Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Konsep Hukum, HAM dan Demokrasi Islam dalam Konteks Masyarakat

Indonesia

A. Hukum dalam Islam


1. Pengertian Hukum Islam

Hukum islam merupakan sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah
SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf yang diakui, diyakini, dan
mengikat bagi semua pemeluknya.

2. Konsep Hukum Islam

Konsep hukum islam mencakup hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan
manusia dengan sesamanya. Hukum islam terbuka sifatnya untuk dikembangkan
melalui itjihad. Oleh karena itu, kaidah dalam hukum islam dapat berubah seiring
dengan perubahan zaman, asal tidak bertentangan dengan ruh Islam.

3. Sifat dan Karakteristik Hukum Islam


a. Sempurna

Kesempurnaan hukum islam dapat dilihat dari diturunkannya syariat islam dalam
bentuk yang umum dan mengglobal permasalahannya, kecuali hal-hal yang
bersifat mutlak seperti nash.

b. Elastis

Keelastisan hukum islam mencakup di segala bidang kehidupan manusia baik


jasmani dan rohani, baik mengenai hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun
hubungan interaksi sesama manusia.

c. Universal

Hukum islam tidak dibatasi oleh batasan suatu negara. Contoh Hukum islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tidak dikhususkan untuk Arab saja, namun
berlaku bagi seluruh umat manusia yang ada di seluruh dunia.
d. Dinamis

Kedinamisan hukum islam terletak pada dasar-dasar yang menjadi tiang pokok
bagi hukum. Dasar pokok itulah yang menjadi sumbu kekuatan, kelemahan,
kemudahan, dan kesukaran dalam menetapkan hukum islam.

e. Sistematis

Hukum islam mencerminkan sejumlah doktrinnya berhubungan satu sama lain


secara logis maka tidak dapat dilaksanakan apabila hanya sebagian yang
diterapkan.

4. Sumber Hukum Islam


a. Al-Qur’an

Al-Quran memuat perintah, larangan, anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah


dan sebagainya. Al-Quran juga menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya
manusia menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang ber akhlak mulia.

b. Al-Hadist

Al-hadist merupakan segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW.


Memuat aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih global dalam
Alquran.

c. Ijma’

Ijma’ merupakan kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah
zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.

d. Qiyas

Qiyas merupakan penjelasan sesuatu yang tidak ada hadisnya dalam Al-Qur’an
dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak
diketahui hukumnya tersebut.
B. HAM dalam Islam
1. Pengertian HAM dalam Islam
Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja
menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi tersebut, melainkan juga
mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-hak tersebut.
2. Konsep HAM dalam Hukum Islam
Sistem HAM dalam Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang
persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia, artinya
Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama.
3. Nilai – Nilai HAM dalam Hukum Islam
Nilai – nilai HAM dalam hukum Islam meliputi seluruh hak dan kebebasan
yang dinikmati setiap individu tanpa memandang ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, opini politik, dan opini lainnya, asal-usul kebangsaan
atau sosial, status kekayaan, kelahiran, dan status lainnya.

C. Demokrasi dalam Islam


1. Pengertian Demokrasi dalam Islam
Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-
prinsip Islam ke dalam kebijakan publik.
2. Konsep Demokrasi dalam Islam
Pelaksanaan demokrasi yang sesuai dengan Islam adalah musyawarah (syura),
persetujuan (ijma'), dan penilaian interpretatif yang mandiri (ijtihad). Islam
memberikan kebebasan pada setiap muslim untuk mengutarakan pendapat.
Seperti di dalam al Quran berisi perintah kepada para pemimpin dalam
kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan mereka dengan cara
bermusyawarah.
Konflik antara Hukum Islam dan HAM di Indonesia Perkara Hukuman Mati dalam
Artikel Demokrasi

D. Hukuman Mati dalam Sudut Pandangan HAM vs Hukum Islam


1. Pengertian Hukuman Mati
Hukuman mati adalah suatu hukuman atau vonis hukuman yang diputuskan
oleh pengadilan atau tanpa pengadilan sebagai bentuk hukuman terberat yang
diberikan kepada seseorang akibat perbuatannya. Secara yuridis formal,
penerapan hukuman mati di Indonesia memang dibenarkan. Hal ini bisa
ditelusuri dari beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) yang memuat ancaman hukuman mati.
2. Perspektif HAM
Dalam perspektif HAM, jika kekerasan dibalas dengan kekerasan, maka
hasilnya adalah kejahatan terus menerus. Berbeda jika, kekerasan dibalas saling
memaafkan dan upaya cinta kasih. Dalam pandangan HAM versi PBB,
penerapan hukuman mati termasuk sebagai bentuk hukuman yang kejam/keji
dan tidak manusiawi, serta melanggar Pasal 3 Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
3. Perspektif Hukum Islam
Dalam hukum Islam, hukuman mati merupakan bentuk hukuman maksimal
yang memiliki dasar hukum yang kuat. Di mana esensi penerapannya bertujuan
untuk melindungi kepentingan individu dan masyarakat dari tindak kejahatan
yang membahayakan sendi-sendi dasar kemanusiaan.

E. Perdebatan Hukuman Mati


a. Gerakan Menghapus Hukuman Mati

Lembaga HAM internasional secara tegas menentukan bahwa hukuman mati


bertentangan dengan prinsip yang diatur di dalam Kovenan Internasional Hak-hak
Sipil dan Politik. Para aktivis HAM dan beberapa organisasi kemanusiaan
internasional menuntut penghapusan hukuman mati, karena dinilai melanggar hak
hidup terpidana, menutup kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan
bersosialisasi kembali kepada masyarakat. Beberapa aktivis HAM menilai bahwa
sifat penghukuman yang keras dan represif tidak mampu memberikan solusi bagi
permasalahan pidana modern dan sudah tidak relevan lagi dengan konteks
modernitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

b. Gerakan Mendukung Hukuman Mati

Hukum Islam sangat memperhatikan nilai-nilai dasar kemanusiaan di


dunia yang terlingkup pada lima hal, yaitu agama (al-din), jiwa (al-nafs), harta
(al-mal), akal (al-aql), dan keturunan (al-nasb). Perlindungan hak-hak ini sama
sekali bukan karunia penguasa atau karunia masyarakat, tetapi merupakan karunia
Allah Swt. Demi memelihara kelima hak dasar kemanusiaan tersebut, hukum
Islam secara konsekuen mencantumkan hukuman mati sebagai salah satu
hukuman pokok, sekaligus hukuman maksimal.

Dari sinilah, para pendukung hukuman mati, yang sebagian besar terdiri
dari masyarakat Islam, mendukung penerapan hukuman mati sebagai hukuman
maksimal di Indonesia. Selain didasarkan doktrin keagamaan, hukuman mati juga
didasarkan alasan untuk melindungi masyarakat umum dan menciptakan
ketentraman dan kepentingan yang lebih luas secara lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai