Anda di halaman 1dari 51

PROSEDUR TATA

LAKSANA COVID-19
PADA NEONATUS
UKK Neonatologi
DEFINISI COVID-19 pada
01 NEONATUS
Neonatus

Infeksi Kongenital:

○ Neonatus & ibu bergejala, neonatus & ibu tidak bergejala

○ Terkonfirmasi,probable,possible,unlikely,Tidak
terkonfirmasi
Definisi Neonatus

Infeksi intrapartum
● Neonatus & ibu bergejala

▪ Terkonfirmasi,probable,possible,unlikely,Tidak
terkonfirmasi
▪ Neonatus & ibu tidak bergejala
▪ Terkonfirmasi, possible, tidak terkonfirmasi
Definisi Neonatus

Infeksi postpartum :
● Terkonfirmasi. Probable, Tidak terkonfirmasi
PROSEDUR TATA LAKSANA COVID-19 PADA NEONATUS
Tabel 1. Klasifikasi klinis dan definisi kasus pada neonatus, dilaksanakan sesuai
Klasifikasi indikasi pembuktian
Definisi Kasus dan fasilitas yang tersedia. 1,2
Pembuktian
INFEKSI Terkonfirmasi, khususnya pada bayi dengan gejala sakit berat, Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
KONGENITAL lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 juga dengan gejala sakit pasca lahir atau cairan amnion bayi lahir Sc dengan selaput
pada bayi baru berat. ketuban utuh.
lahir yang
bergejala lahir dari
ibu terkonfirmasi Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan pemeriksaan
PCR.3
Covid-19 yang
juga bergejala.

Probable (Tanda klinis terjadinya infeksi terkonfirmasi) Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi dibersihkan
dari cairan ibu dan swab plasenta atau jaringan plasenta bayi
dilahirkan Sc dengan selaput ketuban utuh.

Pembuktan POSITIF menunjukkan infeksi dengan pemeriksaan


PCR.

Possibe (Tanda klinis masih mungkin, didapatkan tanda infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi dibersihkan
secara laboratorium yang bukan pemeriksaan baku emas) dari cairan ibu dan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca
lahir atau jaringan plasenta bayi dilahirkan Sc dengan selaput
ketuban utuh.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring, tetapi POSITIF adanya antibodi IgM pada
pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir
atau swab plasenta atau jaringan plasenta bayi dilahirkan Sc
dengan selaput ketuban utuh.4
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
Unlikely (Tanda klinis masih mungkin dan tidak dapat Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dilakukan pemeriksaan baku emas serta tidak terbukti dibersihkan dari cairan ibu atau darah tali pusat atau darah
dengan pemeriksaan pembuktian lain) bayi 12 jam pasca lahir atau cairan ketuban bayi dilahirkan
Sc dengan selaput ketuban utuh.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab
TIDAK DILAKUKAN pembuktian pemeriksaan antibodi IgM
pada darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir
atau cairan ketuban bayi dilahirkan Sc dengan selaput
ketuban utuh.

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi dibersihkan
dari cairan ibu atau darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
pasca lahir atau cairan ketuban bayi dilahirkan Sc dengan
selaput ketuban utuh.

Pembuktian NEGATIF berdasarkan pemeriksaan PCR pada


swab nasofaring setelah bayi dibersihkan dari cairan ibu atau
darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir atau cairan
ketuban bayi dilahirkan Sc dengan selaput ketuban utuh DAN
TIDAK DITEMUKAN antibodi IgM pada darah tali pusat atau
darah bayi 12 jam pasca lahir.
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
INFEKSI Terkonfirmasi Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12
KONGENITAL jam pasca lahir.
pada bayi baru
lahir tanpa gejala Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan
lahir dari ibu pemeriksaan PCR
terkonfirmasi
Covid-19 yang
juga tidak
bergejala.

Probable (Tanda klinis terjadinya infeksi terkonfirmasi, tetapi Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
tidak terbukti berdasarkan pemeriksaan baku emas) pasca lahir atau cairan amnion bayi lahir Sc dengan selaput
ketuban utuh.

Pembuktian POSITIF menunjukkan infeksi dengan pemeriksaan


PCR pada sediaan cairan amnion bayi dilahirkan Sc dengan
selaput ketuban utuh, TETAPI NEGATIF dengan pemeriksaan
PCR pada sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi
12 jam pasca lahir.
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
Possibe (Tanda klinis masih mungkin, didapatkan tanda Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
infeksi secara laboratorium yang bukan pemeriksaan baku pasca lahir atau jaringan plasenta atau cairan amnion bayi
emas) lahir Sc dengan selaput ketuban utuh.

Pembuktian POSITIF adanya antibodi IgM pada darah tali


pusat ATAU POSITIF dengan pemeriksaan PCR pada sediaan
jaringan plasenta, TETAPI NEGATIF dengan pemeriksaan
PCR pada darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir
atau cairan amnion bayi lahir Sc dengan selaput ketuban
utuh.

Unlikely (Tanda klinis masih mungkin dan tidak dapat dilakukan Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
pemeriksaan baku emas serta tidak terbukti dengan pemeriksaan pasca lahir atau jaringan plasenta atau cairan amnion bayi lahir
pembuktian lain) Sc dengan selaput ketuban utuh.

Pembuktian NEGATIF dengan pemeriksaan PCR pada sediaan


darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir atau cairan
amnion bayi lahir Sc dengan selaput ketuban utuh, TETAPI
pemeriksaan antibodi IgM TIDAK DILAKUKAN.

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan darah tali pusat atau darah bayi 12 jam
pasca lahir atau cairan amnion bayi lahir Sc dengan selaput
ketuban utuh.

Pembuktian NEGATIF dengan pemeriksaan PCR pada sediaan


darah tali pusat atau darah bayi 12 jam pasca lahir atau cairan
amnion bayi lahir Sc dengan selaput ketuban utuh DAN TIDAK
ditemukan antibodi IgM pada darah tali pusat
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
Unlikely (Tanda klinis masih mungkin dan tidak dapat Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dilakukan pemeriksaan baku emas serta tidak terbukti dibersihkan dari cairan ibu dan swab dari vagina/
dengan pemeriksaan pembuktian lain) plasenta/ tali pusat serta kulit ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring/ vagina/ plasenta/ tali pusat/ kulit disertai
adanya gejala klinis.

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dibersihkan dari cairan ibu dan swab dari vagina/ plasenta/ tali
pusat serta kulit ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring/ vagina/ plasenta/ tali pusat/ kulit disertai
adanya gejala klinis
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
INFEKSI Terkonfirmasi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
INTRAPARTUM dibersihkan dari cairan ibu.
pada bayi baru
lahir yang Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan
bergejala lahir pemeriksaan PCR dalam periode waktu 24 – 48 jam
dari ibu disertai adanya gejala klinis.
terkonfirmasi
Covid-19 yang
juga bergejala.
Probable Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dibersihkan dari cairan ibu.

Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan pemeriksaan


PCR dalam di luar periode waktu 24 – 48 jam disertai adanya
gejala klinis.
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
Possibe (Tanda klinis masih mungkin, didapatkan tanda Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
infeksi secara laboratorium yang bukan pemeriksaan baku dibersihkan dari cairan ibu dan swab dari vagina/
emas) plasenta/ tali pusat serta kulit ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring/ vagina/ plasenta/ tali pusat/ kulit disertai
adanya gejala klinis.
Unlikely (Tanda klinis masih mungkin dan tidak dapat Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dilakukan pemeriksaan baku emas serta tidak terbukti dengan dibersihkan dari cairan ibu dan swab dari vagina/ plasenta/ tali
pemeriksaan pembuktian lain) pusat serta kulit ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring/ vagina/ plasenta/ tali pusat/ kulit disertai
adanya gejala klinis.

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dibersihkan dari cairan ibu dan swab dari vagina/ plasenta/ tali
pusat serta kulit ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring/ vagina/ plasenta/ tali pusat/ kulit disertai
adanya gejala klinis
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
INFEKSI INTRA Terkonfirmasi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
PARTUM pada dibersihkan dari cairan ibu.
bayi baru lahir
tanpa gejala lahir Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan
dari ibu pemeriksaan PCR saat lahir dan diulang dalam periode
terkonfirmasi waktu 24 – 48 jam pasca lahir.
Covid-19 yang
juga tidak
bergejala.

Possibe (Tanda klinis masih mungkin, didapatkan tanda infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
secara laboratorium yang bukan pemeriksaan baku emas) dibersihkan dari cairan ibu.

Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan


pemeriksaan PCR satu kali dalam periode waktu 24 – 48 jam.

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dibersihkan dari cairan ibu.

Pembuktian NEGATIF menujukkan infeksi dengan


pemeriksaan PCR saat lahir dan diulang dalam periode waktu
24 – 48 jam.
Klasifikasi Definisi Kasus Pembuktian
INFEKSI POST Terkonfirmasi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
PARTUM dengan dibersihkan dari cairan ibu.
adanya gejala
klinis Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan
pemeriksaan PCR dalam periode waktu 48 jam pasca
lahir, tetapi pemeriksaan 24 jam pasca lahir NEGATIF.

Probable (Tanda klinis terjadinya infeksi terkonfirmasi, tetapi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
tidak terbukti berdasarkan pemeriksaan baku emas) dibersihkan dari cairan ibu.

Pembuktian POSITIF menujukkan infeksi dengan pemeriksaan


PCR dalam di luar periode waktu 48 jam pasca lahir, tetapi
pemeriksaan 24 jam pasca lahir TIDAK DILAKUKAN

Tidak terkonfirmasi, bukan infeksi Sediaan pemeriksaan swab nasofaring setelah bayi
dibersihkan dari cairan ibu.

Pembuktian NEGATIF pada pemeriksaan PCR dari sediaan


swab nasofaring baik saat lahir maupun 48 jam pasca lahir.
Tata laksana kasus terkonfirmasi/ probable/ possible dan unlikely kasus
COVID-19 pada neonatus yang bergejala
Tabel 2. Tata Laksana Kasus Bergejala
Definisi kasus dan tingkat Fasilitas pelayanan Unit perawatan Alat pelindung diri Tata laksana dan obat-obatan2 Pembebasan dari
gejala kesehatan definisi kasus
Tentukan defisini kasus Rumah sakit dengan Unit perawatan Pencegahan infeksi • Tata laksana suportif sesuai indikasi Pemeriksaan pembuktian
adanya infeksi kongenital, tingkat pelayanan intensif (NICU) secara aerosol/ morbiditas sistem organ yang diulang setelah 10 hari
khususnya bagi yang NICU (neonatal level khusus kasus Covid- airborn: dibutuhkan dari hasil pembuktian
bergejala berat. III) 19. • Tutup kepala • Obat-obatan umum: sesuai morbiditas positif pada bayi dengan
• Kaca mata kebutuhan sistem organ yang terindikasi sakit sedang sampai
Gangguan kardio-respirasi Apabila goggles • Obat khusus antivirus: Remdesivir, berat.13
sedang sampai berat dengan memungkinkan • Masker N95 dosis inisial 5mg/kg BB dilanjutkan Replikasi virus SARS-
tunjangan ventilasi invasive ruang rawat (NICU) • Gown non- dengan dosis rumatan selanjutnya CoV-2 tidak terjadi antara
yang berisiko terjadinya dengan tekanan hasmat adalah 2,5mg/kg BB untuk selama 9 10 – 20 hari pada pasien
penularan lewat airborne/ negatif, tetapi tidak (coverall) hari. Pemberian sekali sehari, secara i.v. sakit berat yang
aerosol menjadi syarat • Apron dengan kecepatan 1mL/ menit (minimal mengalami
mutlak. • Sarung dalam 30 menit).6,7 imunokompromis.14
Rekomendasi: tangan Belum ada data pemberian remdesivir Isolasi tetap diperlukan
Definisi kasus terkonfirmasi Prinsip utama • Sepatu boot pada bayi prematur. sampai 20 hari dari awitan
untuk klasifikasi infeksi ditujukan dalam • Terapi komplikasi trombo-emboli: penyakit atau 10 hari
kongenital diindikasikan perlindungan tenaga enoxaparin dengan dosis 150-300 IU/kg pasca rawat.15
pada neonatus bergejala kesehatan untuk BB/ hari.7-9
berat lahir dari ibu transmisi virus • Terapi adanya reaksi inflamasi berat
terkonfirmasi Covid-19 juga SARS-CoV-2 melalui (cytokine storm), pemberian
bergejala berat.5 aerosol atau immunoglobulin i.v. 400mg/ kgBB/ hari
airborne. untuk 5 hari atau1g/ kgBB/ hari untuk
dua hari.10
• ASI, tidak ada indikasi kontra dari ASI
ibu yang mendapatkan terapi
antivirus.11,12
Tata laksana kasus terkonfirmasi/ probable/
possible dan unlikely kasus COVID-19 pada
gejala neonatus yang bergejala
Definisi kasus dan tingkat Fasilitas
pelayanan
kesehatan
Unit perawatan Alat pelindung Tata laksana dan obat-obatan2
diri
Pembebasan dari definisi
kasus

Tentukan definisi kasus Rumah sakit Unit perawatan Pencegahan • Tata laksana suportif sesuai Pemeriksaan pembuktian
sesuai indikasi, khususnya dengan tingkat intermediate infeksi secara indikasi morbiditas sistem diulang setelah 10 hari dari
infeksi intra partum atau pelayanan (level IIB) droplet: organ yang dibutuhkan hasil pembuktian positif pada
post partum. neonatal • Tutup • Obat-obatan umum: sesuai bayi sakit sedang sampai
intermediate kepala morbiditas kebutuhan sistem berat.13
Stabil kardio-respirasi dan • Face organ yang terindikasi Isolasi tetap diindikasikan
tidak memerlukan tunjangan shield • Obat antivirus tidak diberikan selama 10 hari pasca
ventilasi invasif dan obat- • Masker pada neonatus bergejalan rawat.15
obatan kardiotonik N95 atau ringan-sedang. Laporan kasus
tiga lapis menunjukkan adanya manfaat
masker pemberian Favipiravir untuk
bedah jangka waktu pendek dengan
• Gown dosis 30mg/ kgBB/ kali,
non- diberikan dua dosis pada hari
hasmat pertama, dilanjutkan dengan
(non- dosis 10mg/kg BB/ kali
coverall) diberikan dua kali selama 10
• Sarung hari.16
tangan • ASI, tidak ada indikasi kontra
• Sepatu dari ASI ibu yang
biasa mendapatkan terapi antivirus
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.
▪ Penentuan gejala ringan, sedang dan berat pada bayi baru lahir tidak sama dengan pada kasus
bayi, anak, remaja dan dewasa terkonfirmasi COVID-19 karena perbedaan status imunitas bayi
serta belum diketahuinya virulensi dan jumlah virus yang menginfeksi.

▪ Gejala-gejala seperti sesak napas, takikardia, sianosis, demam dsb masih mungkin timbul karena
proses adaptasi bayi baru lahir khususnya bayi lahir kurang bulan(< 37 mgg) atau berat lahir
rendah (< 2500 gram) atau infeksi bayi baru lahir (sepsis neonatal awitan dini)

▪ Untuk itu, bayi baru lahir harus diobservasi di unit khusus COVID-19 di Rumah Sakit sesuai tingkat
keparahan tanda klinis dan gejalanya (unit perawatan tingkat IIA/special care, IIB/ high care atau
intermediate care, tingkat III/intensive care) sampai bayi dinyatakan terbebas dari diagnosis
COVID-19.

▪ Terdapat 5 kemungkinan nasib bayi yang dilahirkan dari ibu suspek (possibel atau unlikely),
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.
• Terdapat 5 kemungkinan nasib bayi yang dilahirkan dari ibu suspek (possibel atau
unlikely), probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2

• Bayi sehat dan tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal (infeksi kongenital)
maupun horizontal (intra partum atau post partum)

• Bayi tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 namun mengalami reaksi innflamasi yang di
duga di turunkan secara vertikal (Multi organ inflamation Neonatal/MIS-N)

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal namun asyptomatik

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal dan bergejala

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 dari lingkungan persalinan (transmisi horizontal)


Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.
• Terdapat 5 kemungkinan nasib bayi yang dilahirkan dari ibu suspek (possibel atau
unlikely), probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2

• Bayi sehat dan tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal (infeksi kongenital)
maupun horizontal (intra partum atau post partum)

• Bayi tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 namun mengalami reaksi innflamasi yang di
duga di turunkan secara vertikal (Multi organ inflamation Neonatal/MIS-N)

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal namun asyptomatik

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 secara vertikal dan bergejala

• Bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 dari lingkungan persalinan (transmisi horizontal)


Rekomendasi Algoritma
diagnosis bayi dengan gejala
yang dilahirkan dari ibu
suspek, probable atau
terkonfirmasi SARS-CoV-2
untuk infeksi intra partum,
sesuai dengan kapasitas
laboratorium secara umum
adalah sbb:
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.
▪ Pemeriksaan ke dua swab RT-PCR pada bayi baru lahir terkonfirmasi COVID-19 dengan
gejala dapat dilakukan pada hari ke tujuh pasca pemeriksaan swab RT-PCR pertama
positif.

▪ Jika hasil Negatif untuk RT-PCR ke dua, bayi baru lahir dinyatakan bebas
diagnosis COVID-19 dan dapat keluar dari unit khusus COVID-19.
▪ Jika hasil Positif untuk RT-PCR ke dua, bayi baru lahir tetap dirawat di unit khusus
COVID-19 dan diulang pemeriksaan swab RT-PCR di hari ke 14 dari hari
pemeriksaan pertama swab RT-PCR positif. Untuk menyingkirkan diagnosis
COVID-19 di hari ke 14, diperlukan evaluasi dengan mempertimbangkan :
▪ CT-value yang mengindikasikan derajat infeksi.
▪ Perbaikan tanda dan gejala klinis yang ada
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.

○ Pada kasus di mana follow up pemeriksaan swab RT-PCR tidak dapat


dilakukan di satu rumah sakit, maka tata kelola klinis di unit khusus COVID-
19 berdasarkan keparahan tanda dan gejala klinis dilakukan minimal 10
hari dari hasil pertama positif pemeriksaan swab RT-PCR dengan ditambah
3 hari bebas gejala atau dengan pertimbangan dokter yang merawat, jika
gejala demam dan gangguan pernafasan tidak terkait COVID-19. Kemudian
bayi dapat dipindahkan ke ruang non isolasi.
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi SARS-CoV-2.

▪ Tindakan resusitasi, stabilisasi dan transportasi (aerosol generated).

▪ Tindakan resusitasi dimulai dalam waktu < 30 detik pasca persalinan apabila
pada evaluasi bayi terdiagnosa tidak bugar (tidak bernapas dan Tonus otot
buruk) sesuai dengan algoritma resusitasi neonatus IDAI 2017 dengan tujuan
mengembalikan laju denyut jantung dan pola pernapasan adekuat sehingga
bayi terhindar dari kematian

▪ Petugas kesehatan yang melakukan tindakan resusitasi harus memakai APD


sesuai prosedur pencegahan penularan udara (aerosol generated).
Rekomendasi UKK Neonatologi
Penanganan Bayi Tanpa Gejala

02 Lahir
dari Ibu Suspek, Probable, atau
terkonfirmasi COVID 19
Rekomendasi UKK Neonatologi Penanganan Bayi Tanpa Gejala
Lahir
dari Ibu Suspek, Probable, atau terkonfirmasi COVID 19

1. Setiap rumah sakit harus mampu melakukan pelayanan persalinan dari


ibu suspek, probable atau terkonfirmasi COVID 19 sesuai dengan
kapasitas pelayanan maternal-neonatal yang dimiliki.

2. Penularan COVID-19 secara vertikal melalui plasenta belum terbukti


sampai saat ini. Oleh karena itu, prinsip pertolongan bayi baru lahir
diutamakan untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2 melalui
droplet atau udara (aerosol generated).

3. Penanganan bayi baru lahir ditentukan oleh status kasus ibunya. Bila
dari hasil skrining menunjukkan ibu termasuk suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19, maka persalinan dan penanganan terhadap
bayi baru lahir dilakukan di Rumah Sakit sesuai dengan kapasitas
pelayanan maternal-neonatal yang dimiliki.
dari Ibu Suspek, Probable, atau terkonfirmasi COVID 19

4. Komunikasi, informasi, dan edukasi semua prosedur pelayanan pada bayi baru lahir
sudah diberikan saat sebelum dilakukan tindakan terminasi kehamilan, atau saat
bayi baru lahir masuk ruang rawat Rumah sakit, yang dikuatkan dengan informed
consent.

5. Bayi baru lahir dari ibu suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19 harus
dianggap sebagai bayi COVID-19 sampai hasil pemeriksaan RT-PCR negatif.
Tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir tersebut disesuaikan dengan periode
continuum of care pada neonatus.

6. Pembuktian bayi terinfeksi virus SARS-CoV-2 dilakukan dengan cara

○ Swab naso/orofaring saat bayi berusia 24 jam atau lebih

○ Hasil satu kali positif menunjukkan bahwa bayi baru lahir terinfeksi virus SARS-
CoV-2.

○ RT-PCR merupakan standar labolatorium untuk pembuktian virus SARS-CoV-2



Rekomendasi UKK Neonatologi Penanganan
Bayi Tanpa Gejala Lahir
dari Ibu Suspek, Probable, atau terkonfirmasi
COVID 19

7. Algoritma diagnostik dan tatalaksana


infeksi SARS-CoV-2 pada bayi baru
lahir dapat di lihat pada diagram 1 dan
2 di bawah ini

8. Bayi asimtomatis dapat di rawat


gabung, rawat terpisah dengan ibu di
fasyankes atau dipulangkan dengan
melaksanakan prosedur isolasi mandiri
di rumah. (keputusan bersama )
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):

Periode 30 detik – 90 menit pasca lahir.


1. Penundaan penjepitan tali pusat (Delayed Cord Clamping) tidak
dilakukan Pedoman kemenkes RI
1.Pemotongan tali Pusat
● Pemotongan tali pusat (delayed clamping), inisiasi menyusu dini (IMD) dan
kontak kulit dapat dilakukan dengan menggunakan APD baik ibu (masker)
maupun petugas kesehatan yang membantu proses tersebut. Edukasi pada
ibu dan keluarga mengenai keuntungan dan cara penularan COVID 19 pada
kegiatan tersebut dilakukan secara menyeluruh dan optimal.
● Penelitian oleh Jimenez dkk 2020 di Spanyol melaporkan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada luaran terinfeksi COVID 19 pada neonatus
yang dilakukan early vs delayed clamping (2/231 bayi vs 3/172 bayi).
Penelitian ini menganjurkan pemotongan tali pusat dilakukan sesuai
dengan protokol fasilitas kesehatan setempat.
2. IMD
○ Tenaga kesehatan harus melakukan konseling terlebih dahulu
mengenai bahaya dan risiko penularan COVID-19 dari ibu ke bayi,
manfaat IMD, serta manfaat menyusui (dilakukan pada saat antenatal
atau menjelang persalinan).
○ IMD dilakukan atas keputusan bersama orang tua.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis) :

Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir


● Penelitian oleh Kaufman dkk pada tahun 2021 di Amerika menunjukan 62
neoantus yang lahir dari ibu terkonfirmasi COVID 19 dan mendapatkan
perawatan rutin, perlekatan kulit, rawat gabung serta ASI, tidak ada yang
memberikan hasil apus tenggorok positif pada 2 minggu pertama. Satu
orang bayi mendapatkan hasil RT PCT positif pada hari ke 20.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir

1. Perawatan neonatal esensial :

a. Pemeriksaan fisik

b. Identifikasi tanda bahaya

c. Antropometri

d. Injeksi Vitamin K1

e. Pemberian salep / tetes mata antibiotik

f. Imunisasi Hep B
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir
2. Bayi baru lahir dapat segera dimandikan
3. Rawat gabung
• Apabila bayi berhasil beradaptasi pada kehidupan ekstra uteri, neonatus dinyatakan
sehat dan dapat dilakukan rawat gabung.
• Penelitan oleh Ronchi dkk melaporkan bahwa 60% dari 4000 BBL yang lahir dengan
ibu terinfeksi COVID 19 dan dirawat gabung, hanya < 2 % BBL tersebut terkonfirmasi
positif.
Rawat Gabung
Rawat gabung dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
a. Fasilitas kesehatan mempunyai kamar rawat gabung perorangan (1
kamar hanya ditempati 1 orang ibu dan bayinya).
b. Perawatan harus memenuhi protokol kesehatan ketat, yaitu jarak
antara ibu dengan bayi minimal 2 meter saat tidak menyusui. Bayi
dapat ditempatkan di inkubator atau tempat tidur bayi (cots) yang
dipisahkan dengan tirai.
c. Ibu rutin dan disiplin mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang dan menyusui bayi.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir

a. Ibu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.


b. Ibu harus memakai masker ganda (kain dan medis).
c. Ruangan rawat gabung memiliki sirkulasi baik.
d. Lingkungan di sekitar ibu juga harus rutin dibersihkan dengan cairan disinfektan.
e. Konseling, edukasi dan informasi tentang cara pencegahan penularan virus SARS-CoV-2.

4. Rawat gabung tidak dianjurkan bila :


a. Ruang rawat gabung berupa ruangan/bangsa l bersama pasien lain.
b. Ibu sakit berat sehingga tidak dapat merawat bayinya.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir
5. Pemilihan nutrisi pada bayi baru lahir asimptomatik dari ibu tersangka, Porbable atau
konfirmasi COVID -19 dapat di lihat di panduan Pemberian ASI di bawah ini :

a. Menyusui sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Efek perlindungan ASI
sangat kuat dalam melawan infeksi penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh anak

b. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi baru lahir sehat maupun sakit. Sampai saat ini, penularan
COVID-19 melalui ASI masih belum diketahui secara pasti. Namun, harus diperhatikan risiko utama
saat bayi menyusu adalah kontak dekat dengan ibu, yang cenderung terjadi penularan melalui
droplet

c. Apabila ibu dan keluarga menginginkan untuk menyusui dan dapat patuh melakukan pencegahan
penularan COVID- 19, maka tenaga kesehatan akan membantu melalui edukasi dan pengawasan
terhadap risiko penularan COVID-19. Menyusui
Nutrisi: ASI
● Penelitian oleh Tablante dkk melaporkan bahwa sampel ASI dari 46 ibu yang
terkonfirmasi COVID-19 hanya 3 diantaranya yang ditemukan partikel virus RNA
SARS-CoV-2 berdasarkan pemeriksaan RT-PCR.

● Tiga bayi yang ibunya memiliki sampel ASI dengan temuan partikel virus RNA ini, 2
bayi mendapatkan hasil RT PCR negatif COVID-19 dan salah satunya mengonsumsi
ASI. Satu bayi lainnya ditemukan terkonfirmasi positif COVID-19 walaupun masih
belum dapat dipastikan secara jelas cara penularannya, yaitu melalui pemberian ASI
atau droplet dari kontak dekat dengan ibu atau anggota keluarga lainnya yang
terkonfirmasi COVID-19.
Nutrisi : ASI
● Penelitian oleh Fox dkk menunjukkan adanya antibodi spesifik
terhadap antigen virus SARS CoV-2, baik Ig A, Ig M dan Ig G dengan
antibodi sekretori merupakan komponen terbanyak, pada 12 dari
15 sampel ASI ibu terkonfirmasi COVID-19.

● Namun, mekanisme dan durasi dalam memberikan perlindungan


melawan COVID-19 masih belum jelas sehingga masih diperlukan
penelitian lebih lanjut.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir

D. Terkait cara pemberian nutrisi bagi bayi baru lahir dari Ibu Suspek, Probable, dan Terkonfirmasi
COVID-19 ditentukan oleh klinis ibunya.

• Pada kondisi klinis ibu berat sehingga tidak memungkinkan ibu memerah ASI dan terdapat
sarana-prasarana fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai :

• Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko penularan, dengan


melakukan pemisahan sementara antara ibu dan bayi

• Makanan pilihan bagi bayi adalah ASI donor yang layak (dipasteurisasi) atau susu
formula

• Pada kondisi klinis ibu ringan/sedang di mana keluarga dan tenaga kesehatan memilih
mengurangi risiko penularan dan mempertahankan kedekatan ibu dan bayi, maka pilihan
nutrisinya adalah ASI perah
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
Periode 90 menit – 6 jam pasca lahir

• Apabila ibu tidak mampu memerah ASI, maka : Ibu dapat menghubungi tenaga kesehatan untuk
berkonsultasi tentang keadaannya melalui media komunikasi yang tersedia.

• Pemberian ASI melalui donor ASI hanya disarankan jika dalam pengawasan tenaga kesehatan.

• Bayi dapat diberikan pengganti ASI dengan pengawasan tenaga kesehatan


Keamanan ASI pada Ibu dalam terapi COVID-19
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
1. Bayi bugar pada Usia >24 jam
apabila tidak memungkinkan rawat gabung maka bayi dapat dipulangkan dan menjalani isolasi
mandiri di rumah. Segera setelah ada hasil swab, segera informasikan ke keluarga dan bayi
dapat dirawat tanpa isolasi mandiri jika hasilnya negatif atau isolasi mandiri jika hasil swab
positif.

2. Bayi baru lahir tanpa gejala dapat dipulangkan dengan catatan : Melaksanakan panduan
isolasi mandiri bayi baru lahir terkonfirmasi Covid 19.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
3. KIE kepada keluarga tentang risiko penularan lewat droplet dan virus masih bisa terdapat di
feses dalam waktu 10-14 hari sehingga pengasuh bayi harus menggunakan alat pelindung diri
untuk mencegah penularan droplet yaitu masker N-95 atau masker bedah tiga lapis, face-
shield, cuci tangan saat sebelum dan setelah menyentuh bayi.
4. Prosedur isolasi mandiri bayi baru lahir berlangsung selama 10 hari dari saat pengambilan
swab RT-PCR yang dinyatakan positif.
5. Keluarga melakukan komunikasi dengan RS tempat kelahiran melalui media komunikasi yang
melaporkan adanya setiap tanda dan gejala tidak normal yang ditemukan pada bayi, dan
setiap waktu bayi siap dirawat kembali di RS. Prosedur komunikasi diakhiri setelah melewati
periode 10 hari isolasi mandiri bayi baru lahir di rumah.
Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala
(asimtomatis):
6. Bayi Bugar Pada Periode 3 – 7 hari pasca lahir (golden days) atau Kunjungan Neonatal 2: Bayi
baru lahir yang sudah dipulangkan dari Rumah Sakit, pemantauan tetap dilakukan oleh Rumah
Sakit melalui media komunikasi, dan berkoordinasi

7. Bayi Bugar Pada Periode 8 – 28 hari pasca lahir (golden weeks) atau Kunjungan Neonatal 3
Bayi baru lahir yang sudah dipulangkan dari Rumah Sakit, pemantauan tetap dilakukan oleh
Rumah Sakit melalui media komunikasi, dan berkoordinasi dengan Puskesmas wilayahnya
untuk ikut melakukan pemantauan.
03
Panduan Isolasi mandiri bayi
baru lahir:
Panduan Isolasi mandiri bayi baru lahir:

1. Syarat klinis: bayi terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan hasil swab PCR Nafsofaring positif, tanpa
gejala.

2. Syarat tempat isolasi mandiri:


a. Memiliki akses komunikasi ke rumah sakit rujukan (hot-line service) khususnya RS tempat dilahirkan
dan memberi izin untuk isolasi mandiri.
b. Lingkungan sehat, masuk cahaya matahari, ventilasi udara adekuat, terhindar dari paparan polutan
udara (debu, asap)
c. Lingkungan bersih, ruangan yang mampu menampung tempat tidur bayi berjarak dua meter dengan
tempat tidur pengasuh; kebersihan tempat tidur bayi terjaga terus menerus; tersedia tempat
pembuangan limbah bayi.
d. Memiliki alat pantau suhu (thermometer), log-book (buku catatan pemantauan harian) dan buku KIA
Panduan Isolasi mandiri bayi baru lahir:
3. Syarat pengasuh:
• Sehat, tidak memiliki co-morbid dan berusia <60 tahun
• Dapat mematuhi protokol kesehatan
• Diupayakan jumlahnya terbatas, untuk mengurangi risiko penularan

4. Asupan nutrisi untuk dukungan imunitas:

a. ASI:

i. Ibu tidak dapat mendampingi:

• Bayi baru lahir diberikan ASI Perah setelah berkonsultasi terkait obat yang dikonsumsi atau
ASI donor yang dipasteurisasi.

• Ibu memerah ASI dengan menerapkan protokol kesehatan dan ASI diberikan oleh keluarga
yang sehat.
Panduan Isolasi mandiri bayi baru lahir:

II. Ibu dapat mendampingi:

• Ibu dapat menyusui langsung dengan menggunakan masker bedah, mencuci tangan, dan
membersihkan area kulit yang bersentuhan dengan bayi.
I. Suplemen mikronutrien:
a. Zn, diberikan dengan dosis 1mg/kg BB/ hari, selama 14 hari

b. Vitamin C, diberikan dengan dosis maksimal 400mg per hari

c. Vitamin D3, diberikan dengan dosis maksimal 400IU per hari.


Panduan Isolasi mandiri bayi baru lahir:
5. Pemantauan harian:
• Terjalin komunikasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan tempat dilahirkan/sesuai domisili
• Catatan harian perkembangan klinis:
a. Tanda bayi sakit:

i. Rewel

ii. Gangguan/ malas menetek atau minum

iii. Tangisan dan gerakan melemah

iv. Gangguan suhu: demam (>37,5C) atau hipotermi (<36,5C)


Panduan Isolasi mandiri bayi baru lahir:
a. Gejala sistem organ:
i. Pernapasan
1. Saturasi oksigen <94%, bayi tampak sianosis
2. Napas cepat, ≥ 60 kali per menit
3. Bayi merintih dan tampak napas cuping hidung
4. Retraksi atau tarikan otot dada (atas, sela iga, ulu hati)
ii. Pencernaan:
1. Muntah
2. Diare
6. Isolasi mandiri diakhiri apabila setelah 10 hari dari saat dilakukan pemeriksaan swab PCR
nasofaring keadaan bayi tetap sehat dan tanpa gejala.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai