DI RUMAH SAKIT
DI SUSUN OLEH :
1. Ananda Prima Annisa (19011129)
2. Ani Kristyorini (19011130)
3. Arif Muhadi (19011131)
4. Arta Wuan Putri Meivia (19011132)
5. Denisa Widyaningsih (19011134)
6. Dini Aprilia Wardhani (19011135)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Manajeman Pengadaan Farmasi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Apt. Ika hardani, M.
Farm pada mata kuliah Manajemen Farmasi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
manajemen pengadaan farmasi di rumah sakit bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.Saya mengucapkan terima kasih kepada Apt. Ika hardani, M. Farm,
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan farmasi rumah sakit pada dasarnya tidaklah terlepas dari prinsip –
prinsip manajemen logistik, dimana fungsi – fungsi manajemen merupakan
rangkaian dari berbagai proses, yang terdiri dari perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, penghapusan, serta pengawasan.
Bagaimana alur proses pengadaan sediaan farmasi dan hal – hal apa saja yang
terkait dengan pengadaan sediaan farmasi tersebut?
1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami alur atau proses pengadaan sediaan farmasi, serta hal
– hal yang terkait didalamnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi dari IFRS adalah sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Yang
dimaksud unit pelayanan adalah pelayanan yang bersifat manajemen (nonklinik)
yaitu pelayanan yang tidak bersentuhan langsung dengan pasien dan tenaga
kesehatan lain, pelayanan IFRS yang menyediakan unsur logistik atau perbekalan
kesehatan dan aspek administrasi.
IFRS yang berfungsi sebagai pelayanan non manajemen (klinik) adalah pelayanan
yang bersentuhan langsung dengan pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Fungsi
ini berorientasi pasien sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih luas
tentang aspek yang berkaitan dengan penggunaan obat dan penyakitnya serta
2
menjunjung tinggi etika dan perilaku sebagai unit yang menjalankan asuhan
kefarmasian yang handal dan profesional.
Pelayanan klinik mencakup fungsi IFRS yang dilakukan dalam program rumah
sakit yaitu pelayanan obat di apotik/depo, konseling pasien, pelayanan informasi
obat, evaluasi penggunaan obat, monitoring efek samping obat, pemantauan terapi
obat.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit di pimpinan oleh seorang apoteker dan dibantu
oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional yang bertanggung jawab
atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.
2.2 Perijinan
Izin Mendirikan Rumah Sakit adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang kepada instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah atau badan swasta
yang akan mendirikan bangunan atau mengubah fungsi bangunan yang telah
ada untuk menjadi rumah sakit. Kewenangan Penerbit Izin Mendirikan Rumah
Sakit:
2.3 Rumah Sakit kelas A diterbitkan oleh Menteri Kesehatan.
2.4 Rumah Sakit kelas B diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi.
2.5 Rumah Sakit kelas C dan D diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Di dalam Permenkes 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
juga menyebutkan bahwa Izin Operasional Rumah Sakit atau Izin Operasional
adalah izin komersial atau operasional yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk
dan atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota setelah pemilik Rumah
Sakit mendapatkan Izin Mendirikan. Adapun beberapa dasar hukum Permenkes 3
tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit adalah:
3
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6215);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 945);
4
c. Foto copy sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan
hukum pemilik rumah sakit.
d. Foto copy IMB.
e. Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
f. Proposal studi kelayakan / profil klinik yang akan didirikan meliputi
pengorganisasian, lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan,
kefarmasian, laboratorium serta pelayanan yang diberikan.
g. Master plan.
h. Detail Engineering Design.
i. Foto copy/salinan denah bangunan dan peta lokasi.
j. Surat pernyataan bersedia mentaati peraturan yang berlaku yang
ditandatangani oleh pemilik sarana.
k. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
5
Peraturan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan
barang Negara.
6
Tahap pemilihan obat, Obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhatikan
pola penyakit, pola konsumsi, pola budaya, serta pola kemampuan
masyarakat.
- Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan obat-obatan di apotek
biasanya dilakukan melalui pembelian/pemesanan yang dilakukan melalui
jalur resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan medis.
- Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk memastikan kesesuaian kedatangan
barang dengan surat pesanan di antaranya kesesuaian jenis obat maupun
jumlah yang dipesan. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
2.5 Pemesanan
7
memilih metode pengadaan, memilih rekanan, membuat syarat kontrak
kerja, memonitor pengiriman barang, menerima barang, melakukan
pembayaran serta menyimpan kemudian mendistribusikan.
Ada 4 metode pada proses pembelian.
a. Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga metode ini
lebih menguntungkan. Untuk pelaksanaannya memerkukan staf yang kuat,
waktu yang lama serta perhatian penuh.
b. Tender terbatas, sering disebutkan lelang tertutup. Hanya dilakukan
pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang
baik. Harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan
bila dibandingkan denan lelang terbuka.
c. Pembelian dengan tawar menawar, dilakukan bila item tidak penting,
tidak banyak dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item
tertentu.
d. Pembelian langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia.
Harga tertentu, relatif agak lebih mahal.
1. Menulis
2. Menggandakan
3. Menghitung
4. Memberi kode
5. Mendaftar
6. Memilih (mensortasi)
7. Memindahkan
8. Membandingkan
2.6 Penerimaan
8
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
barang harus tersimpan dengan baik. Obat tidak boleh diterima jika sudah atau
mendekati kadaluarsa Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa obat, bahan obat dan
alat kesehatan harus dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah
penelusuran. Selain itu, kesesuaian jumlah, jenis dan bentuk sediaan obat tersebut
juga diperiksa dan dilakukan pemeriksaan berupa data pada Surat Pesanan (SP),
faktur serta kondisi fisik barang tersebut. Jika ditemukan obat,bahan obat, dan alat
kesehatan diduga palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke
instansi berwenang, dan ke pemegang izin edar. Pengiriman obat,bahan obat, dan
alat kesehatan yang diterima dari sarana transportasi harus diperiksa sebagai
bentuk verifikasi terhadap keutuhan kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur
kemasan serta label kemasan.
Tetapi jika seluruh obat dan alat kesehatan yang diantar telah sesuai dengan
faktur, kondisi yang baik dan tidak mendekati kadaluwarsa, maka produk tersebut
selanjutnya akan dibawa ke gudang penyimpanan. Faktur yang dibawa oleh kurir
tersebut pada saat mengantar barang akan ditandatangani oleh petugas gudang
sebagai pihak penerima, kemudian tanggal penerimaan barang juga harus di tulis
dengan jelas pada faktur tersebut. Faktur yang sudah ditandatangan kemudian di
stempel dengan stempel PBF yang bersangkutan. Lembar copy faktur dari pihak
supplier akan di terima oleh PBF, data dari faktur tersebut kemudian di input.
Data yang di input berupa data nomor faktur, nama obat pesanan, jumlah pesanan
dan harga yang di peroleh untuk pembelian produk tersebut.Data lain yang juga
terdapat dalam faktur adalah tanggal jatuh tempo. Lamanya tempo yang akan
diberikan masing-masing penyalur untuk PBF melakukan pembayaran obat
pesanannya dapat berbeda-beda, yaitu antara 7 sampai 60 hari dari sejak barang
tersebut diatarkan ke pihak PBF. Tanggal jatuh tempot yang telah disesuaikan
oleh PBF kemudian di tulis di dalam faktur tersebut.
Kiriman pusat
Kiriman dari principal
Retur barang dari pelanggan
9
b) Pemeriksaan barang dilakukan dengan teliti dan benar
c) Periksa barang yang dikirim, bandingkan dengan dokumen kirim/dokumen
return. Pemeriksaan dilakukan pada jenis barang, jumlah, bets, shelf life
expired date dan kualitas kemasan produk apakah kemasannya original
dan belum pernah dibuka/rusak.
d) Bila terdapat ketidaksesuaian jenis barang, jumlah, kemasan barang rusak
dan shelf life expired date yang telah ditetapkan maka:
2.7 Penyimpanan
10
Tujuan penyimpanan adalah
a. Memelihara mutu sediaan farmasi
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c. Menjaga ketersediaan
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan
11
1. Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)
dalam penyusunan perbekalan farmasi yaitu perbekalan farmasi yang masa
kadaluwarsanya lebih awal atau yang dietrima lebih awal harus digunakan lebih
awal sebab umumnya perbekalan farmasi yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya
lebih awal.
2. Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan
teratur.
3. Gunakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika.
4. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur , udara,
cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
5. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan
perbekalan farmasi dalam dengan perbekalan farmasi perbekalan farmasi untuk
penggunaan luar.
6. Cantumkan nama masing-masing perbekalan farmasi pada rak dengan rapi.
2.8 Pendistribusian
1. Resep Perorangan
Resep perorangan adalah resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien. Dalam
sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan oleh IFRS sesuai
yang tertulis pada resep.
Keuntungan resep perorangan, yaitu:
a. Semua resep/order dikaji langsung oleh apoteker, yang kemudian memberikan
keterangan atau informasi kepada pasien secara langsung.
b. Memberikan kesempatan interaksi profesional antara apoteker, dokter,
perawat, dan pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat.
d. Mempermudah penagihan biaya perbekalan farmasi bagi pasien.
Kelemahan/Kerugian sistem resep perorangan, yaitu:
a. Memerlukan waktu yang lebih lama
b. Pasien membayar obat yang kemungkinan tidak digunakan
12
2. Sistem Distriusi Persediaan Lengkap Di Ruang
Definisi sistem distribusi persediaan lengkap di ruang adalah tatanan kegiatan
pengantaran sediaan perbekalan farmasi sesuai dengan yang ditulis dokter pada
order perbekalan farmasi, yang disiapkan dari persediaan di ruang oleh perawat
dengan mengambil dosis/unit perbekalan farmasi dari wadah persediaan yang
langsung diberikan kepada pasien di ruang tersebut.
Keuntungan
Beberapa keuntungan sistem distribusi dosis unit yang lebih rinsi sebagai berikut:
1. Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang dikonsumsinya saja.
2. Semua dosis yang diperlukan pada unit perawatan telah disiapkan oleh IFRS.
3. Mengurangi kesalahan pemberian perbekalan farmasi.
4. Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi yang berlebihan.
5. Meningkatkan pemberdayaan petugas profesional dan non profesional yang
lebih efisien.
Kelemahan:
1. Meningkatnya kebutuhan tenaga farmasi
2. Meningkatnya biaya operasional
13
4. Sistem Distribusi Kombinasi
Definisi: sistem distribusi yang menerapkan sistem distribusi resep/order
individual sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang
terbatas. Perbekalan farmasi yang disediakan di ruangan adalah perbekalan
farmasi yang diperlukan oleh banyak penderita, setiap hari diperlukan, dan
biasanya adalah perbekalan farmasi yang harganya murah mencakup perbekalan
farmasi berupa resep atau perbekalan farmasi bebas.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://pelayananpublik.id/2019/07/30/rumah-sakit-sejarah-syarat-tujuan-dan-
fungsinya-menurut-uu/
https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-3-2020-klasifikasi-perizinan-
rumah-sakit
https://dpmppt.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/05/IZIN-
MENDIRIKAN-RUMAH-SAKIT.pdf
https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/pedoman-pengelolaan-
perbekalan-farmasi-2010.pdf
https://www.google.com/search?
q=PENGELOLAAN+OBAT+DI+RUMAH+SAKIT&safe=strict&client=firefox-
b-d&channel=crow2&ei=UmKmYMvzKpS-
16