Anda di halaman 1dari 48

CRITICAL BOOK REPORT PROFESI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU
Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd.

Trisna Febrina

1191151015

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

S1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan tugas
tentang Profesi Kependidikan. Saya mengucapkan terimakasih kepada teman – teman dan dosen
pengampu yang telah membantu dalam penyusuan tulisan ini.

Tugas ini telah disusun dengan maksimal.Terlepas dari itu, saya menyadari bahwa pasti
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, saya
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan Critical Book Report ini.Semoga ringkasan Profesi Kependidikan ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca dan dapat diterima dengan baik.

Medan, 20 februari 2020

Trisna Febrina
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….1

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………...

1.2 TUJUAN………………………………………………………………………………………

BAB II ISI BUKU……………………………………………………………………………….

2.1 IDENTITAS BUKU…………………………………………………………………………..

2.2 RINGKASAN BUKU………………………………………………………………………...

BAB III PEBAHASAN………………………………………………………………………….

3.1 KELEBIHAN……………………………………………………………………………..…

3.2 KEKURANGAN…………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………...……

4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan.Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga,
maupun bangsa dan negara.Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju
mundurnya pendidikan bangsa itu.Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan
pengadaan tenaga pendidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan.

Kemarnpuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun
profesional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga
kependidikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan
sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan
yang sangat penting dan merupakan ilmu yang mempersiapkan tenaga ke pendidikan yang
profesional, sebab kemampuan profesional bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-
mengajar merupakan syarat utama

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Ruang Lingkup Profesi kependidikan, Ciri-ciri Profesi, Asas dan pengembangan
pendidikan.

2. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru


BAB ll

ANALISIS BUKU

2.1 Identitas buku

Buku Utama

1.Judul Buku :Profesi Kependidikan

2.Penulis Buku :Prof. Dr. H.U. Husna Asmara

3.Penerbit Buku :Penerbit Alfabeta

4. Cetakan kesatu :Juli 2015


5.Kota Terbit : Bandung
6. Tahun Terbit : 2015
7.ISBN : 978-602-289-175-8
8.Ukuran Buku : 16 x 24 cm
9. Jumlah Halaman : 200 hlm.
Buku Pembanding

1.Judul Buku :Konsp Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia

2.Penulis Buku :Piet A. Sahertian

3.Penerbit Buku : PT RINEKA CIPTA

4.Kota Terbit : Jakarta


5. Tahun Terbit : 2008
6.ISBN : 978-979-518-477-5
7.Ukuran Buku : 20,5 cm
8. Jumlah Halaman : 180 hlm
BAB II
ISI BUKU
BUKU UTAMA

BAB I Terminologi dalam Profesi Kependidikan, Profesi kependidikan dan Ciri-ciri


Profesi, Ruang Lingkup Profesi Kependidikan.

Terminologi dalam Profesi Kependidikan memiliki istilah, istilah tersebut diantaranya:

1. Profesi: suatu jabatan/pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya.


2. Profesional: Orang yang menyandang suatu profesi atau penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
3. Profesionalisme: Komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dengan terus menurus mengembangkan strategi sesuai dengan profesinya.
4. Profesionalitas: mengacu pada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta
derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam melakukan pekerjaannya.
5. Profesionalisasi: Proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota
profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilan sebagai suatu profesi.

Profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh, karena jabatan guru hanya dapat diperoleh
pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profess,
kode etik da nada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK. Menpan No. 26/1968).

Ciri-ciri Profesi Kependidikan:

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.


b. Jabatan yang menggelut suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
g. Jabatan yang lebih mementingkajn layanan diatas kepentingan pribadi
h. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin yang erat

Ruang Lingkup Profesi Kependidikan adalah:

Peranan profesional mencakup tiga bidang pelayanan yaitu Penyelenggaraan Proses


Mengajar (PBM) proses pembelajaran porsi terbesar; mengemas materi, menyajikan materi dan
mengevaluasi murid dapat menguasai dan mengembangkan materi dengan
kreativitasnya.Membantu murid mengatasi masalah dalam belajar khususnya dan masalah-
masalah pribadi yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Guru memahami cara
sekolah dikelola, apa peranan guru didalamnya, dan bagaimana memanfaatkan prosedur serta
mekanisme pengelolaan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

BAB II Kompetensi Pendidikan

Kompentensi guru adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu competency
yang mempunyai arti kecakapan atau kemampuan dan wewenang.Jika seseorang menguasai
kecakapan bekerja pada bidang tertentu maka dia dinyatakan kompeten.

Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam UU No 14 Guru dan Dosen 2005 yaitu


kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai
pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian unuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. kompetensi kepribadian yang meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, beribawa, teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia. kompentensi profesional yang
meliputi kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitin, kemampuan
mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Kompentensi sosial yang meliputi kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

BAB III Organisasi Lembaga Pendidikan

Departemen Pendidikan Nasional atau disingkat Depdiknas adalah salah satu Departemen
dalam pemerintahan Indonesia.Departemen ini menangani masalah-masalah yang berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran diseluruh Indonesia.

Kantor Dinas Pendidikan Provinsi, pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas
penyelenggaraan pendidikan.pengembangan tenaga pendidikan, dan penyedian fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan
5menengah.

Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, pemerintah kabupaten/kota mengelola


pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan
lokal.

Unsur dan Kepeimpinan di Sekolah terdiri dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Adapun tugas kepala sekolah adalah: (a) merencanakan, menyusun, membimbing, dan
mengawasi kegiatan administrasi pendidikan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan merupakan lembaga pengahasil guru di


Indonesia, yang sangat berperan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Kriteria LPTK Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan. lembaga
penyelenggara PPG sesuai undang-undang no 14 tahun 2005, Pasal 11 ayat 2 adalah perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan
akreditas dan ditunjuk oleh pemerintah.

Membangun Kualitas Guru Menuju Pengembangan Pendidikan Bermutu.Pendidikan


haruslah diarahkan pada upaya menciptakan situasi agar siswa mampu belajar dan memiliki
kemampuan berpikir tahap tinggi melihat kenyataan ini, jelaslah guru harus benar-benar
memiliki karakteristik unggul sehingga ia akan dapat melaksakan misi barunya dalam proses
pendidikan.

Membangun Kapabilitas Guru. Minimal ada lima kapabilitas yang harus terus dibangun
guru dalam rangka mengembangkan kualitasnya. Kelima kapabilitas tersebut yaitu konten
pengetahuan yang ia ajarkan, tingkat konseptualisasi, berhubungan dengan kemampuan guru
dalam melaksanakan proes pembelajaran, komunikasi interpersonal, ego.

Kelembangan pendidikan keguruan. Kelembangan pendidikan keguruan di Indonesia telah


mengalami perubahan dan perkembangan mulai dari kursus sampai kepada lembaga pendidikan
pra jabatan seperti pendidikan guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) yang
merupakan bagian dari universitas, dan institut keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dalam
bentuknya yang sekarang ini.

BAB IV Organisasi Profesi Dan Kode Etik Kependidikan

Pengembangan professional guru, PGRI sampai saat ini masih mengandalkan pihak
pemerintah misalnya dalam merancangkan dan melakukan program-program penataran guru
serta penataan program peningkatan mutu lainnya.PGRI belum banyak merencanakan dan
melakukan program atau kegiatan yang berkaitan keterampilan guru, peningkatan kualifikasi
guru atau melakukan penelitian ilimiah tentang masalah-masalah professional yang dihadapi oleh
para guru dewasa ini.

Kode etik kependidikan. Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan
etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Kode etik adalah kumpulan peraturan atau norma-norma atau perbuatan. Kode etik dapat
diartikan sekumpulan peraturan atau norma kesusilan bagi perbuatan tingkah laku.

BAB V Peran Guru Dalam Layanan Instruksional

Perbuatan profesional kependidikan dikatakan bersifat transaksional tergantung pada


pihak-pihak dan kondisi yan terlibat secara actual dalam suatu peristiwa kependidikan.
Keputusan yang diambil guru untuk menyesuaikan dengan kondisi kelas tersebut disebut
keputusan transaksional.
Keputusan transaksional ini memerlukan penyesuian-penyesuaian berdasarkan umpan
balik yang dipeoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun interaksi antar siswa, sementara
kegiatan pembelajaran/pengajaran berlangsung.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran/pengajaran seorang guru membuat perencanaan


pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:

1. Identifikasi kebutuhan-kebutuhan dan minat-minat siswa


2. Tujuan-tujuan performa siswa
3. Karakteristik materi
4. Ketersediaan fasilitas,ruang dan waktu
5. Kemampuan guru sendiri.

BAB VI Layanan Bimbingan Dan Konseling

A. Hubungan bimbingan dengan pendidikan

Sesuai dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak bimbingan dan konseling
disekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru bimbingan dan konseling.
Bimbingan disekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali hal-hal
yang memerlukan penanganan khusus.

B. Peran Bimbingan Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah

Layanan bimbingan dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:

1. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mempelajari konsep
dan keterampilan yang terkait dengan program kurikuler sekolah.

2. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya membantu perserta didik mengembangkan
aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan
memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, dan idntitas diri.

3. Bimbingan sosial

Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaiakan diri dengan
kehidupan kelompok.

4. Bimbingan karier
Bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman
peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya, pengembangan skap positif
terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup yang positif.

C. Pengembangan Program Bimbingan di sekolah

Program bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan di lakukan dalam rangka pemberian
dan konseling. Jadi bimbingan program bimbingan merupakan suatu rangkaian kegiatan
terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu.

Ada 4 komponen inti dalam program bimbingan yaitu:

a. Layanan dasar umum


b. Layanan responsive
c. Layanan perencanaan individual
d. Layanan pendukung sistem

D. Bidang dan Jenis Bimbingan dan Konseling

1. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

Pelaksanan Bimbingan dan Konseling terdiri atas empat bidang pelayanan, yaitu:

a. Kehidupan dan Perkembangan pribadi


b. Kehidupan dan perkembangan sosial
c. Kehidupan dan Perkembangan kegiatan pembelajaran
d. Kehidupan dan Perkembangan kegiatan karier dan pekerjaan

2. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan yang diberikan kepada peserta didik meliputi:

a. Layanan Orientasi
Layanan yang memperkenalkan seseorang pada lingkungan yang baru
dimasukkinnya,misalnya memperkenalkan siswa baru pada sekolah yang baru
dimasukkinnya.

b. Layanan Informasi
Layanan informasi bersama dengan layanan orientasi memberikan pemahaman kepada
individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk
menjalinkan suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau
rencana yang dikehendaki.
c. Layanan Bimbingan Penempatan dan Penyaluran
Membantu menempatkan individu dalam lingkungan yang sesuai untuk perkembangan
potensi-potensinya.
d. Layanan Bimbingan Belajar
Layanan yang membantu siswa untuk mengatasi masalah belajanya dan untuk bisa
belajar dengan lebih efektif.
e. Layanan konseling individual
Konseling yang diberikan secara perseorangan
f. Layanan bimbingan konselling kelompok
Konseling yang dilaksanakan pada sekelompok orang yang mempunyai permasalahan
yang serupa.

BAB VII Layanan Administrasi Pendidikan

A. Administrasi Kurikulum

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional No 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa


kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B. Administrasi Kesiswaan

Merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai
dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaannya suasana yang kondusif
terhadap berlangsungnya proses pembelajaran.

C. Administrasi Sarana dan Prasarana

Secara Etimologi (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan. Misalnya: lokasi/tempa, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb.
Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: Ruang,
Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.

D. Administrasi Personil

Upaya melayani atau membantu personil agar tumbuh berkembang sesuai dengan potensi
yang dimiliki.

E. Administrasi Keuangan
Di sini pengertian administrasi dalam pengelolaan keuangan yang meliputi antara lain:
1. Asas pemisahan tugas (Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan)
2. Perencanaan anggaran tahunan sekolah (RAPBS)
3. Ketatausahaan keuangan sekolah meliputi:
a. Dasar hukum
b. Pembukuan setiap transaksi
c. Pertanggung jawaban
d. Pelaporan, dan
e. Pendapatan
4. Pengawasan
5. Jadwal kegiatan pelaksanaan administrasi keuangan sekolah
6. Contoh-contoh mengenai ketatausahaan keuangan sekolah dan format pelaporan.

F. Administrasi Humas
Setiap organisasi ataupun instansi pemerintah terdapat suatu unsur yang berhubungan
dengan komunikasi dan yang berperan dalam komunikasi dan yang berperan dalam
komunikasih tersebut adalah HUMAS atau hubungan masyarakat.Tugas HUMAS adalah
melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi yang patut diketahui oleh pihak luar
secara luas.

BAB XI Supervisi pendidikan

Pengertian supervise pendidikan

secara semantik supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan
kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan khususnya peningkatan mutu
pembelajaran

Tujuan supervisi pndidikan

1. Meningkatan Mutu Kinerja Guru


2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
3. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada unuk dikelola
dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya
suasana kerja yang opimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercapai situasi yang tenang dan
tentram serta kondutif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan,

Fungsi supervisi pendidikan:

1. Penelitian (research)untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi
pendidikan.
2. Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek dari pada penilaian negative
3. Perbaikan (improvement) usaha yang dapat menegtahui bagaimana situasi
pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya
4. Pembinaan adalah berupa bimbingan kea rah pembinaan diri yang disupervisi.

BUKU PEMBANDING

BAB I

Mengapa Supervisi Pendidikan Itu Perlu?

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah. Dalam usaha mningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-
menerus.Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan (pre-
service education) maupun program dalam jabatan (inservice education). Tidak semua guru yang
di didik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified (well trainingdan well
qualified) (Jacobson 1954).Suatu profesi selalu bertumbuh dan berkembang.Perkembangan
profesi itu ditentukan oleeh faktor internal maupun faktor eksternal.

A. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia

Di penghujung abad kedua puluh dann memasuki millennium ketiga yang ditandai dengan
era globalisasi, yang termasuk dalam pengertian sumber daya pendidikan ialah:

1. Ketenagaan,
2. Dana,
3. Saran dan prasarana (vide Kepmen Dikbud Nomor :0668/U/1989 tentang Manajemen
Terpadu Sumber Daya Pendidikan).
4. Yang menjadi fokus bahasan dalam uraian ini ialah sumber daya manusia, khusus
ketenagaan pendidikan, yaitu guru. Guru yang professional memiliki ciri-ciri antara
lain:
Memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar.

1. Meemiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap
tugasnya.
2. Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karier hidup serta
menjujung tinggi kode etik jabatan guru.
B. Perlunya Supervisi Pengembangan Sumber Daya Guru

Perlunya supervisi pengembangan sumber daya guru dapat didekati dari dua sudut
pandang.Dalam diri guru itu ada sesuatu kekuatan untuk berkembang suatu elan vital (tenaga
hidup) (Bergsson dalam Harun Hadiwijono, 1993) atau vitalitas hidup (Chairil Anwar,
1945).Sebenarnya perlunya bantuan supervisi terhadap guru itu berakar mendalam dalam
kehidupan masyrakat.

1. Latar Belakang Kultural

Pendidikan adalah bagian integral dari kebudayaan. Kebudayaan harus diartikan sebagai:

a) Suatu kompleks gagasan, ide, norma, dan peraturan yang berlaku.


b) Suatu pola tingkah laku yang telah berakar mendalam dalam masyarakat.
c) Wujud benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1986).
2. Latar Belakang Filosofis

Di Indonesia sistem Amongseperti yang di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara melalui Taman
Siswa yang mendasarkan pendidikannya pada filsafat dan budaya nasional (pada saat itu Jawa).
Ia mendasarkan pendidikan pada asas:

a) Kodrat alam,
b) Kekebasan,
c) Kemanusiaan,
d) Kebudayaan,
e) Kebangsaan.

Suatu sistem pendidikan harus berakar pada sistem filsafat dan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa itu.Yang menjadi masalah ialah bagaimana menterjemahkan filsafat dan
sistem nilai yang hidup kedalam bahasa program pendidikan.Bila kita mampu menterjemahkan
dengan tepat pemikiran filsafat itu ke dalam bahasa pendidikan, maka kita tidak menempuh
kekeliruan dalam tindakan mendidik.
3. Latar Belakang Psikologis
Secara psikologis supervisi itu terletak berakar mendalam pada pengalaman manusia.
Pengalaman diartikan sebagai kegiatan atau usaha mengembangkan arti dari peristiwa atau
situasi, sehingga orang dapat memiliki cara pemecahan suatu masalah baik sekarang maupun
yang akan datang. Pengalaman merupakan usaha untuk tindakan selanjutnya.
Dalam pengalaman dan pengamatan, di lapangan sebenarnya kebanyakan masalah yang
timbul dalam proses pembelajaran di kelas bukan pada kurangnya pengetahuan tentang teknik
mengajar, tapi karena putus mata rantai, yaitu hubungan-hubungan kemanusia yang terputus
antara guru dan murid. Oleh sebab itu, secara psikologis menciptakan situasi belajar-mengajar
yang membangkitkan dorongan emosional berupa lambing-lambang dalam bentuk kata
persetujuan seperti senyum, memberi hormat, tertawa akan memberi semangat baru dalam proses
belajar mengajar di kelas

4. Latar Belakang Sosial

Dalam masyarakat demokratis orang saling menghargai pendapat orang lain, saling
menolong, saling memberi kebeban kepada orang lain, sehingga tumbuh rasa bersama dan juga
aman untuk berkarya.Dalam suasana rasa aman orang dapat berpikir secara kreatif dan
bertanggung jawab.Dalam kaitan ini setiap tugas pemimpin sebagai supervisor berfungsi
membantu, mendorong, menstimulasi tiap anggota untuk bekerja bersama.

5. Latar Belakang Sosiologis

Setiap perubahan punya pengaruh terhadap tindakan dan pola tingkah laku seseorang.Dalam
era globalisasi telah terjadi pergeseran tata nilai.Salah satu nilai yang berpengaruh terhadap
pendidikan masa kini ialah nilai jual.Anak belajar matematik bukan dengan menggembangkan
kekuatan akal, tapi akal diganti dengan mesin berpikir/kakulator.Secara sosiologis perubahan
masyarakat punya dampak terhadap tata nilai.Sekarang norma-norma kehidupan menjadi
relatif.Menghadapi perubahan seperti ini guru-guru memerlukan supervisor untuk mengadakan
tugas menukar ide dan pengalaman tentang mana yang terbaik dalam menghadapi perubahan tata
nilai yang serba meragukan.Di sinilah letak perlunya ssupervisi pendidikan.

6. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan

Guru adalah penceramah zaman (langeveld, 1950). Guru seharusnya punya visi masa depan.
Guru yang professional memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1. Ia ahli (expert) dalam bidang yang diajarkan.


2. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
3. Memiliki rasa kesejawatan dank ode etik serta memandang tugasnya sebagai suatu karier
hidup.

Beberapa usaha dalam membantu pertumbuhan dan penggemabngan profesi antara lain:

4. Selalu belajar dan menggembangkan dorongan ingin tahu.


5. Selalu ada kesediaan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang baru.
6. Selalu peka dan peduli terhadap tuntutan kemanusiaan dan kepekaan sosial, sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya.
7. Menumbuhkan minat dan gairah terhadap tugas mengajar, karena tugas mengajar sudah
menyatu dengan hidupnya.

C. Apa yang Harus Ditingkatkan dan Dikembangkan

Sejarah supervisi di Negara maju seperti Amerika mula-mula supervisi diarahkan untuk
memperbaiki pengajaran.Perbaikan pengajaran harus dimulai dengan pembinaan dan
pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran.Kemudian supervisi
diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia, dalam hal ini potensi manusia, yaitu
guru-guru.Jadi yang perlu ditingkatkan ialah potensi sumber daya guru, baik yang bersifat
personal maupun yang bersifat profesional.

BAB II

Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

A. Pengertian supervisi
Ada bermacam-macam konsep supervisi.Secara historis mula-mula diterapkan konsep
supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari
kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki.Perilaku supervisi yang
tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan
kesalahan.Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan
tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah,
ialah:

1. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.


2. Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan
berdasarkan tafsiran pribadi.
3. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.

Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

B. Tujuan Supervisi Pendidikan


Tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.Bukan
saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru.
Peendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Olive bahwa sasaran (domain) supervisi
pendidikan ialah:
1. Mengembaangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2. Meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah.

C. Prinsip Supervisi Pendidikan


Untuk itu suprvisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Bila demikian,
maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
1. Prinsip Ilmiah (Scientific)

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam


kenyataan pelaksanaan proses belajar-mengjar.
2. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.
3. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang
akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya.Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3. Prinsip Kerja Sama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of
experince’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh
bersama.

4. Prinsip Konstruktif dan Kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam menggembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
menakutkan.

5. Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditunjukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Fungsi utama supervisi modern ialah meniai dan memperbaiki faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik (Burton & Bruckner 1955:3). Ada analisis
yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction-
Foundation and Dimension (1961), ia mengemukakan 8 fungsi supervisi:Berikut ini adalah
fungsi-fungsi di atas yang diuraikan secara rinci:
1. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah
Oleh karena perubahan terus-menerus terjadi, maka kegiatan sekolah juga semakin
meningkat.
1. Usaha setiap guru. Ada guru yang mengajar bidang studi yang sama dan setiap guru ingin
memberikan idenya dan menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan pandangannya ke
arah Peningkatan.
2. Usaha-usaha sekolah. Dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan setiap
kegiatan sekolah termasuk program-program sepanjang tahun perlu ada koordinasi yang
baik.
3. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan. Tiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya.
Melalui membaca buku-buku dan kolaborasi-koordinasi baru guru-guru ingin belajar
terus-menerus. Melalui pelatihan jabatan, kursus ekstensi, lokakarya, seminar guru-guru
selalu berusaha meningkatkan diri sekaligus menjadi pembelanjaan intelektual. Untuk itu
perlu ada koordinasi. Tugas mengkoordinasi ini adalah tugas supervisi.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah
Kepemimpinan merupakan keterampilan yang harus dipelajari. Dan itu harus melalui latihan
terus-menerus.Dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki
keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru
Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia.Manusia selalu ingin mencapai yang
semaksimal mungkin. Seorang yang akan jadi pemimpin, jika ia mau belajar dari pengalaman
nyata di lapangan, melalui pengalaman baru ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan
pengalaman belajar baru.
4. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Supervisi mengundang untuk mene menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru
dapat meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam diri sendiri.
5. Memberikan fasilitas dan tanggapan terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang dibutuhkan Terus-menerus. Melalui
penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar.
Penilaian itu harus interaktif dan kontinu.Menyeluruh berarti sebagian dari semua kegiatan di
sekolah.Kontinu dalam arti sedang berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, tengah di akhiri
dengan melakukan sesuatu tugas.Mengadakan suatu tugas utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis pembelajaran belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu.Tujuannya adalah untuk menyelesaikan
pembelajaran-mengajar. Agar pembaharuan dapat dipelajari, maka perlu analisis hasil dan proses
pembelajaran. Fungsi supervisi menganalisis faktor-faktor tersebut.Penganalisisan memberi
pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.Kapanpun akan ada
pertumbuhan yang terus meningkat. Perbaikan memberikan pengalaman baru.Pengalaman baru
memberi motivasi ke Arah usaha peningkatan.
7. Memperlengkapi setiap anggota staf dengan pengetahuan yang baru dan
keterampilan-keterampilan baru pula
Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan
pengetahuan dalam keterampilan hal mengajar.Mengajar itu adalah suatu ilmu, suatu
keterampilan, dan sekaligus suatu kiat (semi).Kemampuan-kemampuan hanya tercapai bila ada
latihan, mengulang dan dengan sengaja dipelajari.Setiap orang selalu menginginkan sesuatu yang
baru.Motivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan.
8. Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan menyusun
kemampuan-kemampuan
Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi pada tujuan-tujuan sebelumnya.Ada hierarki
kebutuhan yang harus selaras.Setiap guru pada saat sudah harus mampu mengkur
kemampuannya.Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi
pendidikan.

D. Peranan Supervisi Pendidikan


Supervisi melaksanakan membantu (memberi bantuan) memberi dukungan (mendukung) dan
meminta mengikut sertakan (berbagi) Kimball Wiles, 1955.Terkait dengan fungsinya, tampak
dengan jelas menjelaskan tugas supervisi itu.Peranan itu tampak dalam kinerja penyelia yang
menjalankan tugasnya.Tentang peran supervisi dapat dikemukakan berbagai pendapat para
ahli.Seorang penyelia dapat berperan sebagai:
(Peter F. Olivia, 1976: 19-20).
a) Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar- mengajar, tugas-tugas
anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru. Contoh konkret
mengkoordinasi tugas mengajar satu mata pelajaran yang dibina oleh berbagai guru
b) .Sebagai konsultan ia dapat memberikan bantuan, bersama-sama mengkonsultasikan
masalah yang dibutuhkan guru baik secara individu maupun secara kelompok. Misalnya,
kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit
mengatasi dalam kelas.
c) Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin staf guru dalam mengembangkan
potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan
profesional guru-guru bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan
keterampilan dan kiat dalam bekerja untuk kelompok (bekerja untuk kelompok), bekerja
dengan kelompok (bekerja dengan kelompok) dan bekerja melalui (bekerja melalui
kelompok).
d) Sebagai evaluator dapat membantu guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat
menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri.
la ikut dalam merefleksi dirinya, yaitu konsep dirinya (Self concept), ide / cita-cita
dirinya (Self idea), realitas diri (Self reality) (P. Wiggens, 1965). Misalnya, pada akhir
semester ia dapat mengumpulkan diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap
peserta didik yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan
dirinya.
E. Objek Supervisi Pendidikan
Sudah membahas di muka objek pengkajian Supervisi belajar belajar-mengajar dalam arti
yang luas Oliva dalam bukunya Supervisi untuk Sekolah Hari Ini menggunakan istilah domain.Ia
menganjurkan target supervisi pendidikan memuat tiga domain, yaitu:
1. Memperbaiki pengajaran,
2. Pengembangan kurikulum,
3. Pengembangan staf.
1. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Pengalaman menerbitkan kurikulum sejak tahun 1975, kurikulum 1984 yang disebut
kurikulum yang disempurnakan dan kurikulum 1994, yang dikeluarkan dari Depdikbud di
Jakarta lengkap dengan pedoman / petunjuk pelaksanaan. Namun demikian perlu sekali ada
orang yang menunggu untuk membina dan menterjemahkan itu untuk guru-guru.Yang dibahas
adalah latar belakang yang diterapkan kurikulumnya. Konsep dasar dari kurikulum yang akan
diterapkan. Contoh: waktu diterapkan kurikulum 1975 guru dibor dan didukung untuk membuat
satuan pelajaran. Namun, mereka tidak mengerti tentang kurikulum 1975 yang menyetujui
sistem yang disebut PPSI (Prosedur Pendaftaran Sistem Instruksional).Jadi guru-guru tidak dibor
untuk berpikir bersistem (sistem berfikir) mewakili sistem (pendekatan sistem) dan
menggunakan analisis sistem (analisis sistem). Guru hanya diharuskan menyetujui satuan
pelajaran tanpa mengerti mengapa mereka mengajar dengan menerapkan permohonan sistem.
Mereka tidak sadar jika salah satu komponen dalam satu sistem keliru, maka sistem itu rusak
sepenuhnya.Demikian juga kurikulum 1984, yaitu kurikulum yang disempurnakan. Melalui
keterampilan proses, para guru menerapkan cara belajar siswa aktif.
2.Apa yang disepakati dengan kurikulum?
Kurikulum adalah sebagian dari pengalaman belajar yang dirancang di bawah tanggung
jawab sekolah untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
3.Definisi yang digunakan dalam menyusun kurikulum
Ada kurikulum yang disusun berorientasi pada maten pelajaran.Yang diutamakan adalah
jumlah bahan yang harus dikuasai oleh peserta didik.Ada kurikulum yang berorientasi pada
tujuan-tujuan yang dicapai.Kurikulum yang berorientasi pada tujuan Selalu menantang pada
tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh S. Bloom yang mencakupi:
A. Domain kognitif,
B. Domain psikomotorik,
C. Domain afektif.
4. Peningkatan Proses Pembelajaran
Sasaran kedua ialah memperbaiki proses pembelajaran. Yang dimaksudkan dengan
proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilkukan oleh siswa. Kegiatan
belajar yang dilaksanakan siswa di bawah bimbingan guru. Guru senang merumuskan tujuan-
tujuan yang dicapai pada saat mengajar. Untuk mencapai tujuan itu, guru merancangkan tujuan
belajar.Yang dihargai dengan pengalaman belajar adalah yang diperoleh siswa sebagai hasil dari
belajar (pengalaman belajar).Belajar ditandai dengan mengubah tingkah laku, karena
memperoleh pengalaman baru (Cronbach, 1954:47).Melalui persetujuan pengalaman, belajar
peserta didik memperoleh pengertian, penghargaan, kebiasaan, kecakapan, dan lainnya.Agar
peserta didik menerima kontribusi belajar, maka mereka harus melakukan kegiatan belajar.Yang
dibahas dengan kegiatan belajar, yaitu aktivitas jiwa yang diperoleh dalam proses belajar, seperti
yang dikumpulkan, dibahas, dibahas, kegiatan berbicara, kegiatan menerima, kegiatan menerima.
Suatu daftar kegiatan belajar telah disusun oleh Paul B. Diedrich.Ada 177 macam kegiatan
belajar.Yang dikemukakan di sini hanya beberapa kegiatan belajar saja.

5.Mengembangkan Sumber Daya Guru dan Staf Sekolah

Seperti yang telah diuraikan pada bagian belakang perlunya supervisi itu guru-guru perlu
bertumbuh dalam kepemimpinannya, maka setiap guru harus meningkatkan untuk
mengembangkan dirinya.Ada perbedaan antara pengembangan staf dan pendidikan dalam
jabatan.Pengembangan staf dapat meningkatkan upaya yang datang dari guru itu sendiri untuk
meningkatkan kualitas profesi mengajarnya. Sedang inservice pendidikan dilihat dari segi luar,
seperti lembaga pendidikan yang mendorong untuk mendorong guru- guru agar mau mengajar
lagi (bagian ini akan dibahas lebih lanjut pada Bab V).

BAB III

Model, Pendekatan, dan Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Bab ini membahas model, membahas dan teknik supervisi. Pokok utama yang dibahas:
A. Pengembangan model supervisi
1. Model konvensional
2. Model ilmiah
3. Model klinis
4. Model artistik
B. pendekatan supervisi yang disajikan adalah
1. pendekatan direktif
2. keputusan non-direktif.
3. memilih kolaboratif
C. Teknik-teknik supervisi yang dibahas mencakup:
1. Supervisi yang bersifat individual
2. Teknik supervisi yang menyerang kelompok.
A. Pengembangan Model Supervisi

Yang dimaksud dengan model dalam uraian ini sesuai dengan pola, contoh: acuan dari
supervisi yang diterapkan. Ada model berbagai yang berkembang.

1. Model supervisi yang konvensional (tradisional)

Model ini tidak ada refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat kekuasaan
yang otoriter dan feodal, akan memerintah pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif.
Pemimpin kesulitan untuk mencari-cari kesalahan.Mencari supervisi menemukan
kesalahan.Pekerjaan pengawas yang hanya mencari kesalahan adalah permulaan yang tidak
berhasil (Briggs 1948).Mencari-cari kesalahan dalam membimbing sangat menantang dengan
prinsip dan tujuan supérvisi pendidikan. Menyenangkan guru- guru senang tidak puas dan ada
dua sikap yang tampak dalam kinerja guru:

1. Acuh tak acuh (masa bodoh).

2. Menantang (agresif).

Praktek-praktik supervisi seperti ini adalah cara memberi supervisi yang konvensional.Ini
bukan berarti itu tidak boleh berarti kesalahan. Masalahnya adalah bagaimana cara kita
mengkomunikasikan apa yang harus diselesaikan sehingga para guru mengerti apa yang harus
dia perbaiki. Para guru akan dengan senang hati melihat dan menerima yang harus diperbaiki.
Caranya harus mendukung pedagogis atau dengan perkataan lain, memakai bahasa bukan
penerimaan (Thomas Gordon, 1988).

2. Model Supervisi yang Bersifat Ilmiah


Supervisi yang memiliki sifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Dilaksanakan secara terencana dan kontinu.
(2) Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
(3) Menggunakan instrumen pengumpulan data.
(4) Ada data yang objektif yang diperoleh dari situasi nyata.
3. Model Supervisi Klinis
a. Beberapa Pembatasan tentang Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang terkait dengan peningkatan pengajaran dengan
menggunakan siklus yang sistematik, dalam perencanaan, analisis dan analisis yang intensif dan
akurat tentang penelitian yang membantu, serta perubahan yang dilakukan dengan cara yang
rasional. (R. Willem dalam Archeson dan Gall 1980: 1 / terjemahan S.L.L. Sulo, 1985). K.
Archeson dan M.D. Gall (1980 25) terjemahan S.L.L. Sulo, 1985 5.menganjurkan supervisi
klinis untuk membantu guru-guru memfasilitasi antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku mengajar yang raedno ideal. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan tentang supervisi klinis adalah suatu proses.
b. Ada Beberapa Ciri supervisi klinis
a) Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau memerintah.
Tetapi tercipta hubungan manusiawi, sehinggă, guru-guru memiliki rasa aman.Dengan
timbulnya rasa aman diharapkan ada kesediaan untuk menerima perbaikan.
b) b. Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri
karèna dia memang membutuhkan bantuan itu.
c) c. Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yang terintegrasi.
Harus dianalisis Jadi terlihat kemampuan apa, keahlian apa yang harus diperbaiki.
d) Suasana supervisi yang mendukung kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.
e) Supervisi yang diberikan tidak hanya pada keterampilan mengajar tetapi juga mengenai
aspek-aspek kepribadian guru, misalnya motivasi terhadap gairah mengajar.
f) Instrumen yang digunakan untuk observasi disusun atas dasar kesepakatan antara
pengawas dan guru.
g) Balikan yang diberikan harus dibuka mungkin dan sifatnya objektif.
h) Dalam percakapan balikan, datang dari pihak guru lebih dulu, bukan dari atasan.
c. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis
a) Supervisi klinis yang harus disetujui oleh para guru lebih dulu. Perilaku supervisor harus
dilindungi perilaku guru-guru terdorong untuk meminta bantuan dari pengawas.
b) Ciptakan hubungan manusiawi yang saling berinteraksi interaktif dan rasa kesejawatan
sesama manusia.
c) Ciptakan suasana bebas di mana saja setiap orang bebas mengemukakan apa yang
dialaminya. Pengawas mencari apa yang diharapkan guru.
d) Obyek kajian adalah kebutuhan guru profesional yang nyata yang sungguh alami.
e) Perhatian dipusatkan pada tidak-tidak-spesifik yang harus ditentukan untuk diperbaiki.
d. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis
Langkah-langkah dalam supervisi klinis melalui tiga langkah pelaksanaan sebagai
berikut:
a) Pertemuan awal,
b) Observasi,
c) Pertemuan akhir.
Perlu dibaca apa yang harus dikerjakan oleh atasan dan apa yang harus dikerjakan guru.
1. Tahap awal supervisi klinis
Dalam percakapan awal, seorang guru memuji, pada saat dia mengajar ada 3 orang siswa
yang selalu mempertimbangkan ketertiban di kelas.Guru harus memperbaiki tetapi siswa tetap
membandel.Melalui percakapan awal, guru ini berharap agar supervisor dapat melihat sendiri
saat dia mengajar.Dan guru sudah melakukan, atasan setuju untuk mengikuti guru waktu
mengajar.
2. Observasi
Pada tahap observasi supervisor menggunakan alat observasi checklist.
4. Model Supervisi Artistik

Mengajar adalah ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan mengajar juga merupakan kiat.
Sejalan dengan tugas mengajar supervisi juga sebagai kegiatan mendidik dapat membantu itu
supervisi adalah pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat.

1. Supervisi yang artistik meminta perhatian agar lebih banyak mengundang banyak
berbicara.
2. Supervisi artistik dibutuhkan tingkat pengetahuan yang memadai, untuk memahami
apa yang dibutuhkan orang sesuai dengan harapannya.
3. Supervisi yang artistik sangat mengutamakan kontribusi yang unik dari guru-guru
dalam rangka mengembangkan pendidikan untuk generasi muda.
4. Model artistik terhadap supervisi, meminta untuk memberi perhatian lebih banyak
terhadap proses kehidupan kelas dan proses itu diobservasi sepanjang waktu tertentu,
sehingga diperoleh peristiwa-peristiwa yang penting yang dapat dialokasikan dalam
konteks waktu tertentu.
5. Model artistik terhadap supervisi meminta laporan yang menunjukkan dialog antara
supervisor yang supervisi dilakukan atas dasar kepemimpinan yang dilakukan oleh
kedua belah pihak.
6. Model artistik terhadap supervisi yang meminta kemampuan dalam cara mengungkap
apa yang diajukan terhadap orang lain yang dapat membuat orang lain dapat
mendukung dengan menjelaskan fitur yang mendukung itu.
7. Model artistik untuk supervisi yang memerlukan kemampuan untuk menafsir makna
dari hasil yang disetujui, sehingga iorang lain memperoleh pengalaman dan membuat
mereka mengappresiasi yang dipelajarinya.
8. Model artistik terhadap supervisi yang membuktikan fakta supervisi yang berkenaan
dengan individu, dengan kckhasannya, sensitivitas dan pengalaman merupakan
instrumen yang utama yang digunakan di mana pendidikan pendidikan diterima dan
bermanfaat bagi orang yang disupervisi.

B. Keputusan Supervisi Pendidikan

Pendekatan yang digunakan dalam penerapan Supervisi modern yang sesuai dengan
prinsip-prinsip psikologis. Untuk meminta bantuan guru supervisi, sangat sesuai untuk guru
prototipe.Ada satu paradigma yang dikemukakan Glickman untuk memilah-milah guru dalam
empat prototipe guru.Ia menganjurkan setiap guru memiliki dua kemampuan dasar, yaitu
berpikir abstrak dan komitmen serta kepedulian.

Berikut ini akan disajikan dihadiri, pengawas tugas.

1. Pendekatan langsung (direktif)

Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang
bersifat langsung, supervisor memberikan arahan langsung.

2. Pendekatan tidak langsung atau (Non-direktif)

Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan
terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan, tetapi ia lebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan guru-guru. Ia memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk
mengemukakan permasalahan yang mereka alami.

3. Definisi Kolaboratif

Yang dimaksud dengan menggunakan kolaboratif adalah cara meminta yang memadukan
cara meminta direktif dan non-direktif menjadi cara mencari baru. Pada membahas ini baik guru
maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkanstruktur, proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru.

C. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan sumber daya guru dapat
dilakukan dengan berbagai alat (perangkat) dan teknik supervisi.Membahas alat dan teknik
supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat / atau teknik.(John Minor Gwyn, 1963: 326-
327).Teknik yang bersifat individu, teknik yang dilakukan untuk seorang guru dan teknik yang
melibatkan kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

1. Teknik yang bersifat individu


Tiap-tiap teknik ini akan diuraikan secara lengkap.
A. Perkunjungan kelas
Pengertian: Kepala sekolah atau pengawas datang ke kelas untuk melihat cara guru
mengajar di kelas.
Tujuannya: Perkunjungan ke kelas disetujui menerima data tentang pentingnya selama
guru mengajar. Dengan data itu pengawas dapat berbincang-bincang dengan guru tentang
kesulitan yang dihadapi guru-guru.Pada kesempatan itu guru-guru dapat mengemukakan
pengalaman-pengalaman yang berhasil dan tantangan-tantangan yang meminta bantuan,
mendorong dan mengikutsertakan.Oleh karena sifatnya diadakan peninjauan dan diadakan
sesuatu yang dilihat sementara guru mengajar, maka sering disebut observasi kelas.
Fungsinya: Perkunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat bantu guru agar meningkatkan
cara mengajar guru dan cara belajar siswa. Perkunjungan ini dapat memberi kesempatan guru-
guru untuk mengungkap pengalamannya bersamaan dengan usaha untuk memberikan rasa
mampu pada guru-guru.Karena guru dapat belajar dan meraih pemahaman moral untuk
pertumbuhan karirnya.
B. Observasi kelas

Melalui kelas perkunjungan, pengawas dapat mengamati belajar-mengajar yang


sebenarnya.Ada dua macam observasi kelas.

1. Jenis Observasi
a) Observasi langsung (direct observation). Dengan menggunakan alat observasi, supervisor
mencatat absen yang dilihat pada saat guru sedang mengajar.
b) Observasi tidak langsung ( indirect observation). Orang yang diobservasi dibatası oleh
ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahuinya (biasanya dilakukan dalam
laboratorium untuk mikro.
2. Tujuan observasi
Untuk memperoleh data yang seobjektif memungkinkan bahan yang dapat digunakan
untuk digunakan untuk membantu belajar memperbaiki guru belajar untuk mengajar belajar.
Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-mengajar
mengajar arah yang lebih baik. Bagi siswa-siswa harus dapat membantu untuk belajar positif
3. Apa yang diobservasi
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka pengawas harus memahami dengan apa
yang harus diobservasi.

Hal-hal yang perlu diobservasi antara lain:

a) Usaha dan kegiatan guru dan murid.


b) Usah dan kegiatan antara guru dan murid dalam hubungan dengan penggunaan bahan dan
alat pelajaran.
c) Usaha dan kegiatan guru dan murid da lam memperoleh pengalaman belajar.
d) Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar ruang kelas dan faktor-
faktor penunjang lainnya.

4. Syarat-syarat untuk mengambil data dalam observasi

Hal ini tergantung dari sikap dan cara si pengamat itu sendiri mengumpulkan observasi
antara lain:
1. Menciptakan partisipasi yang masuk akal, mengambil tempat di dalam kelas yang
tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang sedang
mengajar, sikap waktu menerima tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak guru.
2. Harus dapat menentukan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang
penting.
3. Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperhaikinya.
4. Harus mempertimbangkan kegiatan atau reaksi siswa- siswa tentang proses belajar.
5. Kriteria yang digunakan dalam observasi
1. Alat-alat observasi

Untuk memperoleh data tentang belajar-mengajar, digunakan beberapa alat antara lain:

a. checklist
checklist adalah tempat alat untuk mengumpulkan data dalam memperlengkapi keterangan-
keterangan yang lebih objektif untuk belajar dan mengajar di kelas. Bentuk dari check-list
tersebut, terdiri dari daftar yang berisi item- item yang telah disediakan lebih dari dan si
penjawab hanya tinggal mengecek setiap item tersebut.
1. Percakapan Pribadi (INDIVIDUAL CONFERENCE)

Konferensi individu atau percakapan pribadi antara pengawas dengan guru.Dalam


percakapan itu kedua-duanya menantang berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang
baik.Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan masalah yang diselesaikan oleh
guru.

- Jenis-jenis Percakapan Pribadi:

Menurut George Kyte, ada dua jenis percakapan melalui perkunjungan kelas:

A. Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal).

Maksudnya setelah pengawas mengadakan kunjungan kelas, Sambil guru kelas


melaksanakan tugas mengajar, pengawas mana membuat catatan tentang aktivitas guru dalam
mengajar. Kemudian atas permufakatan bersama- sama akan diadakan perorangan-konferensi
untuk membahas hasil kunjungan tersebut.
B. Percakapan pribadi melalui percakapan biasa sehari-hari (informasi).

Dalam percakapan atau ramah-tamah sehari-hari dikemukakan sesuai problema untuk atasan
atau sebaliknya.Misalnya, sebelum sekolah mulai, sebelum mengajar, waktu istirahat atau
mengikuti mengajar. Dalam hal ini atasan langsung mengundang atau meminta sesuatu yang
berkaitan dengan meminta yang dibina oleh guru yang diberikan.Ada juga pembagian yang lain
seperti yang dikemukakan oleh Mildred E. Swearingen:

a. Classroom-conference:

Yaitu percakapan pada saat murid-murid tidak ada lagi di kelas, misalnya pada waktu siswa-
siswa menerima atau sudah kembali, kemudian lakukan di kelas.

b. Konferensi kantor:

Yaitu percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana
lingkungan fisiknya penuh dengan alat-alat pelajaran yang cukup, misalnya ada gambar- gambar
untuk menjelaskan sesuatu, data hasil penyelidikan dan lain-lain.Di dalam ruangan itu ada
suasana yang tenang dan menyenangkan (privacy).

c. Konferensi Kausal:

Yaitu percakapan yang dilakukan atas persetujuan, yang tidak diharapkan mengenai
pengawas yang bertemu dengan guru yang baru selesai mengajar dan sambil berjalan, guru
mengemukakan beberapa masalah yang dibahas dan terjadilah percakapan sambil berjalan
menuju ruang kepala sekolah.

d. Observational Visitation:

Yaitu pengawas kelas di mana guru sedang mengajar.Dalam perkunjungan ia mengobservasi


kegiatan-kegiatan kelas selama pelajaran berlangsung. Hasil Observasi kemudian dibicarakan
bersama-sama-sama-sama adalah guru yang diterima.Swearingen menyebut percakapan pribadi
setelah perkunjungan itu dengan istilah Observational visita.

2. SALING MENGUNJUNGI KELAS (INTERVISITATION)


Yang disetujui dengan intervisasi talah salih antara guru yang satu dengan guru yang lain
yang sedang mengajar.

- Kebaikan-kebaikan intervisitation
1. Memberi kesempatan untuk mendapatkan rekan lainyang sedang memberi pelajaran.
2. Membantu guru-guru yang memperoleh pengalaman atau keterampilan tentang teknik
dan metode mengajar serta bermanfaat bagi guru-guru yang kesulitan dalam pengajaran.
3. Memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar. Rekan guru mudah belajar
dari peserta sendiri karena keakraban perhubungan atas dasar saling mengenal.
4. Sifat bawahan terhadap pemimpin seperti disetujui pengawas dan guru tidak ada sama
sekali, sehingga diskusi dapat berlangsung lebih baik dan mudah mencari pemecahan
masalah yang berkaitan dengan musyawarah.
- Jenis-intervisitasi
1. Ada pengawas yang memperbaiki masalah dalam hal ini, pengawas mengalihkan dan
meminta kepada guru ini untuk melihat rekan-rekan guru yang lain mengajar. Sudah
tentu guru yang ditunjuk adalah yang memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup
dalam menggunakan teknik-teknik mengajar.
2. Jenis yang lain ialah pada kebanyakan sekolah, kepala sekolah yang meminta agar guru-
guru saling berbagi rekan-rekan di kelas atau di sekolah lain. Untuk cara yang kedua ini
diperlukan perencanaan dan musyawarah lebih dahulu.

3. MENILAI DIRI SENDIRI (SELF EVALUTION CHECK LIST)

Salah satu tugas yang tersukar untuk guru-guru adalah melihat kemampuan diri sendiri
dalam menyediakan bahan pelajaran.Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di samping
menghitung siswa- muridnya, juga menilai terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat
membantu guru dalam pertumbuhannya.

B. Teknik-Teknik yang Bersifat Kelompok


Yang dimaksud dengan teknik-teknik yang terkait dengan kelompok, teknik-teknik yang
digunakan bersama-sama oleh pengawas dengan kontribusi guru dalam satu kelompok.
1. Pertemuan Orientasi untuk Guru Baru ( orientation meeting for new teacher)
Pertemuan itu salah satu dari pertemuan yang ditujukan khusus mengantar guru-guru
untuk pindah hubungan kerja yang baru.Pertemuan baru ini bukan hanya guru baru, tetapi juga
seluruh staf guru.
Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi:
1. Sistem kerja sekolah itu.
2. Proses dan administrasi administrasi dan organisasi sekolah.
3. Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan perjalanan
sekolah.
4. Sering juga bertemu membahas ini diikuti dengan tindak lanjut dalam diskusi kelompok,
loka-karya selama beberapa hari, sepanjang tahun.
5. Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu misalnya pusat-pusat industri,
atau objek-objek sumber belajar.
6. Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi orientasi ini makan bersama.
Sosial.
7. Juga tempat pertemuan turut mempengaruhi pertemuan itu.
8. Aspek lain yang membantu terciptanya pekerjaan baru guru tidak perlu populer tetapi ia
diterima dalam kelompok guru lain.
2. Panitia Penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasikan.untuk mengorganisasi suatu
tujuan bersama ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksanaan. Para pelaksana yang
menyusun tugas kami disebut panitia penyelenggara.Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan sekolah, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja.Pengalaman dalam
mencapai tujuan, pengalaman dalam memahami cara bekerja sama dengan orang lain,
pengalaman yang berkaitan dengan tugas yang dibebankan. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman itu guru-guru dapat memperoleh dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.
3. Rapat Guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatan, tujuan
maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian ini akan dibahas pertemuan guru sebagai
salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki pembelajaran dan pengajaran.
Macam-macam Rapat Guru
a. Menurut Tingkatannya
1. Staff meeting yaitu rapat guru-guru di satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian
guru di sekolah tersebut.
2. Rapat guru-guru bersama dengan orang tua murid dan murid-murid / wakil-wakilnya.
3. Rapat guru sekota, sewilayah, serayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkat.
b. Menurut Waktunya
1. rapat permulaan dan akhir tahun
2. rapat periodik
3. rapat-rapat yang bersifat incidental
c. Menurut Bentuknya
1. individual conference
2. diskusi
3. seminar dan simposium
4. upgrading selama satu atau beberapa hari atau seminggu
5. Workshop
4. Studi Kelompok Antarguru
Guru-guru dalam pelajaran mata pelajaran bersama untuk diskusi tentang suatu masalah
atau materi pelajaran.Pokok bahasan telah ditentukan dan diperinci dalam garis-besar atau dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disiapkan secara lengkap.Untuk berkomunikasi
dengan bahan-bahan yang bisa digunakan.Misalnya, seorang yang menyarankan sesuatu masalah
dan dibahas bersama.Sebaiknya bahan-bahan itu sudah dipelajari lebih dulu.Untuk dapat
memperkaya pembahasan, diperlukan cukup banyak sumber-sumber buku.
5. Diskusi Sebagai Proses Kelompok

A. Diskusi

Diskusi adalah diskusi tentang sesuaty masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi
merupakan cara untuk mengembangkan keahlian anggotanya dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan dengan jalan bertukar pikiran.

Yang perlu diperhatikan oleh penyelia pengawas ketika memimpin diskusi guru-guru ia
harus memiliki kemampuan menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan
mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kelompok.
B. Pembatasan dan Ciri Kelompok

Kelompok terdiri dari dua orang yang bersama-sama memecahkan beberapa masalah
yang umum yang tidak dapat dipecahkan sendiri.

Ciri-ciri kelompok yang baik adalah:

1. Tiap anggota berhak dibantu.

2. Adanya interaksi antaranggota.

3. Adanya kontrol dari anggota.

C. Kepemimpinan dalam kelompok

1. Sebagai "leader" atau "chairman"


-Ia membantu kelompok yang mengetahui untuk mengatur peraturan dasar.
- Menyetujui langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah.
-Mengetahui bagaimana harus melangkah dalam berbagai situasi.
-Membantu menciptakan situasi yang ditumbuhkan oleh kelompok.
-Menstimulasi orang yang memegang dan menahan individu- individu yang menonjol.
-Mengakui perbedaan-perbedaan individu.
-Memberi kesempatan kepada anggota-anggota berpikir bersama dan memberi informasi tentang
cara bekerja.
-Melihat masalah yang akan dipecahkan.
2. Sebagai recorder (pencatat)
-Ia menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah dilakukan.
-Melaporkan kegiatan itu pada anggota.
-Mengklasifikasikan pendapat atau argumentasi menurut kepentingannya.
-Mengetahui dan menggunakan teknik "buzz card" di dalam stoggan untuk mencapai keputusan
(kartu yang disetujui dengan "buzz card" adalah Suatu kartu untuk mencatat setiap kegiatan
partisipasi anggota kelompok.
3. Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian)
Mencatat tunggu peranan yang dimainkan oleh anggota-anggota dalam menetapkan hasil
tiap peranan dalam kelompok itu.
4. Sebagai resource person (orang sumber)
Lihat uraian di muka
5. Sebagai evaluator
Peranan ini kadang-kadang dapat ditampilkan dengan melibatkan pengamat.Ia mengerti
bagaimana menggunakan evaasi, mengumpulkan data, menunjukkan kematangan kelompok itu.
Fungsi kepemimpinan kelompok yang baik adalalı merupakan keharusan yang utama
untuk hasil yang memuaskan.
Fungsi itu antara lain:
1. Melihat anggota-anggota senang dengan keadaan tempat yang disediakan.
2. Melihat masalah yang dibahas dapat dipahami oleh semua orang.
3. Mengakui peran setiap anggota yang dipimpinnya.
4. Melihat yang terkait dengan kelompok itu diangani atau diikutsertakan untuk mencapai
hasil bersama.

Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan kelompok


Dalam bukunya Meningkatkan pengawas pengajaran Harold Spears mengemukakan
dengan singkat beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah perkembangan teknologi
yang membantu setiap anggota kelompok.
2. Pengawas mendapat bantuan dari orang lain untuk menggerakkan kelompok, sehingga
menggunakan pengaduan yang mendukung kooperatif akan lebih berhasil.
3. Kerja sama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan atasan.
4. Supervisor telah siap jika tiba tiba untuk berhadapan dengan kelompok.
5. Kelompok akan bekerja dengan baik ketika mereka mengerti ke Arah mana mereka akan
dibawa.
6. Melalui pengawas yang bijaksana, maka kepemimpinan perorangannya akan memberi
arah kepada para pemimpin kelompok.
7. Kelompok harus sering bertemu agar dapat maju. Laporan pertanyaan, daftar periksa,
buletin tidak dapat / tidak akan mengambil tempat dalam partisipasi kelompok.
8. Supervisor harus sabar dalam membimbing grup itu untuk / untuk mencapai pengertian
dan meminta mereka.
9. Kelompok-kelompok kerja akan lebih efektif jika tiap anggota meraasa bahwa
pendapatnya itu penting dan jika pendapat- pendapat itu dicatat dan di pertimbangkan
sesuai dengan cara peserta menyatakannya.
10. Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada anggota-anggotanya
yang tidak memiliki kata pun atau kelompok apa pun yang menunjukkan dominasi dalam
berbicara terhadap semua kelompok.
11. Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan memerlukan
perhatian yang terus-menerus.

6. Tukar-Menukar Pengalaman (Sharing of Experince)


Penataran sering merupakan sesuatu yang membosankan.Dikatakan karena guru-guru
menganggap bahan yang diberikan sudah diberikan, atau cara penyajian juga kurang menarik,
karena tidak bersumber pada kebutuhan profesi mereka. Oleh karena itu suatu teknik perjumpaan
yang disebut "sharing of experince" adalah cara yang bijaksana. Di dalam teknik ini kita
diasumsikan sebagai guru-guru adalah orang-orang yang sudah berpengalaman.Melalui
perjumpaan diadakan pertukaran pengalaman menukar, saling memberi dan menerima, saling
belajar satu dengan yang lain.Namun demikian, prosedur berbagi harus disiapkan agar tujuan
dapat diselesaikan.

7. Lokakarya (Workshop)

1. Pengantar

a. Workshop pendidikan merupakan kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas petugas
pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok maupun bersifat perseorangan.

b. Workshop berarti pula suatu tempat kerja dengan menggunakan bermacam-macam alat untuk
menghasilkan sesuatu.

c. Warkshop adalah suatu usaha untuk mengembangkan kesanggupan nikir dan bekerja bersama-
sama tentang masalah-masalah teoretis serta praktis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
hidup pada umumnya serta kualitas profesional pada khususnya.
d. Workshop adalah suatu situasi yang di dalamnya orang bekerja dan belajar secara bersama
suatu situasi orang belajar dengan orang lain atas tanggung jawab bersama.

e. Dalam dunia pendidikan workshop adalah suatu perangkat dalam pendidikan dalam layanan,
cara belajar sesuatu dengan cara berbagi ide, prosedur memberi dan menerima "suatu sistem
kerja yang selaras dengan jiwa gotong royong.

f. Workshop adalah tempat yang di mana orang dapat belajar sesuatu dengan jalan menemukan
problema yang merintangi kelancaran suatu pekerjaan dan mencari jalan untuk menyelesaikan
problema tertentu.

2. Ciri-ciri Workshop:

a. Masalah yang membahas bisnis "berpusat pada kehidupan" dan muncul dari peserta sendiri.

b. Agar dapat diperoleh taraf pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih baik dari semula

c. Cara yang digunakan adalah metode penyelesaian masalah "musyawarah dan menginstal."

d. Musyawarah mengumpulkan permintaan sesuai kebutuhan.

e. Menggunakan resource person dan Rizal material yang memberikan bantuan yang besar sekali
dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

f. Senantiasa menyelamatkan kehidupan yang seimbang di samping memperkembangkan


pengetahuan, kecakapan, mengubah tingt laku, disediakan juga peluang untuk beragam seperti
tamasya untuk menambah pengalaman, pertemuan yang menggembirakan permainan peran, dan
lain-lain.

3. Jenis-jenis Workshop
Jenis Workshop ditentukan berdasarkan lembaga / organisasi yang melakukan, dan sifat
pembicaraan.
A. Berdasarkan lembaga / organisasi:
a. Faculty workshop
b.Institute workshop
c. Graduate workshop
B. Berdasarkan Waktu
1. Pre-scholl workshop
2. Summee workshop (bila di Indonesia lokakarya waktu liburan).
C. Berdasarkan Sifat
1. Conference workshop
2. Tainning workshop
4. Prosedur Pelaksanaan
A. Merumuskan masalah yang akan dibahas.

B. Tujuan pembahasan.

C. Metode pembahasan.

-Membaca buku

-Mendengar pengarahan / prasarana

- Mengerjakan tugas-tugas.

-Merumuskan kesimpulan

D. Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop

E. Merumuskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi

F. Merumuskan kesimpulan dan saran.

5. Materi yang akan Dibahas

Sebaiknya ada panduan-buku yang berisi penuntun bagi para peserta.Panitia terdiri dari
panitia pengarah dan panitia pelaksana.Suatu contoh workshop (trainang workshop).Untuk
menyusun model satuan pelajaran

Tujuan dari lokakarya ini agar guru dapat menyusun contoh model satuan pelajaran untuk
setiap bidang studi yang memuat:

1. Keterampilan dalam merumuskan tujuan khusus.


2. Keterampilan dalam memilih materi pelajaran yang relevan dengan tujuan yang
ditentukan.
3. Keterampilan dalam Langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar, baik guru maupun
siswa.
4. Keterampilan membeli sumber-sumber bahan pelajaran yang dibutuhkan.
5. Keterampilan dalam membuat alat-alat peraga sendiri sesuai dengan perkembangan
teknologi tepat guna (media).
6. Keterampilan dalam menyusun beberapa bentuk tes objektif.
7. Keterampilan untuk ikut serta mengatasi faktor-faktor psikologis yang dialami guru.

Setelah diselesaikan sesuai dengan prosedur yang dijelaskan dalam teori, maka hasilkan
dapa dirumuskan dengan memberi contoh.

8. Diskusi Panel
1. Pengertian:
Panel diskusi (panel discussion) atau disebut juga "forum discussion" atau kadang-
kadang disebut round table discussion adalah bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan
sebagian partisipan atau pendengar. panel khusus untuk memecahkan masalah dan para panelis
terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam bidang yang didiskusikan. oleh karena itu
disebut "percakapan termuliakan", percakapan tingkat tinggi.
2. Tujuan panel ialah:
a. Untuk menjajaki suatu masalah yang terbuka agar dapat memperoleh lebih banyak
pengetahuan dan pengertian tentang masalah tersebut dari berbagai sudut pandang
b.Untuk menstimulir para pendengar dan partisipan agar dapat membantu mengenai
masalah yang dibahas, melalui hubungan penelitian untuk mencari hasil dari panelis.
3. Pemeran dalam Panel. Dalam panel ada sejumlah orang yang berperan:
a. Moderator
-Moderator menunggu mengantarkan problema yang akan didiskusikan.
-Menstimulir para panelis untuk mengetengahkan pendapat.
-Menstimulirkan situasi bila terjadi ketegangan.
-Mengatur kontinuitas pemikiran dan pembicaraan supaya pembicaraan berlangsung
secara teratur.
b. Panelis
Panelis adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas pengetahuan yang luas tentang
bidanghya, memiliki kemampuan berpikir dan memberi tanggapan yang cepat dan aman, dengan
bantuan untuk diskusi dalam diskusi.
c. Ahli
Orang-orang yang ahli di bidangnya dan bersedia membantu meminta bantuan jika
moderator meminta bantuan.masalah yang pelik.
d. Participant
Para pendengar dan peserta mengikuti diskusi itu.Setelah selesai panel, kepada peserta
yang diberi kesempatan untuk meminta pendapat yang melalui moderator yang ditujukan untuk
para panelis.
4. Prosedur Panel
a. Panel Moderator mengantarkan problema secara umum.
b. Moderator menimbulkan problem secara bertahap (satu demi satu).
c. Secara spontan terjadilah diskusi antara para panelis.
d. Moderator berupaya mengarahkan setiap masalah, tetap tetap dalam ruang persetujuan.
e. Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk kesimpulan
sementara.
f. Setelah itu moderator mengajukan program baru untuk untuk didiskusikan dan
seterusnya.
g. Pada akhirnya moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan dibahas
bersama dalam kelompok seluruhnya.
9. Seminar
1. Pengertian seminar adalah menabur. Ada dua arti yang disebut dengan perkataan seminar
yaitu:
a. Sebagai tempat belajar yang juga disebut seminar, yang kemudian disamakan dengan
perguruan tinggi atau universitas.
b. Suatu bentuk Mengajar Belajar berkelompok di mana sejumlah kecil (antara 10 - 15) orang
yang mengadakan pendalaman atau berpartisipasi bersama-sama terhadap pelbagai masalah
dengan dibimbing secara cermat oleh atau lebih pengajar pada waktu tertentu, kelompok ini
bertemu untuk membahas laporan salah seorang anggotanya oleh anggota kelompok.
2. Tujuan
Seminar bertujuan untuk intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan anggota kelompok dalam satu latihan yang intensif. Seminar bermasyarakat
untuk memanfaatkan sebaik-baiknya guna meningkatkan manfaat kelompok yang saling bertukar
pengalaman dan saling berhubungan antara anggota kelompok yang lain.
3. Pelaksanaan
Mengingat tujuan yang disebut di atas, maka dalan melaksanakan suatu seminar sebagai
bentuk pengajaran-perlu dipelajari hal-hal berikut:
A. Seminar diselenggarakan sebagai bentuk mengajar-belajar. Jumlahnya antara 10-15 orang.
B. Persoalan yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok dengan atau
tanpa bantuan pengajar sebagai pemimpin seminar .
C. Seminar yang diselenggarakan untuk dan oleh peserta sendiri yang berisi pengajar yang baik
harus dapat menarik pelajaran untuk diri sendiri dari seminar-seminar yang dibimbingnya.
Karena itu tugas pembimbing seminar terbatas pada diskusi-diskusi berjalan produktif, termasuk
bantuan di mana percakapan berhenti atau berlarut-larut karena ada masalah.
D. Ruang seminar tidak terlalu besar dan diatur. Dapat dilihat dengan senang-senang,
pengikutnya bisa saling berhadapan untuk memulai percakapan yang akrab dan informal.
Beberapa Topik untuk Diseminarkan
1. Bagaimana cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspek dari ekolah moral sekolah.
2. Bagaimana cara mengatasi anak-anak yang selalu menunjukkan tingkah laku yang
menyimpang.
3. Bagaimana cara meningkatkan kesulitan mengajar guru.
4. Bagaimana cara menolong siswa yang memiliki minat yang berbeda.

10. Simposium
1. Pengertian
Perkataan simposium berasal dari perkataan Yunani purba syn (dengan) dan posis
(minum) yang menunjuk pada salah satu kebiasaan pada zaman itu, di mana setelah acara selesai
para hadirin tidak membuka tempat, akan segera duduk-duduk bersandar (leyeh-leyeh; Jawa)
sambil minum anggur dan menonton tari-menonton atau mendengarkan musik dengan diselingi
percakapan, sebagai hiburan intelektual
2. Tujuan
Simposium bertujuan mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek-
aspek pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan memperbandingkan beberapa sudut
pandang yang berbeda beda tentang pokok masalah tersebut, simposium bukan lagi merupakan
penjajahan yang spontan sebagaimana yang terdapat dalam panel diskusi.

Bab IV

Usaha-usaha Membina dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya Guru dalam Potensi
dalam Profesi Belajar

Bab ini membahas usaha usaha Membina dan mengembangkan potensi sumber daya guru
dalam profes mengajar.pokok-pokok Masalah yang dibahas antara lain:
A. Masalah-Masalah Umum yang Dihadapi Guru dalam Tugas Mengajar dan Mendidik
Supervisi yang diberikan kepada guru-guru dalam tugas mengajar dan mendidik hingga saat
ini masih bersifat umum.Oleh karena itu supervisi yang diberikan disebut supervisi yang umum
(general supervision).yang dibicarakan menyangkut masalah kegiatan belajar mengajar bersifat
umum.
1. Membantu Guru dalam Menterjemahkan Kurikulum dari Pusat Ke dalam Bahasa Inggris
Belajar-Mengajar.
2. Membantu Guru dalam meningkatkan Program Belajar Mengajar
Mempersiapkan diri agar tampil dalam pengajaran dan menilai dengan tepat serta
bertanggung jawab atas tugas mengajarnya.Bantuan yang diberikan dalam hal.
a. Merancangkan program belajar-mengajar.
b. Melaksanakan proses belajar-mengajar.
c. Menilai proses dan hasil belajar.
d. Mengembangkan manajemen kelas.
B. Masalah-Masalah Khusus yang Dihadapi Guru

Yang dibahas bagian ini adalah:

1. Kesulitan dalam membahas bidang studi.


2. Masalah pribadi yang menyangkut semangat kerja guru.
3. Membantu Guru dalam Memecahkan Masalah Khusus di Tiap Tingkat Mulai dari SD
Sampai di SMU

BAB V

Rangkuman Kesimpulan dan Jangkauan ke Masa Depan Yang Lebih Baik

Bab ini berisi rangkuman, kesimpulan, dan masa depan yang lebih baik.

A. Rangkuman
1. Supervisi pengembangan profesi sangat penting untuk dikembangkan.
Setiap saat pendidikan dan selalu berubah, sesuai dengan perubahan ilmu pengetahuan dan
tekologi, yang pada hakikatnya karena perubahan dalam masyarakat.
2. Setiap perubahan yang menimbulkan masalah baru yang mempengaruhi dunia pendidikan;
karena itu guru-guru perlu bertumbuh dalam jabatan mengajar.
3. Guru-guru agar peka dan peduli terhadap perubahan baik untuk mendorong inovatif dan selalu
mengembangkan kualitas sumber daya dalam mengajar dan mendidik.
4. Kepala sekolah dan para pengawas harus mampu membina Untuk itu kepala sekolah,
pengawas guru-guru kunci (key teacher) dapat bekerja sebagai pengawas, yang membantu
(assisting) menmberi suport (supporting) dan mengikutsertakan guru-guru (berbagi) dalam
meningkatkan profesi mengajar guru.
5. Permintaan yang dibeli sangat penting untuk prototype guru.

B. Kesimpulan
Berdasarkan rangkuman di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Bahwa guru-guru secara profesional memerlukan bantuan supervisi pendidikan.
2. Bahwa perlunya supervisi perubahan yang terus-menerus yang membutuhkan pengembangan
sumber daya guru agar tenus bertumbuh dalam jabatannya.
3. Agar guru dapat bertumbuh baik secara pribadi maupun profesi diperlukan pola supervisi,
meminta dan berbagai teknik supervisi pendidikan.
C. Jangkauan Masa Depan yang Lebih Baik

Ketika kita memandang masa depan pendidikan akan melihat faktor teknologi modern
yang mempengaruhi proses pendidikan dan pembelajaran, berhadapan dengan mata rantai
hubungan-hubungan yang mendorong proses penyelamatan manusia. Dengan demikian, perlu
visi yang cukup tajam untuk masa depan pendidikan.Pendidikan membentuk manusia, tapi
seseorang pribadi manusia.Oleh karena itu proses pembelajaran dan proses pendidikan yang
menggunakan media pembelajaran harus dicermati, jangan sampai proses pembelajaran hanya
menyediakan manusia seperti mesin berjalan. Proses pembelajaran yang semuanya serba mesin
buat melawan sikap dan moralitas subjek didik. Itulah sebabnya mesin belajar tidak dapat
menggantikan peran guru pendidik yang mampu membahas dasar hubungan bantuan.Dengan
demikian perlu ada diskusi keras dalam mendayagunakan teknologi pembelajaran yang
menggunakan alat elektronik, harus diimbangi dengan mengatur hubungan batin antara pendidik
dan anak didik.Nilai-nilai moral harus dapat menjadi dasar dalam pembentukan sikap dan
kepribadian subjek didik. Di sinilah peran perencanaan pengawas agar memberi landasan bagi
proses pembelajaran dan pendidikan kita di Indonesia.Para guru dan penyelia harus mampu
mencermati perubahan yang disebabkan oleh teknologi pendidikan.Tugas seorang pendidik
adalah memanusiakan manusia.Para pembina pendidikan mendapat visi terhadap usaha
pemanusiaan manusia
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelemahan Buku

 Buku Utama dan Buku Pembanding


 Isi dalam buku pembagian tidak teratur
 Tanda baca dalam buku bebebrapa salah

B. Kelebihan Buku
 Buku Utama dan Buku Pembanding
 Cover buku menarik
 Isi dari buku cukup lengkap dan menambah pengetahuan kepada pembaca
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Buku Profesi pendidikan sangat bagus digunakan sebagai buku tambahan dalam menambah
pengetahuan secara khusus bagi mahasiswa.Buku ini terdapat penjelasan-penjelasan secara rinci
untuk membangun pengetahuan mahasiswa dan memberi wawasan yang sangat luas.

B. Saran

Buku yang berjudul Profesi Pendidikan ini memang sudah bagus dan layak dibaca
khusunya bagi mahasiswa.Namun ada baiknya jika kekurangan buku seperti yang telah di
riviewer muat pada bagian pembahasan untuk di perbaiki kembali.

Anda mungkin juga menyukai