Anda di halaman 1dari 2

PENETAPAN HUKUM KEBIRI KIMIA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI BAWAH

UMUR

SUMMARY
Pelecehan seksual tidak dikenal dalam kitab undang-undang hukum pidana.kitab undang-undang
hukum pidana (KUHP) hanya mengenai istilah perbuatan cabul.menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) menyebut pelaku pelecehan seksual berarti orang yang suka merendahkan atau
meremehkan orang lain,berkenaan dengan seks (jenis kelamin) atau berkenaan dengan perkara
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.Kebiri (disebut juga pengibirian atau kasrasi) adalah
Tindakan bedah atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis
pada jantan atau fungsi ovarium pada betina.pengibirian dapat dilakukan baik pada hewan ataupun
manusia. Kejahatan kekerasan seksual di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hukuman
pidana bagi pelaku kekerasan seksual sebagaimana tercantum dalam KUHP dan UU perlindungan
anak dianggap belum efektif sehingga pemerintah menerbitkan UU Nomor 17 tahun 2016 yang
menerapkan pemberatan sanksi pidana bagi pelaku kekerasan seksual diantaranya dengan
memberlakukan kebiri secara kimiawi.Hukum kebiri sedang ramai di perbincangkan public.Hal ini
karena pemuda asal Mojokerto,Muhammad Aris dijatuhi hukuman kebiri kimia setelah terbukti
mencabuli 9 orang anak.Di Indonesia,hukum kebiri kimia sudah di atur dalam Undang-Undang 17
tahun 2016,tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun
2016 Tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016
tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan Anak
menjadi Undang-Undang.Hukum kebiri tertuang dalam UU undang-undang Nomor 17 tahun
2016,yang diatur dalam pasal 81 ayat 5 yang berbunyi:Dalam hal tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 76D menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang,mengakibatkan luka
berat,gangguan jiwa,penyakit menular,terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi,dan/atau korban
meninggal dunia,pelaku dipidana mati,seumur hidup,atau pidana penjara paling singkat 10 (sepuluh)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.
TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN MENJADI ANAK SAH

SUMMARY

Anak adalah unsur terpenting bagi penerus generasi pada suatu keluarga dan sekaligus juga anak merupakan
harapan keluarga. Instrumen hukum mengatur usia anak yang berbeda satu sama lain misalnya,Kitab undang-
undang hukum perdata buku 1 pasal 330 mengatur bahwa orang belum dewasa adalah mereka yang belum
berumur 21 tahun atau mereka yang belum berumur 21 tetapi telah menikah.pasal 1 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak disebutkan anak adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun
termasuk yang masih didalam kandungan.Menurut kamus hukum pengertian orang tua adalah ayah atau ibu
kandung atau ayah atau ibu tiri,atau ayah atau ibu angkat. Orang tua merupakan orang pertama yang paling
bertanggung jawab untuk memelihara dan memberi Pendidikan yang baik serta memberikan kasih
sayang,perhatian terhadap anak.Namun seringkali tanggung jawab ini terabaikan oleh orang tua dikarenakan satu
dan hal lain.Perkawinan adalah suatu Lembaga hukum yang mempersatukan dua insan manusia yang berbeda
jenis kelamin setelah memenuhi persyaratan tertentu. Sebagai salah satu perbuatan hukum perkawinan
mempunyai akibat hukum. Dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
disebutkan bahwa “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaan itu”

Anda mungkin juga menyukai