Sifilis laten umumnya asimptomatik dan terbagi menjadi laten awal dan laten akhir.
Periode laten awal adalah 1 tahun pertama setelah resolusi dari sifilis primer atau
sekunder dengan hasil tes serologi reaktif. Bila durasi lebih dari 1 tahun atau tidak
diketahui, maka dianggap sebagai periode laten akhir.
Sifilis Tersier
Sifilis tersier memiliki progresifitas lambat dan dapat mengenai organ manapun dan
menyebabkan kematian. Secara umum sifilis tersier terbagi menjadi sifilis
gummatosa, sifilis kardiovaskular, dan neurosifilis.
Lesi gummatosa sering muncul dalam 3-10 tahun setelah terinfeksi berupa infiltrat
sirkumskrip kronis, berbatas tegas,dan destruktif yang dapat mengenai kulit,
mukosa, atau tulang.
Sifilis Kongenital
Sifilis kongenital terbagi menjadi sifilis kongenital awal (terjadi dalam 2 tahun
pertama kehidupan) dan sifilis kongenital akhir (terjadi pada anak berusia diatas 2
tahun.) Tanda yang muncul pada sifilis kongenital awal dapat berupa ruam difus,
pengelupasan kulit, hepatosplenomegali, anemia, limfadenopati, demam,
ikterik, saddle nose, pseudoparalisis, periostitis, glomerulonefritis, dan gangguan
neurologi.
Pada sifilis kongenital akhir, tanda yang muncul mirip dengan gejala sifilis tersier
pada orang dewasa. [1,4]
Diagnosis Banding
Pada pasien yang terdiagnosis sifilis sebaiknya dilakukan penelusuran infeksi
menular seksual lainnya. Begitu pula bila terdapat ruam generalisata pada pasien
dengan infeksi menular seksual, sifilis perlu dipikirkan. [1,2]
Diagnosis banding sifilis berdasarkan stadium antara lain:
Sifilis Primer: ulkus piogenik, herpes simpleks, balanitis, scabies, limfogranuloma
venereum, chancroid, karsinoma sel skuamosa kulit, penyakit behcet
Sifilis Sekunder: alopecia areata, morbili, erupsi obat alergi, psoriasis, pityriasis
rosea, condyloma acuminata, dermatitis seboroik
Sifilis Tersier: aktinomikosis, sporotrikosis, neoplasma, tuberculosis kulit, gagal
jantung kongestif, sarcoidosis, stroke