Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan kehidupan dan kesehatan salah satunya adalah
kebutuhan nutrisi (Tarwoto dan Wartonah,2015).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,
dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto
dan Wartonah,2015).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologi bagi manusia
yang tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta
implikasinya kepada kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja system pencernaan yang
tidak terlepas dari system lainnya sebagai suatu proses yang saling berkaitan,
system yang dimaksud diantaranya kardiovaskuler, pernapasan, pernapasan,
persyarafan, endokrin, dll (Atoilah dan Kusnadi,2013).
Salah satu penyakit yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi yaitu
demam thypoid, penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
salmonella tyhposa (Purba,2016)
Demam thypoid merupakan satu-satunya bentuk infeksi salmonela
sistemik sebagai akibat dari bakteriemia yang terjadi. Berdasarkan investigasi
dari CDC diperkirakan 21,6 juta kasus demam thypoid dengan insiden bervariasi
dari 100-1000 per 100.000 populasi. Data World Health Organization (WHO)
memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia
dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun (Sucipta,2015)

1
2

Di negara berkembang, kasus demam thypoid dilaporkan sebagai


penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insidensi
yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat inap di rumah
sakit(Sucipta,2015).
Di Indonesia, thypoid harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai
pihak,karena penyakit ini bersifat endemis dan mengancam kesehatan
masyarakat. Permasalahannya semakin komplek dengan meningkatnya kasus-
kasus karier (carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai,
sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan. Pada tahun 2008,
angka kesakitan thypoid di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7 per 100.000
penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur 0,0/100.000 penduduk (0-1
tahun), 148,7/100.000 penduduk (2-4 tahun ), 180,3/100.000 (5-15 tahun ), dan
51,2/100.000 (>16 tahun ). Angka ini menunjukkan bahwa penderita terbanyak
adalah pada kelompok usia 2-15 tahun(Purba,2016).
Berdasarkan RISKESDAS Tahun 2007 di dalam Laporan Nasional,
provinsi Lampung yang terdiagnosis dengan gejala 0,67%. Prevelensi thypoid
klinis banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah (5-14 tahun) yaitu 1,9%
terendah pada bayi (0,8%) dan relatif tinggi di wilayah pedesaan dibandingkan
perkotaan(Rusmini,2014).
Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018 penyakit demam tyhpoid di
Ruang Alamanda sebanyak 27 penderita. Insiden penderita berumur 2 tahun
keatas adalah 50% penderita umur 5-10 tahun adalah 40% dan hanya 10% diatas
10 tahun.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengangkat kasus
“Asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
demam thypoid di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi Abdul
Moeloek Provinsi Lampung” untuk penyusunan tugas akhir dengan harapan
pasien memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
3

B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah yaitu”Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
pada Pasien Demam thypoid dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di
Ruang Alamanda RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung”.

C.Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien thypoid di Ruang Alamanda Rumah Sakit Dr. Hi Abdul
Moeloek Provinsi Lampung
2.Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di Ruang Alamanda RSUD Dr Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
b.Merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi di Ruang Alamanda RSUD Dr.Hi Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
c.Membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi di Ruang Alamanda RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek
Provinsi Lampung.
d.Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi di Ruang Alamanda RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi
Lampung
e.Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi di Ruang Alamanda RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan sumber informasi tentang asuhan
keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien thypoid .
4

2. Manfaat praktis
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk melakukan
asuhan keperawatan gangguan kebutuhan nutrisi pada pasien thypoid.

E. Ruang Lingkup
Penulis membatasi ruang lingkup asuhan keperawatan pada gangguan
kebutuhan nutrisi pada pasien yang mengalami demam thypoid. Asuhan
keperawatan ini berfokus pada gangguan kebutuhan nutrisi dengan subjek adalah
2 pasien. Asuhan keperawatan ini dilakukan sejak bulan januari sampai mei 2019
yaitu dari penyusunan proposal sampai dengan hasil. Tempat pelaksanaannya
adalah di Ruang Alamanda RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai