Anda di halaman 1dari 15

Perbandingan Guru di Eropa

Dan di Indonesia
Dosen Pengampun : Yusrianto Sholeh, M.Pd.

Kelompok 4 :
1. Thalia Andjani 1922211004
2. Adibah 1922211010
3. Aqidatul annisa 1922211018
4. Ela Sholehah 1922211022
5. Fadilatul Akmalia 1922211025
6. Hasan Basri 1922211030
7. Irvan Andi Purnomo 1922211035

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


BANGKALAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,karena dengan kemurahan hati-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah yang akan kami bahas adalah materi
tentang “Perbandingan Guru di Eropa dan di Indonesia”

Tugas ini kami harapkan dapat membantu bagi para pembaca.Dan juga diharapkan
dapat menambah nilai ada.

Dalam menyusun tugas ini,kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang
dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Bangkalan,03 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Definisi Guru....................................................................................................................5
2.2 Definisi Sistem Pendidikan..............................................................................................5
2.3 Sistem Pendidikan di Eropa..............................................................................................6
2.4 Sistem Pendidikan di Indonesia........................................................................................7
2.5 Faktor Latar Belakang yang Mempengaruhi Perbedaan Sistem Pendidikan di Setiap
Negara...................................................................................................................................10
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah hal pokok yang dapat menunjang kemajuan peradaban suatu bangsa.
Kemajuan peradaban suatu bangsa dapat diukur dari beberapa faktor, termasuk dapat diukur
dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Manusia yang berkualitas merupakan ujung
tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, dan
bahkan Finlandia menempatkan pendidikan sebagai faktor strategis dalam memajukan
bangsanya. Pendidikan yang berkualitas dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan produktif. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun pendidikan
merupakan barometer tingkat kemajuan tersebut.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap
negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara
di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa
dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang kita ketahui bahwa
Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi
spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus
bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana
dapat mencapai kemajuan.
Dalam makalah ini,kelompok kami ingin mengetahui perbandingan bagaimana guru dan
sistem pendidikan yang ada di Negara Eropa dan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Guru ?
2. Apa definisi Sistem Pendidikan ?
3. Bagaimana Sistem Pendidikan di Eropa ?
4. Bagaimana Sistem Pendidikan di Indonesia ?
5. Apa saja Faktor yang mempengaruhi perbedaan sistem pendidikan suatu Negara ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Guru
2. Mengetahui pengertian Sistem Pendidikan
3. Mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Negara Eropa
4. Mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Indonesia
5. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan sistem di berbagai Negara.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Guru


Guru adalah sebuah pekerjaan mengajar dan memberikan macam-macam ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak,serta mendidik.Pekerjaan guru merupakan
pekerjaan yang luhur dan sangat mulia,baik ditinjau dari sudut masyrakat dan negara,maupun
dari sudut keagamaan.Guru sebagai pendidik ialah seseorang yang berjasa besar terhadap
masyrakat dan negara.
Adapun Pengertian Guru menurut para ahli diantaranya yaitu :
1. Menurut Poerwadarminta (1996)
Guru merupakan orang yang kerjanya mengajar,dengan definisi ini guru
disamakan dengan pengajar.
2. Menurut Zakiyah Darajat
Guru merupakan pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul
beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.
3. Menurut Noor Jamaluddin (1978:1)
Guru merupakan pendidik,yaitu orang deawsa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya mampu berdiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai mahkluk Allah Khalifah di muka bumi,sebagai mahkluk sosial
dan individu yang sanggup berdiri senduiri.
4. Menurut Drs.Moh.Uzer Usman (1996:15)
Guru merupakan setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia
pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
5. Menurut KBBI (1993:288)
Guru merupakan orang yang pekerjaannya,mata pencahariannya dan profesinya
mengajar.

2.2 Definisi Sistem Pendidikan


Sistem dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.Sementara pendidikan
dalam KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.Dengan demikian
sistem pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari satuan kegiatan pendidikan yang
berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sistem Pendidikan Nasional menurut para ahli :
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Nasional adalah suatu usaha untuk membimbing para warga negara
Indonesia menjadi pancasila,yang berpribadi,berdasarkan akan Ketuhanan
berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar
2. Sunarya (1969)
PendidikanNasional adalah suatu sistem pendidikan yang berdiri di atas landasan
dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat menagbdi
kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.

2.3 Sistem Pendidikan di Eropa


Sistem dari pendidikan yang ada di Negara Eropa masing-masing didukung oleh
departemen yang mengatasi permasalahan dari pendidikan dan ilmu pengetahuan,sehingga
departemen ini mewajibkan pendidikan untuk anak berumur 7 tahun hingga 16 tahun.
Contohnya Pendidikan wajib di Negara Inggris meliputi sekolah dasar dan sekolah
menengah.Sekolah dasar dimulai dari usia 5 sampai 11 tahun dalam kurun waktu 6 tahun.
Tahun pertama dan kedua disebut infants dan tahun ketiga sampai keenam disebut junior.
Pada level sekolah dasar ini tidak diadakan ujian bagi siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas
6,kecuali ujian berusia 7 tahun.Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan
menghafal.Siswa belajar mata pelajaran intin seperti Bahasa Inggris,Matematika dan
Sains,juga pelajaran dasar seperti sejarah,geografi,musik,seni dan olah raga.
Sekolah menengah dimuali dari umur 11 tahun sampai 16tahun dalam kurun waktu 5
tahun.Di setiap jenjang siswa memperdalam pelajaran mereka pada pelajaran inti dan
ditambah setidaknya satu pelajaran bahasa asing.Pada tahun ke-4 barulah mereka mengikuti
ujian yang disebut General Certificate of Secondary Education atau GCSE.Setelah
menyelesaikan ujian GCSE,siswa sekolah menengah meninggalkan sekolah dan dapat
mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik atau melanjutkan 2 tahun lagi
untuk ujian universitas yang ditempuh selama 3 sampai 4 tahun.
Ditingkat sarjana,siswa di Inggris dapat memilih jurusan art dan sciences.Program ini
berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa dapat menyelesaikan pelajaran dan
tutorial bidang masing-masing.Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian akhir.
Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dengan Indonesia :
1. Biaya pendidikan di Indonesia sudah gratis namun untuk beberapa sekolah masih
membayar hingga saat ini,sedangkan di Inggris biaya sekolah sepenuhnya dibiayai
oelh pemerintah.
2. Di Indonesia siswa SD baru diperkenalkan dengan komputer itupun belum
semuanya,di Inggris anak SD diharuskan belajar jejaring sosail sepertn twitter dan
enskiklopedia online.
3. Biaya pendidikan di Inggris lebih terjangkau bahkan sampai jenjang pasca sarjana.
4. Di Negara Eropa khususnya negara sepak bola kata changcuthers bukan
Italia,Argentina,namun London (Inggris),sistem pendidikan menagnut pola press
shcematic yaitu tidak terlalu banyak yang harus dipelajari tetapi terfokus dan lebih
dispesialisasi sehingga kepakaran ilmunya sangat dalam.
Contoh lainnya dari Negara di Eropa yaitu adalah Finlandia yang sering kali dirujuk
sebagai barometer keberhasilan pendidikan sebuah negara.Hal ini tidak mengherankan
mengingat negara kecil Nordik ini memberikan perhatian sangat besar pada pendidikan awal
atau pendidikan anak usia dini (PAUD).Sebelum siswa Finlandia belajar pengaturan waktu
mereka,mereka belajar dulu bagaimana menjadi anak-anak,cara bermain satu sam lain,cara
ersosialisasi,termasuk cara memperbaiki luka emosional.
Dirangkum dari tulisan Word Econimic Forum dan Insider,berikut beberapa
penerapan sistem pendidikan yang membuat Finlandia ungul dalam pendidikan Global :
1. Persaingan tidak penting
Finlandia telah menemukan persaingan antarsekolah tidak menghasilkan siswa
sukses bila dibandingkan kerja sama antar sekolah tersebut.Para guru dilatih untuk
mampu membuat penilaian siswa sendiri alih-alih menggunakan tes standar
nasional maupun internasional.Guru disana,juga dipercaya dapat melakukan
kinerja lebih baik tanpa harus termotivasi untuk saling berkompetensi.
2. Guru profesi paling dihormati
Guru di Finlandia tidak dibayar rendah,bahkan lebih tinggi dibanding seperti
Amerika Serikat.Untuk menjadi seorang guru di Finlandia,para calon harus
terlebih dahulu menerima setidaknya gelar magister dan menyelesaikan
pendidikan profesi seperti halnya pendidikan profesi kedokteran.
Tidak mengherankan guru disana mengajar di sekolah dasar yang berafiliasi atau
berdampingan dengan universitas.Hasilnya,para guru dapat diandalkan untuk
melakukan penelitian pedagogis (pengarajaran) terbaik tentang pendidikan.
3. Finlandia “Mendengarkan” penelitian
Sebagai gambaran,di Amerika Serikat dan bebrapa negara kebijakan pendidikan
sering kali tidak menjawab permasalahan pendidikan sehingga banyak orang tua
berpendapat kebijakan terntentu tidak tepat untuk anak-anak mereka.Pemerintah
membuat keputusan kebijakan pendidikannya berdasarkan penelitian dan
efektivitas semata.Jika hasil data penelitian menunjukkan perlu perbaikan,ya
kementerian pendidikan dan kebudayaan federal disana akan mencobanya.

2.4 Sistem Pendidikan di Indonesia


Pendidikan di Indonesia terbagi kedalam tiga jalur utama yaitu formal,nonformal,dan
informal.Pendidikan juga dibagi kedalan empat jenjang yaitu anak usia
dini,dasar,menengah,dan tinggi.Namun untuk minimal pendidikan,pemerintah
menetapkanprogram belajat 9 tahun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
pertama.Akan tetapi,bagi yang ingin melanjutkan pendidikan maka dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.

Perbedeaan Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Luar Negeri.


Minimnya kualitas pendidikan di Indonesia bila dibandingkakn dengan negara lain bukan
menjadi satu tanggung jawab satu pihak saja,yaityu badan pendidikan atau guru,melainkan
berbagai pihak mulai dari orang tua sampai pemerintah.Untuk melihatv perbedaan antara
sistem,kualitas dan segala hal terkait pendidikan Indonesia,maka tidak ada salahnya
membandingkan dengan sistem pendidikan diluar negeri,sebagai parameter sebagai berikut :
1. Berkurangnya masa bermain anak
Usia balita dan kanak-kanak dalah masa yang paling menyenangkan bagi seorang
anak,karena diwaktu itu mereka dapat belajar banyak hal sambil bermain.Namun,di
Indonesia pengenalan pendidikan sejak masih balita sudah mulai banyak diterapkan
sperti memasukkan ke PAUD dan TK sampai pemberian kursus privat.Berkurangnya
masa bermain anak ini disebabkan oleh persyaratan khusus ketika seorang anak akan
masuk SD minimal sudah bisa membaca.Jika dibandingkan dengan negara
Finlandia,seorang anak dapat masuk ke jenjang pendidikan dasar jika mereka sudah
menginjak usia 7 tahun.Sebelum itu,mereka dapat mengekplorasi apa yang mereka
inginkan salah atunya adalah bermain.
2. Kelas Unggulan dan Kelas Biasa
Mungkin hanya di negara Indoneisa yang mempunyai pembagian kelas berisi anak-
anak pintar saja dan berisikan anak dengan grade standar.Di luar negeri rata-rata
semua anak akan dikumpulkan dalam satu kelas yang berdasarkan jumlahnya saja
seperti kelas 1a,1b.Beda dengan Indonesia,yang secara tidak langsung mebandingkan
dan menciptkankan celah atau tembok pembatas antara siswa pintar dan siswa yang
biasa.
3. Jam belajar berlebihan
Diluarvnegeri jam belajar untuk hal-hal yang berbau teori sangat terbatas dan
selebihnya akan diisi dengan profesiona development dan praktik.Namun din
Indonesia banyak sekali awaktu yang digunakan untuk belajar teori,selain itu ada
tambahan ekstrakulikuler sampai dengan kursus atau bimbingan belajar juga
menambah panjang jam pelajaran seseorang yang mengakibatkan penat dan capek
tidak hanya fisik saja,melainkan juga pikiran.
4. Masa Orientasi di awal sekolah
Di Indonesia MOS dan OSPEK selalu diisi dengan aktivitas yang didominasi untuk
mempermalukan para siswa baru.Seperti mengenakan topi dari ats plastik sampai
memakai kaos kaki berbeda warna.Jika dibandingkan dengan Negara Amerika justru
melakukan cara dengan lebih positif.Para siswa atau mahasiswa baru akan diajak
berkeliliong kampus mengikuti beberapa seminar juga kajian agar mereka lebih
mengenal sekolah dan kampusnya.Tidak hanya pengenalan kampus dan sekolah
saja,ada pula pemberian informasi terkait segala hal yang diberikan.
5. Hasil akhir adalah segalanya
Di kebanyakan jenjeng di luar negeri contohnya saja di Australia,hasil akhir bukanlah
segala-galanya.Semua,pendidik akan lebih menitikberatkan pada sektor prosesnya
daripada hasil akhir.Namun di Indonesia hasil akhir sepertinya dalah segala-galanya
bahkan untuk mendapat apresisasi seorang siswa dituntut untuk mendapat nilai
sempurna di hasil akhirnya.

Posisi Guru dalam sistem pendidikan di Indonesia :

1. Guru merupakan ujung tombak esensial dalam pendidikan.Sayangnya,di


Indonesia ia lemah daya tawar dalam sistemnya snediri.Ketika guru sadar ada
yang salah dengan praktik pembelajaran,guru tidak memiliki kesempatan untuk
mengeskplor metode penagajaran alternatif yang lebih kreatif karena guru
memiliki standar sendiri yang dijadikan sebagai pedoman.
2. Guru di Indonesia bisa dikatakan pendidik jika sudah memilki spesifikasi
pendidikan. Dan untuk guru sekolah dasar minimal D4/S1 beda dengan di Eropa
yang harus menyanadang gelar magister.
3. Guru di Indonesia memiliki upah rendah jika belum menjadi PNS beda dengan
negara di eropa yang dihargai dan dibayar tinggi oleh pemerintah disana.
2.5 Faktor Latar Belakang yang Mempengaruhi Perbedaan Sistem Pendidikan di
Setiap Negara
Latar belakang yang secara obyektif yang mempengaruhi sistem pendidikan suatu
bangsa dapat dikemukakan pendapat Frederich Harbison dan Carles A. Myers dalam bukunya
“ Educatoan, manpower and Economic Growth, strategis of human Reseource
Developoment’ sebagai berikut :
1. Faktor Historis
Menurut Harbison dan Myers, faktor sejarah pertumbuhan masyarakat ditentukaan
oleh tiga hal yang saling berkaitan yakni pendidikan, kemampuan manusia, dan
pertumbuhan ekonomi. Dengan penemuan-penemuan baru dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi itu menjadi wajah kehidupan mengalami perubahan
dratis dan memberikan persyaratan serta dorongan kemajuan kepada generasinya
sampai kepada titik puncak kemajuan yang dicita-citakan. Dengan
berkembangannya sektor industri, menjadi negara tersebut mampu
mengembangkan penelitian-penelitian ilmu sehingga dapat memperoleh
penemuan baru dibdang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta sistem
pengelolaannya. Dengan demikian terciptalah suatu keseimbangan antara faktor
kemampu manusia yang tinggi dengan sistem ekonomi industri. Kondisi semacam
ini memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukkan sistem
pendidikannya. Terutama alam upaya pengembangan dan penugasan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
2. Faktor Geografis
Tuntutan hidup berada akibat pengaruh faktor geografis ini ikut pula mewarnai
sistem penidikan di negara-negara yang bersangkutan. Pengaruh tersebut dapat
dibedakan ke dalam dua aspek sebagai berikut :
a. Aspek klimatologis atau faktor iklim
b. Aspek Lingkungan alam dan sumber kekayaan yang terkandung didalamnya.
Di negara-negara yang terletak dibalahan bumi bagian utara yang berhawa dingin,
seperti : Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swiss, menetapkan usia sekolah
menjadi lebih tua satu atau dua tahun dibandingkan negara-negarayang beriklim
sedang atau panas. Oleh karena iklim yang sangat dingin memaksa anak untuk
bersekolah pada usia 7 tahun. Berbeda dengan di Negara-negara yang beriklim
sedang atau panas yang menetapkan usia sekolah 6 tahun, seperti yang berlaku di
Prancis, Yunani, Italia, Spanyol dan lain-lain bahkan pada negara-negara ang
beriklmim sedang atau panas kadangkadang anak yang berusia 3 tahun sudah
dimasukkan sekolah ke Taman Kanak-kanak . Faktor lingkungan alam, nampak
sekali pengaruhnya terhadap sistem pendidikan disuatu negara. Misalnya
Australia dan Amerika Serikat dengan lingkungan geografis berbeda, maka sistem
pengelolaan pengajaran dan keuangannya pun berbeda pula. Di Australia sistem
pengelolaan pendidikannya pun berbeda. Di Australia sistem pengelolaan
pendidikanya menganut sentralistis. Dan desentralistis. Mengingat wilayahnya
yang seluas Eropa dengan pada pasirnya yang terluas didunia memerlukan
pengelolaan secara sentralistis untuk pemerataan pendidikan di kalangan
penduduk pedesaan.
3. Faktor Kehidupan Ekonomi
Tinjauan mengenai pengaruh ekonomi terhdap sistem pengelolaan pendidikan
akan dibawas dari dua sisi yakni :
a. Pemangunan bidang ekonomi
b. Teori ekonomi pembangunan
Sesungguhnya pembangunan sektor ekonomi ini merupakan refleksi dari
kombinasi antara sumber daya manusia, sumber daya alam dan sistem
kemasyarakatan besaran kebudayaannya.Kombinasi dari ketiga sumber daya
terebut sangat bertumpu pada faktor geografis dimana proses kehidupan manusia
itu berlangsung.
Bagi negara-negara yang telah maju tekhnologinya, maka formulasi sistem
pendidikannya lebih berorientasi kepada pengembangan ilmu dan tekhnologi agar
lebih maju lagi. Di lain pihak. Bagi negara-negara yang sedang berkembang
formulasi sistem pendidikanya bertumpu kepada pengembangan generasi
mudanya agar mampu mempelajari hasil industri dan transformasi tekhnologi dari
negara supaya tidak ketinggalan dalam proses perkembangan dunia modern,
terutama di bidang ilmu dan tekhnologi.
4. Faktor Politik Negara
Sistem Pendidikan sebagai wahana mencapai cita-cita negara adalah merupakan
kompas yang harus dijadikan pedoman dalam setiap langkah dan aktivitasnya.
Politik negara mengarahkan politik pendidikan yang diharapkan mampu
mewujudkan cita-cita politik bangsa. Sebaliknya di negara yang menganut
demokrasi liberal kebebasan memilih sangat dihargai sehingga kenikmatan hidup
perorangan dri warga negara merupakan suasana utama dari sistem politiknya,
yang pada gilirannya dalam pendidikan pun diberikan kebebasan untuk memilih
jenis sistem pendidikan yang diinginkan.
5. Faktor Kehidupan Agama
Agama yang dipeluk oleh rakyat suatu negara menempati posisi penting dalam
sistem kehidupan masyarakat. Namun agama yang dipeluk oleh rakyat masing-
masing negra tidak sama peranannya dalam mempengaruhi sistem kehidupan
masyarakatnya. Bilamana politik negara memberikan kebebasan kepada rakyatnya
untuk memeluk dan menyiarkan agama, maka berarti agama, ikut berperan dalam
pembinaan bangsa. Peranan tersebut diintergrasikan ke dalam sektor kehidupan
masyarakat melalui sistem pendidikan. Sebaliknya bila rakyat dibatasi ruang
geraknya dalam kehidupan beragama berarti agama tidak diberi peluang untuk
berperan dalam semua sektor kehidupan masyarakat.
6. Faktor Kesukuan
Pengaruh rasialisme di beberapa negara terhadap sistem pendidikan menyebabkan
timbulnya diskriminasi dan pengelompokkan masyarakat kedalam beberapa
golongan yang saling berkonfrontasi antara satu sama lain. Dibeberapa negara
seperti Amerika Serikat perbedaan warna kulit menyebabkan pemisahan sistem
pendidikan yang dapat menimbulkan sentimen rasialis.
7. Tingkat Kemajuan Peradaban
Setiap bangsa memiliki kemampuan berbeda dalam upaya membangun dirinya
untuk mencapai tingkat kemajuan peradaban yang iinginkan. Meski demikian
sedikitnya ada 3 faktor utama yang menjadi modal dasar untuk meraih kemajuan
yang dicita-citakan yakni :
a. Kemampuan Manusia, Posisi manusia dalam pembangunan merupakan
faktor strategis dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan suatu bangsa
dengan kapasitas ilmu dan tekhnologi yang dimiliki disertai daya kreativitas
yang tinggi merupakan sumber kekuatan besar dalam perjuangan mencapai
kemajuan hidup. Maka dari itu suatu negara yang mempunyai jumlah
penduduk yang besar dan memiliki kemampuan kreativitas tinggi. Hal ini
merupakan sumber daya yang besar bagi pembangunan.
b. Tingkat Pendidikan,Tingkat pendidikan berarti taraf penguasaan ilmu dan
kemampua serta kehidupan mental manusia sebagai hasil dari proses
pendidikan telah sampai uuran yang diperlukan bagi perkembangan kehidupan
bermasyarakat pada tingkat tertentu. Oleh karenanya sistem pendidikan yang
dikembangkan harus memiliki sifat kelenturan dan watak dinamis yang sejalan
dengan cita-cita masyarakat.
c. Pertumbuhan Sistem Kelembagaan Masyarakat,Antara kemampuan
manusia dengan sistem kelembagaan masyarakat saling pengaruh
mempengaruhi. Sistem kelembagaan dalam masyarakat modern merupakan
wahana yang diperlukan untuk pengembangan kapasitasmanusia sebagai
sumber daya pembangunan masyarakat. Oleh karena itu sistem kelembagaan
tersebut haruslah memiliki mekanisme kerja yang berorientasi dengan
demikian akan terjalin keterkaitan yang harmonis anara kemampuan manusia
dan pengembangan sistem kelembagaan masyarakat.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Guru adalah sebuah pekerjaan mengajar dan memberikan macam-macam ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak,serta mendidik.Sedangkan Sistem
pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari satuan kegiatan pendidikan yang berkaitan
satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sistem dari pendidikan yang ada di Negara Eropa masing-masing didukung oleh
departemen yang mengatasi permasalahan dari pendidikan dan ilmu pengetahuan,sehingga
departemen ini mewajibkan pendidikan untuk anak berumur 7 tahun hingga 16
tahun.Sedangkan di Indonesia mewajibkan minimal 9 tahun mengeyam bangku sekolah dan
maskimal 12 tahun,namun pendidikan diawali dari umur balita di jenjang PAUD.
Para guru di Eropa dilatih untuk mampu membuat penilaian siswa senduru alih-alih
menggunakan tes standar nasional maupun internasional.Guru disana,juga dipercaya dapat
melakukan kinerja lebih baik tanpa harus termotivasi untuk saling berkompetensi.Sedangkan
guru di Indonesia memiliki standart pedoman sendiri dalam mengajar sehingga susah untuk
mengembagkan kreatifitasnya dan melalukan sebuah penelitian. Guru di Finlandia tidak
dibayar rendah,bahkan lebih tinggi,sedangkan di Indonesia gaji guru rendah (honorer) bila
belum menjadi PNS. Untuk menjadi seorang guru di Finlandia,para calon harus terlebih
dahulu menerima setidaknya gelar magister dan menyelesaikan pendidikan profesi seperti
halnya pendidikan profesi kedokteran.Sedangkan di Indonesia untuk bisa menjadi guru
minimal D4/S1.
Terdapat faktor latar belakang yang menjadikan sistem disetiap negara itu
berbeda,seperti faktor ekonomi,geografis,sejarah (historis),sistem kelembagaan dan masih
banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari Internet :

Admin. (2019). Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Luar Negeri. Dipetik
Desember 03, 2021, dari Kampus Yuk: https://kampusyuk.com/artikel/perbedaan-
sistem-pendidikan-di-indonesia-dan-luar-negeri-54

Gsm, A. (2020, Oktober 11). Menyoroti Posisi Guru Dalam Sistem Pendidikan Indonesia.
Dipetik Desember 03, 2021, dari Gerakan Sekolah Menyenangkan:
https://sekolahmenyenangkan.or.id/menyoroti-posisi-guru-dalam-siste,-pendidikan-
indonesia/

Harususilo, Y. E. (2020, Januari 03). 7 Sistem Pendidikan Finlandia yang Membvuat Neagar
Lain Merasa Malu. Dipetik Desember 03, 2021, dari Kompas.cpm: https://amp-
kompas-
com.cdn.ampproject.org.v/s/amp.kompas.com/edukasi/read/2020/01/03/10362581/7-
sistem-pendidikan-finlandia-yang-membuat-negara-lain-merasa-malu/

Lily. (2019, Juni 24). Mengenal sistem Pendidikan Di Eropa Sebagai Negara Maju. Dipetik
Desember 03, 2021, dari Optimasi Kehidupan: https://goldmanseo.com/pendidikan-
di-eropa/

Silva, W. (2019, Desember 02). Sistem Pendidikan di Neagara Eropa. Dipetik Desember
2021, 2021, dari Alumunium Show: http://alumunium-show.com/sistem-pendidikan-
di-negara-eropa/

University, B. (2021, Januari 07). Perbedaan dan Persamaan Sistem Pendidikan di


Indonesia dengan Negara Lain. Dipetik Desember 03, 2021, dari Binus University
Online Learning: https://onlineelarneng.binus.ac.id

Diambil Dari Jurnal :

Maksum, H. (2014). ERBANDINGAN PENDIDIKAN JASMANI DI INDONESIA DAN


BELANDA. Jurnal Pendidikan Olahraga, 131-145.

Munirah. (2015). SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara Keinginan dan Realita.


E-Jurnal UIN, 233-245.

Ulwa Humairok GL, H. W. (2020). Analisis Perbandingan Teknologi Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus di Negara Indonesia dan Negara-Negara Eropa (Finlandia,
Jerman, Inggris, Belanda). Best Jurnal, 32-38.
Diambil Dari E-Book :

Drs. Hi. Yahya AD, M. (2011). MENGENAL ILMU PERBANDINGAN PENDIDIKAN.


Lampung: Fakta Press Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai