Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I

'' PENYEBAB TERJADINYA PERSALINAN''

DOSEN PEMBIMBING :

Fatmawati, S.Kep, Ns

Nama : WIWI RAHAYU NINGSI


Nim : A,18,10,066
Kelas : B / Semester 4

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “PENYEBAB TERJADINYA PERSALINAN ”
tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1.Ibu Fatmawati, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing kami.
2.Orangtua dan teman-teman.
3.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita, Amin.

Bulukumba,20 Maret 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA
PENGANTAR ..........................................................................................................................

DAFTAR ISI….................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................

1.2. Rumusan
Masalah..............................................................................................................

1.3. Tujuan
Penulisan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1.KONSEP DASAR
PERSALINAN.....................................................................................................

2.2.SEBEB TERJADINYA
PERSALINAN…….............................................................................................

2.3.TANDA-TANDA
PERSALINAN.......................................................................................................

2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERSALINAN……………………………………………………………………
2.5.PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM
PERSALINAN…………………………………………………………………….

2
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................
3.2. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang
mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi
sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang
trampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan
dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.
Selama persalinan ibu akan mengalami sejumlah perubahan fisiologis,seperti, bentuk uteru,
bentuk serviks, kardiovaskuler, dan lainnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
perubahan fisiologis dalam persalinan dan juga mengenai persalinan itu sendiri

1.2  Rumusan Masalah
         Apa konsep dasar persalinan ?
         Apa sebab terjadinya persalinan ?
         Apa tanda-tanda persalinan ?
         Apa factor-faktor yang mempengaruhi persalinan ?
         Bagaimana perubahan fisiologis dalam persalinan ?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
  Memenuhi tugas asuhan persalinan dan bayi baru lahir.
  Menambah keterampilan penulis dalam membuat karya ilmiah
1.4    Manfaat
  Menambah wawasan atau pengetahuan penulis
  Memberitahukan kepada pembaca tentang perubahan fisiologis dalam persalinan

2
BAB II
ISI
2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN
1.      Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya
kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat pentng untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan
kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam
nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang
proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus an penatalaksanaan yang trampil ari bidan
dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan.
.
22 SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

Sebab – sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan –
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini
terjadi 1 – 2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan
kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi uterus plasenta sehingga plasenta
berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang
serviks menyebabkan uterus berkontraksi.

2.3  TEORI-TEORI MENGENAI PROSES TERJADINYA PERSALINAN

Penyebab terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,sehingga timbul beberapa


teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan. Menurut manuaba (1998), pengertian
persalinan adalah sebagai berikut.
1.     Teori Penurunan Hormon
Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone
fungsi mempertahankan kehamilan,gizi dll. 36-40 minggu nah biasanya ini hormone
berkurang. Sehingga otot rahim sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar progestron pda
tingkat tertentu menyebabkan otot rahim molai kontraksi.
2. Teori Kerengangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila batas tersebut
telah terlewati, maka akan terjadi kontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai.
3. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang semmakin tua sering dengan bertambahnya usia kehamilan akan
mmenyebabkan turunya kadar estrogen dan progesteron, sehingga pembuluh darah
mengalami kekejangan dan timbul kontraksi rahim.
4. Teori Iritasi Mekanik
Di belakan seviks terletak ganglion servikale/fleksus Fran Kenhauser. Bila ganglion ini
digeser dan ditekan atau tertekan kepada janin, maka akan timbul kontraksi rahim.
5. Teori Oksitosin Interna
Menurutnya kosentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan mengakibatkan aktivitas
oksitosin meningkat dan kontraksi braxton hicks sering terjadi, sehingga persalian dapat
dimulai.
6. Teori Prostaglanndin
Prostaglanndinn yang dikeluarkan oleh decidua konssentrasinya meninggkat sejak usia
kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan,
pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot hamil.
Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan normal menurut Farer (2001) adalah persalinan yang memiliki karakteristik
berikut ini.
a.Terjadi pada kehamilan aterm, bukan prematur atau pun postmrur.
b.Mempunyai onset yang spontan, bukan karena induksi.
c.Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat onset, bukan partus presipitatus
ataupun partus lama.
d.      Janing tunggal dengan presentasi puncak kepala dan oksiput ada bagian anterior pelvis.
e.       Terlaksana tampa bantuan artifial.
f.       Tidak terdapatkomplikasi.
g.      Mencakup kelahiran plasenta yang normal.

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

1.      Passage (Jalan Lahir)


Tulang panggul terdiri dari :
Tulang panggul dibentuk oleh gabungan illium, iskium, pubis, dan tulang- tulang sacrum.
Terdapat empat sendi panggul, yaitu simfisis pubis, sendi sakroiliaka kiri dan kanan dan
sakrokoksiges.
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua bagian: panggul palsu
dan panggul sejati. Panggul palsu adalah bagian diatas pintu atas panggul dan tidak berkaitan
dengan persalinan. Panggul sejati di bagi menjadi tiga bidang: pintu atas atau permukaan
atas, panggul tengah atau rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
Bagian anterior pintu atas panggul yakni batas atas panggul dibentuk oleh tepi atas tulang
pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh dibentuk oleh linea illiopektinea, yakni sepanjang jalan
inominata dan bagian posteriornya dibentuk oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan
promontorium sakrum.
Rongga panggul tengah merupakan saluran lengkung yang memiliki dinding anterior
pendek dan dinding posterior yang jauh lebih cembung dan panjang. Rongga panggul
melekat pada bagian posterior simfisis pubis, iscium sebagian illium sakrum, dan koksigum.
Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati, dilihat dari   bawah berbentuk
lonjong, dibagian anterior dibatasi lengkung pubis, dibagian lateral oleh tuberositas
iskium,dan dibagian posterior oleh ujung koksigum, pada kehamilan tahap akhir, koksigem
dapat bergerak (kecuali jika struktur itu patah, misalnya akibat jatuh dan telah menyatu
dengan sakrum ketika sedang penyembuhan.
             Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan saluran ukuran panggul juga berbeda,
diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu bawah dan sumbu jalan lahir menentukan
mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung dan bagai mana janin dapat menuruni
jalan lahir (pergerakan kardinal mekanisme persalinan).

2
Empat jenis panggul dasar dikelompokan sebagai berikut::
1. ginekoid (tiple wanita klasik)
2. android (mirip panggul pria)
3. antropoid (mirip panggul kera)
4. platipeloid (panggul pipih)

Panggul ginekoid adalah bentuk yang paling yang paling sering ditemui, bentuk panggul
ginekoid dimiliki oleh 50 % wanita.
Bidang-Bidang Hodge :
Hodge I : Setinggi Promontorium ke Pinggir Atas Simfisis Pubis
Hodge II : Sejajar Hodge I setinggi Pinggir Bawah Simfisis Pubis
Hodge III : Sejajar Hodge I dan II setinggi Spina Isisadika
Hodge IV : Sejajar Hodge I, II dan III setinggi Ujung Os Cocygis

1. Ukuran Panggul
1.1. Pintu atas panggul
Dari ukuran- ukuran p a p conjungata vera adalah ukuran yang terpenting dan satu- satunya
ukuran yang dapat di ukur dengan mengurangi conjungata diagonalis dengan 1,5 – 2 cm,
tergantung dari lebar dan inklinasinya symphysis
1.2. Bidang Tengah Panggul
ukuran- ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan memerlukan
rontgenologis
1.3.  Pintu Bawah Panggul
Perhatikan bentuk arcus pubis hendaknya merupakan sudut yang tumpul.

2. Otot Dasar Panggul


1.  Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat antara os sakrum da illium
disebut ligamentum sakro illiaca posterior dan bagian depan disebut ligamentum sacr illiaca
anterior
2. Ligamentum yang menghubungkan anatara os sacrum dan spina ischium disebut
ligamentum sacro spinosum
3.  Ligementum antara os sacrum dan os tuber isciadicum dinamakan ligamentum sacr
tuberosum
4. Dasar panggul/ diafragma pelvis terdiri dari bagian otot disebut musculus levator ani
5. Bagian membran disebut diafragma urogenital
6. Musculus levator ani menyelubungi rektum terdiri dari musculus pubo coccygeus,
musculus illiococcygeus dan musculus ischio coccygeus.
7.  Direngah musculus pubococcygeus kanan dan kiri ada hiatus urogenitalis merupakan
celah segitiga.
8.  Hiatus dibatasi sekat yang menyelubungi pintu bawah panggul sebelah depan. Pada wanita
sekat ini merupakan tempat keluarnya uretra dari vagina.
9.  Fungsi diafragma pelvis adalah menjaga agar genetalia interna tetap pada tempatnya. Jika
menurun fungsinya maka akan terjadi prolaps.

3. Pasesenger (Janin Dan Plasenta)


1. Janin
Janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor:
yakni : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
a. Ukuran Kepala Janin
Ukuran Diameter
v  Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
v  Diameter Occipitofrontalis Frontalis ± 12
v  Diameter Mento Occipito ± 13,5 cm
v   Diameter Submento Bregmatika ± 9,5 cm
v  Diameter Biparietal ± 9,5 cm
v   Diameter Bitemporalis ± 8 cm
v   Uku            ran Cirkumferensia
v   Cirkumferensia Fronto Occipitalis ± 34 cm
v   Cirkumferensia Mento Occipitalis ± 35 cm
v  Cirkumferensia Sub Occipitalis Bregmatika ± 32 cm

b. Ukuran Badan Janin


v  Bahu
Jarak antara kedua akromion ± 12 cm
 Lingkaran Bahu ± 34 cm
v  Bokong
 Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm
v  Lingkaran Bokong ± 27 cm

c. Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus
melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm.
Tiga presentasi janin yang utama ialah : kepala (96 %); Sungsang (3%); Bahu (1%).
Bagian Presentasi ialah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa
saat melakukan pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang mempengaruhi bagian presentasi
ialah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin
d. Letak Janin
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang
(punggung) ibu.
            Ada dua macam letak :
v  Memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu
v  Melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu
panjang ibu.
Letak memanjang dapat berupa presentasi kepalan atau presentasi sacrum
 e.  Sikap Janin
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Hal ini
akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal punggung janin
sangat fleksi ke arah dada, dan paha fleksi kearah sendi lutut disebut fleksi umum. Tangan
disilang di depan toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan tungkai. Penyimpangan
sikap normal dapat menimbulkan kesulitan saat kelahiran
Diameter biparietal ialah diameter lintang terbesar kepala janin. Kepala dalam sikap pleksi
sempurna memungkinkan diameter sukoksipitobregmatika (diameter terkecil) memasuki
panggul sejati dengan mudah
f. Posisi Janin
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum(dagu) sinsiput,
(puncak kepala yang defleksi/ menengadah) terhadap 4 kuadran panggul ibu. Posisi

2
dinyatakan dengan singkatan yang terdiri dari hurup pertama masing- masing kata kunci;
OAKa = posisi Oksipitoanterior kanan.
Engagement menunjukan bahwa diameter tranversa terbesar bagian presentasi telah
memasuki pintu atas panggul. Pada presentasi kepala fleksi dengan benar diameter bivarietal
(9,25 cm) merupakam diameter terlebar.
Engagement dapat diketahui melalui pemeriksaan abdoment atau pemeriksaan dalam.
Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis imajiner (bayangan)
yang ditarik dari spina iskiadika ibu, statiun dinyatakan dalam centimeter, yakni diatas atau
dibawah spina.

2. Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang
menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada persalinan
normal.

3. Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam
ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut
ketuban. Ketuban inilah yang membuka serviks

2.      Power (Kekuatan)


Kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan vlasenta
dari uterus. Kontraksi involunter disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.
Apabila servik berdilatasi usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan
sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter
1. His/ Kekuatan Primer
His atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu terdapat pada penrbalan
lapisan otot disegmen uterus bagian atas, dari titik pemicu, kontraksi dihantar keuterus bagian
bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Digunakan untuk
menggambar kontraksi involunter ini frekuensi (waktu antar kontraksi yaitu waktu antara
awal suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya); durasi (lama kontraksiL); dan intensitas
(kekuatan kontraksi). Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan berdilatasi
dan janin turun.penifisan serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap
pertama persalinan pada kehamilan aterem pertama, effacement biasanya terjadi lebih dahulu
dari pada dilatasi, pada kehamilan berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung terjadi
bersamaan dilatasi serviks adalah pembesaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada
awal persalinan. Diameter meningkat dari 1cm sampai dilatasi lengkap (10cm) supaya janin
aterm dapat dilahirkan.apabila dilatasi serviks lengkap , servik tidak dapat lagi diraba
menandakan akhir tahap pertama persalinan.
Dilatasi serviks terjadi karena komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks ke arah atas,
akibat kontraksi uterus yang kuat,tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama ketuban
utuh atau kekuatan yang timbul akibat tekanan bagian presentasi juga membuat serviks
berdilatasi, jaringan serviks akibat infeksi atau pembedahan dapat menghambat dilatasi
serviks.
2. Tenaga Mengejan (Kekuatan Sekinder)
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakni
bersifat mendorong keluar. Ibu ingin mengedan , Usaha mendorong kebawah (kekuatan
sekunder) dibantu dengan usaha volunter yang sama dengan yang dilakukan saat buang air
besar (mengedan). Digunakan otot- otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi jalan lahir. Hal ini menghasilkan menigkatkan tekanan intraabdomen.
Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong
keluar.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah lengkap, kekuatan ini
cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Apabila dalam persalinan
ibu melakukan usaha volunter(mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks alkan terhambat.
Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma serviks.

2.5 TANDA-TANDA GEJALA PERSALINAN

a. Tanda dan gejala permualaan persalinan menurut mochtar (1994). Sebelum terjdi
persalinan yang sebenarnya, beberapa seminggu sebelum wanita memasuki hari perkiraan
kelahiran yang di sebut kala pendahuluan (preparatori stage of labor) dengan tanda sbb.
1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul..pada primigravida terjadi menjelang minggu ke-36. Lightenig disebabkan oleh:
· Kontraksi braxton hicks;
·Ketegangan dinding perut;
·Ketegangan ligamentum rotumdum;
·Gaya berat janin.
2)      Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan rasa sesat pada perut bagian
atas berkurang dan pada bagian bawah terasa sesak.
a. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
b. Sering miksi atau sulit berkemih.
c. Sakit di pinggang dan di perut.
d. Serviks mulai lembek dan mendatar. Pada multi para gambaran ini kurang jelas, karena
kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelalan persalinan.
e. Terjadinya his permulaan atau his palsu. Sifat dari his palsu adalah :
·Rasa nyeri ringan di bagian bawah;
·Datanya tidak teratur;
·Durasi pendek;
·Tidak bertambah dengan beraktivitas tidak ada perubahan pada serviks.
b. Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berrikut.
1)  Terjadi his persalinan, dengan karakteristik:
· Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan ;
· Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar ;
·Berpengaruh terhadap perubahaan serviks ;
· Dengan beraktivitas kekuan makin bertambah.
2)   Pengeluaran lendir bercampur darah.
3)   Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4)    Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya perlunakan, pendaratan, dan
pembukaan serviks. Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah:
kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap kontraksi uterus tediri atas tiga fase
sebagai berikut.
· Incement, yaitu ketikabintensitas atau kekuatan kontraksi terbentuk.
·Aceme, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
· Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi.

2
2.6 PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM PERSALINAN
a. Perubahan Uterus
Perubahan Bentuk Uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan
diameter horisontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek penting pada proses
persalinan. Pertama, pengurangan diameter horisontal menimbulkan pelurusan kolumna
vertebralis janin, dengan menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri,
sementara kutub bawah didorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan
janin berbentuk ovoid yang ditimbulkannya diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10
cm; tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal senagai tekanan sumbu janin. Kedua,
dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik tegang dan karena segmen bawah
dan serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik ke atas
pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang penting untuk dilatasi serviks pada
otot-otot segmen bawah dan serviks.
      Pembentukan sekmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Segmen atas rahim(SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otok yang lebih tebal
dan kontraktif. Pada baghian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang. SAR terbentuk
dari fundus ishmus uteri.
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang diuteruas bagian bawah atas ishmus dengan serviks,
dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak bagian otot yang melingkar
dan memanjang.
      Perkembangan retaksirin
Retaksirin adalah batas pinggir antara SAR dan SBR dalamkeadaan persalinan normal
tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus yang
berlebihan, retraksiring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol diatas simpisis
yang merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
      Penarikan serviks
Pada ahir kehamilan otot yang mengelilingi ostium ute3ri internum (OUI) ditarik oleh
SAR yanh menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk
seviks menghilang karena kanalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri
eksterna(OUE) sebagai ujung dan bemntuk yang sempit.
b. Perubahan-perubahan pada Serviks
Tenaga yang efektif pada kala satu persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya
akan menghasilkan tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan
segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa
langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong
ini, terjadi dua perubahan mendasar – pendataran dan dilatasi – pada serviks yang sudah
melunak. Untuk lewatnya rata-rata kepala janin aterm melalui serviks, saluran serviks harus
dilebarkan sampai berdiameter sekitar 10 cm, pada saat ini serviks dikatakan telah membuka
lengkap. Mungkin tidak terdapat penurunan janin selama pendataran serviks, tetapi paling
sering bagian terbawah janin mulai turun sedikit ketika sampai pada kala dua persalinan,
penurunan bagian terbawah janin terjadi secara khas agak lambat pada nulipara. Namun, pada
multipara, khususnya pada paritasnya tinggi, penurunan bisa berlangsung sangat cepat
      Pendataran Serviks
Obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar
2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini
disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas ke bawah. Serabut-serabut otot
setinggi os serviks internum ditarik ke atas, atau dipendekkan, menuju segmen bawah uterus,
sementara kondisi os eksternum untuk sementara tetap tidak berubah. Pinggiran os internum
ditarik ke atas beberapa sentimeter sampai menjadi bagian (baik secara anatomik maupun
fungsional) dari segmen bawah uterus. Pemendekan dapat dibandingkan dengan suatu proses
pembentukan terowongan yang mengubah seluruh panjang sebuah tabung yang sempit
menjadi corong yang sangat tumpul dan mengembang dengan lubang keluar melingkar kecil.
Sebagai hasil dari aktivitas miometrium yang meningkat sepanjang persiapan uterus untuk
persalinan, pendaratan sempurna pada serviks yang lunak kadangkala telah selesai sebelum
persalinan aktif mulai. Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mukus ketika saluran
serviks memendek.
      Dilatasi Serviks
Jika dibandingkan dengan korpus uteri, segmen bawah uterus dan serviks merupakan
daerah yang resistensinya lebih kecil. Oleh karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-
struktur ini mengalami peregangan, yang dalam prosesnya serviks mengalami tarikan
sentrifugal. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan
hidrostatik kantong amnion akan melabarkan saluran serviks. Bila selaput ketuban sudah
pecah, tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga
sama efektifnya. Selaput ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama
bagian terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan segmen
bawah uterus. Proses pendataran dan dilatasi serviks ini menyebabkan pembentukan kantong
cairan amnion di depan kepala, yang akan diuraikan secara rinci kemudian.
      Pembentukan osteumuteri interna danosteumuteri eksterna.
Pembentuka serviks disebabkan oleh karena pembesaran OUE karena otot yang
melingkar disekitar ostium meregang untuk dilewati kepala. Pembukaan uteri tidak saja
kerena penarikan SAR akan tetapi juga karena tekanan isi uetus yaitu kepala dan kantung
amnion. Pada primigravida dimulai dari ostium ueri internum terbuka lebih dahulu baru
ostium eksterna membuka pada saat persalinan terjadi . sedangkan pada multigrafida ostuium
uteri internum dan eksernum membuka secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.

c. Perubahan pada Ginjal


Poly uri sering terjadi selama persalinan, hal ini di sebabkan oleh kardiak output yang
meningkat, serta disebabkan karena filtrasi glomerulus serta aliran plasma ke renal. Polyuri
tidak begitu kelihatan dalam posisi terlentang, yang mempunyai efek mengurangi aliran urin
selama kehamilan. Kandung kencing harus sering di control (setiap 2 jam) yang bertujuan
agar tidak menghambat penurunan bagian rendah janin & trauma pada kandung kemih serta
menghindari retensi urin setelah melahirkan. Protein dalam urin (+1) selama persalinan
merupakan hal yang wajar, tetepi proteinuri (+2) merupakan hal yang tidak wajar, keadaan
ini lebih sering pada ibu primapara, anemia, persalinan lama atau pada kasus pre-eklamsia.
d. Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata
sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolic rata-rata 5-10mmHg. Diantara kontraksi-
kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik
lagi bilaterjadi kontraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan
darah yang sesungguhnya, sehingga diperlukan pengukuran diantara kontraksi. Jika seorang
ibu dalam keadaan sangat takut atau kawatir, pertimbangkan kemungkinan rasa takutnyalah
yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu dilakukan periksaan lainnya
untuk mengesampingkan Preeklamsia, oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung
yang dapat menimbulkan ibu rileks atau santai.
Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap
pembuluh drah besar ( Aorta ) yang akan menyebabkan sirkulasi darah baik untuk ibu
maupun janin akan terganggu, ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia.

2
Oleh karena itu posisi tidur selama persalinan yang baik adalah menghindari posisi tidur
terlentang.
Untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya maka diperlukan pengukuran tekanan
darah diluar kontraksi.

e. Denyut jantung                                                                   
Perubahan yang mencolok selama kons traksi dengan kenaikan deyut jantung ,penurunan
selama acme sampai satu angka yang lebih rendah dan angka antara kontraksi .penurunan
yang menyolok selama acme kontraksi uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi
miring bukan posisi trlentang .denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
disbanding  selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan
kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit
naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal perlu di control secara periode
untuk mengidentifikasi adanya infeksi
 f. Perubahan suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,suhu mencapai tertinggi selama
persalinan dan segera setelah kelahiran.kenaikan suhu dianggap normal asal tidak melebihi
0,5-1C suhu badan yang naik sedikit merupakan keadaan yang wajar ,namu bilakeadaan ini
berlangsung lama ,kenaikan suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi .parameter lainnya
harus dilakukan antara lain selaput ketuban sudah pecah atau belum ,karena hal ini
bisamerupakan tanda infeksi .
g. Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan sebelum persalinan, kenaikan
pernapasan ini dapat disebabkan karena adanya nyeri, kekuatiran, serta penggunaan tehnik
pernapasan yang tidak benar.  Untuk itu diperlukan tindakan untung mengendalikan
pernafasan (untuk menghindari hiperventilasi) yang ditandai oleh adanya perasaan pusing.
h. Perubahan Metabolisme
Selama persalinan, baik metabolisme karbohidrat aerobic maupun anaerobic akan naik
secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena oleh kecemasan serta
kegiatan otot kerangka tubuh.kegiatan, pernafasan,kardiak output dan kehilangan cairan.
i.   Perubahan Gastro Intestinal
Kemampuan pergerakan gastric serta penyerapan makanan padat berkurang akan
menyebabkan pencernaan hamper berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi.
Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidak nyamanan, oleh karena itu ibu dianjurkan
tidak makan terlalu banyak dan minum berlebihan, tetapi makan dan minum semaunya untuk
mempertahankan energi dan hidrasi.
j.     Perubahan Hematologis.
Hematologis akan meningkat  1,2 gr / 100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat
pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah
selama persalinan, waktu koagulasi berkurang akan mendapat tambahan plasma selama
persalinan. Jumlah sel-sel darah putih meningkan secara progressif selama kala 1 persalinan
sebesar 5000 s/d 15000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak
berindikasi adanya infeksi. Setelah itu turun lagi kembali keadaan semula gula darah akan
turun selama persalinan dan akan turun secara mencolok pada persalinan yang mengalami
penyulit atau persalinan lama, hal ini di sebabkan karena kegiatan uterus dan otot-otot
kerangka tubuh. Penggunaan uji laboratorium untuk penapisan ibu yang menderita diabetes
militus akan memberi hasil yang tidak tepat dan tidak dapat diandalkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
         Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah proses
pengeluaran janin yang dapat hidup pada kehamilan  cukup bulan (37-42 minggu). Lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa bantuan
alat apapun.
         Sebab-sebab terjadinya pesalinan :

  Penurunan Kadar hormone estrogen dan progesterone


  Pengaruh prostaglandine
  Placenta menjadi tua
  Berkurangnya nutrisi janin

         Tanda- tanda terjadinya persalinan


         Sebab-sebab terjadinya persalinan
a. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang.
b. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
c. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
d. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan
         Faktor-faktor persalinan
  Passage
  Power
  Passanger
         Perubahan Fisiologis dalam persalinan

  Bentuk uterus
  Bentuk servik

2
  Kardiovaskuler
  Tekanan darah
  Nadi
  Suhu
  Pernafasan
  Metabolism
  Ginjal
  Gastrointestinal
  hematologi

DAFTAR PUSTAKA
Varney  Asuhan Kebidanan volume 2. EGC: Jakarta:2004
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta : 2010
Cuningham F. Gari dkk. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta. EGC: 2006
Mochtar, Rustam. Synopsis Obstetri jilid 1 EGC: Jakarta: 1998
Yanti, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Pustaka Rihama: Yogyakarta: 2010
2

Anda mungkin juga menyukai