
memiliki nilai pixel yang bervariasi, maka
kajian memiliki cakupan (-6° LS hingga -13°

4
pixel pasangan diambil dengan tetap maka akan menaikkan suatu variabel yang
mempertahankan koordinat yang sama. lain.
Pengambilan sampel ini dilakukan secara Analisis hubungan antara suhu
menyebar dalam satu scene citra MODIS, permukaan laut dengan hasil produksi ikan
dengan mempertimbangkan variasi warna pelagis dilapangan memanfaatkan
pixel. pendekatan pembuatan grafik hubungan dari
data kandungan klorofil, SPL dan data
Hasil produksi ikan produksi ikan. Seperti pada gambar 2:
Berdasarkan habitatnya ikan pelagis (a) (b)
dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan ikan
pelagis besar. Kelompok ikan pelagis besar
termasuk Tuna dan Cakalang (Madidihang ,
Tuna Mata Besar, Albakora Tuna Sirip Biru,
Cakalang), Marlin (Ikan Pedang, Setuhuk
biru, Setuhuk hitam, Setuhuk loreng, Ikan Gambar 2. (a) Peta daerah kajian; (b) Grafik hubungan
SPL dan Konsentrasi klorofil (Hendiarti, dkk 2003)
Layaran), Tongkol dan Tenggiri (Tongkol
dan Tenggiri) , dan Cucut (Cucut Mako). Grafik batang menunjukan hasil produksi
Sedangkan jenis ikan pelagis kecil termasuk ikan pelagis, sedangkan grafik garis
Karangaid (Layang, Selar, Sunglir), Klupeid menunjukkan suhu permukaan laut maupun
(Teri, Japuh, Tembang, Lemuru, Siro) dan konsnetrasi klorofil.
Skombroid (Kembung). Data ikan diperoleh
dari Dinas Perikanan dan Kelautan di seluruh IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah selatan Jawa Tengah dan DIY.
Distribusi suhu permukaan laut dan
konsentrasi klorofil di setiap musm
Analisis statistik dan pembuatan grafik
Identifikasi statistik diperlukan untuk Musim barat terjadi pada bulan
mengetahui hubungan suhu permukaan laut Desember, Januari dan Februari, memiliki
dan konsentrasi klorofil menggunakan angin yang berhembus dari Asia menuju
metode korelasi yang diolah menggunakan Australia. Secara umum musim ini
membawa lebih banyak curah hujan. Hal ini
SPSS 16.0. Nilai pengaruh hubungan kedua
sangat berpengaruh terhadap suhu permukaan
parameter yang dinyatakan dalam bentuk laut yang relatif lebih hangat, sedangkan
nilai koefisien korelasi (0 – 1). Hubungan konsentrasi klorofil memiliki nilai yang
positif apabila nilai suatu variabel rendah.
ditingkatkan maka akan meningkatkan
Suhu permukaan laut pada musim barat
variabel yang lain, dan sebaliknya bila suatu
memiliki kisaran suhu antara 28°C hingga
variabel diturunkan maka akan menurunkan
nilai variabel yang lain. Hubungan negatif 31°C. Suhu ini tersebar merata di seluruh
apabila suatu variabel dinaikkan maka akan bagian perairan selatan Jawa pada bulan
menurunkan nilai variabel yang lain dan juga Desember, Januari dan Februari. Konsentrasi
sebaliknya bila suatu variabel di turunkan klorofil pada musim ini berkisar antara 0.07
mg/m3 hingga 0.3 mg/m3. Pada musim barat

5
kualitas citra kurang begitu baik untuk permukaan laut kondisi musim ini masih
diidentifikasi, akibatnya banyak gangguan relatif hangat yaitu dengan kisaran suhu
atmosferik yang terjadi. antara 27°C hingga 30°C. Namun pada bulan
Mei kondisi suhu permukaan laut maupun
konsentrasi klorofil mulai mengalami
perubahan menyesuaikan dengan musim
yang akan datang yaitu musim timur.
Musim Timur terjadi pusat tekanan
yang tinggi di atas Australia dan tekanan
yang rendah di atas Asia termasuk Indonesia,
hal ini menyebabkan berhembusnya musim
timur dengan arah angin yang berasal dari
Australia menuju arah Asia termasuk
Indonesia yang membawa sedikit curah
hujan.
Gambar 3. Suhu permukaan laut tanggal 16 Januari.
(a) (b)
(Pengolahan citra, 2013)

Musim Peralihan atau biasa dikenal


dengan Musim Pancaroba awal tahun, terjadi
pada bulan Maret, April dan Mei. Pada
musim ini suhu permukaan laut maupun
konsentrasi klorofil tidak menentu akibat
perubahan musim barat menuju musim timur.
Gambar 5. (a) Suhu permukaan laut; (b) konsentrasi
klorofil tanggal 28 Agustus, wilayah pada kotak merah
mengindikasikan fenomena upwelling (Pengolahan
citra, 2013)

Musim Timur terjadi pada bulan Juni,


Juli dan Agustus. Musim timur memiliki
kondisi suhu permukaan laut dan konsentrasi
klorofil yang berbeda, dan memiliki
hubungan yang erat dengan fenomena
upwelling. Suhu permukaan laut memiliki
kisaran suhu antara 24°C hingga 27°C, suhu
Gambar 4. Konsentrasi Klorofil tanggal 21 April. yang dingin ini menjadi indikasi utama
(Pengolahan citra, 2013) fenomena tersebut. Konsentrasi klorofil pada
Konsentrasi klorofil pada musim musim ini memiliki nilai yang berkisar
pancaroba awal tidak jauh berbeda dengan 0.1mg/m3 hingga 1mg/m3, yang termasuk
musim barat. Pada musim pancaroba dalam kategori konsentrasi yang tinggi.
konsentrasi klorofil memiliki kisaran antara Upwelling secara garis besar memiliki
0.08mg/m3 hingga 0.3mg/m3. Suhu indikasi suhu permukaan laut yang rendah

6
daripada sekitarnya di sertai dengan yang tinggi memiliki suhu yang rendah.
konsentrasi klorofil yang tinggi,(Nontji, Berdasarkan gambar 6 menggambarkan pola
2007). Fenomena ini dapat dilihat pada hubungan antara suhu permukaan laut dengan
gambar 5 yang berada dalam kotak merah konsentrasi klorofil.
mengindikasikan bahwa pada wilayah
tersebut kemungkinan terjadi fenomena 32
Grafik Rata-rata Bulan Januari
0.35

Suhu Permukaan Laut (°C)


upwelling. 31 0.3
0.25
Beralihnya musim Timur menuju ke 30
0.2
29
musim Barat yaitu musim pancaroba akhir 0.15
28 0.1
tahun terjadi pada bulan September, Oktober 27 0.05
dan November. Pada musim ini kondisi suhu 26 -5E-16
1 6 11 16 21 26 31 36 41
permukaan laut berkisar 24°C hingga 29°C, Titik Sampel
SPL
suhu rendah berada pada bulan September Klorofil

sedangkan suhu mulai naik hingga pada akhir Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata SPL dan Konsentrasi
Klorofil Bulan Januari. (Pengolahan citra, 2013)
musim pancaroba di bulan November.
Konsentrasi klorofil memiliki nilai yang Pada musim pancaroba, contohnya bulan
berkisar antara 0.08mg/m3 hingga 1mg/m3. Mei suhu permukaan laut dan konsentrasi
Akhir musim pancaroba semakin klorofil dengan jelas memiliki nilai yang
menunjukkan adanya perubahan musim baru stabil dan tidak terjadi banyak anomali yang
yaitu musim barat, dinyatakan tinggi. Nilai suhu permukaan laut berbanding
menghangatnya suhu permukaan laut dan lurus dengan nilai konsentrasi klorofil.
rendahnya konsentrasi klorofil.
Grafik Persebaran Suhu Permukaan Laut
Terhadap Konsentrasi Klorofil Bulan Mei
Hubungan suhu permukaan laut dan 32
y = -10.701x + 30.065
konsentrasi klorofil
Suhu Permukaan Laut (°C)

31
R² = 0.5204
Hubungan suhu permukaan laut dan 30

29
konsentrasi klorofil memiliki hubungan yang
28
saling berkaitan satu sama yang lainnya.
27
Hubungan ini dinyatakan dalam nilai hasil 26
korelasi yang kuat yang berkisar antara 0.5 – 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Klorofil-a (mg/m3)
0.8, baik memiliki hubungan yang negatif SPL

maupun yang positif. Gambar 7. Persebaran SPL terhadap konsentrasi


klorofil bulan Mei. (Pengolahan citra, 2013)
Pada musim barat misalnya bulan Januari
memiliki hubungan yang dinyatakan dalam Hubungan ini juga menunjukkan hasil
nilai korelasi -0.649 hubungan negatif berarti statistik korelasi dengan nilai yang cukup
apabila salah satu variabel dinaikkan maka kuat (-0.721). Berdasarkan gambar 7 kisaran
akan menurunkan variabel yang lain. Pada suhu permukaan laut berada pada suhu 28°C
gambar 6 dapat menunjukkan bahwa pada - 30°C dan konsentrasi klorofil 0.1 mg/m3 -
suhu yang tinggi memiliki nilai konsentrasi 0.15 mg/m3.
yang rendah, dan sebaliknya pada konsentrasi

7
Musim timur pada bulan Juli sebagai ditunjukkan oleh nilai korelasi -0.601, yang
contoh, mengalami penurunan hingga berarti apabila suhu permukaan laut naik
mencapai suhu 24°C (rendah). Kondisi suhu maka konsentrasi klorofil semakin menurun.
ini stabil sepanjang musim timur dengan
Hubungan SPL dan Konsentrasi Klorofil
kosentrasi klorofil yang cukup tinggi
Terhadap Hasil Produksi Ikan Pelagis
mencapai 0.8 mg/m3. Kondisi dapat dilihat
Ikan pelagis yang umumnya hidup pada
pada gambar 8.
suhu yang rendah memiliki cadangan
makanan yang tinggi yang diindikasikan
Grafik Rata-rata Bulan Juli dengan nilai kosentrasi klorofil yang tinggi
30 1.4
Suhu Permukaan Laut (°C)

29 1.2 membuat kedua variabel ini sangat


28 1
27 0.8
berpengaruh terhadap keberadaan makhluk
26 0.6 hidup seperti ikan pelagis. Data tangkapan
25 0.4
24 0.2
ikan yang diperoleh diasumsikan sebagian
23 0 besar dari data hasil tangkapan para nelayan
1 6 11 16 21 26 31 36 41
Titik Sampel
lokal di perairan selatan Jawa Tengah. Hal
SPL tersebut dikuatkan dengan dilakukannya
Klorofil
beberapa wawancara terhadap beberapa
Gambar 8. Grafik Rata-rata Nilai SPL dan Konsentrasi
Klorofil Bulan Juli. (Pengolahan citra, 2013) nelayan lokal yang berada di daerah Tempat
Pelelangan Ikan, sebagian besar nelayan
Hubungan kedua variabel ini memiliki
lokal melaut mencapai lintang sekitar 9°LS.
nilai yang tinggi yaitu -0.766. Hubungan
yang sangat kuat antara kedua variabel Pada tempat pelelangan ikan, terdapat
menunjukkan naiknya konsentrasi klorofil beberapa nelayan dari daerah lain yang
akan disertai dengan turunnya nilai suhu mendarat pada daerah tersebut dan menjual
permukaan laut, demikian sebaliknya. Pada ikan hasil tangkapan. Hal ini menjadi
gambar 8 terjadi beberapa anomali suhu kelemahan dan kekurangan data hasil
permukaan laut maupun konsentrasi klorofil. produksi ikan yang diperoleh.
Anomali ini terjadi akibat pengambilan titik
sampel pada wilayah sekitar daratan. Data hasil produksi ikan tersedia dalam
Fenomena ini berkaitan dengan kejadian format periode tiga bulanan yang dinyatakan
upwelling, seperti yang dipaparkan pada dalam kuartal I bulan Januari, Februari dan
penelitian Hendiarti (2003), Susanto (2004) Maret; Kuartal II bulan April Mei dan Juni;
dan buku dari Nontji (2007). Kuartal III bulan Juli, Agustus dan
Musim pancaroba sebagai contoh adalah September; dan yang terakhir kuartal IV
bulan Oktober, musim ini merupakan awal bulan Oktober, November dan Desember.
musim hujan, kondisi ini dapat Disisi lain musim di Indonesia terjadi pada
mempengaruhi suhu permukaan laut dan bulan yang berbeda dengan kuartal pada data
konsentrasi klorofil. Persebaran suhu hasil produksi ikan yang ada. Namun dalam
permukaan laut yang tinggi diikuti dengan satu musim yang terjadi, hasil produksi
konsentrasi klorofil yang rendah. Kedua tersebut masih dapat mewakili musim
variabel suhu permukaan laut dan konsentrasi tersebut.
klorofil memiliki hubungan yang kuat ini

8
Data hasil produksi ikan pada musim sehingga menarik kawanan ikan untuk
barat diwakili oleh data pada bulan Januari datang. Hasil produksi ikan pelagis pada
dan Februari pada data kuartal I. Sedangkan kuartal II dapat mewakili suhu permukaan
bulan maret sebagai awal musim pancaroba laut pada musim pancaroba bulan April dan
masih memiliki pengaruh yang kuat oleh Mei, sedangkan data bulan Juni masih
musim barat baik kondisi suhu pemukaan memiliki pengaruh yang cukup kuat dengan
laut maupun konsentrasi klorofil. Sehingga musim pancaroba namun kondisi suhu
data produksi ikan dalam bentuk kuartal permukaan lautnya sudah relatif rendah.
dapat digunakan untuk mewakili. Periode Pada musim timur yang umumnya
musim barat memiliki hasil produksi ikan memiliki banyak fenomena upwelling dapat
pelagis yang rendah yaitu 919,37ton. Musim dilihat pada gambar 9 dalam kotak merah,
barat sendiri memiliki kondisi suhu kondisi suhu permukaan laut mengalami
permukaan laut dalam keadaan hangat yang penurunan yang drastis, mencapai suhu
mencapai suhu 30°C, yang dapat dilihat pada terendah pada tahun 2012, yaitu bersuhu
gambar 9. 24°C. Penurunan suhu ini diiringi dengan
melimpahnya hasil produksi ikan pelagis
yang sangat tinggi pada kuartal III mencapai
5.232,51 ton. Kenaikan konsentrasi klorofil
yang sangat tinggi mencapai lebih dari 0.6
mg/m3 dan suhu yang rendah pada musim
timur membuat ikan pelagis dapat bertahan
hidup dengan baik karena dapat beradaptasi
dan berkembangbiak dengan baik.
Musim pancaroba akhir tahun
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
Gambar 9. Grafik Hubungan Suhu Permukaan
suhu permukaan laut gambar 9 yang diiringi
Laut dan Konsentrasi Klorofil Terhadap Hasil dengan semakin berkurangnya hasil produksi
Produksi Ikan Tahun 2012; Kotak Merah
Mengindikasikan Terjadinya Fenomena Upwelling.
ikan pelagis. Musim pancaroba diawali pada
(Pengolahan citra, 2013) bulan September. Pada bulan ini suhu
permukaan laut mengalami kenaikan suhu.
Pada musim pancaroba awal tahun
Sedangkan pada bulan Desember sebagai
keadaan suhu permukaan laut mengalami
awal musim barat suhu permukaan laut sudah
penurunan secara perlahan lahan mencapai
naik (hangat) mencapai 29°C. Hasil produksi
suhu terrendah yaitu sekitar 27°C, dapat
pada kuartal IV bulan Oktober, November
dilihat pada gambar 9. Hasil produksi ikan
dan Desember mengalami penurunan
pada musim pancaroba yang dinyatakan
mencapai nilai 2.389,33 ton. Hasil produksi
dalam kuartal II yang mengalami
kuartal IV masih dapat mewakili 2 bulan
peningkatan mencapai 2.086,86 ton, atau dua
setiap musim pancaroba.
kali lipat. Hal ini terjadi akibat adanya
Awal tahun musim barat kondisi
permulaan fenomena upwelling dimana
kosentrasi klorofil yang rendah berkisar
cadangan makanan kemungkinan berlimpah,

9
kurang dari 0.2 mg/m3, dan sebanding VI. DAFTAR PUSTAKA
dengan hasil produksi yang rendah, dapat Anonim (1999). ATBD version 2.0 Sea
dilihat pada gambar 10. Pada musim Surface Temperature dan version 7.0
pancaroba awal tahun konsentrasi klorofil Chlorophyll-a dari http
masih memiliki nilai yang rendah (<0.2 ://modis.gsfc.nasa.gov/about/algortitm.
mg/m3), namun hasil produksi ikan tetap Hendiarti, N, dkk . 2003. Investigation of
mengalami peningkatan. different coastal processes in Indonesia
Pada musim timur, konsentrasi klorofil waters using Sea WiFS data. Deep-sea
memiliki nilai yang sangat tinggi mencapai Research.
0.6 mg/m3 yang diikuti dengan semakin Hendiarti, N, dkk. 2005. Seasonal Variation
banyaknya hasil produksi ikan pelagis. Suhu of Pelagic Fish Catch Around Java.
permukaan laut yang rendah dan konsentrasi Journal Oceanography.
klorofil yang melimpah membuat hasil Hutabarat, S dan S.M Evans. 1985. Pengantar
produksi ikan semakin meningkat. Oseanografi. Penerbit Universitas
Musim pancaroba akhir tahun konsentrasi Indonesia. Jakarta.
klorofil mengalami penurunan mencapai Nontji, A.2007. Laut Nusantara. Penerbit
kurang dari 0.1 mg/m3. Djambatan. Jakarta
Raven, Peter H, dkk. (2005).
V. KESIMPULAN "Photosynthesis, Light, and Life".
1. Kondisi SPL musim barat berkisar 28- Biology of Plants (7th ed.). W.H.
31°C dan klorofil berkisar 0.07-0.3mg/m3, Freeman.pp.119–127.ISBN0-7167-9811-
musim pancaroba awal SPL berkisar 27- 5.http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorophyl
30°C dan klorofil 0.08-0.3 mg/m3, pada l_a
musim timur SPL berkisar 24-27°C dan Susanto, R.D, A.L Gordon, and Q. Zheng.
klorofil berkisar 0.1-1mg/m3, dan pada 2004. Upwelling along the coasts of Java
musim pancaroba akhir tahun SPL berkisar and Sumatra and its relation to ENSO.
24-29°C dan klorofil 0.08-1mg/m3. Columbia University.
2.Hubungan SPL dan klorofil dinyatakan
dalam nilai korelasi yang memiliki nilai
yang baik berkisar 0.5 – 0.8 baik hubungan
yang bersifat positif maupun negatif.
3.Hasil produksi ikan pelagis yang tinggi
terjadi pada kondisi suhu permukaan laut
yang rendah dan konsentrasi klorofil yang
tinggi. SPL yang bersuhu dingin berkisar
24-27°C memiliki hasil produksi ikan
pelagis yang tinggi mencapai 5.232,51 ton
dengan kondisi klorofil yang tinggi
mencapai lebih dari 0.6 mg/m3.

10

Anda mungkin juga menyukai