Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

IBU HAMIL DENGAN ANEMIA


DI PUSKESMAS LOKPAIKAT
KABUPATEN TAPIN

Proposal Karya Tulis Ilmiah guna memenuhi sebagian syarat


memperoleh predikat Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
Annisa Elma Amallia
NIM. P07120119010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia adalah suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan penurunan

kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb

dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin,

ketinggian suatu tempat, serta keadaan fisiologi tertentu (Sudoyo, 2013).

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari angka normal. Kadar hemoglobin normal pada

umumnya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki, anemia

biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5

gram/100ml dan pada perempuan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 12,0

gram/100ml. pada usia subur hemoglobin kurang dari 12,0 g/dl sudah bisa

dikatakan dengan anemia, sedangkan pada ibu hamil akan dikatakan anemia

jika hemoglobinnya kurang daari 11,0 g/dl. Anemia pada kehamilan ialah

meningkatnya kadar cairan plasma selama kehamilan mengencernya darah

yang dapat tercermin sebagai anemia. Anemia pada kehamilan yang sering

terjadi adalah anemia gizi besi (Putri & Hastina, 2020).

Di Indonesia angka anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi.

Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018, presentase anemia pada ibu hamil

yang mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2018. Pada Riskesdas tahun 2013 sebesar 37,15% sedangkan hasil dari

1
riskesdas tahun 2018 sudah mencapai 48,9% sehingga dapat ditarik

kesmipulan bahwa selama 5 tahun terakhir tersebut anemia pada ibu hamil

telah meningkat sebanyak 11,8%. Untuk data tahun 2018, jumlah ibu hamil

dengan anemia paling banyak berada di usia 15-24 tahun yang sebesar 84,6%,

untuk usia 25-34 tahun sebanyak 33,7%, untuk usia 35-44 tahun sebanyak

33,6%, dan untuk usia 45-54 tahun sebanyak 24%. Prevalansi anemia dan

risiko kurang energy kronis pada perempuan usia subur sangatlah

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak pada saat dilahirkan dan

berpotensi terjadinya berat badan lahir rendah atau BBLR (Kemenkes

RI,2018).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, persentase

anemia opada ibu hamil tahun 2019 sebesar 21,7%, mengalami penurunan

pada tahun 2020 yaitu menjadi 20,13%. Sedangkan data pemberian zat besi

(Fe) kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan

angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi.

Penyebab dari anemia selama kehamilan di Negara berkembang

seperti Indonesia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi defisiensi

mikronutrien dari zat besi, folat, vitamin A dan B12, bisa juga seperti infeksi

parasit seperti malaria dan cacingan atau infeksi kronis seperti TB dan HIV.

Kontribusi dari setiap factor penyebab anemia selama hamil akan bervariatif

dipengaruhi lokasi geografis serta pola makan. Anemia selama kehamilan

akan memberikan dampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan janin.

Gangguan yang dialami oleh ibu hamil tersebut berkaitan dengan masalah

2
anemia. Anemia pada masa kehamilan memberikan dampak pada kehamilan,

persalinan dan nifas yaitu keguguran, partus prematurus, inersia uterus, partus

lama, atonia uteri, syok, afribinogenemia, infeksi intrapartum dalam nifas,

dan payah jantung. Anemia yang dialami oleh ibu hamil akan berakibat buruk

pula pada bayi yaitu resiko preterm, berat badan lahir rendah dan peningkatan

resiko kematian prenatal. (Mira Triharini,2019)

Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh

ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi

pangan hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang

bisa mengahmbat penyerapan zat besi seperti, fitat, fosfat, tannin. Suplemen

zat besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan zat besi

pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat. Dukungan lingkungan

seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan pada upaya

penurunan kejadian anemia. Dukungan social dari keluarga akan

memengaruhi persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan

perilaku untuk mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil

untuk mencegah anemia seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk

minum tablet tambah darah secara teratur, mengingatkan untuk makan

makanan bergizi, meningkatkan minum tablet tambah darah secara teratur

dan keluarga memberikan contoh dengan makan makanan bergizi dan

menjaga kebersihan diri. Dukungan dari sesame ibu hamil dapat diberikan

salama kelas kehamilan atau menghadiri perawatan antenatal. Bentuk

dukungan kelompok pada ibu hamil untuk mneingkatkan perilaku

3
pencegahan anemia seperti memberikan contoh dengan makan makanan

bergizi dan minum tablet tambah darah secara teratur, serta memberikan

informasi tentang cara mencegah anemia (Mira Triharini,2019)

Tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan promosi

kesehatan melalui pendidikan kesehatan yang tepat untuk meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Teknik konseling sangat cocok

dilakukan karena interaksi dalam dua arah dan dapat mengikuti kebutuhan ibu

hamil. Bentuk dari dukungan tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk

mencegah anemia adalah memberikan kesempatan pilihan pengaturan menu

makanan, kesempatan menyampaikan keluhan, keyakinan akan kemampuan

ibu hamil, memberikan kesempatan bertanya, dan mendengarkan cerita dari

ibu hamil. Upaya dari berbagai pihak secara kompherensif dalam upaya

pencehagan anemia kehamilan sangat penting untuk dilaksanakan dalam

upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di dunia (Mira

Triharini,2019)

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Anemia di

Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

4
Untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan pada Ibu hamil

dengan masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin.

2. Tujuan Khusus

a. Pengkajian pada Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan

masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin

b. Menganalisa Data pada Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan

masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin.

c. Merumuskan Masalah Keperawatan pada Asuhan Keperawatan pada

Ibu Hamil dengan masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat

Kabupaten Tapin

d. Menentukan Intervensi Keperawatan pada Asuhan Keperawatan pada

Ibu Hamil dengan masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat

Kabupaten Tapin

e. Melaksanakan Implementasi Keperawatan pada Asuhan Keperawatan

pada Ibu Hamil dengan masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat

Kabupaten Tapin

f. Membuat Catatan Perkembangan Keperawatan pada Asuhan

Keperawatan pada Ibu Hamil dengan masalah anemia di Puskesmas

Lokpaikat Kabupaten Tapin

g. Melakukan Evaluasi Keperawatan pada Asuhan Keperawatan pada

Ibu Hamil dengan masalah anemia di Puskesmas Lokpaikat

Kabupaten Tapin

5
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan

sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan

khususnya tentang Ibu Hamil dengan Anemia.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Manfaat hasil penelitian ini dapat menambahkan

pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai Asuhan

Keperawatan Ibu hamil dengan anemia.

b. Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat penelitian ini bagi klien yaitu klien mendapatkan

pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif dan bagi

keluarga dapat mengerti tentang anemia pada Ibu Hamil dan

bagaimana cara penanganan yang baik dan benar.

c. Bagi Rumah Sakit Umum atau Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi pihak RSUD atau Puskesmas terkait dalam mengambil

keputusan dan kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

dan kualitas Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Ibu Hamil

dengan anemia.

Anda mungkin juga menyukai