Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. UUD 1945 merupakan dasar konstitusi negara Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan masyarakat. Sedangkan UUD 1945 memuat dasar hukum yang bentuknya tertulis.
Menurut Winarno dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Pancasila
(2016) karya Winarno, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit
Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila (2019) karya Irawaty,
Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum tertinggi bagi bentuk hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya. Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-
Nilai (2020) karya Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia. (BM)
2. Hubungan Pancasila Dengan Bhinneke Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika merupakan esendi wawasan kebangsaan Indonesia karena Indonesia secara goegrafi kepulauan dan penduduknya heterogen. Dalam kondisi demikian, pilihan Bhinneka Tunggal Ika bukalah suatu kebetulan malainkan suatu berkembangnya wawasan kebangsaan yang berbasis pasa kesadaran identitas bahwa Indonesia adalah kepulauan dan heterogen penduduknya.
Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, hal ini akan
membawa konsekuensi bahwa wilayah Insonesia adalah wilaya laut dimana ditengah-tengah terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau. Oleh karnanya, laut disini bukan sebagai pemisah melainkan sebagai pemersatu, konsenkuensi selanjutnya adalah diantar kita ada hak dan kewajiban yang sama. Sehingga, jika salah satu wilayah di suatu pulau mendapt ancaman baik dari dalan maupun dari luar maka seluruh isi pulau yang lain di Indonesia wajib membelanya. Demikian juga sebahai bengsa uamg heerogen, kita hanya dapat bersatu jika masing-masing pihak menghargai perbedaan dan tidak memaksakan orang lain untuk sama dengan dirinya. Persatuan adalah kebutuhan bagi negara bangsa, mengingat dampak negatif globalisasi akan menggerogoti kedaulatan negara sehingga dalam hal prinsip Bhinneka Tunggal Ika menjadi penting.
Keanekaragaman baru dapat menjadi perekat bangsa bahkan
menjadi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika: 1. Ada nila yang berperan sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa dan benegara. 2. Adanya stadar yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam rangka menilai sikap dan tingkah laku serta cara bangsa menuju tujuan. 3. Mengakui dan menghargai hak dan kewajiban serta hak asasi manusia dalam berbagai aspek (agama, suku, keturunan, kepercayaan,kedudukan sosial) 4. Nilai kesetian dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semua hal tersebut terdapat dalam sistem nilai pancasila,
oleh karenannya Bhineeka Tungal Ika kegerlanjutannya tergantung pada komitmen bangsa terhadap Pancasila.