Anda di halaman 1dari 5

Hasil Lab Jika hasil diatas normal mengindikasikan: Jika hasil dibawah normal mengindikasikan:

Eritrosit Biasanya pada kondisi: polisitemia primer Biasanya pada kondisi: perdarahan, wanita
(kelainan genetik) dan polisitimia sekunder hamil.
(dehidrasi, penyakit paru, penyakit jantung,
tumor atau kanker, kelainan pada Hb, sleep
apneu, dan efek samping obat-obatan
(misalnya suntikan eritropoietin yang bisa
memicu produksi sel darah merah, terapi
hormon testosteron, antibiotik gentamicin,
methyldopa).
Komplikasi: Penyumbatan pembuluh darah,
misalnya deep vein thrombosis (DVT),
stroke, serangan jantung, emboli paru,
perdarahan
Hemoglobin Biasanya pada kondisi: Dehidrasi, berada di Biasanya pada kondisi: anemia aplastik, kanker,
dataran tinggi, merokok, penyakit jantung obat-obatan HIV dan kemoterapi, gagal ginjal
bawaan, konsumsi obat penambah hormon, kronis, sirosis, limfoma hodgkin, hipotiroidisme,
emfisema anemia defisiensi besi, keracunan timbal,
leukemia, limfoma non hodgkin, miolema
multiple, talasemia, vaskulitis, anemia sel sabit,
hemolisis, splenomegali, perdarahan, menoragia
(menstruasi yang berat)
Hematokrit Biasanya pada kondisi: Dehidrasi, hidup di Biasanya pada kondisi: anemia, perdarahan,
ketinggian, riwayat merokok, penyakit leukemia, penghancuran sel darah merah,
jantung bawaan, dehidrasi, gagal jantung kekurangan gizi atau malnutrisi, terlalu banyak
kanan, demam berdarah, rendahnya kadar minum air putih, kerusakan organ tertentu
oksigen dalam darah, penyakit sumsum misalnya kerusakan sumsum tulang dan gagal
tulang yang menyebabkan tidak normalnya ginjal
kadar sel darah merah dalam darah, jaringan
parut atau penebalan pada paru-paru, tumor
ginjal, dna polisitemia vera
Basofil Biasanya pada kondisi: leukemia mieloid Biasanya pada kondisi: infeksi akut, kanker, dan
kronis, leukemia mieloid akut, mielofibrosis cedera parah
primer, trombositemia esensial, polisitemia
vera, tumor, reaksi alergi atau peradangan
kronis yang berhubungan dengan infeksi
(termasuk influenza dan TBC), penyakit
radang usus, penyakit autoimun, dan
pengaruh beberapa obat-obatan dan makanan
Eosinofil Biasanya pada kondisi: eksim karena alergi, Biasanya pada kondisi: penyalahgunaan alkohol,
infeksi cacing, rheumatoid arthritis, leukemia terlalu banyak mengonsumsi obat steroid, dan
sindrom Cushing
 Batang Biasanya pada kondisi: infeksi Biasanya pada kondisi: gangguan sumsum
 Segmen tulang, kelainan darah seperti leukemia, efek
terapi radiasi dan kemoterapi
Penyebabnya bisa idiopatik/tidak diketahui
penyebabnya secara jelas, bawaan sejak lahir,
siklik atau penurunan neutrofil yang membentuk
siklus, maupun autoimun atau kelainan imun
Limfosit Biasanya pada kondisi: stres, sedang hamil, Biasanya pada kondisi: penyakit autoimun,
infeksi virus ( ex. campak, CMV, gondongan, kanker, anemia aplastik, infeksi (ex. HIV,
dan hepatitis), infeksi bakteri (ex. histoplasmosis, influenza, malaria, hepatitis,
tuberkulosis dan pertusis, operasi tuberkulosis (TBC), demam tifoid, dan sepsis),
pengangkatan limpa, limfoma atau leukemia, penyakit bawaan (ex. Ataksia-telangiectasia,
baru menjalani operasi, pernah menjalani Sindrom DiGeorge, Sindrom imunodefisiensi,
terapi (terapi radiasi, terapi kortikosteroid, dan Sindrom Wiskott-Aldrich), malnutrisi,
atau kemoterapi), dan konsumsi obat tertentu masalah pencernaan (ex. Kekurangan zinc,
(ex. antikonvulsan, obat golongan sulfa, amiloidosis, penyakit celiac, dan penyakit
allopurinol, atau vancomycin) radang usus), dan konsumsi obat-obatan (ex.
Azathioprine, Carbamazepine, Cimetidine,
Kortikosteroid, Dimethyl fumarate, Imidazole,
Interferon, Methotrexate, Opioid, dan Terapi
bifosfonat)
Monosit Biasanya pada kondisi: infeksi; kanker; -
penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid
arthritis, dan kolitis ulseratif; penyakit
peradangan kronis, seperti sarkoidosis, radang
usus, dan penyakit Crohn; penyakit pada
sistem kardiovaskular, seperti penyakit
jantung; pengangkatan limpa; gangguan pada
produksi sel darah; dan stres
Laju endap Biasanya pada kondisi: infeksi; penyakit Biasanya pada kondisi: polisitemia, anemia sel
darah peradangan atau autoimun, seperti rheumatoid sabit, dan leukositosis
arthritis, demam rematik, penyakit pembuluh
darah, dan inflammatory bowel disease;
penyakit jantung, gangguan ginjal, dan
beberapa jenis kanker
Leuksoit Biasanya pada kondisi: kebiasaan merokok, Biasanya pada kondisi: infeksi virus yang
stres, alergi parah, infeksi bakteri seperti mengganggu kerja sumsum tulang dan
tuberkulosis dan batuk rejan (pertusis), obat- memengaruhi jumlah sel darah putih seperti HIV
obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan dan hepatitis; kelainan bawaan yang
epinephrine, rheumatoid arthritis, pernah menyebabkan menurunnya fungsi sumsung
menjalani operasi pengangkatan limpa tulang; penyakit autoimun yang menghancurkan
(splenektomi), polisitemia vera, dan leukosit atau bahkan sumsung tulang belakang
Leukemia seperti penyakit lupus; sarkodiosis; penyakit
kanker atau penyakit lainnya yang merusak
sumsung tulang; dan efek samping kemoterapi
dan radioterapi
MCH Biasanya pada kondisi: anemia defisiensi Biasanya pada kondisi: thalasemia
vitamin B12 dan folat.
MCHC Biasanya pada kondisi: Anemia makrositik, Biasanya pada kondisi: anemia defisiensi besi
Anemia hemolitik autoimun, luka bakar, dan dan thalasemia
Sferositosis herediter
MCV Biasanya pada kondisi: anemia Biasanya pada kondisi: anemia selain vitamin
karena kekurangan vitamin B12 atau B12 atau folat dalam darah
folat dalam darah
Trombosit Biasanya pada kondisi: kerusakan jaringan, Biasanya pada kondisi: demam berdarah dengue
kehilangan darah, infeksi, peradangan, (DBD), HIV, hepatitis, preeklamsia, sindrom
kanker, kelainan sumsum tulang, faktor HELLP saat hamil, leukemia akut, efek samping
genetik, efek samping obat tertentu misalnya obat kemoterapi, heparin, pil kina, antibiotik
kortikosteroid dan rituximab golongan sulfonamida, efek samping dari
radioterapi, dan sindrom hemolitik uremik
 SGPT Biasanya pada kondisi: penyakit hati kronis, -
 SGOT fatty liver, penyalahgunaan alkohol, sirosis,
penyumbatan pada saluran empedu,
kerusakan hati atau ginjal, cedera otot,
kerusakan pada sel darah merah, terlalu
banyak konsumsi vitamin A, penyakit tipus,
DBD, kelenjar gondok, penyakit auto immune
(AIH), penyakit celiac, penyakit Wilson,
kerusakan hati masif yang ditimbulkan oleh
racun seperti overdosis acetaminophen
(parasetamol) atau keracunan jamur, dan
Kegagalan sirkulasi (syok) berkepanjangan
Alkalin Biasanya pada kondisi: gangguan fungsi hati, Biasanya pada kondisi: hipotiroidisme,
fosfatase misalnya sirosis, hepatitis, kolesistitis, batu malnutrisi, milk alkali syndrome, anemia
empedu, dan kanker hati; gangguan kelenjar pernisiosa, penurunan kadar fosfat darah, skorbut
kelenjar paratiroid dan gangguan kesehatan (kekurangan vitamin C), penyakit celiac,
tulang (riket, osteomalasia, kanker tulang, dan kelebihan vitamin B dalam saluran pencernaan,
kekurangan vitamin D); gagal jantung; kanker dan defisiensi fosfat
ginjal dan jenis kanker jenis lainnya
GGT Biasanya pada kondisi: penyakit saluran -
cairan empedu, penggunaan alkohol atau zat
lain yang beracun pada hati secara berlebihan
Bilirubin Biasanya pada kondisi: gangguan hati, Biasanya pada kondisi: efek samping
penyakit pada empedu, kerusakan sel darah penggunaan obat-obatan yang berlebihan (ex.
merah, efek samping pengobatan (ex. teofilin, fenobarbital, dan dan vitamin C)
antibiotik, kortikosteroid, pil KB,
indomethacin, dan obat antikejang,
seperti diazepam,flurazepam,dan phenytoin),
infeksi berat, gangguan tiroid, dan kelainan
genetik (ex. sindrom Gilbert, hemokromatosis
herediter, sindrom Rotor, dan sindrom
Criggler-Najjar)
Protein total Biasanya pada kondisi: infeksi kronis atau Biasanya pada kondisi: gangguan hati, gangguan
peradangan (seperti HIV/AIDS atau virus ginjal, dan gangguan pencernaan misalnya
hepatitis) dan tanda awal gangguan sumsum penyakit celiac
tulang
Albumin Biasanya pada kondisi: dehidrasi, diet tinggi Biasanya pada kondisi: menjalani operasi
protein, diare parah, infeksi akut, luka bakar,penurunan berat badan, penyakit Crohn, diet
serangan jantung, dan menggunakan rendah protein, penyakit celiac, penyakit
tourniquet (alat untuk menghentikan Whipple, penyakit ginjal, penyakit hati (ex.
perdarahan) dalam waktu yang lama hepatitis atau sirosis yang dapat menyebabkan
asites), dan luka bakar
Kreatinin Biasanya pada kondisi: glomerulonefritis, Biasanya pada kondisi: depresi dan massa otot
infeksi ginjal (pielonefritis), penyakit berkurang
kandung kemih, peradangan ginjal, dan
rabdomiolisis
Urea Biasanya pada kondisi: konsumsi makanan Biasanya pada kondisi: kerusakan atau gagal
berprotein tinggi yang berlebihan, organ hati, overhidrasi, dan kekurangan protein
dehidrasi berat, sumbatan pada saluran kemih, parah
gagal ginjal, nefropati diabetik, luka bakar
berat, pendarahan di dalam saluran cerna,
konsumsi antibiotik tertentu, dan kehamilan
Natrium Biasanya pada kondisi: dehidrasi berat, Biasanya pada kondisi: konsumsi air yang terlalu
misalnya kurang minum air, diet ekstrem, banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal
atau diare kronis jantung, dan kelainan pada hormon antidiuretik
yang bertugas untuk mengatur jumlah cairan
tubuh
Klorid Biasanya pada kondisi: dehidrasi Biasanya pada kondisi: gagal ginjal akut,
parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal keringat berlebih, gangguan makan, gangguan
ginjal, dan efek samping cuci darah fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik
Kalium Biasanya pada kondisi: gagal ginjal kronis, Biasanya pada kondisi: muntah-muntah,
diabetes yang tak terkontrol, konsumsi obat- diare berlebih, penyakit ginjal atau gangguan
obatan tertentu (Obat anti-inflamasi non- pada kelenjar adrenal, konsumsi obat diuretik,
steroid, seperti ibuprofen, naproxen, kekurangan asam folat, ketoasidosis diabetik,
siklosporin, inhibitor angiotensin, dan hipomagnesemia, konsumsi obat asma atau
beberapa diuretik bisa menyebabkan kadar antibioitik, penggunaan obat pencahar dalam
kalium tinggi), asupan kalium yang tinggi, jangka panjang, konsumsi alkohol secara
penyakit jantung, cedera, hipoaldosteronismo, berlebihan, kebiasaan merokok, Sindom
dan hiperplasia adrenal kongenital Cushing, Sindrom Gitelman, Sindrom Liddle,
Sindrom Bartter, dan Sindrom Fanconi
Kolesterol Biasanya pada kondisi: diet yang tidak sehat, Biasanya pada kondisi: depresi, kecemasan, dan
total obesitas, kurang berolahraga, perokok, dan kanker
diabetes
HDL Biasanya pada kondisi: diabetes mellitus, Biasanya pada kondisi: kebiasaan merokok,
penyakit koroner, dan penyakit ginjal kronis kelebihan berat badan, diet tinggi karbohidrat
olahan (roti putih, gula, dll.), kurangnya aktivitas
fisik, dan obat-obatan (ex. beta blocker, steroid
anabolik, progestin, dan benzodiazepin)
Trigliserid Biasanya pada kondisi: obesitas, diet tinggi Biasanya pada kondisi: hipertiroid dan
lemak, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi malabsorbsi
alkohol yang berlebihan, hiperlipidemia
keluarga, familial chylomicronemia,
hiperlipidemia campuran, defisiensi
lipoprotein lipase, defisiensi lipase asam
lisosom, penyakit penyimpanan glikogen,
penyakit penyimpanan ester kolesterol, gagal
ginjal akut, diabetes, hipotiroidisme,
pankreatitis, lupus, Obat-obatan termasuk
beta-blocker, terapi penggantian estrogen,
kontrasepsi orang berbasis-estrogen, diuretik
thiazide, inhibitor protease HIV, isotretinoin,
steroid, dan tamoxifen

Glukosa Biasanya pada kondisi: hiperglikemia pada Biasanya pada kondisi: Penderita diabetes tipe 1
orang dengan Diabetes Mellitus dengan dosis insulin terlalu tinggi, terlalu banyak
minum minuman beralkohol, hepatitis, anoreksi
nervosa, tumor pada pankreas, konsumsi obat-
obatan tertentu misalnya quinine
Amilase Biasanya pada kondisi: peradangan pankreas Biasanya pada kondisi: pankreatitis kronis,
(pankreatitis), kista pankreas, atau kanker preeklampsia, penyakit ginjal, dan fibrosis kistik
pankreas, peradangan kelenjar ludah seperti
gondok, penyumbatan usus atau kerusakan
parah pada usus (gangguan usus atau
penyempitan usus), ulkus lambung yang
menyebabkan dinding perut berlubang, batu
empedu yang menyebabkan pankreatitis,
diabetic ketoacidosis, ruptured ectopic
pregnancy, gagal ginjal, apendisitis atau
peritonitis, dan macroamylasemia
Asam urat Biasanya pada kondisi: konsumsi makanan Biasanya pada kondisi: infeksi HIV, penyakit
tinggi purin, minum alkohol berlebihan, hati, makanan rendah purin, konsumsi obat-
mengonsumsi obat diuretik, diabetes, obatan seperti fenofibrate dan losartan, serta
kelebihan berat badan atau obesitas, leukemia, sindrom Fanconi
polisitemia vera, hipoparatiroidisme,
hipotiroidisme, sedang menjalani perawatan
kanker atau memiliki kanker yang menyebar,
dan gangguan ginjal seperti gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai