KERANGKA TEORI
A. Tes Formatif
1. Definisi Tes
Menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar
obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul
digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Sedangkan menurut F.L. Geodenough sebagimana yang dikutip oleh Anastasi,
test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan antara satu
dengan yang lain6.
Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang
berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan7.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat
digunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan
penilaian yang dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga
dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi.
2. Macam-macam Tes
6
Anne Anastasi. 2007. Tes Psikologi Edisi Ketujuh (terjemah). Jakarta: PT.Indeks, hal.71
7
M. Cahbib Thoha. 2003. Teknik Evaluasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal.43
8
www.penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/04/jenis-jenis-tes.html. diakses: Senin, 1 Juli 2014, pukul
14.00 wib.
8
9
Bagan 2.1
Macam-macam tes
Tes formatif
Berdasarkan fungsinya Tes sumatif
Test diagnostik
Macam-
Berdasarkan waktu Pra test (pre test)
macam Tes
pelaksanaannya Test akhir (Post test)
Psycho test
Berdasarkan kebutuhannya IQ test
Test kemampuan
Test standar
Berdasarkan jenisnya
Test buatan guru
Sumber: www.penelitiantindakankelas.blogspot.co.id
9
www.agesantum.blogspot.co.id/2013/01/pre-test-post-test-test-sumatif-test.html. diakses: Selasa, 2 Oktober
2013, pukul 20.00 wib.
11
Di bawah ini beberapa penjelajasan oleh para ahli lainnya tentang definisi
tes formatif :
a. Menurut Susilo Eko, Tes Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna
memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Tujuannya adalah sebagai dasar untuk memperbaiki produktifitas belajar
mengajar. Contohnya: tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau
KD (kompetensi dasar)10
c. Muhammad Ali mendefinisikan tes formatif adalah tes yang dilakukan setiap
kali selesai dipelajari suatu unit pelajaran tertentu12
d. Muhibbin Syah mendefinisikan tes formatif adalah tes yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan program pengajaran13.
e. Menurut Arikunto, tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program
tertentu14.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes
formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan balik dari upaya
pengajaran yang dilakukan oleh guru dan tes yang dilakukan setiap kali selesai
dipelajari suatu unit pelajaran tertentu.
10
www.andreassusiloeko.blogspot.co.id/c2011/06 /pengertian-fungsi-dan-contoh-dari-tes.html. diakses:
Selasa, 2 Oktober 2013, pukul 20.00 wib.
11
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, hal.12
12
www.aizzatullaili.wordpress.com/category/uncategorized, diakses: Selasa, 2 Oktober 2013, pukul 20.00
wib.
13
Muhibbin Syah, 1999. Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hal. 91
14
Suharsimi Arikunto. 1996.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 36.
12
15
www.anitadiahmawarni.blogspot.co.id/2014/02/evaluasi-formatif-dalam-pembelajaran, diakses: Senin, 1
Juli 2014, pukul 20.00 wib.
13
b. Menurut Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Eko Putra, tes ini (formatif)
diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi
peserta didik adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai
materi dalam tiap unit pembelajaran, sebagai penguatan materi bagi peserta
didik, sebagai usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta
didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, serta untuk
mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya17.
Dari uraian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat dan tujuan dari diadakannya tes formatif adalah untuk
mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan
sebelumnya serta sebagai bahan evaluasi pembelajaran ke depannya.
16
Suharsimi Arikunto. 1996, Op.Cit, hal.36
17
Widoyoko,S. Eko Putra. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar, hlm. 104
18
www.ml.scribd.com/doc/28074716/Mata-Kuliah-Evaluasi-Pendidikan, diakses: Senin, 1 Juli 2014, pukul
20.00 wib.
19
Ngalim Purwanto. 2002, Op.Cit, hal. 43
14
b. Pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan
untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan
pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan.
c. Post test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhit program satuan
pengajaran. Tujuan pst tes adalah untuk mengetahui sampai dimana
pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (keterampilan maupun
pengetahuan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar.
d. Embedded test, yakni tes yang dilakukan disela-sela atau pada waktu tertentu
selama proses pengajaran berlangsung. Tes ini berfungsi untuk mengetes
siswa secara lansung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post test dan
merupakan data yang berguna sebagai evaluasi formatif bagi pengajaran
tersebut.
Tabel 2.1
Indikator Hasil Belajar
-Memisahkan dan
4.Analisis membandingkan unsur-unsur
15
-Menyatukan elemen
-Kepribadian matematika
5.karakterisasi
Sumber: Ikhsan, Nurul. 2011. Tes formatif dan motivasi belajar siswa serta hubungannya dengan presrasi
siswa pada mata pelajaran matematika di MTs Nurul Ikhsan Mertaspa kulon kecamatan Assrana Japura.
Cirebon: Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati, hal 33
16
Bagan 2.2
Indikator Hasil Belajar
Sumber: Ikhsan, Nurul. 2011. Tes formatif dan motivasi belajar siswa serta hubungannya dengan presrasi
siswa pada mata pelajaran matematika di MTs Nurul Ikhsan Mertaspa kulon kecamatan Assrana Japura.
Cirebon: Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati, hal 33
Motif (motine) berasal dari akar kata bahasa latin "movere" yang kemudian
menjadi "motion" yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motive
merupakan daya dorong, daya gerak atau penyebab seseorang melakukan berbagai
kegiatan dan tujuan tertentu20.
20
Abdurrahman Abror. 1993. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, hal. 114
17
Motivasi juga diartikan sebagai kamauan dan dorongan untuk bertindak, serta
sebagai sumber energi.21
a) Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutip oleh Alisuf Sabri, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini,
dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan
dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.23
21
Wahidin. 2001. Tesis Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi
Belajar Siswa. Yogyakarta: UGM, hal.91
22
Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Inadonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English. hal. 108
23
Alisuf Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikuluml Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, hal.80
24
A.M. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,hal.75
25
www.belajarpsikologi.com, diakses: Senin, 1 Juli 2014, pukul 20.00 wib.
18
d) Menurut artikel yang ditulis oleh Siti Sumarni, motivasi secara harafiah yaitu
sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan
secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.26
f) Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Alisuf Sabri, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
"feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan dan
menurut Silverstone motif merupakan tahap awal dari proses motivasi.28
h) Menurut Hoyt dan Miskel sebagaimana yang dikutip oleh Shaleh, motivasi
adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-
kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan(tension state) , atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan
yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.30
26
Ibid, hal. 1
27
Alisuf Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikuluml Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, hal.80
28
Ibid. Hal.82
29
www.library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/.../2012-1-00916-PS%20Bab2001, diakses: Senin, 1 Juli 2014,
pukul 20.00 wib.
30
Abdul Rahman Saleh, Psikologi Suatu pengantar dalam perspektif Islam, 184
19
belajar dan motivasi ekstrinsik (faktor yang muncul dari luar), misal
pemberian hadiah dan upah.31
Dari berbagai macam definisi di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
motivasi merupakan dorongan yang muncul dari diri seseorang, baik dari dalam
(intrinsik) atau dari luar (ekstrinsik) untuk melakukan tindakan tertentu dengan
hasrat yang tinggi guna mencapai tujuan tertentu.
31
http: //tkampus.blogspot.com, diakses: Senin, 1 Juli 2014, pukul 20.00 wib.
20
Bagan 2.3
Definisi Motivasi
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan
Menurut Mc.
Donald serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang
Menurut A.M. mau dan ingin melakukan sesuatu
Sardiman
Menurut Siti suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan
Sumarni mendorong seseorang untuk bertingkah laku
Menurut Siti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
Sumarni sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu
Menurut motivasi mengacu pada faktor-faktor menggerakkan dan menggerakkan
Atkinson tingkah laku
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling"
Menurut Mc.
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan dan menurut Silverstone
Donald
Definisi motif merupakan tahap awal dari proses motivasi
Motivasi Sumadi suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
Suryabrata melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
dorongan yang timbu di dalam diri seseorang untuk menggerakan dan mengarahkan
Menurut Gibson perilaku, dimana motivasi tersebut akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan
pada tujuan mencapai kepuasan
Menurut Hoyt
kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
dan Miskel
pernyataan-pernyataan ketegangan(tension state) , atau mekanisme-mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah
Menurut pencapaian tujuan-tujuan personal
Frederick
Herzberg daya pendorong untuk mencapai kepuasan kerja, yang mana doronga tersebut
muncul dari dua hal, yaitu motivasi intrinsik(faktor yang muncul dari dalam) misal,
pengalaman belajar dan motivasi ekstrinsik (faktor yang muncul dari luar)
2. Macam-macam Motivasi
Banyak pendapat para ahli tentang klasifikasi motivasi, pembagian itu dibuat
berdasarkan sudut pandang budaya yang digelutinya. Berikut
pembagian/klasifikasi motivasi oleh para ahli:
32
M.Ngalim Purwanto. 2002. Op.Cit, hal. 32
21
d) Menurut Wood Worth sebagaimana dikutip oleh Alisuf Sabri juga membagi
motivasi menjadi dua bagian, yaitu unlearned motivies (motivasi yang tak
dipelajari atau motif bawaan) dan learned motivies (motivasi yang timbul
karena dipelajari).35
Bagan 2.4
Macam-macam Motivasi
3. Definisi Belajar
Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.36
35
Alisuf Sabri. 1996. Op.Cit. hal. 130
36
WS Winkel. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia, hal.54
24
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian
pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan
siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik
dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi
bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif.
Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi
subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru
sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut
mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa
37
Sumadi Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal.252
38
Ngalim Purwanto. 2002, hal. 32
39
Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi II. Jakarta:
PT.Rineka Cipta, hal. 4 dan 12.
25
melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya
disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru
dan siswa.
Motivasi yang ada pada diri seseorang tidaklah mungkin muncul dengan
sendirinya tanpa adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya, menurut para ahli
ada banyak faktoryang mempengaruhi motivasi, baik motivasi instrinsik maupun
motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang
atau motivasi yang erat hubungannya dengan jam belajar, misalnya ingin
memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu pengetahuan, ingin
memperoleh kemampuan dan sebagainya. Menurut Purwanto faktor- faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari siswa itu sendiri/
instinsik yaitu40 :
1) Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana
minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi
lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak
yang mengarahkan seseorang melakukan kegitan tertentu yang
spesifik. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa pada
objek tertentu yang dianggap penting. Dari rasa ketertarikan terhdap
sesuatu akan membentuk motivasi yang akhirnya teraktualisasi
dalam perilaku belajrnya. Syarat yang penting untuk memulai
sesuatu adalah minat terhadap apa yang mau dipelajari. Tanpa minat
dan hanya didasari atas dasar tepaksa, maka tidak akan tercipata
40
M. Ngalim Purwanto. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi. Bandung: Rosdakarya. hal. 72
26
41
Akhyas Azhari. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang: Dina utama Semarang, hal. 75
42
Alisuf Sabri. 1996.Op.Cit, hal. 85
27
43
www.sainsjournal-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907. diakses: Selasa, 2 Juli 2014, pukul 14.00
wib.
28
44
Moh Surya. 1981. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung, hal. 32
45
Ida Fadilah. 2010. Pengaruh penggunaan meotde kerja kelompok terhadap motivasi belajar siswa pada
bidang studi matematika, Cirebon: Fakultas tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati, hal. 34
30
Bagan 2.5
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Minat
Motivasi Cita-cita
Intrinsik
Kondisi Siswa
Kecemasan terhadap hukuman
Penghargaan dan pujian
Motivasi Peran orang tua
Ekstrinsik
Faktor yang Peran pengajar
mempengaruhi Kondisi lingkungan
motivasi
Cita-cita atau inspirasi siswa
Kemampuan belajar
46
A.M Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 83
31
Motivasi sebagai suatu yang berdifat psikologis, maka hal ini pun dapat
diukur dengan cara mengidentifikasi indikator-indikator yang berkaitan dengannya.
Menurut Syamsudin sebagaimana yang dikutip oleh Akhmad Sudrajat, indikator-
indikator motivasi antara lain48:
47
H. Oemar Hamalik. 2004. Op.Cit, hal. 161
48
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi, diakses: Selasa, 2 Juli 2014, pukul
14.00 wib.
32
49
www.tkampus.blogspot.com, diakses: Selasa, 2 Juli 2014, pukul 14.00 wib.
33
2. Tes formatif dan motivasi belajar siswa serta hubungannya dengan prestasi siswa
pada mata pelajaran matematika di MTs Nurul Ikhsan Mertaspa kulon kecamatan
Assrana Japura oleh Ahmad Zamroni pada tahun 2011, penelitian ini dilakukan
untuk skripsi syarat memperoleh gelar S1. Hasilnya penerapan tes formatif di MTs
Nurul Ikhsan Mertaspa kulon kecamatan Assrana Japura termasuk dalam kategori
kurang sekali. Hal ini dapat dibuktikan hanya 38,02 % siswa yang memberikan
respon baik. Sedangkan motivasi belajar siswa dalm kategori kurang sekali. Hal ini
dapat dibuktikan 35,28 % siswa yang merespon.
Nurkholifah pada tahun 2010. Hasil tes formatif melalui pemberitahuan pada mata
pelajaran matematika siswa MTs N Ketanggungan kabupaten Brebes termasuk
dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 14,6.
Tabel 2.2
Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelusuran tersebut terlihat adanya kesamaan dan perbedaan antara
penelitian yang telah dilakukan dan penelitian yang dilakukan.
Hasil penelusuran pertama, variabel Y nya sama tentang motivasi belajar siswa
akan tetapi variabel X nya berbeda. Yang telah dilakukan yaitu pengaruh
penggunaan metode kerja kelompok, sedangkan yang dilakukan peneliti yaitu
pengaruh hasil tes formatif matematika.
Hasil penelusuran kedua, variabel X dan Y nya sama yaitu tentang tes formatif
dan motivasi belajar, namun yang telah dilakukan yaitu tes formatif dan motivasi
belajar siswa serta hubungannya dengan prestasi siswa pada mata pelajaran
matematika di MTs Nurul Ikhsan, sedangkan yang dilakukan peneliti yaitu pengaruh
hasil tes formatif terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Gunung Jati.
Hasil penelusuran ketiga, variabel X nya sama yaitu tentang tes formatif akan
tetapi variabel Y nya berbeda. Yang telah dilakukan yaitu kemampuan pemahaman
matematika siswa, sedangkan yang dilakukan peneliti yaitu motivasi belajar siswa.
Hasil penelusuran keempat, variebel X nya sama yaitu tentang tes formatif
akan tetapi variabel Y nya berbeda. Yang telah dilakukan yaitu perbandingan
hasilnya melalui pemberitahuan dan tanpa pemberitahuan, sedangkan yang dilakukan
peneliti yaitu motivasi belajar siswa.
Hasil penelusuran kelima, variabel Y nya sama tentang motivasi belajar siswa
akan tetapi variabel X nya berbeda. Yang telah dilakukan yaitu pengaruh
36
Akan tetapi dari kelima penelitian tersebut tidak ada satupun yang sama, oleh
karena itu,peneliti dengan judul “Pengaruh Hasil Tes Formatif terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Gunung Jati” layak dilakukan karena masalah
yang diteliti bukan duplikat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
D. Kerangka Pemikiran
Evaluasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam siswa itu
sendiri (internal) dan faktor lingkungan(eksternal). Menurut Clark sebagaimana yang
50
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2006. Media Pengajaran Cetakan ke-6. Jakarta: PT. Sinar Baru
Algesindo, hal. 5
37
dikutip oleh Nana Sudjana bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi
oleh kemampuan siswa itu sendiri dan 30 % dipengaruhi oleh linkungan.51
Motivasi merupakan bagian dari factor siswa itu sendiri dimana apabila
adanya miotivasi yang baik dalam belajar maka hal itu menunujukan akan
memperoleh hasil yang baik. Menurut Sadirman mengatakan bahwa adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestsi belajarnya.52
Dari uraian di atas menunjukan dua variabel, yaitu variabel Hasil tes formatif
(variabel X) dan variabel Motivasi Belajar Matematika Siswa (Variabel Y).
E. Hipotesis Penelitian
Secara bahasa, hipotesis berasala dari bahasa Yunani, dimana kata “hypo”
yang artinya di bawah, dan “thesis” yang artinya pendirian, pendapat yang
ditegakkan. Maka pengertian hipotesis adalah suatu pernyataan ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan masih perlu
diuji kebenarannya53. Dari teori-teori dan kerangka pemikiran yang telah
dipaparkan di atas, maka hipotesis yang akan diajukan dan diuji kebenarannya
adalah: