Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
Disusun Oleh:
Wahyu Rinaldi (170160090)
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton prategang adalah material yang sangat sering digunakan dalam suatu konstruksi,
karna beton prategang adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan sehingga
dapat mengurangi tegangan tarik akibat beban kerja. Beton prategang juga didefenisikan sebagai
beton dimana pada kondisi pembebabanan tertentu gaya tariknya dihilangkan atau dikurangi
sampai batas tertentu dengan syarat diberikan gaya tekan permanen, dalam kondisi ini beton
prategang ditarik sebelum ataupun sesudah beton mengeras. Jadi dengan menggunakan Beton
Prategang ini kita juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan tersendiri. Dan struktur beton
prategang didisain berlandaskan pada acuan konsep persamaan keseimbangan tegangan yang
terjadi pada suatu struktur.
Menurut Hadipratomo (Tanpa Tahun) faktor kritis yang membatasi besarnya gaya
prategang pada waktu dilakukan prategang adalah umur beton yang relatip muda. Jadi, penting
untuk mengasumsikan bahwa kehilangan gaya prategang adalah minimum pada waktu transfer.
Namun gaya prategang minimum yang diperlukan dan eksentrisitas yang bersesuaian ditentukan
oleh keadaan-keadaan batas kemampuan layanan yang tidak boleh melampaui tegangan-
tegangan izinnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Raju (1993) mengatakan dalam desain beton prategang, ketahanan minimum yang
diperlukan ditentukan lebih dulu untuk keadaan -keadaan batas tertentu seperti keruntuhan,
lendutan, dan retak. Metode-metode (trial and error) dengan mengasumsikan suatu penampangan
tertentu dan memeriksa tahanannya dengan memakai rumus desain yang sesuai seringkali terlalu
lama karena suatu penampang yang memenuhi syarat pada batas-batas kemampulayanan
mungkin kurang baik pada keadaan batas runtuh. Suatu metode angsung untuk menghitung
dimensi-dimensi pokok suatu penampang seringkali dapat digunakan, seperti pada kasus lentur
murni, di mana tinggi dan lebar efektif yang diperlukan dari bidang tekan terutama ditentukan
oleh keadaan batas runtuh. Dalam hal batang yang memakai flens, lebar dan tinggi flens yang
tertekan juga ditetapkan berdasarkan keadaan batas runtuh.
2
Sedangkan lebar badan didasarkan atas geser ultimit atau pertimbangan-pertimbangan
praktis untuk mempunyai kabel-kabel melengkung dengan syarat-syarat beton pelindung
minimum. Namun gaya prategang minimum yang diperlukan dan eksentrisitas yang bersesuaian
ditentukan oleh keadaan-keadaan batas kemampuan layanan yang tidak boleh melampaui
tegangan-tegangan izinnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beton prategang adalah beton bertulang yang ditambahkan gaya tekan yang memberikan
prategangan pada penampang disepanjang bentang suatu elemen struktural sebelum bekerjanya
beban mati dan beban hidup. Di dalam desain beton prategang kita harus memperhatikan terlebih
dahulu ketahanan minimum yang diperlukan ntuk keadaan - keadaan tertentu seperti keruntuhan,
lendutan, retak dan hal hal lain yang bersifat merusak, setelah itu barulah memilih material
material yang baik kemudian dengan melalui proses pengolahan material yang baik pula, seperti
perbandingan pencampuran bahan dan tingkat kematangan yang sesuai. Jadi dengan begitu beton
prategang yang kita gunakan akan lebih tahan lama dan berfungsi dengan baik. Dengan
menggunakan beton prategang kita akan mendapatkan kelebihan kelebihan yang sangat
menguntungkan, seperti : struktur lebih ringan dan lebih tahan lama dibanding beton beton lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hadipratomo, (Tanpa Tahun). Winarni. Struktur Beton Prategang Teori Dan Prinsip Disain.
Bandung: Nova.
Nawy, Edwar G. 2001. Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.