Kelompok 1
X IPA 4
1
● Ektoplasma adalah bagian dari sitoplasma yang berada tepat di
sebelah dalam membran plasma. Ektoplasma merupakan lapisan yang
tebal atau kental, transparan, tidak terspesifikasi dan bersifat kontraktil.
Fungsi dari ektoplasma adalah sebagai berikut:
○ 1) Melindungi organel di dalam tubuh Amoeba.
○ 2) Membantu menjaga bentuk tubuh.
○ 3) Membantu Amoeba dalam memproduksi pseudopodia.
● Nukleus atau inti sel adalah bulatan tembus pandang yang terletak di
tengah endoplasma sehingga terlihat sebagai inti. Nukleus ini tidak
dapat dilihat dengan jelas pada tubuh Amoeba dan jumlahnya hanya
ada satu. Nukleus diselimuti oleh membran inti yang terbuat dari protein
dan lemak. Di dalam nukleus terdapat serat kromatin dan nukleolus.
Fungsi dari nukleus ini adalah sebagai berikut.
○ 1) Berperan dalam mengatur semua aktivitas dan fungsi sel.
○ 2) Berperan aktif dalam reproduksi (perkembangbiakan).
2
makanya disebut dengan vakuola kontraktil. Funsi dari vakuola
kontraktil ini adalah sebagai berikut.
○ 1) Menyimpan air di dalam tubuh.
○ 2) Mengatur tekanan osmosis di dalam tubuh dengan cara
membuang kelebihan air.
○ 3) Membuang sisa hasil metabolisme seperti karbon dioksida
yang dihasilkan selama respirasi.
3
B. Ciri-Ciri Amoeba
1. Bergerak
Amoeba bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki semu.
Pergerakan Amoeba ini disebut dengan gerakan amoeboid. Gerakan
amoeboid merupakan gerakan sel bukan sel otot yang mengakibatkan
terjadinya perpindahan. Pada dasarnya gerakan amoeboid ini berlandaskan
pada perubahan fisik dari sitoplasma. Sitoplasma terdiri atas sitosol yang
berbentuk koloid (setengah cair). Koloid dikenali dalam dua bentuk yang
dipengaruhi oleh kandungan air. Fase koloid encer yang disebut sol dan fase
padat lembek yang disebut gel. Perubahan fase koloid (perubahan dari
keadaan gel ke sol) inilah yang terjadi pada Amoeba untuk membentuk
pseudopodia dalam melakukan gerak.
2. Respirasi
Organisme ini tidak memiliki organ khusus untuk melakukan proses
respirasi. Jadi pada amoeba, respirasi terjadi membran selnya yang juga
disebut membran plasma. Amoeba mendapatkan oksigen yang larut dalam air
melalui membran plasma dengan proses difusi. Gas oksigen kemudian
menyebar ke seluruh tubuh amoeba.
3. Reproduksi
Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri. Membelah diri
merupakan salah satu cara perkembangbiakan secara vegetatif. Cara
perkembangbiakan tersebut terjadi pada hewan bersel satu (uniseluler).
Proses perkembangbiakan amoeba diawali dengan ditariknya kaki semu pada
Amoeba ke dalam sehingga tubuhnya menjadi bulat. Pada saat itu, inti sel
mulai terbelah menjadi dua dan Amoeba membelah diri menjadi dua.
4. Membutuhkan Makanan
Makanan utama amoeba adalah tanaman atau hewan-hewan
mikroskopis yang juga hidup di air tawar. Mode pengambilan makanan pada
amoeba ini disebut dengan holozoik, yaitu mode pengambilan makanan dari
lingkungan dalam bentuk padat. Sedangkan proses mendapatkan makanan
pada amoeba disebut dengan fagositosis.
Cara amoeba menelan makanan, proses dan tahapannya
● Pertama, jika terdapat partikel makanan di sekitar amoeba, maka ia
akan menjulurkan pseudopodia (kaki semu) dan bergerak menuju
partikel makanan tersebut.
4
● Kedua, beberapa pseudopodia mulai terbentuk dan mendekati partikel
makanan.
● Ketiga, setelah mendekat, pseudopodia-pseudopodia tersebut akan
saling bergerak mengelilingi partikel makanan. Kemudian, partikel
makanan akan masuk ke dalam membran plasma. Makanan yang
masuk segera dilingkupi oleh membran yang kemudian membentuk
vakuola makanan.
● Keempat, setelah partikel makanan masuk ke dalam membran plasma
dan vakuola makanan telah terbentuk, selanjutnya enzim dikeluarkan
ke vakuola makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yang
dapat digunakan oleh sel. Dan sisa makanan yang tidak dapat dicerna
(dihancurkan) akan dikeluarkan melalui ektoplasma.
Dari proses menelan makanan pada amoeba diatas, diketahui bahwa
untuk mendapatkan makanan, pseudopodia amoeba harus mengelilingi
partikel-partikel makanan membentuk kurva tertutup dan kemudian partikel
makanan tersebut dapat masuk ke dalam membran plasma. Proses yang
terjadi pada sebuah sel (pseudopodia) yang mengelilingi partikel-partikel di
sekitarnya dengan sitoplasma (endoplasma dan ektoplasma) inilah yang
disebut dengan fagositosis.
5. Ekskresi
Amoeba tidak memiliki organ pengeluaran khusus. Zat sisa
metabolismenya dikeluarkan melalui vakuola kontraktil (rongga berdenyut).
Vakuola kontraktil ini juga berfungsi mengatur kadar air dalam protoplasma.
Jika sel kelebihan air, rongga berdenyut akan memompakan air keluar dari
protoplasma.
6. Iritabilitas
Amoeba sangat sensitif terhadap rangsangan, yang jelas dari penyusutan
atau perluasan sel, tergantung pada kondisi sekitarnya. Seperti untuk
menjaga tekanan osmotik dalam sel, vakuola bertanggung jawab untuk hal
yang sama. Ketika Amoeba disimpan dalam larutan garam hipertonik (pekat),
sel menyusut dan mencegah masuknya garam. Sebaliknya, bila terkena air
tawar hipotonik, sel Amoeba mengembang dan membengkak.
7. Transportasi
Sistem Transportasi pada amoeba adalah dengan menggunakan vakuola
makanan, sama dengan Protozoa (protista mirip hewan)
5
C. Peranan Amoeba
D. Habitat Amoeba
6
E. Klasifikasi Amoeba
KLASIFIKASI ILMIAH
Domain Eukaryota
Kingdom Protista
Filum/Divisi Protozoa
Kelas Rhizopoda
Ordo Tubulinida
Famili Amoebidae
Genus Amoeba
7
8