Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Sosial

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Ilmu Tauhid”

Dosen Pengampu : Dr. H. M. Rozali, MA

Disusun oleh

Kelompok 13:

Annisa Ramadani (0704212037)

Silvi Indria (0704211014)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021 M/ 1442 H
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita atas kehadirat Allah Swt yang senantiasa selalu
memberikan limpahan rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada kita semua,
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “Urgensi
Tauhid Dalam Kehidupan Sosial”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad


Saw, semoga kelak kita memperolah syafa’atnya dihari kemudian. Aamiin.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Ilmu Tauhid ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa/i.

Medan, 5 November 2021

Penulis

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada era serba modern sekarang ini banyak krisis yang harus
dihadapi oleh manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan
bakar, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya ilmu rohani serta kurangnya
fungsi tauhid dalam kehidupan sehari- hari. Sebagian manusia yang
memeluk agama Islam masih belum memahami ilmu tauhid,sehingga
mereka belum mampu dalam mencari status manusiawinya. Hanya sedikit
manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan penempatan peran tauhid
secara benar dan sesuai di zaman ini. Oleh karena itu, fungsi tauhid
daalam kehidupan social perlu untuk diketahui sehingga manusia akan
lebih termotivasi dan memahami arti dari tauhid. Padahal, jika masyarakat
modern saat ini mampu menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-
harinya, insyaallah akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan
terjauh dari sifat- sifat tercela dan tindakan- tindakan yang melanggar
hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana Negara.

2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Individu?
2. Jelaskan Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Keluarga?
3. Jelaskan Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Masyarakat?
4. Jelaskan Urgensi Tauhid Dalam Profesi?

3. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan.
2. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Individu.
3. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Keluarga.
4. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Masyarakat.
5. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid Dalam Profesi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Individu
Tauhid ialah ilmu yang mengkaji tentang penetapan aqidah
keagamaan dengan menggunakan dalil- dalil yang meyakinkan.
Syekh Ibrahim Ibn Muhammad al- Baijuri dalam Tuhfatul Murid
‘ala Jawharatit Tauhid mendefinisikannya sebagai:
“Ilmu Tauhid adalah ilmu yang dengannya mampu menetapkan
aqidah- aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil- dalil
meyakinkan.”
Tauhid social adalah sebagai dimensi social dari pengakuan
kita bahwa tiada tuhan selain allah dan nabi Muhammad itu adalah
rasul NYA, sebagai konsenkuensi pemikiran ini, berarti semua
ibadah murni (mahdhah), seperti salat, puasa, haji, dan seterusnya,
memiliki dimensi social.
Dinamakan ilmu tauhid karena bagian utama ilmu ini
adalah mengenai keesaan Allah yang menjadi dasar ajaran Islam.1
Dengan tauhid, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai
terminal akhir dan ultimate serta dasar aksiologi dari semua mata
rantai aktifitas di dunia. Manusia yang kehilangan pegangan hidup
meskipun mereka bergelimang dalam materi namun merana secara
mental dan spiritual. Mereka akan mudah terperosok kedalam
tingkah laku yang tidak mencerminkan nilai- nilai kemanusiaan,
bahkan mereka dapat berperilaku menghancurkan nilai- nilai
kemanusiaan. Hal ini bila dibiarkan maka pada gilirannya akan
menghancurkan peradaban umat manusia. Padahal tujuan hidup
disini mempunyai makna luas, tidak sebatas menjalankan rukun
Islam saja. Hal ini mengandung arti menjalankan semua perintah
dan larangan Allah secara konsisten dengan penuh keikhlasan.
Dengan demikian pendidikan tauhid begitu penting bagi
manusia sebagaimana pentingnya kedudukan dan fungsi tauhid itu
1
Ahmad Hawassy, Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja, (Jakarta: Naraya Elaborium
Optima, 2020), h. 2.

3
sendiri dalam Islam. Begitu besarnya pengaruh tauhid atas
kehidupan manusia. Orang yang menolak tauhid akan hidup
sengsara di dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan tauhid
hendaknya dilakukan sedini mungkin, sebab setiap orang
mempunyai fitrah bertuhan sejak sebelum ia lahir di dunia.
Dalam urgensi tauhid dalam kehidupan pribadi/individu :
a. Memerdekakan manusia dari kerja serta tunduk kepada
selain allah, baik benda – benda atau makhluk lainnya.
Dengan tauhid yang tertanam dalam jiwa, manusia akan
sadar bahwa tiidak ada sesuatau pun yang wajib disembah,
dituruti, ataupun diikuti kecuali allah.
b. Membentuk kepribadian yang kokoh
Akan menjadikan tujuan hidupnya hanya kepada allah. Ia
mengetahui apa yang membuat –NYA ridha dan murka. Ia akan
melakukan apa yang membuat –NYA ridha, dan akan
meninggalkan apa yang membuat-NYA murka, sehingga
hatinya tentram.
c. Tauhid sumber kekuatan iiwa
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya,
karena jiwanya penuh harap kepada allah, sabda rasullah “bila
kamu meminta maka mintalah kepada allah. Dan bla kamu
memohon pertolongan memohonla pertolongan kepada allah.”
(HR.At. Tirmidzi).

2. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Keluarga


Keluarga adalah ruang lingkup organisasi terkecil yang
terdiri daripada ayah, ibu, anak sekaligus konsumen dari organisasi
tersebut.2 Keluarga yang islami atau keluarga muslim, biasanya
berdasarkan aktifitas pada pembentukan keluarga yang sesuai
dengan syariat Islam, yang memiliki pimpinan dan anggota serta
mempunyai hak dan kewajiban bagi masing- masing anggotanya.

2
Aden Wijaya, Manajemen Keluarga Islami, (Sleman: Diandra Kreatif, 2017), h. 3.

4
Setiap orangtua ingin menyelamatkan dirinya serta
keluarganya dari siksa api neraka, serta ingin mendidik putra
putrinya karena hal itu sudah menjadi kodrat sebagai orangtua.
Namun bagi para orangtua yang beriman, mendidik anak bukan
hanya mengikuti dorongan kodrat naluriah, akan tetapi lebih dari
itu yakni dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT yang
harus dilaksanakan.
Menjaga diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan
pengajaran dan pendidikan, serta mengembangkan kepribadian
mereka kepada akhlak yang utama, serta menunjukkan kepada hal-
hal yang bermanfaat dan membahagiakan diri serta keluarga. Oleh
sebab itu orang tua harus memberikan pendidikan terutama
penanaman ketauhidan kepada putra putrinya.
Peranan orang tua sebagai pendidik merupakan kemampuan
penting dalam satuan pendidikan kehidupan keluarga (family life
education). Karakteristik pendidik yang dicontohkan Lukmanul
Hakim di antaranya adalah bertauhid dan bertakwa kepada Allah
SWT.
Tauhid merupakan isi pokok yang harus dikuasai oleh
orang tua, sebagai teladan dalam keluarga orang tua harus
mengamalkannya sebelum ia sampaikan kepada anak-anaknya.
Pendidikan tauhid dalam keluarga juga membuat anak mampu
memiliki keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar,
sehingga anak tidak hanya mengikuti saja atau “taklid buta”.
Dengan mengajarkan ketauhidan yang bersumber dari Al Quran
dan Al Hadits, maka ketauhidan yang terbentuk dalam jiwa anak
disertai dengan ilmu pengetahuan yang berdasarkan kepada
argumen-argumen dan bukti-bukti yang benar, serta dapat
dipertanggung jawabkan.3

3
Latief Mahmud dan Karimullah, Ilmu Tauhid, (Jawa Timur: Duta Media Publishing,
2017), h. 9.

5
Ada beberapa metode yang besar pengaruhnya unuk
menanamkan keimanan kepada anak yaitu :
1. Teladan yang baik
2. Kebiasaan yang baik
3. Disiplin
4. Memotovasi
5. Memberikan hadiah terutama yang dapat menyentuh aspek
psikologi
6. Memberkan hukuman dalam rangka kedisiplinan
7. Suasana kondusif dalam mendidik

Fungsi pendidikan tauhid dalam linkungan keluarga :

1. Memberikan ketentraman dalam hati anak


2. Menyelamatkan anak dari kesesatan dan kemusyrikan
3. Membentuk perilaku dan kepribadian anak, sehingga menjadi
falsafah dalam kehidupannya.

3. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Masyarakat


Sikap sosial merupakan salah satu hal yang harus
dikembangkan jika ingin berhasil menjadi bagian di masyarakat
dan hidup dimasa depan.4 Sikap sosial dalam suatu ummat harus
diperkuat. Sebaliknya, jiwa individualisme dan separatisme harus
dikikis habis. Jalannya hanyalah pendidikan yang didasarkan atas
dasar-dasar ajaran Islam, sebagai pendidikan yang benar. Hablun
min al - nas adalah relasi, ikatan, kontrak antar individu-individu
dan atau kelompok - kelompok manusia untuk mengatur kehidupan
bersama.
Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan
ta’wun (saling bekerjasama) dalam kebaikan dan takwa dimana

4
Mursito S. Bialangi, Oktober 2018, Pengembangan Sikap Sosial dalam Pembelajaran
Biologi Kajian Potensi Pembelajaran Kooperatif, Procceding Biology Education Conference,
Volume 15, Nomor 1, p- ISSN: 2528- 5742, https://jurnal.uns.ac.id, diakses pada tanggal 09
September 2021, Pukul 13. 15 WIB.

6
anggota masyarakatnya saling melarang dari perbuatan dosa dan
permusuhan, semua berusaha untuk sukses menggapai ridha Allah,
individunya merasa takut untuk berbuat dzalim,mencuri, menipu,
membunuh, berzina, menyuap atau menerima suap, berdusta,
dengki, ghibah atau perbuatan jahat lain karena ia takut kepada
Allah dan takut kepada hari dimana ia harus berhadapan dengan
Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.5
Adapun langkah – langkah dalam membangun masyarakat
berbasis tauhid yaitu:
1. Gotong royong.Dengan adanya gotong royong inilah
individu dengan individu lain secara otomatis berinteraksi
secara langsung.Dari sinilah timbul keakraban dan saling
membantu antar masyarakat.
2. Tegur Sapa. Cara ini adalah cara dimana untuk
menghormati orang ketika berpapasan dijalan atau
dimanapun berada, agar orang yang berada disekelilingnya
itu merasa dihargai.
3. Saling Menasehati.Hal ini adalah hal yang paling penting
bagi kehidupan masyarakat. Disamping bisa mempererat
tali silahturahmi. Cara ini juga bisa membuat antara satu
individu dengan individu lain itu seperti merasa bahwa dia
adalah saudaranya. Banyak sekali hikmah hikmah yang
dapat diambil ketika mempelajari ilmu tauhid jika akan
diamalkan dalam suatu luang lingkup masyarakat.Seperti
rela atas pemberian Allah untuk dirinya mengenai rezeki
kedudukan dll,rasa harga diri dan menghargai orang lain,
rasa kasih sayang terhadap sesama manusia.

Prinsip tauhid menegasi setiap hak kekuasaan, perwalian


dan perlindungan dari siapa pun atas manusia—baik individual
atau pun sosial—kecuali Allah SWT. Kekuasaan manusia atas

5
Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, ( Jakarta: Perdana Publishing,
2012), h. 18.

7
manusia, yang menghilangkan kedaulatan satu pihak, pasti
mengarah pada represi dan penindasan. Tetapi, ketika urusan-
urusan masyarakat itu dipercayakan pada kekuatan transendental
melalui penguasa individual atau suatu dewan dengan kekuatan
yang sepadan dengan tanggung jawabnya dapat diharapkan bahwa
suatu masyarakat bebas dari semua penyimpangan jalan kebenaran.
Dalam ideologi agama, kekuatan transendental ini tiada lain
kecuali Allah sendiri, yang kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya
meliputi seluruh keberadaan: Tidak ada sesuatu sebesar zarrah pun
yang ada di langit dan di bumi atau yang lebih kecil dari itu dan
yang lebih besar, yang tersembunyi daripada-Nya. (QS. Saba
[34]:3).

4. Urgensi Tauhid Dalam Profesi


Tauhid sumber keamanan manusia.tidak ada rasa takut
kecuali kepada allah. Tauhid menutup rapat celah - celah
kekhawatiran terhadap rizki,jiwa dan keluarga ketakutan terhadap
manusia,jin,kematian dan lainnya menjadi sirna.6
Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi . Tauhid menjadi kerangka pemikiran
dalam menemukan hakikiat kebenaran pada seginya yang
abstrak,potensial,maupun yang kongkret.
Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban
dunia.Tauhid merupakan paradiqma dari metode ilmiah dalam
seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat Islam.

Upaya kita dalam mencari dunia jangan sampai melalaikan


yang utama, yaitu mempersiapkan akhirat. Pekerjaan dunia adalah
perantara untuk menggapai akhirat.Di sela-sela pekerjaan kita, kita
tak boleh melalaikan ibadah. Bahkan ibadah itulah yang harus
menjadi fokus kita. Pekerjaanpun harus kita niatkan ibadah.Banyak

6
Teungku Muhammad Ali Muda, Pengantar Tauhid, (Jakarta: Kencana, 2019), h. 21.

8
orang yang mengejar-ngejar dunia sampai melalaikan Allah.
Sampai melalaikan ibadah. Kalau sudah begini, maka yang ia dapat
adalah kelelahan dan rasa capek yang tak berujung. Masalah yang
tak kunjung habis. Pekerjaan dan banyaknya uang yang ia punya
sama sekali tak membuatnya bahagia. Karena salah dalam
menjalani akitivitas. Dunia yang mestinya dijadikan nomor dua
malah dijadikan nomor satau sampai melalaikan ibadah kepada
Allah. Dia tak pernah melibatkan Allah dalam kehidupannya
sehingga hidupnya penuh masalah. Terlalu semangat pada urusan
dunia tapi santai bahkan mengabaikan urusan ibadah.Padahal
seharusnya yang nomor satu itu ibadah, urusan kepada Allah.
Setelah itu baru urusan dunia. Inilah tips yang diajarkan Allah. Ini
ditegaskan dalam beberapa ayat- Nya:
Urusan berdzikir (sholat), perintahnya adalah “Berlarilah!”.
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk
menunaikan sholat Jum’at, maka berlarilah kalian mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah : 9).
Adapun nilai – nilai tauhid dalam dunia kerja, yaitu:
1. Niat
2. Tawakal
3. Tidak iri hati
4. Membelanjakan Harta dijalan Allah
5. Menjalankan Pekerjaan dengan Penuh Amanah
6. Bidang Pekerjaan Harus Halal
7. Turut Berdakwah

Tauhid sosial merupakan keyakinan seorang muslim atas


eksistensi, sifat-sifat dan kekuasaan Allah serta pada hal-hal gaib
yang dikabarkan-Nya yang berpengaruh nyata pada kehidupan
sosial. Dengan kata lain, tauhid sosial adalah pengaruh sosial
keberimanan seorang muslim. Jika seorang muslim normatif
berhubungan dengan sesuatu yang metafisis (gaib), yang

9
transendental dan memfokuskan perhatiannya pada bagaimana
meyakini dan beribadah pada Allah (theosentris), maka tauhid
sosial berhubungan dengan realitas kedunian yang kasat mata dan
memfokuskan perhatiannya pada kehidupan manusia
(antrophosentris). Dengan demikian, bagi seorang muslim, beriman
kepada Allah dan beribadah kepada-Nya saja belumlah cukup.
Keimanan itu harus berdampak nyata pada kehidupan sosial. Iman
harus bersifat praktis dan memberikan kontribusi nyata ditengah
kehidupan masyarakat. Apalagi ditengah modemitas yang selalu
mengedepankan hal-hal yang konkrit dan masional.

Pada dimensi ini, akidah memasuki wilayah kesejarahan


manusia Dimensi praktis dari akidah ini menjelaskan keterkaitan
antara keyakinan dengan persoalan-persoalan sosial. Tauhid dalam
dimensi praktis sosial ini ingin menunjukkan keterkaitan yang kuat
antara keyakinan dengan realitas sosial. Tauhid tidak semata
berkaitan dengan keimanan pada hal-hal yang ghaib, namun juga
terkait dengan historitas manusia, berhubungan dan berkepentingan
dengan kehidupan manusia dimuka bumi ini. Oleh karena itu,
dalam perspektif yang terakhir ini, persoalan tauhid bukan hanya
sekedar mengimani Allah dan memberikan penjelasan rasional
terhadap keyakinan itu, tetapi juga sejauh mana keyakinan itu
mampu membebaskan manusia dari berbagai permasalahan sosial,
budaya, politik, ekonomi, dn sebagainya. Sebuah keyakinan yang
menjadi sumber energi untuk gerakan pembebasan.

Konsep pertama,pendidikan tauhid dalam membentuk ahlaq


anak dalam keluarga perspektif Muhammad Abduh adalah suatu
upaya penanaman aqidah islamiah anak, sejak dini tentang wujud
Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh
disifatkan kepada Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan pada-Nya., ke dalam konteks lingkungan
keluarga, sehingga terbentuklah sifat-sifat akhlaq anak yang dapat
melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang mencerminkan

10
perbuatan-perbuatan yang baik, menurut ketentuan akal dan norma
agama. Kedua, Urgensi pendidikan tauhid dalam pembentukan
akhlaq anak dalam keluarga menurut Abduh dapat diketahui dari
besarnya pengaruh dan kesannya terhadap tindak tanduk dan gerak
langkah seseorang. Baik dan buruknya perilaku seseorang adalah
tercermin pada nilai akhlak mereka. Oleh karnanya penilaian yang
tepat terhadap sesuatu perbuatan ialah bertitik tolak pada baik atau
buruknya nilai-nilai akhlak yang terdapat dalam diri seseorang.
Juga untuk membagi keharmonisan, kesejahteraan, kedamaian,
keamanan serta kebahagiaan semua anggota dalam masyarakat dari
berbagai lapisan dan derajat suatu kedudukan.

Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari – hari :


1. Tidak merasa hebat, sombong, dan takabur.
2. Mensyukuri segala pemberian allah SWT seperti nafas,
anggota tubuh, makanan, dan hal lainya.
3. Yakin bahwa segala yang ada didunia terjadi karena allah.
4. Melaksanakan perintah NYA dan menjauhi larangannya.

Manfaat Bertauid Dalam Kehidupan

Pertama, orang yang betauhid dan beriman kepada Allah dan


rasul –Nya pasti tau mengapa Allah SWT menciptakannya
sehinnga ia betada diatas jalan yang lurus,ia mengetahui darimana
awal dan kemana akhir hidupnya,jauh dari kebutaan dan kesesatan.
Kedua, tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan
Rabb yang satu,satu kitab,satu risalah,dan satu kiblat,dan iman juga
menjadikan manusia saling mencintai dan bersaudara seperti
firman Allah SWT, “Orang- orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.” (QS.Al-Hujarat: 10).7
7
https://www.uin-antasari.ac.id, diakses pada tanggal 11 September 2021, Pukul 15. 02
WIB.

11
Bahaya Jika Kita Tidak Bertauhid Dalam Kehidupan

Pertama, orang yang tidak mengenal Penciptanya seperti orang


buta di dunia ini, ia tidak tahu mengapa ia diciptakan, atau apa
hikmah (tujuan) keberadaannya di atas bumi ini. Hidupnya
berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia memulai hidup.
Kedua, siapa yang tidak beriman kepada hari akhir, maka ia
ditipu oleh dunia, ia jadikan semua cita-cita dan ambisinya adalah
bagaimana mewujudkan kepentingannya di dunia sebelum mati,
mengambil yang halal dan haram, tidak peduli apakah itu
membahayakan orang lain atau tidak karena yang penting adalah
kepentingannya
Ketiga, bila kejahilan terhadap ilmu tauhid ini merata di
masyarakat, maka aqidah atau keyakinan masyarakat akan rusak,
lalu amal pun akan rusak, maksiat dan dosa tersebar luas, kemudian
mengakibatkan turunnya hukuman Allah swt atas umat Islam yang
mengabaikan atau meninggalkan prinsip agama mereka.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Ketauhidan dalam Kehidupan Keluarga yang telah terbentuk menjadi


pandangan hidup bagi seorang anak, sehingga anak akan melahirkan perilaku

12
yang positif baik ketika sendirian maupun ada orang lain, karena ada atau tidak
ada yang melihat, anak yang memiliki ketauhidan yang benar akan merasakan
bahwa dirinya selalu berada dalam penglihatan dan pengawasan Allah, sehingga
amal dan perilaku positif yang dilakukan benar-benar karena mencari ridho Allah
SWT.
Manfaat fungsi tauhid di dalam kehidupan sehari-hari yaitu dapat kembali ke
jalan yang lurus, membawa keberkahan bagi dunia dan akhirat, tidak gampang
putus asa, serta terciptanya masyarakat yang aman, damai, dan terjauh dari sifat-
sifat yang tidak terpuji.
Jika manusia tidak bertauhid menyebabkan bahaya bagi kelangsungan hidup
antara lain : Hidupnya akan berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia
memulai hidup. Ia keluar dari dunia tanpa tahu mengapa ia dulu masuk ke
dalamnya, masyarakat menjadi cerai berai, interaksi dan hubungan sesama
anggota masyarakat menjadi rusak, mereka saling membenci dan memerangi,
serta turunnya hukuman Allah swt atas umat Islam yang mengabaikan atau
meninggalkan prinsip agama mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Bialangi, Mursito S. Pengembangan Sikap Sosial dalam Pembelajaran


Biologi Kajian Potensi Pembelajaran Kooperatif. Procceding Biology
Education Conference, Volume 15, Nomor 1, p- ISSN: 2528- 5742,
https://jurnal.uns.ac.id.

Hawassy, Ahmad. Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja. Jakarta: Naraya


Elaborium Optima. 2020.

13
https://www.uin-antasari.ac.id

Mahmud, Latief dan Karimullah. Ilmu Tauhid. Jawa Timur: Duta Media
Publishing. 2017.

Muda, Teungku Muhammad Ali. Pengantar Tauhid. Jakarta: Kencana.


2019.

Syafaruddin. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:


Perdana Publishing. 2012.

Wijaya, Aden. Manajemen Keluarga Islami. Sleman: Diandra Kreatif.


2017.

14

Anda mungkin juga menyukai