Anda di halaman 1dari 7

Resume Nama: Sitti salmah

Kelas: Akuntansi A21

1. Awalan ber-
Fungsi awalan ber- membentuk kata kerja intransitif, sedangkan makna yang
diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber-, antara lain:
a) Memiliki makna “mempunyai” atau “memiliki”;
Contoh: Mereka sudah tidak berayah-ibu lagi.
Berayah-ibu artinya “mempunyai ayah-ibu”
b) Memiliki makna “memaknai” atau “mengenakan”;
Contoh: Orang yang berbaju biru itu pimpinan saya.
Berbaju artinya “memakai baju” atau “mengenakan baju”
c) Memiliki makna “mengendarai”, “menaiki”, atau “menumpang”;
Contoh: Hampir setiap hari dia bersepeda keliling kota.
Bersepeda artinya “mengendarai sepeda”.
d) Memiliki makna “mengeluarkan” atau “menghasilkan”;
Contoh: Dramawan W.S. Rendra sudah banyak berkarya di bidang
puisi.
Berkarya artinya “menghasilkan karya”.
e) Memiliki makna “berisi” atau “mengandung”;
Contoh: Akhir-akhir ini banyak makanan yang berboraks.
Berboraks artinya “mengandung boraks”.
f) Memiliki makna “mengusahakan” atau “melakukan sesuatu sebagai
Mata pencaharian”;
Contoh: Sebagian besar penduduk pinggiran sungai ini beternak ikan.
Beternak artinya “mengusahakan peternakan”
g) Memiliki makna “memanggil”, “menyebut”, atau “menyapa”;
Contoh: Sejak dulu dia berkakak kepada saya.
Berkakak artinya “memanggil atau menyapa kakak”.
h) Memiliki makna “melakukan”, “mengerjakan”;
Contoh: Kita harus berolah raga supaya sehat.
Berolah raga artinya “melakukan olah raga”
i) Memiliki makna “menyatakan tindakan”;
Contoh: Kita harus berperang melawan penjajah.
Berperang artinya “menyatakan tindakan perang”
j) Memiliki makna “merasa/merasakan, mengalami”, atau “dalam
keadaan”;
Contoh: Bapak itu sangat bergembira setelah mendengar kabar
anaknya selamat dari kecelakaan.
Bergembira artinya “merasa gembira”.
k) Bermakna “kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut
kata dasarnya”;
Contoh: Kami berlima tidak mendapatkan kursi di gedung pertunjukan
teater itu.
Berlima artinya “kelompok yang terdiri dari lima orang”.
l) Awalan ber- yang bermakna kiasan.
Contoh:
- Bersinar yang berarti “sukses”
- Bertekuk lutut yang berarti “kalah”
- Berpulang yang berarti “meningal”
- Bertolak yang berarti “berangkat melakukan perjalanan”
2. Awalan Per
Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-, dan pel-. Awalan
per- digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan /r/.
Seperti: perlambat, perhebat, dan pertinggi.
Awalan pe- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan /r/, seperti
peringan dan perendah. Sementara awalan pel- digunakan pada kata ajar,
menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan per- adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat
digunakan dalam:
a) Kalimat perintah:
Contoh ; persingkat saja acaranya
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh ; untuk mengantisipasi pencurian siskamling harus kita perketat
mulai nanti malam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk:
yang+aspek+pelaku+kata kerja
Contoh ; aliran sungai yang telah kami perlebar kini telah menyempit lagi
Adapun makna awalan per- adalah sebagai berikut:
a) Bermakna “jadikan lebih”
Contoh ; perberat sanksinya agar pejabat itu jera
Perberat artinya “jadikan lebih berat”
b) Bermakna “jadikan atau anggap sebagai”;
Contoh ; baiknya aminah kau peristri saja
Peristri artinya “jadikan istri”
c) Bermakna “bagi”;
Contoh ; warisan tanah ini kamu perdua dengan adikmu ya
Perdua artinya “bagi dua”

3. Awalan me-
Awalan me- termasuk imbuhan yang produktif atau imbuhan yang sering
digunakan. Awalan me- digunakan dengan cara merangkaikannya di muka kata
yang diimbuhinya.
Awalan me- mempunyai enam variasi, yaitu: me-, mem-, men-, meny-, meng-,
dan menge-. Uraiannya sebagai berikut:
1) Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan /r, l,
w,y/; serta konsonan sengau /m, n, ny, ng/, misalnya pada kata-kata.
 Merasa (me + rasa)
 Meyakinkan (me + yakinkan)
 Menyanyi (me + nyanyi)
2) Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan /b, p,
f, v/, misalnya pada kata-kata:
 Memfitnah (mem + fitnah)
 Membawa (mem + bawa)
 Memilih (mem + pilih)
3) Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan /d,
t/. Pada konsonan /d/ awalan me- tetap diwujudkan; sedangkan pada
konsonan /t/ awalan me- tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan
dengan bunyi asal dari awalan itu.
Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
 Mendengar (me + dengar)
 Menarik (me + tarik)
4) Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan /s/;
tetapi konsonan itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan
dengan bunyi asal dari awalan itu.
Contohnya pada kata-kata berikut:
 Menyingkir (me + singkir)
 Menyingkat (me + singkat)
5) Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan /k, g,
h, k, kh/; serta vokal /a, i, u, e, o/. Konsonan k tidak diwujudkan, tetapi
disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu; sedangkan
konsonan lainnya tetap diwujudkan.
Contohnya seperti pada kata-kata:
 Mengirim (me + kirim)
 Menggali (me + gali)
 Menghitung (me + hitung)
6) Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu.
Contohnya seperti pada kata-kata:
 Mengetik (me + tik)
 Mengelas (me + las)
 Mengebom (me + bom)
Awalan me- berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif, sedangkan
makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain menyatakan:
melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan,
memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi, menjadikan
lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap atau memberlakukan
seperti, dan memperingati.
Adapun makna awalan me- adalah sebagai berikut:
a) Menyatakan “melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya”;
Contoh: pekerjaan orang tuanya mengayuh becak.
Mengayuh artinya “melakukan pekerjaan kayuh (becak)”
b) Menyatakan “bekerja dengan alat yang disebutkan kata dasarnya”;
Contoh: Hampir setiap hari bapaknya membacak sawah.
Membajak artinya “bekerja dengan alat bajak”
c) Menyatakan makna “membuat barang yang disebut kata dasarnya”;
Contoh: Ia membatik untuk mendapatkan upah.
Membatik artinya “membuat batik”
d) Menyatakan “bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya”;
Contoh: Siapa menyemir sepatuku?
Menyemir artinya “bekerja dengan semir sebagai dasarnya”
e) Bermakna “memakan, meminum, menghisap”;
Contoh:
- Perempuan itu sedang merokok, padahal hamil
- Setiap hari ia mengopi sebanyak 2 gelas.

4. Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi
mana pun sama saja. Yang perlu diperhatikan adalah adanya di- sebagai
awalan dan di- sebagai kata depan. Penulisan atau pelafalan di- sebagai awalan
serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan
dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
- Dia ditangkap polisi. (di- sebuah awalan)
- Adik belajar di perpustakaan. (di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif,
yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contohnya:
- Me- membaca, menyapu
- Di- dibaca, disapu

5. Awalan pe-
Fungsi awalan pe- adalah membentuk kata benda; sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhannya adalah:
a) Orang yang melakukan atau yang berbuat: pencuri, pendosa
b) Orang yang pekerjaannya: pemimpin, pengemudi, pelaksana, pelaut
c) Orang yang suka, gemar, atau acapkali melakukan: penidur, pemabuk
d) Orang yang bersifat: pemalas
e) Alat untuk mengerjakan sesuatu: penumbuk, perata, peninggi
Adapun makna yang diperoleh dari hasil pengimbuhan dengan awalan pe- adalah
sebagai berikut:
1. Bermakna “orang yang melakukan atau berbuat”
Contoh: Pengarang buku ini adalah bapak Eko.
2. Bermakna “orang yang pekerjaannya”
Contoh: Sebagian besar pekerjaan warga pesisir adalah pelaut.
3. Bermakna “orangyang suka, gemar, atau seringkali melakukan yang
disebut kata dasarnya”
Contoh: Tidak aneh jika pemabuk suka membuat onar
4. Bermakna “orang yang bersifat”
Contoh: Sukirta memang pemalas, kerjanya tidur saja.
5. Bermakna “alat untuk mengerjakan sesuatu”;
Contoh: Pemukul besi itu ternyata mahal harganya.
Dalam kosa kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda berawalan Pe- ada
pasangannya kata kerja berawalan me-, kata kerja berimbuhan gabung Me-kan,
atau berimbuhan gabung me-i. Namun, sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan
me-, berimbuhan gabung me-kan, atau me-i, mempunyai pasangan kata benda
berawalan pe-. Umpamanya, kata-kata berawalan me- berikut tidak memiliki
pasangat dengan kata-kata berawalan pe-:
- Membiasakan - * pembiasa
- Merestui - * perestu
- Melirik - * pelirik
Tetapi pada kata-kata tertentu yang berawakan me- memiliki pasangan kata-kata
berawalan pe-, misalnya:
- Meninjau – peninjau
- Menuduh – penuduh
- Melamar – pelamar
- Mengajar – pengajar
- Memukul – pemukul
- Mengayuh – pengayuh
- Menindas – penindas
Perhatikan juga contoh berikut:
- Pemimpin – memimpi
- Penidur – menidurkan
- Pelupa – melupakan
- Pelajar – mempelajari
- Pelaku – melakukan
Bandingkan dengan contoh berikut:
- Menangisi - * penangisan
- Melukai - *pelukaan
Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan dengan
awalan pe-, yaitu kata kerja berawalan me-, kata kerja berimbuhan gabung me-kan,
dan kata kerja berimbuhan gabung me-i, maka ada kemungkinan sebuah kata
benda berawalan pe- mempunyai hubungan makna dengan lebih dari sebuah kata
kerja itu. Misalnya, kata pendengar, dapat berarti :
(a) Yang mendengar, atau
(b) Yang mendengarkan
Kata benda berawalan pe- juga mempunyai hubungan dengan kata berawalan ber-
dengan berbagai kaidah sebagai berikut. Kaidah pertama, kata benda berawalan pe-
yang mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan Ber- ini tidak mengalami
proses persengauan, malah mempunyai variasi yang mirip dengan variasi bentuk
yang ada pada awalan ber-. Misalnya, seperti terdapat pada kata-kata berikut:
- Pekerja – bekerja
- Peternak – beternak
- Pelajar – belajar
Kaidah kedua, arti yang dimiliki kata benda berawalan pe- tersebut ada
hubungannya dengan arti yang dimiliki kata kerja berawalan ber-. Misalnya:
- Pekerja, berarti ‘yang bekerja’
- Peternak, berarti ‘yang beternak’
- Pelajar, berarti ‘yang belajar’
Kaidah ketiga, kata benda berawalan pe- selain mempunyai hubungan dengan kata
kerja berawalan me- dan kata kerja berawalan ber- juga mempunyai hubungan
dengan kata kerja dasar atau kata sifat dasar. Dalam hal ini berlaku kaidah
persengauan jika awalan pe- diimbuhkan pada kata benda yang diawali konsonan
/b, d, k, t, p,s/, misalnya pada kata:
- Pemberani kata dasarnya berani
- Pendatang kata dasarnya datang
- Penakut kata dasarnya takut

6. Imbuhan Penge-
Imbuhan penge- diberikan kepada kata dasar yang bersuku satu.
Contoh imbuhan ini adalah:
- Pengetik (kata dasar: tik)
- Pengecat (kata dasar: cat)
- Pengelas (kata dasar: las)
- Pengelem (kata dasar: lem)

Anda mungkin juga menyukai