Anda di halaman 1dari 10

Kebjikan Moneter

Kelompok 1
Dosen pengampu : ANINDITA
TRINURA, M.Pd
Oleh :
1.ACH ARIF 1 9 2 2 2 11 0 0 1
2.THALIA ADJANI
1 9 2 2 2 11 0 0 4
3 . A C H FA I R O S I
1 9 2 2 2 11 0 1 2
4 . B U D I YA N T O
1 9 2 2 2 11 0 2 0
5.ELZA FEBRIA
1 9 2 2 2 11 0 3 0
BAB I Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kebijakan Moneter ?
2. Tentang apa perdebatan antara Rules Vs Discreation ? >
BAB II 3. Apa perdebatan dari Moneterist Vs Keynesians ?
Tujuan <
1. Untuk mengetahui tentang kebijakan moneter
2. Untuk mengetahui tetentang perdebatan Rules Vs Keynesians
BAB III
3. Untuk mengetahui perdebatan antara Moneteris Vs Keynesians
Kebijakan Moneter

Secara umum kebijakan moneter adalah


BAB I proses yang dilakukan oleh otoritas Kebijakan moneter adalah upaya
moneter (bank sentral) suatu Negara dalam untuk mencapai tingkat
mengontrol atau mengendalikan jumlah pertumbuhan ekonomi yang tinggi >
BAB II uang beredar (JUB). Melalui pendekatan secara berkelanjutan dengan tetap
kuantitas dan / atau pendekatan tingkat mempertahankan kestabilan harga. <
suku bunga yang bertujuan untuk
BAB III mendorong stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi, sudah termasuk didalamnya
stabilitas harga dan tingkat pengangguran
yang rendah
Tujuan Kebijakan Moneter

BAB I
a.Tujuan Jamak (ganda)
>
BAB II
<

BAB III
b.Tujuan Tunggal (single)
Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter Ekspansif


BAB I
(Monetary Expansive Policy)
>
BAB II
Kebijakan Moneter Kontraktif <

BAB III (Monetary Kontractive Policy)


Perdebatan Tentang: Rules Vs
Discretion
Kedua aliran ini bertolak
belakang dalam hal harga atau Aliran Keynesians: menganggap bahwa
infalsi. Alairan klasik perkebangan harga sangat kaku dan inflasi
menganggap bahwa terjadi bukan karena bertambahnya jumlah
BAB I perkembangan harga sangat uang yang melebihi jumlah barang, tapi lebih
flaksibel dan inflasii terjadi disebabkan karena adanya ketidak
karena berkembangnya jumlah seimbangan antara permintaan dan >
uang beredar untuk alasan itu, Aliran Klasik: Menganggap bahwa
penawaran.
BAB II
maka kebijakan moneter harus perkembangan harga sangat fleksibel dan <
secara ketat mengekuti suatu inflasi terjadi hanya karena bertambahnya
BAB III aturan (rule) yang secara JUB: untuk alasan itu, maka kebijakan
konsisten diikuti, misalnya, jika moneter harus dilaksanakan secara ketat
bang sentral ingin menjaga mengikuti aturan (rule) yang secara
inflasi pada tingkat 5% pertahun, konsisten diikuti.
maka bank sentral harus menjaga
pertumbuhan jumlah uang
beredar 5% pertahun.
Perdebatan: Moneterist Vs
Keynesians

BAB I Perdebtan diantara aliran Moneterist dan aliran Keynesians sejatinya menyangkut
perdebatan tentang keberadaan variabel-variabel yang mendorong permintaan dan
penawaran agregat dalam perekonomian. Kelompok monetarist berpendapat >
BAB II bahwa permintaan agregat semata-mata dipengaruhi oleh perkembangan JUB dan
pengaruhnya adalah stabil. Sedangkan aliran Keynesians berpendapat bahwa <
permasalahan dalam suatu perekonomian adalah sangan kompleks, sehingga
BAB III bukan hanya uang yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, tetapi juga variabel-variabel lain.
Perdebatan: Moneterist Vs
Keynesians

Aliran monetarist juga berpendapat bahwa uang hanya berpengaruh pada tingkat
inflasi dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu,
kebijakan moneter harus diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi dan tidak
>
diarahkan untuk memengaruhi kegiatan ekonomi riil.
<
Sebaliknya aliran Keynesians berpendapat bahwa uang berpengaruh, baik
terhadap ekonomi riil maupun terhadap inflasi. Implikasinya adalah kebijakan
moneter dapat dipergunakan secara aktif memengaruhi naik turunnya kegiatan
ekonomi riil.
Kesimpulan
1. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro.
2. Bank sentral di Indonesia dalam operasi kebijakan moneternya bisa menggunakan pendekatan kuantitas atau
BAB I pendekatan suku bunga/harga.
3. Bagi aliran klasoik bahwa kebijakan moneter harus dilaksanakan secara ketat mengikuti aturan (rule) yang secara
konsisten diikuti. Sedangkan bagi aliran Keynesians kebijakan moneter seharusnya diarahkan untuk menjamin
keseeimbangan antara sisi permintaan dan penawaran, oleh karena itu kebijakan moneter harus dilakukan secara
bijaksana (discreation) sesuai dengan perkembangan yang ada.
BAB II 4. Kerangka kerja kebijakan moneter terdiri dari 4(empat) komponen utama yaitu:
• Instrumen-instrument kebijakan moneter
• Sasaran oprasional
• Sasaran antara
BAB III • Sasaran akhir kebijakan moneter
5. Kerjasaama dan koordinasi antara pemerintah dan BI melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi sangatlah
diperlukan
Terima
TerimaKasih
Kasih

Anda mungkin juga menyukai