Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKROBIOLOGI

MIKROBA PENGHASIL ANTIBIOTIK

Disusun oleh :

Nama : Dylla permatasari

Nim : 2002005

Dosen pengampu:

M.saka abieasa M.Biomed

Program studi s1 farmasi


Fakultas ilmu kesehatan Sumatra barat
Universitas Sumatra barat
(Unisbar )
2021
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Lubuk alung, 08 desember 2021


Daftar isi
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….

C. Tujuan Makalah…………………………….……………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….

A. pengertian Actinomicetes sp……………………………………………………

B. Actinomicetes ……………………………………………………………………….

C. klasifikasi actinomicetes …………………………………………………………

D. Ciri ciri actinomicetes……………………………………………………………….

E. Siklus hidup actinomicetes ………………………………………………………..

F. Pengelopokan actinomicetes ……………………………………………………

G. Peranan actinomiciyes

a) Manfaat dalam bioremediasi


b) Pengunaan biomedis
c) Manfaat industry
d) Manfaat sebagai senyawa agroaktif
e) Mencegah biokorosi

H. Peranan actinomicetes sp ………………………………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..

B. Saran…………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Bakteri (nama ilmiah: Bacteria) adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang
diklasifikasikan pada tingkat domain. Bersama dengan domain Archaea, bakteri
digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya
menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran beberapa mikrometer.
Bakteri merupakan salah satu bentuk kehidupan pertama yang muncul dan saat ini
menghuni sebagian besar habitat di Bumi. Bakteri dapat hidup di tanah, air, mata air
panas yang asam, limbah radioaktif, hingga kerak Bumi. Bakteri juga menjalin hubungan
simbiosis dengan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar bakteri belum diketahui
karakternya, dan hanya sekitar 27 persen filum bakteri yang memiliki spesies yang dapat
ditumbuhkan di laboratorium. Studi tentang bakteri disebut bakteriologi, salah satu
cabang mikrobiologi.
Actinobecteria atau actinomycetes adalah filtur yang beranggotakan bakteri gram
positif. Bakteri ini pernah diklafikasikan sebagai fungsi (jamur,MYCOLA )karna ada
anggotanya yang berbntuk berkas berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotic. ketika
di ketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil kan dapat di serang virus
bakteriofag),kelompok ini pernah di anggap bukan fungsi maupun bakteri.baru setelah
pengujin DNA dimungkinkan kelompok ini di ketahui sebagai bakteri.
Kebanyakan Actinobacteria de temukan di tanah.sebagian yang lain tigal di dalam
tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa pathogen seperti Mycobaterium.mereka
memainkan peranan yang penting dalam dekoposis materi organik seperti lululosa dan
kitin. Aktivitas ini menambah cadangan harga di dalam tanah dan merupakan bagian
penting dari pembentuk humus.
Beberapa antinobakteri menyebabkan ganguan kesehatan pada manusia,hewan,dan
tumbuhan. Streptomyces ada yang menyebabkan penyakit scabies (kudis)pada umbi
kentang. Namun selain ganguan kesehatan,antonobakteri juga memiliki manfaat dalam
bidang kesehatan terutama S.griceus yang menghasilkan antibiotic stroptomisin untuk
penyembuhan tuberculosis yang di sebabkan oleh Mycobaterium tuberculosis.sampai
akhir tahun 1974,kurang lebih 95% antibiotikyang di hasilkan Antinomycetes, berasal
dari genus Streptomyces.
B. Rumus masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan masalah mengenai
1. Pengertian lengkap tentang actinomycetes sp
2. Peranan actinomycetes sp di bidang medis
3. Keunggulan dan kelemahan actinomycetes sebagai antibiotic

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan actinomycetes sp
2. Mahasiswa dapat mengetahui peranan actinomycetus sp dalam bidang medis
3. Mengetahui pengolahan actinomycetus sp sampai menjadi antibiotic
4. Mengetahui keunggulan dan kekurangan actinomycetus yang di gunakan sebagai
antibiotic
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian actynomicetes sp

Actinobacteria atau Actinomycetes adalah filum bakteri yang beranggotakan bakteri


Gram positif. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada
anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotik.
Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat diserang virus
bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru setelah
pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui sebagai bakteri.
Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di dalam
tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seberti Mycobacterium. Mereka
memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik seperti selulosa
dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan merupakan bagian
penting dari pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria untuk hidup di
lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengonsumsi lognoselulosa (lignin dan
selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah)
menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk
kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi Aktinobakteri di tanah.
Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena
Aktinobakteri tidak suka pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH
juga menaikkan populasinya.
Anggota Actinobacteria kebanyakan aerob, tetapi beberapa, seperti Actinomyces
israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak seperti Firmicutes, kelompok utama
lain bakteria Gram positif, Actinobacteria memiliki DNA dengan GC-content yang tinggi
dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora eksternal.
B. Actinomycetes

Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dapatberupa penyakit oleh


mikroorganisme jamur dan mikroorganismebakteri. Jamur tergolong eukariotik
heterotrof, yaitu organismeyang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap
molekulnutrisi ke dalam sel-selnya.Sedangkan bakteri adalah mikroorganisme
berukuransangat kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler. Bakterimerupakan
prokariota.Salah satu golongan bakteri yang dulunya pernahdiklasifikasikan sebagai
jamur yang dapat merugikan khususnyauntuk manusia adalah Actinomyces sp.
Actinomycetes kelihatan dariluar seperti jamur dan di dalam banyak buku dibicarakan
samadengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah bakterigram positif sesuai
dengan semua kriteria untuk sel prokariot.
Actinomycetes sp.
adalah prokariot yang menghasilkansubstansi penting untuk kesehatan seperti
antibiotik, enzim, danimmunomodulator, dan salah satu organisme tanah yang
memilikisifat-sifat umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi jugamemiliki ciri
khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadisatu kelompok yang jelas
berbeda. Banyak anggota dari
Actinomycetes sp.
tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis sepertikapang daripada sel tunggal sehingga
Actinomycetes sp.
dianggapsebagai fungi atau jamur.
C. Klasifikasi Actinomycetes

 Klasifikasi dari Actinomycetes sp. Sebagai berikut


 Kingdom : Bacteria
 Filum : Actinobacteria
 Class : Actinobacteria
 Ordo : Actinomycetales
 Family : Actinomycetaceae
 Genus : Actinomyces
 Spesies : Actinomyces sp.

Jenis-jenis Actinomycetes sp.

Actinomycetes sp. memiliki banyak spesies, yaitu :


 A. bowdenii
 A. bovis
 A. canis
 A. cardiffensis
 A. catuli
 A. coleocanis
 A. dentalis
 A. denticolens
 A. europaeus
 A. funkei
 A.Georgiae A. streptomycini
 A. suimastitidis
 A. suis
 A. turicensis
 A. urogenitalis
 A. vaccimaxillae
 A. viscosus
D. Ciri ciri actinomycetes
Ciri-ciri Actinomycetes berikut diberikan di bawah ini:

 Ukuran Actinomycetes berdiameter 1-2 μm.


 Ini biasanya berbentuk batang dengan struktur berserabut dan bercabang.
Filamen mengandung asam mumarat.
 Sebagian besar spesies bersifat aerob, tetapi sedikit yang anaerob hingga aerob
fakultatif.
 Dinding sel dan struktur dalam mirip dengan bakteri. Dinding sel Actinomycetes
terdiri dari asam mikolik.
 Pertumbuhan atau reproduksi Actinomycetes lebih lambat dari bakteri dan
jamur dan karenanya juga disebut sebagai “penanam lambat”.
 Ini memiliki 60-78% konten G + C.
 Actinomycetes paling banyak terdapat di tanah (106-108g) dan habitat laut.
 Ini biasanya non-motil, non-kapsul dan non-asam cepat.
 Pertumbuhan aktinomiset optimal pada pH basa.

Siklus hidup mereka datang sampai selesai denganpembentukan spora. Mereka dapat
membentuk endospora ketikanutirents rendah. Kemampuan untuk sinyal antara dua
bakteriActinomycetes fisik terpisah dalam miselium yang sama dapatdikaitkan dengan
regulasi hormon. dalam satu genus merekamemiliki A-faktor yang merangsang produksi
streptomisin danpembentukan miselium udara . A-faktor homolognya yang memiliki
struktur γ
-butyrolactone memiliki reseptor yang sangat spesifikuntuk membantu dalam
membedakan sinyal yang diterima dariorganisme tetangga sehingga memungkinkan sel
untuk mengenalitetangga sebagai anggota spesies sendiri atau tidak. Sistem ini
jugaberguna dalam kelangsungan hidup dalam ekosistem karena A-faktor yang
diproduksi oleh sel diterima oleh beberapa hifa dandapat menyebabkan sporulasi cepat
seluruh populasi.
E. Siklus hidup actinomycetes

Perkecambahan: Spora Actinomycetes tetap bebas di lingkungan sebagai “spora bebas”.


Spora bebas tetap tidak aktif sampai tahap perkecambahan. Ketika spora mendapatkan
kondisi yang menguntungkan, spora itu berkecambah dan membentuk “tabung kuman”.

Pertumbuhan vegetatif: Tabung germinal mendorong pertumbuhan vegetatif, yang


menimbulkan substrat dan hifa udara. Pertama, tabung germinal akan menghasilkan
miselium primer mis. Hifa substrat, yang tumbuh di dalam media. Setelah pertumbuhan
miselium primer, membentuk miselium sekunder mis. Hifa udara, yang tumbuh di atas
substratum
Melingkar: Selama kondisi yang tidak menguntungkan, hifa udara menjadi melingkar
secara spiritual.
Septation: Pada tahap ini, septa terbentuk di antara hifa vegetatif.Pematangan spora:
Septa terbentuk dalam hifa vegetatif yang matang dan membentuk rantai spora. Spora
dengan demikian terbentuk oleh fragmentasi atau pembengkakan hifa.
Pelepasan spora: Selama kondisi yang tidak menguntungkan, spora dipisahkan dari hifa
vegetatif dan bebas di lingkungan.

F. Pengelompokan actinomycetes

Pengelompokkan Actinomycetes
Berdasarkan pada struktur hifa dan reproduksi, Actinomycetes terbagi menjadi tujuh
famili:

 Streptomycetaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa non-tersegmentasi dan


terdiri dari 5-50 spora konidial per rantai hifa udara. Contoh: Streptomyces,
Microdlobaspone dan Sporoctilhya.
 Nocardiaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa tipikal yang tidak
tersegmentasi. Contoh: Nocardia, Pseudonocardia.
 Micromonosporaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari konidia non-
tersegmentasi khas yang terjadi secara tunggal, berpasangan atau dalam rantai.
Contoh: Micromonospora, Thermonospora, Thermoactinomycetes, Actinobifida.
 Actinoplanaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari sporangiospora dan diameter
hifa berkisar antara 0,2-2,0 μm. Contoh: Streptosporangium, Actinoplanes,
Plasmobispora dan Dactylosporangium.
 Dermatophilaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa yang mengalami
fragmentasi untuk menghasilkan sejumlah besar struktur motil. Contoh:
Geodermatophilus.
 Frankiaceae: Anggota keluarga ini sangat terkait dengan akar tanaman non-
polongan dan membantu dalam fiksasi nitrogen dengan membentuk nodul akar.
Contoh: Frankia.
 Actinomycetaceae: Anggota keluarga ini tidak mengandung miselium sejati dan
merupakan anaerob fakultatif. Contoh: Actinomyces.
G. Peranan actinomycetes
Actinomycetes adalah organisme penting secara ekonomi yang memainkan peran
mendasar di banyak bidang seperti:

a. Manfaat dalam Bioremediasi


Actinomycetes mencerna karbohidrat kompleks seperti kitin, selulosa, hemiselulosa dll.
Ia juga membantu dalam degradasi senyawa beracun dari lingkungan. Dengan demikian,
ia memainkan peran penting dalam bioremediasi senyawa organik. Actinomycetes
bertahan di lingkungan yang keras seperti suhu tinggi hingga 50 derajat Celcius dan juga
penting untuk proses pengomposan.

b. Penggunaan Biomedis
Anggota Actinomycetes menghasilkan banyak antibiotik yang paling terkenal seperti
amfoterisin, neomisin, novobiocin, kloramfenikol, tetrasiklin, dll.
Tetrasiklin dan eritromisin, dll. Menargetkan ribosom bakteri dan digunakan untuk
menyembuhkan infeksi pernapasan.
Vankomisin terutama menyerang dinding sel bakteri bakteri patogen (Streptococcus
aureus).
Rifampicin menargetkan bakteri RNAP (RNA-Polymerase) dan digunakan untuk
menyembuhkan TBC dan kusta.
Adriamycin digunakan dalam pengobatan kanker.
Amfoterisin menyerang membran jamur dan menunjukkan sedikit efek samping.
Rapamycin memungkinkan transplantasi organ.
Kegunaan dalam mengatur pertumbuhan Tanaman
Actinomycetes hidup di tanah yang menghasilkan phytohormon, enzim ekstraseluler
dan senyawa bioaktif. Senyawa ini meningkatkan pertumbuhan tanaman langsung dan
melindungi terhadap fitopatogen dan hama dengan memproduksi asam indol 3-asetat,
siderofor dan melarutkan fosfat.
c. Manfaat Industri
Actinomycetes menghasilkan beberapa enzim yang menunjukkan berbagai aplikasi di
berbagai bidang seperti:

 Lipase: Digunakan dalam industri deterjen dan farmasi.


 Selulase: Digunakan dalam industri pakan ternak.
 Katalase: Digunakan dalam industri deterjen.
 Amilase: Digunakan dalam industri makanan, tekstil dan kertas.
 Kitinase: Digunakan dalam industri biokimia.

d. Manfaat sebagai senyawa Agroaktif


Actinomycetes menghasilkan senyawa Agroaktif karena senyawa ini banyak terdapat di
zona rizosfer tanaman. Dengan demikian, secara aktif dapat menjajah dirinya dengan
akar tanaman dan melindunginya dari jamur patogen dan fitopatogen lainnya. Frankia
adalah contoh dari Actinomycetes yang bertindak sebagai “Symbionts” dan
mempromosikan pembentukan nodul akar dan dengan demikian membantu dalam
fiksasi nitrogen.

e. Mencegah Biokorosi
Actinomycetes menghasilkan metabolit sekunder yang bertindak sebagai AMS (zat
antimikroba). Zat antimikroba ini menyerang mikroorganisme patogen dan
fitopatogenik, yang dapat menyebabkan biokorosi.
Gunakan sebagai Biopestisida
Actinomycetes juga digunakan sebagai Biopestisida yang menyerang serangga seperti
Musca domestica, Culex quinquefasciatus dll. Ia membunuh 90% serangga pada tahap
larva dan pupa.
H. Peranan actinomycetes spdalam bidang medis
Golongan actinomycetes sp banyak berperan dalam bidang medis terutama dalam
pembuatan antibiotic. Hingga saat iniada beberapa genus dan actinomycetes yang dapat
menghasilkan antibiotic. Berikut adalah dari actinomycetes sp yang dapat menghasilkan
antibiotic.
 Streptomyces
Streptomyces adalah bakteri gram positif yang menghasilkan spora yang dapat
ditemukan di tanah.[1] Bakteri ini nonmotil dan berfilamen.[1] Selain ditemukan
pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk.
[1] Streptomyces dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu
Geosmin yang memiliki bau khas pada tanah.[1] Streptomyces termasuk ke
dalam golongan Actinomyces yaitu bakteri yang memiliki struktur hifa bercabang
menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora.[2]

karakteristik: Karateristik Streptomyces yang lain adalah koloni mereka yang


keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen.[3] Streptomyces adalah organisme
kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu menggunakan materi
organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi.[3] Materi yang
mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah.[3] Karena
sifat ini bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah.[3]
Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan pH 8-9.[3]

Streptomyces jarang bersifat patogen, tetapi beberapa spesies seperti S.


somaliensis dan S. sudanensis dapat menyebabkan mycetoma serta dapat
menyebabkan penyakit scabies pada tanaman disebabkan oleh S. caviscabies
dan S. scabies.
 Taksonomi
Streptomyces merupakan salah satu genus dari famili Streptomycetaceae [6]
hingga saat ini mencakup hampir 576 spesies dengan jumlah yang masih terus
meningkat setiap tahun. [7] Strain yang asidofil dan asam-toleran pada awalnya
diklasifikasikan di bawah genus ini sebelum akhirnya dipindahkan ke
Kitasatospora (1997) [8] dan Streptacidiphilus (2003). [9] Nomenklatur spesies
umumnya diberikan berdasarkan pada warna hifa dan spora.

 Morfologi
Genus Streptomyces termasuk bakteri aerob, Gram-positif, berfilamen yang
menghasilkan hifa vegetatif yang berkembang dengan baik (diameter antara 0,5-
2,0 µm) dan bercabang. Bakteri pada genus ini membentuk substrat miselium
kompleks yang membantu dalam mengambil senyawa organic dari substrat.
Meskipun miselia dan hifa aerial yang muncul bersifat amotil, mobilitas
dilakukan dengan penyebaran spora. [10] Permukaan spora memiliki tekstur
yang berserabut, berkerut, lembut, dan berduri. [11] Pada beberapa spesies, hifa
aerial terdiri dari filament yang panjang dan lurus, mengandung 50 atau lebih
spora pada interval yang kurang lebih teratur, tersusun dalam ulir (verticilis).
Masing-masing percabangan dari produksi vertical, pada puncaknya, sebuah
umbel, yang membawa dua hingga beberapa rantai spherical menjadi ellipsoidal,
dengan spora yang lembut atau berkerut.[10] Beberapa galur membentuk rantai
pendek dari spora pada hifa substrat. Struktur mirip sclerotia-, pycnidia-,
sporangia-, dan synnemata- diproduksi oleh beberapa galur.

 Manfaat
Diketahui pula bahwa Streptomyces adalah sumber utama senyawa antibiotik
dewasa ini.[18] Saat ini, Streptomyces memproduksi lebih dari dua pertiga
antibiotik alami yang berguna secara klinis.[18] Streptomycin adalah salah satu
contoh antibiotik terkenal yang berasal dari Streptomyces.[18] Antibiotik primer
tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (sebagai obat antikanker,
immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan
penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya.
[18] Streptomyces dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio
cholerae, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae.[19]

Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain


neomisin dan kloramfenikol.[20] Selain itu antibiotik streptomisin juga
dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces griseus.[21]
Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain nystatin dari S. noursei,
amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari
S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin
dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei,
chloramphenicol dari S. venezuelae, puromycin dari S. alboniger dan lincomycin
dari S. lincolnensis.[22]

 Senyawa Obat yang Dihasilkan


Streptomyces merupakan genus penghasil antibiotik terbesar, yang dapat
memproduksi obat-obatan antibakteri, antijamur, dan antiparasit, dan juga
berbagai senyawa bioaktif lainnya, seperti imunosupresan.Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak sah; nama tidak sah; misalnya, terlalu banyak

i. Daptomycin adalah antibiotik lipopeptida siklik yang diproduksi


oleh Streptomyces roseosporus NRRL 11379. Daptomycin
memiliki aktivitas antibakteri yang kuat secara in vitro terhadap
patogen Gram-positif, termasuk Staphylococcus aureus yang
resisten terhadap vankomisin, S. aureus resisten methicillin
(MRSA), serta strain yang tahan antibiotik lainnya.[23]
ii. Fosfomycin merupakan metabolit sekunder yang diisolasi dari
Streptomyces fradiae, yang menunjukkan aktivitas antibiotik
terhadap stafilokokus, pneumokokus, dan bakteri Gram-negatif.
[15]
iii. Lincomycin yang menargetkan ribosom secara efektif
menginduksi ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme
sekunder pada strain Streptomyces ketika ditambahkan ke media
kultur pada konsentrasi di bawah minimum inhibitory
concentration (MIC). Salah satu strain yang dapat menghasilkan
lincomycin sebagai hasil metabolism sekundernya yaitu
Streptomyces lividans 66.[24]
iv. Neomycin adalah antibakteri topikal dengan toksisitas rendah.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi
bakteri termasuk penyakit kulit, luka luka, dan tuberkulosis.
Neomisin adalah senyawa bakteriostatik yang aktif melawan
bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan tahan asam. Pertama kali
diisolasi dari Streptomyces fradiae, ditetapkan menjadi strain
terbaik untuk produksi neomycin.[25]
v. Puromycin merupakan antibiotik sekaligus agen antitumor yang
dapat menghambat sintesis protein, dihasilkan oleh Streptomyces
alboniger.[26]
vi. Streptomisin adalah antibiotik aminoglikosida yang diproduksi
oleh kelompok aktinomiset tanah yaitu Streptomyces griseus.
Antibiotik ini bekerja dengan mengikat subunit ribosom 30S dari
organisme yang rentan dan mengganggu langkah inisiasi serta
elongasi dalam sintesis protein. Streptomycin bersifat bakterisidal.
[27]
vii. Tetracycline merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh
Streptomyces aureofaciens terutama di lingkungan dengan
kandungan ion klorida yang rendah.[28]
viii. Oleandomycin merupakan antibiotik yang disekresikan oleh
Streptomyces antibioticus yang dimediasi oleh transporter OleB
ABC.[29]
ix. Tunicamycin merupakan antibiotik asil nukleosida lemak yang
diproduksi oleh beberapa aktinomiset, kebanyakan Streptomyces,
salah satunya Streptomyces chartreusis. Antibiotik ini terdiri dari
inti 11-karbon unik (tunikamin) dihiasi dengan urasil, N-
asetilglukosamin (GlcNAc) dan variabel lemak asil moieties yang
dapat menghambat biosintesis dinding sel pada bakteri Gram-
positif dan juga menghambat protein N-glikosilasi pada eukariot.
[30]
x. Mycangimycin merupakan antibiotik poliena peroksida yang
menunjukkan peran ekologis, secara selektif menghambat
antagonis jamur kumbang, Ophiostoma minus. Antibiotik ini
dihasilkan oleh Streptomyces sp. SPB74.[31]
xi. Boromisin adalah antibiotik polieter makrolida tua yang diisolasi
dari Streptomyces antibioticus. Boromycin produk alami pertama
dan antibiotik pertama yang ditemukan mengandung unsur
boron.[32]
xii. Bambermycin (moenomycin, flavophospholipol) merupakan
antimikroba fosfoglikolipid yang diproduksi oleh berbagai strain
Streptomyces. Antibiotik ini aktif terutama dalam melawan
bakteri Gram-positif karena dapat menghambat transglikosilase,
dengan demikian dapat menghambat sintesis dinding sel
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan dengan golongan yang tepat dan
penelitian yang rinci dan memadai actinomycetes sp dapat menjadi salah satu antibiotic
untuk berbagai macam jenis penyakit

B. Saran
Mahasiswa lebih memahami apa itu actynomicetes lebih lanjut nya. Dan memahani isi
dari pembelajaran itu.
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai