Anda di halaman 1dari 26

PERANCANGAN PUSAT KEBUDAYAAN SUNDA DAN SENI TARI

DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN NEO VERNAKULAR

Tugas Akhir

diajukan untuk melengkapi

persyaratan mencapai

gelar sarjana

NAMA : SHINTA SUSILO WATI

NPM : 201645500173

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS

TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Jl. Nangka no.58 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan

2021
BAB I

PENDAHUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman budaya.

Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber

kekayaan bagi bangsa Indonesia. Begitu banyak macam – macam kebudayaan,

dari mulai kebudayaan sosial, politik, organisasi, dan budaya masyarakat.

Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi cara-cara

berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari

kegiatan manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk

tertentu. Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan

manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan

bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan

kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.( Ki Hajar

Dewantara).

Budaya menjadi penting bagi keberadaan suatu kelompok karena menjadi

bagian dari identitas dari kelompok tersebut, terutama Indonesia yang

memiliki beragam budaya dan suku. Berbagai etnis suku di Indonesia

memiliki perbedaan dan ciri khas masing – masing. Etnis/Suku Sunda salah

satu etnis yang memiliki berbagai macam kebudayaan serta adat istiadat.

Termasuk dalam hal ini adalah masyarakat sunda di Kota Bandung.


Pada masyarakat Sunda di Kota Bandung, Adat istiadat yang diwariskan

leluhurnya pada masyarakat sunda masih dipelihara dan dihormati. Dalam

daur hidup manusia dikenal upacara – upacara yang bersifat ritual adat

seperti : upacara adat masa kehamilan sering disebut 7 bulanan atau Babarit,

masa kelahiran, masa anak – anak, perkawinan, kematian, dll, demikian juga

dalam kegiatan pertanian dan keagamaan dikenal upacara adat yang unik dan

menarik.

Itu semua ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur dan mohon

kesejahtraan dan keselamatan lahir batin dunia dan akhirat.

Sunda juga dikenal dengan budaya, bahasa, makanan khas,

serta berbagai kesenian tari tradisionalnya. Seni tari utama dalam Suku

Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.Tanah Sunda

(Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan

adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Selain seni tari ada

pula seni music yang biasa dibawakan oleh penyanyi dengan sebutan sinden,

tidak sembarang orang dapat membawakan alunan tersebut karena ritme yang

sulit dan tidak seperti bernyanyi biasa.

Dewasa ini, hampir semua sekolah di Bandung menjadikan seni tari

sebagai ekstrakurikuler yang populer dikalangan anak – anak remaja. Berbagai

tarian tradisional maupun modern dipelajari, namun diluar kegiatan ekskul

tersebut mereka tidak memiliki wadah untuk mengasah pengetahuan seni tari

lebih dalam dikarenakan tidak adanya Pusat Kebudayaan dan Seni Tari diluar

lingkungan sekolah yang mewadahi kegiatan tersebut.


Pusat kebudayaan dan seni tari adalah wadah untuk mengapresiasikan

dan melestarikan budaya local kepada generasi muda agar mengenal dan

mengetahui apa saja budaya dan seni tari dari suatu daerah tersebut.

Banyaknya budaya barat yang masuk ke Indonesia perlahan mengerus rasa

cinta terhadap budaya sendiri. Maka dengan adanya Pusat Kebudayaan Sunda

dan Seni Tari di Bandung diharapkan kaula muda dan masyarakat terdorong

untuk belajar dan mengenal budaya sunda yang sudah semakin ditinggalkan

akibat dari masuknya kebuudayaan barat yang tidak diimbangi dengan rasa

keingintahuan akan budaya sendiri


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan apa saja yang ada di dalam Pusat Kebudayaan Sunda dan Seni

Tari ini ?

2. Apa dampak yang terjadi jika adanya Pudat Kebudayaan dan Seni Tari di

Kota Bandung?

3. Bagaimana merancang Pusat Kebudayaan dan Seni Tari yang sesuai

standar nasional?

4. Fasilitas apa saja yang mendukung untuk menuju tujuan dibangunnya

Pusat Kebudayaan Sunda dan Seni Tari ini?

1.3 Batasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi

permasalahan tentang Perancang Pusat Kebudayaan Sunda dan Seni Tari

dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas

peneliti merumuskan masalah antara lain:

1. Bagaimana mendesain Pusat Kebudayaan Sunda dan Seni Tari ini menjadi

tempat yang menarik untuk masyarakat sehingga ingin berkunjung?


2. Apa saja kriteria desain ruang terhadap panggung kesenian sehingga dapat

memberikan kenyamanan pada pengunjung dan pengguna?

3. Bagaimana merancang pola-pola ruang yang dapat memberikan nilai

ruang positif bagi pengunjung?

4. Bagaimana cara menimbulkan rasa cinta terhadap Kebudayaan Sunda dan

Seni Tari kepada pengunjung?

1.5 Tujuan Rancangan

Dalam perancangan ini tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti

diantaranya:

1. Mengembangkan minat dan bakat kreatifitas remaja pada kebudayaan dan

seni tari

2. Memenuhi kebutuhan minat dan bakat pengunjung dalam melestarikan

kebudayaan dan seni tari

3. Mendapatkan hasil rancangan ruang-ruang utama dan pendukung pada

pengunjung

4. Memberikan edukasi akan pentingnya untuk melestarikan kebudayaan lokal

1.6 Kegunaan/Manfaat Rancangan

Dari hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

⮚ Bagi masyarakat umum

Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya melestarikan kebudayaan untuk

menumbuhkan rasa cinta kepada budaya local.


⮚ Bagi Akademis

Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai

tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang arsitektur dan

sosial.

⮚ Bagi penggemar budaya sunda

Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat memberikan suatu msukan

yang positif kepada semua pihak yang terkait, sehingga dapat menambah

pengetahuan tentang budaya sunda.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

Pusat

Kebudayaan

Sunda

Neo Vernakular

Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai

hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa

Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari bahasa latin yakni

colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan.

Pengertian kebudayaan secara umum adalah sesuatu yang akan

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau

gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan

sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Kebudayaan juga bisa diartikan sebagai segala hal yang kompleks,


yang di dalamnya berisikan kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum,

moral, adat istiadat serta keahlian ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh

individu sebagai anggota dalam suatu masyarakat.

Seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan,

ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun

dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan

pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi

penontonnya.

2.1.1 Pengertian Kebudayaan

Beberapa pengertian Kebudayaan dari beberapa sumber literatur,

diantaranya:

● Kebudayaan adalah himpunan keseluruhan dari semua cara

manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat, serta segala

sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota

masayarakat, yang dapat dipelajari, dan dialihkan dari suatu

generasi ke generasi berikutnya (Ensiklopedi Nasional

Indonesia (1990)

● kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi

manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua

pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan

masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia

untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam


hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai

● Menurut Darojat (2015:04) kebudayaan adalah disiplin

ilmu Antropologi; dengan tokohnya killman, diartikan

sebagai filsafah, ideologi, nilai – nilai, anggapan, keyakinan

harapan, sikap, dan norma yang dimiliki bersama dan

mengikat suatu masyarakat

2.1.2 Pengertian Seni Tari

Beberapa pengertian Kebudayaan dari beberapa sumber literatur,

Diantaranya:

● Seni Tari adalah wujud ekspresi pikiran, perasaan,

kehendak, dan pengalaman manusia yang ciri utama

medianya menggunakan unsur utama gerak dilengkapi

unsur-unsur pendukungnya sehingga membentuk struktur

yang disebut dengan tari (Pekerti, 2014, hlm. 7)

● seni tari ialah gerak tubuh manusia yang disusun sedemikian

rupa untuk diselaraskan dengan irama musik, serta memiliki

maksud tertentu (Suryadiningrat dalam (Mulyani, 2015,

hlm. 49))

Dari berbagai sumber maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Pusat

Kebudayaan dan Seni tari adalah wadah yang memberi ruang gerak

guna mewujudakan ekspresi pikiran, perasaan, serta pengalaman

yang diselaraskan dengan kemampuan.


2.1.3 Fungsi Seni

Fungsi seni individual ini menekankan nilai guna dan kemanfaatan

seni terhadap seseorang atau individu, Manusia sebagai individu

terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah

emosi. Maka fungsi individual dibagi menjadi dua, yakni:

● Sarana Upacara

tari jenis ini sebagai sarana upacara banyak macamnya,

seperti untuk upacara keagamaan atau upacara penting

lainya

● Sarana Hiburan

tari jenis ini tujuannya untuk menghibur penonton, biasanya

penonton yang ikut terhibur juga ikut menari karena lagunya

enak dan mengasyikkan. Contoh tari hiburan adalah tari

Tayub dari Jawa Tengah, ini adalah tari hiburan yang

dipertunjukkan sehabis panen. Contoh lainnya ada juga tari

Giring-Giring dari Kalimantan, tari Serampang Duabelas

dari Sumatera dan tari Maengket

● Sarana Penyaluran Terapi

tari jenis ini ditunjukkan untuk yang berkebutuhan khusus

seperti penyandang cacat fisik. Penyalurannya dilakukan

secara langsung dan tidak langsung

● Sarana Pendidikan

tari jenis ini mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar

bersikap dewasa dan terjaga dari pergaulan yang melanggar


norma-norma

● Sarana Pertunjukkan

tari jenis ini dipentaskan atau dipertunjukkan dengan

persiapan yang matang dari segi artistik, koreografi,

interpretasi, konsepsional dan tema yang menarik. Tari

pertunjukkan juga mempunyai peran untuk

mengembangkan pariwisata daerah

2.1.4 Fungsi Pusat Kebudayaan

● adanya pemikiran bahwa pelestarian kebudayaan erat

kaitannya dengan sikap dan mental bangsa ini, terlebih

generasi muda. Untuk bisa mewujudkan pengembangan

kebudayaan itu, maka diperlukan sistem yang

berkesinambungan

● memberikan informasi dan pendidikan seni budaya yang

dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan budi

pekerti baik melalui kegiatan kebudayaan

maka demikian fungsi pusat kebudayaan sunda dan seni tari untuk

mewadahi semua kegiatan pengembangan, promosi, penelitian, dan

pelestarian terhadap kebudayaan Sunda. Pusat Kebudayaan Sunda ini

dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan yang

menggunakan persyaratan standar-standar yang ditentukan.


2.2 TINJAUAN PROYEK SEJENIS

2.2.1 Yurihonjo City Center Jepang

Gambar 2.1
Yurihonjo City Center
(Sumber: Iconic-world.com)

Deskripsi Proyek

Nama : Yurihonjo City Center Jepang

Alamat : Kota Yurihonjo, Akita, bagian utara Jepang dan

menghadap ke laut Jepang

Arsitek : Chiaki Arai Urban and Arch

Yurihonjo City Center merupakan pusat kebudayaan yang

berada di Kota Yurihonjo, Akita, bagian utara Jepang dan

menghadap ke laut Jepang. Bangunan ini dibangun oleh

perusahaan Arsitektur, Chiaki Arai Urban and Arch.

Kota Yurihonjo memiliki masalah yang sangat kompleks, ¼

penduduknya berusia lebih dari 61thn sehingga akan berakibat

pada menurunnya vitalitas kota.


Akibat dari permasalahan tersebut maka, dibangunlah

bangunan Yurihonjo City Center yang bukan hanya bangunan saja

tetapi juga merupakan sebuah system yang akan mengaktifkan

masyarakat untuk mencintai budaya mereka

Fasilitas

Yurihonjo City Center memiliki 3 lantai, yang memiliki

fungsi sebagai theater serbaguna, perpustakaan, dan pusat

komunitas. Adapun ruang lainnya yaitu berisi ruang planetarium,

penilitian, informasi wisata, took – toko dan tempat lain yang

mendorong keterlibatan local.berikut fasilitas Yurihonjo City

Center:

● Multipurpose Center

Multipurpose Center terletak dilantai 1 dengan

kapasitas 11.000 orang, theater ini memiliki bentuk

flat floor, dan normal

Gambar 2.2
Multipurpose Center
(Sumber https://www.e-architect.com )
● Perpustakaan

Perpustakaan berada di lantai 1 dan 2, dilengkapi area

membaca pribadi dan ruang terbuka yang luas

Gambar 2.3
Perpustakaan
(Sumber: https://www.e-architect.com)

● Sirkulasi

Yurihonjo City Center memiliki sirkulasi yang

menggabungkan theater serbaguna, perpustakaan, dan

pusat komunitas.

Gambar 2.4
Sirkulasi
(Sumber https://www.e-architect.com )
Kesimpulan:

Dari penjelasan diatas tentang Yurihonjo City Center dapat diambil

kesimpulan bahwa sebuah pusat kebudayaan harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Penataan massa bangunan dikelompokkan sesuai kebutuhan ruang

yang ingin dicapai

b. Sirkulasi yang baik dan maintenance harus jelas, mengingat

bangunan tersebut adalah bangunan public

c. Interior harus memperhatikan estetika, skala manusia, fungsi guna

ruang, serta pencahayaan yang masuk disetiap ruang

d. Eksterior dibangun secara estetik namun tidak meninggalkan unsur

budaya agar dapat menarik minat pengunjung

e. Terdapat nilai – nilai kebudayaan yang terkandung dalam setiap

interior ruangan maupun eksterior


2. Garry Comer Youth Center

o Deskripsi Poyek

Terletak di lingkungan di sisi selatan Grand Crossing, Chicago,

USA. Tempat ini menyediakan lingkungan yang konstruktif

bagi pemuda daerah untuk menghabiskan setelah jam sekolah

mereka Main Entrance dicapai dari 2 sisi samping bangunan.

Sirkulasi dibedakan antara pengunjung pejalan kaki dengan

pengunjung dengan membawa kendaraan (area parkir). Kedua sisi

pintu masuk menuju ruang utama bangunan yaitu ruang

Gymnasium/Ruang Teater.

Zoning Ruang

Bangunan terdiri dari 3 lantai dengan penzoningan yaitu:

● Bagian utara didedikasikan untuk pengguna publik dan merakit

fasilitas seperti gym, auditorium, ruang rekreasi, dll.


● Bagian selatan didedikasikan untuk siswa yang

menghubungkan bengkel dan ruang kelas.

Pola Tata Ruang

Susunan tata ruang memusat dengan Ruang

Gymnasium/Teater sebagai fungsi utama bangunan ini

Sirkulasi

⮚ Sirkulasi Ruang berpusat di titik tengah yang berfungsi

sebagai Fungsi utama bangunan, yaitu ruang

gymnasium/ruang teater.

⮚ Sirkulasi pada taman atap teratur dengan sistem satu arah.

Struktur Bangunan

Tampak bangunan cenderung simetris dengan material beton

yang dilapisi Panel papan semen yang disusun dalam pola

distribusi dan juga kaca sebagai sebagai pencahayaan alami. Pada

bagian dalam material dinding menggunakan kaca sebagai akses

visual dari program ruang yang berbeda


Program Ruang

Luas bangunan sebesar

● Kegiatan Utama : kegiatan yang berhubungan dengan social,

seni. Yaitu ruang Gymnasium/ruang teather, Ruang Seni &

Kerajinan Tangan, Ruang latihan

● Kegiatan Pendukung : Studio Rekaman, Taman Atap, Lab

Komputer, Ruang belajar, Ruang Kelas, Ruang Pameran,

Kantor, Ruang Komunal.

● Kegiatan Pelayanan : Kafetaria, Parkir, Ruang Servive, Toko

Desain Kostum.

Kualitas Ruang

● Sistem Penghawaan dan Pencahayaan: alami (Skylight,jendela)

dan buatan (untuk kegiatan malam hari). Skylight

menyuguhkan pemandangan dari atap untuk

● Kualitas gerak sirkulasi dengan variasi ketinggian lantai

● Kualitas visual :

● Menara jala setinggi 80 kaki diatasi oleh tanda LED

mengumumkan program dan acara, berfungsi sebagai

penanda visual bagi masyarakat.

● Dinding menggunakan material kaca sehingga

memudahkan penglihatan pada kegiatan di program ruang

yang berbeda
Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

H
FAKTA ARAPAN
Tingginya minat Dapat memenuhi
masyarakat berbanding terbalik semua kebutuhan dan
dengan minimnya Sarana keinginan pengunjung akan
Prsarana di Kota Bandung pusat kebudayaan dan seni
Minimnya bangunan tari
pusat kebudayaan dan seni tari Dapat mewujudkan
dengan fasilitas yang memadai kebutuhan elemen pengunjung
dan lengkap yang berpotensi dalam prestasi

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang pusat kebudayaan dan seni tari dengan standart nasional

MANFAAT

Pusat Kebudayaan dan Seni Tari sebagai


sarana edukasi maupun rekreasi
TUJUAN
Merancang Pusat Kebudayaan
dan Seni Tari di kota Bandung
dengan standart nasional

PERANCANGAN

BAB III

METODE PERANCANGAN
TAPAK, FUNSI, RUANG, AKTIFITAS PENGGUNA, STRUKTUR, UTILITAS

KONSEP

3.1 LOKASI PROYEK

Site yang dipilih berada di Jalan Cipadung Kidul Panyileukan,


KAJIAN PUSTAKA, TEMA, DAN INTEGRASI

SUMBER DATA

1. Survei

ANALISIS TEKNIK PENCARIAN


Bandung. Lokasi
Observasi
ini berada pada Dokumentasi

jalan raya utama yang dan sesuai dengan kriteria

pemilihan lokasi
Dengan pemilihan tapak di Kota Bandung diharapkan mampu menjadikan

Pusat Kebudayaan Sunda dan Seni Tari ini.

Data lokasi site terkait peraturan pemerintah sebagai berikut :

1. Zona :

2. Luas lahan : 15.000 m2

3. Peraturan

⮚ KDB : 35%

⮚ KLB: 6

⮚ KDH: 40%

3.2 TEMA PERANCANGAN

Tema mewakili pikiran utama dalam sebuah perancangan untuk kearah

bagaimana bangunan akan dibangun. Tema yang digunakan berdasarkan

permasalahan yang ada disekitar site, dalam perancangan pusat kebudayaan dan

seni tari ini, perancangan menggunakan tema budaya dengan pendekatan

Arsitektur Neo Vernakular, yaitu merupakan arsitektur yang konsepnya pada

prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran

serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara

bangunan, alam, dan lingkungan. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan

suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat

walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan

logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari

vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern


3.3 METODE PERANCANGAN

3.3.1 Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007) mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata

tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi

dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu ke dalam variable atau

hipotesis tapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Anda mungkin juga menyukai