Oleh :
Annisa Elma Amallia
NIM. P07120119010
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb
dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin,
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang dari angka normal. Kadar hemoglobin normal pada
gram/100ml dan pada perempuan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 12,0
gram/100ml. pada usia subur hemoglobin kurang dari 12,0 g/dl sudah bisa
dikatakan dengan anemia, sedangkan pada ibu hamil akan dikatakan anemia
jika hemoglobinnya kurang daari 11,0 g/dl. Anemia pada kehamilan ialah
yang dapat tercermin sebagai anemia. Anemia pada kehamilan yang sering
Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018, presentase anemia pada ibu hamil
yang mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2018. Pada Riskesdas tahun 2013 sebesar 37,15% sedangkan hasil dari
1
riskesdas tahun 2018 sudah mencapai 48,9% sehingga dapat ditarik
kesmipulan bahwa selama 5 tahun terakhir tersebut anemia pada ibu hamil
telah meningkat sebanyak 11,8%. Untuk data tahun 2018, jumlah ibu hamil
dengan anemia paling banyak berada di usia 15-24 tahun yang sebesar 84,6%,
untuk usia 25-34 tahun sebanyak 33,7%, untuk usia 35-44 tahun sebanyak
33,6%, dan untuk usia 45-54 tahun sebanyak 24%. Prevalansi anemia dan
RI,2018).
anemia opada ibu hamil tahun 2019 sebesar 21,7%, mengalami penurunan
pada tahun 2020 yaitu menjadi 20,13%. Sedangkan data pemberian zat besi
(Fe) kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan
seperti Indonesia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi defisiensi
mikronutrien dari zat besi, folat, vitamin A dan B12, bisa juga seperti infeksi
parasit seperti malaria dan cacingan atau infeksi kronis seperti TB dan HIV.
Kontribusi dari setiap factor penyebab anemia selama hamil akan bervariatif
akan memberikan dampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan janin.
Gangguan yang dialami oleh ibu hamil tersebut berkaitan dengan masalah
2
anemia. Anemia pada masa kehamilan memberikan dampak pada kehamilan,
persalinan dan nifas yaitu keguguran, partus prematurus, inersia uterus, partus
dan payah jantung. Anemia yang dialami oleh ibu hamil akan berakibat buruk
pula pada bayi yaitu resiko preterm, berat badan lahir rendah dan peningkatan
ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi
pangan hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang
bisa mengahmbat penyerapan zat besi seperti, fitat, fosfat, tannin. Suplemen
zat besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan zat besi
pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat. Dukungan lingkungan
seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan pada upaya
perilaku untuk mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil
menjaga kebersihan diri. Dukungan dari sesame ibu hamil dapat diberikan
3
pencegahan anemia seperti memberikan contoh dengan makan makanan
bergizi dan minum tablet tambah darah secara teratur, serta memberikan
dilakukan karena interaksi dalam dua arah dan dapat mengikuti kebutuhan ibu
hamil. Bentuk dari dukungan tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk
ibu hamil. Upaya dari berbagai pihak secara kompherensif dalam upaya
upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di dunia (Mira
Triharini,2019)
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
4
Untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan pada Ibu hamil
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
dengan anemia.