Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
Dosen Pengampu :

Oleh :
Ni'matu Rafiqoh 2419051
Shofiatun Nisa 2419071
Ina Fitrotul Fikroh 2419083

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKAONGAN
2021

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Pekalongan, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Peran guru sebagai pembimbing, pengarah, dan pendamping AUD.......................3
B. Membaca dan menggali multi potensi AUD..........................................................4
C. Memaksimalkan potensi AUD...............................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan suatu sistem yang dibentuk oleh sub sistem
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sub-sub sistem tersebut saling
berinterelasi satu dengan yang lainnya, jika satu sub sistem bermasalah maka
akan mempengaruhi sub sistem yang lainnya dan pembelajaran pun tidak akan
berjalan dengan baik. Untuk menjadikan pembelajaran berkualitas maka guru
dihadapkan pada tantangan bagaimana mengelola sub-sub sistem tersebut agar
saling mendukung dan pada akhirnya dapat memfasilitasi pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak dan anak pun menjadi suka belajar.
Kurikulum paud menjadi pedoman dalam perencanaan pembelajaran
baik yang berkenaan dengan upaya pembinaan, pembimbingan, dan
pengasuhan anak usia dini. Guru menjabarkan kurikulum ke dalam
program-program operasional yang menggambarkan upaya menstimulasi
anak untuk mewujudkan capaian-capaian pembelajaran anak usia dini. Di
dalam implementasinya selain dipedomani oleh kurikulum, pembelajaran
juga dipengaruhi oleh banyak faktor, misalkan suasana kelas,
profesionalisme guru, sarana, sosial budaya masyarakat, dan waktu.
Seiring dengan lahirnya kurikulum nasional 2013 PAUD, maka
diharapkan akan menuntun guru untuk meningkatkan profesionalismenya
melalui upaya memperluas wawasan, memperbaiki pola pikir, dan
mendalami kajian-kajian ke-PAUD-an yang akhirnya akan bermuara pada
pengembangan kurikulum dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja muatan kurikulum PAUD?
2. Bagaimana Kompetensi Inti Kurikulum PAUD?
3. Bagaimana Kompetensi Dasar Kurikulum PAUD?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang muatan kurikulum PAUD
2. Untuk mengetahui tentang Kompetensi Inti Kurikulum PAUD
3. Untuk mengetahui tentang Kompetensi Dasar Kurikulum PAUD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Muatan kurikulum dalam perencanaan sistem pembelajaran PAUD


Dalam dunia pendidikan, kurikulum berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya
(Sanjaya, 2013: 3). Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya sejalan dengan
rumusan kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2013:8).
Implementasi kurikulum seharusnya dapat mewujudkan visi, misi, dan
tujuan pendidikan nasional secara bertahap. Oleh karena itu, setiap perubahan
kurikulum harus memperhatikan kondisi-kondisi yang dialami dalam
implementasi kurikulum sebelumnya (Mulyasa, 2013: 35). Kurikulum dalam
PAUD, terdiri dari semua kegiatan dan pengalaman yang diikuti anak usia dini
dalam pengasuhan. Lingkupan perkembangan tersebut meliputi perkembangan
fisik motorik, sosial emosional, kognitif, nilai moral agama dan seni (Morrisson,
2012: 207).1
PAUD merupakan pendidikan yang fundamental, karena perkembangan
anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna
yang diberikan sejak usia dini. Kurikulum merupakan bagian yang vital dalam
pendidikan, karena mampu memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan,
guna mencapai tujuan pendidikan.2 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,
bertujuan untuk mendorong perkembangan peserta didik secara optimal. Sehingga
memberi dasar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki kemampuan

1
Laelatul Istiqomah, Dinamika Perubahan Kurikulum: Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013
Paud, Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1, 2016, Hal. 40-
42
2
Musayyadah, dkk, Implementasi dan Problematika Pemberlakuan Kurikulum 2013 PAUD
Terhadap Pembelajaran PAUD, Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 02, No. 01,
2021, Hal. 101-102

3
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.3
Kurikulum haruslah dirancang dan direncanakan dengan baik dan
menyesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Karakteristik kurikulum PAUD
di Indonesia di antaranya sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan perkembangan anak, untuk mengetahui apakah dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam
pemberian rangsangan pendidikan, serta memberikan kebebasan pada anak
untuk mengembangkan gagasan dan bereksplorasi
3. Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak
4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran, hal ini guna
mendorong keberhasilan anak
5. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, sesuai dengan
karakteristik daerah. Kemudian diimplementasikan secara kontekstual
untuk merespon kebutuhan daerah dan anak di masa kini dan masa yang
akan datang. Kurikulum PAUD akan memberikan pengalaman belajar
yang berarti, menarik, dan bermutu tinggi apabila terimplementasi dengan
baik.4
Pembelajaran yang digunakan pendidikan anak usia dini dalam
Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014, juga mengemukakan beberapa
karakteristik yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Belajar melalui bermain, Berorientasi pada perkembangan anak, Berorientasi pada
kebutuhan anak, Berpusat pada anak, Pembelajaran aktif, Berorientasi pada nilai-
nilai karakter, Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup, Didukung oleh

3
Laelatul Istiqomah, Dinamika Perubahan Kurikulum: Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013
Paud, Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1, 2016, Hal. 45
4
Musayyadah, dkk, Implementasi dan Problematika Pemberlakuan Kurikulum 2013 PAUD
Terhadap Pembelajaran PAUD, Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 02, No. 01,
2021, Hal. 101-103

4
lingkungan yang kondusif, Berorientasi pada pembelajaran yang kondusif, serta
Memanfaatkan media belajar.5
Salah satu hal yang menjadi kekhasan kurikulum PAUD adalah
pembelajaran yang berdasar pada prinsip bermain. Dalam landasan filosofis,
pengembangan kurikulum PAUD dikatakan bahwa pembelajaran dan kegiatan
yang dikembangkan harus didasarkan pada prinsip bermain. Landasan filosofis ini
penting untuk dicermati, karena landasan inilah yang memberi arah tujuan
pendidikan anak usia dini, menunjukkan nilai dasar yang dianut, dan memberi
pedoman strategi pencapaian tujuan (Sanjaya, 2008).6
Berikut ini merupakan muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
yang berisi program-program pengembangan yang terdiri dari:
1. Program pengembangan nilai agama dan moral, yang mencakup
perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik, yang
bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan
bermasyarakat
2. Program pengembangan fisik-motorik, yang mencakup perwujudan
suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik
3. Program pengembangan kognitif, yang mencakup perwujudan suasana
untuk berkembangnya kematangan proses berpikir
4. Program pengembangan bahasa, yang mencakup perwujudan suasana
untuk berkembangnya kematangan bahasa
5. Program pengembangan sosial-emosional, yang mencakup perwujudan
suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial
serta kematangan emosi
6. Program pengembangan seni, yang mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni7

5
Lusi Marlisa, Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Telaah dalam Permendikbud 146
Tahun 2014) Terhadap Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Tumbuh kembang: Kajian
Teori dan Pembelajaran PAUD, Volume 6, Nomor 2, 2019, Hal. 137
6
Maria Melita Rahardjo, Menciptakan High Level Of Play dalam Rencana Pembelajaran Anak
Usia Dini, Scholaria Vol. 6, No. 3, 2016, Hal. 208
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini Nomer 146 Tahun 2014, Hal. 5

5
Program pengembangan tersebut merupakan suatu perwujudan suasana
belajar untuk berkembangnya perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa,
sosial emosional, dan bahasa melalui kegiatan bermain. Sedangkan suasana
belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat mendorong minat anak
untuk belajar.
B. Kompetensi inti dalam perencanaan sistem pembelajaran PAUD
1. Pengertian Kompetensi Inti
Kompetensi inti menjadi salah satu bahasan yang dipakai dalam
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kompetensi inti memiliki kedudukan yang
sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada kurikulum KTSP 2006.
Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam pendidikan yang tidak dimiliki
oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kompetensi inti dapat diartikan sebagai
kualitas yang harus dicapai seorang siswa melalui proses pembelajaran secara
aktif. Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus dimiliki
seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.Standar Kompetensi lulusan
tersebut meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Sehubungan dengan hal tersebut, peserta didik diharapkan mampu
memiliki gambaran dalam tiga aspek. Pada aspek sikap, peserta didik diharapkan
memiliki sopan santun dalam bersikap dengan sesama. Aspek pengetahuan,
peserta didik harus mampu memahami berbagai informasi yang diterima. Pada
aspek ketrampilan peserta didik diharapkan mampu menyalurkan berbagai
kreatifitasnya untuk menciptakan hal-hal baru.
Kompetensi inti dijadikan batas kemampuan yang harus dilakukan dan
dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat pembelajaran. Untukmempermudah
operasionalnya, kompetensi inti pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama,
sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk
peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang berkaitan

6
dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.8
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kompetensi inti terdiri dari
empat aspek yang tersusun dalam rumusan sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti ketrampilan
2. Macam-Macam Kompetensi Inti
Secara operasional ranah sikap pada kompetensi inti kurikulum 2013
dibagi menjadi dua yaitu sikap spiritual dan sikap sosial. Kemudian disusul
dengan kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan. Keempatnya
dinotasikan dengan sebutan KI (kompetensi inti).
a. Sikap Spitual (KI-1)
Sikap spiritual bersesuaian dengan kekuatan karakter transendensi.
Kekuatan karakter transendensi merupakan kekuatan yang
menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan
memberi makna pada kehidupan.Sikap spiritual menjadi kompetensi yang
pertama daripada kompetensi lainnya. Sehingga pembelajarannya pun
harus terus menerus untuk dijadikan sebuah pembiasaan bahkan
diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Sikap spiritual tersebut
sangat berkaitan dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa dengan cara menghormati, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama yang dianut. Sehingga, penekanan pada penilaian sikap spiritual
kurikulum 2013 ini diantaranya seperti rajin beribadah, berperilaku
syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam
beribadah, mengucapkan salam.9
b. Sikap Sosial (KI-2)

8
Mulyasa,Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,(Bandung: Remaja
Rosdakarya,2015),cet.VI,hal.119
9
Irma Kurniasih & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum...,hal.65-66

7
Istilah sosial secara realita sangat erat hubungannya dengan orang
lain. Sikap sosial merupakan salah satu perilaku yang digunakan ketika
seseorang sedang bersosial dengan orang lain ataupun sekelompok orang.
Peterson dan Seligman yang dikutip oleh Wiguna menyatakan bahwa
sikap sosial merupakan sikap seseorang yang berkenaan antara dirinya
dengan orang lain atau masyarakat dengan tujuan untuk menjaga
hubungan baik seseorang dengan orang lain sehingga dapat hidup
berdampingan dengan baik dan saling memberikan manfaat.
Untuk mempertajam status sikap sosial dalam kompetensi inti di
kurikulum 2013 ini, kita teringat warisan filosofis edukatif bapak
Pendidikan kita (KI Hajar Dewantoro) yakni “Ing Ngarso Sung Tulodho,
Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya, apabila berada
di depan pendidik harus mampu memberi teladan, apabila berada di tengah
harus mampu memberikan dan menumbuhkan semangat, sedangkan
apabila di belakang harus mampu memberikan dorongan secara moral
dalam memperoleh peluang untuk berkarya.24 Hal diatas diperluas dengan
sikap sosial yang senada yang mana ditekankan pada kurikulum 2013,
diantaranya jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong,
santun, dan percaya diri. 10
c. Pengetahuan (KI-3)
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan. Pengetahuan bisa
diperoleh melalui pendidikan pengalaman, intusi, logika, wahyu, atau
kegiatan mencoba-coba (trial dan error). Pengetahuan yang dibahas dalam
kajian kali ini yakni pengetahuan yang mengarah pada pemahaman siswa
dalam proses pembelajaran. Ketika manusia sudah mulai mampu untuk
mengembangkan apa yang ada dalam pikirannya, disaat itulah manusia
akan mampu mengembangkan pengetahuannya. Dengan adanya
pengetahuan, maka akan mampu membuat manusia mengatasi berbagai

10
Djoko Santoso Moeljono,More About Beyond Leadership-12 Konsep Kepemimpinan,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo,2008),hal 92

8
permasalahan yang hadir dalam hidupnya. Pemahaman yang tinggi akan
membuat manusia menemukan kebenaran-kebenaran yang baru. Artinya,di
dalam hidupnya manusia mempunyai tujuan yang lebih dari hanya sekedar
hidup. Tujuan inilah yang membuat manusia akan terus mengembangkan
pengetahuannya yang mana pengetahuan akan menjadikan manusia sebaga
makhluk yang istimewa. Sebagaimana yang telah dicetuskan dalam
kurikulum 2013, siswa tidak hanya mampu teori, akan tetapi diharapkan
mampu dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik terhadap empat dimensi pengetahuan yang meliputi pengetahuan
faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, serta
pengetahuan metakognitif melalui kecakapan berfikir tingkat rendah
sampai yang tertinggi.
d. Kompetensi Ketrampilan (KI-4)
Istilah keterampilan sering menjadi perdebatan sebagian orang.
Mereka berasumsi bahwa keterampilan itu hanya sebatas bakat dari fisik
atau gerak (motorik) seseorang.
Sehubungan dengan kompetensi ketrampilan yang diharapkan
dalam Kurikulum 2013 yaitu keterampilan untuk mengembangkan dan
mengeksplorasikan pengetahuannya. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang luas belum tentu mempunyai keterampilan luas dan
begitu pula sebaliknya. Inilah yang mejadi alasan mengapa dalam
Kurikulum 2013 selain aspek pengetahuan, aspek keterampilan juga perlu
diunggulkan.
Adapun tahapan-tahapan dalam mengukur ketrampilan peserta
didik diantaranya diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.Dalam kurikulum 2013,
keenam tahapan tersebut biasa disebut dengan pendekatan scientific atau
disingkat dengan 5M. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik bahwa dalam memahami berbagai materi
itu bisa berasal dari mana saja, kapan saja, sehingga tidak harus

9
bergantung pada informasi satu arah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan yaitu dapat mendorong dan memfasilitasi
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi
da tidak hanya sekedar diberi tahu oleh gurunya.
Dalam revisi teori Bloom juga dijelaskan bahwa tingkatan
penguasaan ketrampilan seseorang dibagi menjadi tujuh kategori,
diantaranya:11
1) Mempersepsikan, yaitu ketrampilan menggunakan berbagai isyarat sensor
untuk melakukan aktivitas motorik seperti ketrampilan menerjemahkan
isyarat indra. Kata kunci yang bisa digunakan ialah memilih,
menggambarkan, mendeteksi, membedakan mengidentifikasi, mengisolasi,
dan menghubungkan.
2) Menyiapkan, maksudnya meningkatkan kesiapan fisik, mental, dan
emosional untuk melakukan suatu tindakan, kata kuncinya: memulai,
menyajikan, menerangkan, bergerak, menghasilkan, berkreasi, dan
menyatakan.
3) Menanggapi respon. Tahap awal dalam ketrampilan belajar yang kompleks
adalah ketrampilan meniru dan trial and eror. Ketepatannya ditentukan
oleh latihan. Kata kunci yang digunakan adalah meng-copy, mengikuti
jejak, memperbanyak, merespon, dan bereaksi.
4) Mekanis, merupakan tahap peralihan dalam belajar melalui pengembangan
kebiasaan dan melakukan gerakan yang didukung dengan keyakinan dan
rasa percaya diri. Kata kunci yang digunakan merakit, mengkalibarasi,
membangun konstruksi, membongkar, menampilkan,mengikat,
memperbaiki, memanaskan, memanipulasi, mengukur, mencampur,
mengorganisasikan, membuat sketsa.
5) Mengembangkan respon yang komplelks. Ketrampilan dalam hal ini
direfleksikan dalam gerak yang kompleks. Kemahiran ditunjukkan dengan

11
Muhammad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran Modern: Konsep Dasar, Inovasi, dan
Teori Pembelajaran,(Yogyakarta: Garudhawaca,2017),hal.68-70

10
kinerja yang cepat, akurat, sangat terkoordinasi, dan menggunakan energi
minimal. Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa ada keraguan.
6) Adaptasi, ketrampilan yang dikembangkan dengan baik secar individu
dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai persyaratan khusu. Kata kunci
yang digunakan menyesuaikan, mengubah, menata kemali,
mereorganisasi, merevisi, memvariasikan.
7) Orisionalitas, membuat gerakan baru sehingga sesuai dengan keadaan
tertentu. Pembelajaran lebih menenkankan pada pengembangan kreatifitas
yang berlandaskan ketrampilan tinggi. Kata kunci yang digunakan,
menyusun, membangun, menggabungkan, mengarang, mengkonstruksi,
menciptakan, mendesain, memulai, dan membuat.
C. Kompetensi dasar dalam perencanaan sistem pembelajaran PAUD
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran tema
pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik,
kemampuan awal anak.
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut:12
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual(KD-1) dalam rangka menjabarkan
KI-1
2. Kompetensi Dasar sikap sosial(KD-2) dalam rangka menjabarkan KI-2
3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka menjabarkan
KI-3
4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka menjabarkan KI-
4.
Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti adalah
sebagai berikut:13

12
Tim Penulis, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat,
2015), hlm. 11.
13
Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD, hlm. 6-9.

11
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-1. Menerima ajaran 1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui
agama yang dianutnya ciptaan-Nya
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada
Tuhan
KI-2. Memiliki perilaku 2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan
hidup sehat, rasa ingin hidup sehat
tahu, kreatif dan estetis, 2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan
percaya diri, disiplin, sikap ingin tahu
mandiri, peduli, mampu 2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan
menghargai dan toleran sikap kreatif
kepada orang lain, 2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan
mampu menyesuaikan sikap estetis
diri, jujur, rendah hati 2.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan
dan santun dalam sikap percaya diri
berinteraksi dengan 2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan
keluarga, pendidik dan sikap taat terhadap aturan sehari-hari
teman untuk melatih kedisiplinan
2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap sabar (mau menunggu giliran, mau
mendengar ketika orang lain berbicara)
untuk melatih kedisiplinan
2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan
Kemandirian
2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap peduli dan mau membantu jika
diminta bantuannya
2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap menghargai dan toleran kepada
orang lain
2.11.Memiliki perilaku yang dapat
menyesuaikan diri
2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap tanggungjawab
2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap jujur
2.14. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap rendah hati dan santun kepada
orang tua, pendidik dan teman.
KI-3. Mengenali diri, 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
keluarga, teman, 3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan
pendidik, lingkungan akhlak mulia
sekitar, agama, 1.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan

12
teknologi, seni, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
budaya di rumah, tempat kasar dan motorik halus
bermain dan satuan 3.4. Mengetahui cara hidup sehat
PAUDdengan cara:
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah
mengamati dengan sehari-hari dan berperilaku kreatif
indera (melihat,
3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya
mendengar, menghidu, (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,
merasa, meraba); suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
menanya; lainnya)
mengumpulkan 3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga,
informasi; menalar; dan teman, tempat tinggal, tempat ibadah,
mengkomunikasi-kan budaya, transportasi)
melalui kegiatan
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan,
bermain tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
3.9. Mengenal teknologi sederhana
(peralatan
rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak
dan membaca)
3.11.Memahami bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui
Bermain
3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan
minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas
Seni
KI-4. Menunjukkan yang 1.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-
diketahui, dirasakan, hari dengan tuntunan orang dewasa
dibutuhkan, dan 1.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai
dipikirkan melalui cerminan akhlak mulia
bahasa, musik, gerakan, 1.3. Menggunakan anggota tubuh untuk
dan karya secara pengembangan motorik kasar dan halus
produktif dan kreatif, 1.4. Mampu menolong diri sendiri untuk
serta mencerminkan hidup sehat
perilaku anak berakhlak 1.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari
mulia secara kreatif
1.6. Menyampaikan tentang apa dan
bagaimana benda-benda disekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui

13
berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karya yang
berhubungan dengan lingkungan sosial
(keluarga, teman, tempat tinggal, tempat
ibadah, budaya, transportasi) dalam
bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan
gerak tubuh
4.8. Menyajikan berbagai karya yang
berhubungan dengan lingkungan alam
(hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll) dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
4.9. Menggunakan teknologi sederhana untuk
menyelesaikan tugas dan kegiatannya
(peralatan rumah tangga, peralatan
bermain, peralatan pertukangan, dll)
4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa
reseptif (menyimak dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan
awal dalam berbagai bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara
wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan
dan minat diri dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni
dengan menggunakan berbagai media

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang terdiri
dari.
1. Program pengembangan nilai agama dan moral.
2. Program pengembangan fisik motorik.
3. Program pengembangan kognitif.
4. Program pengembangan bahasa.
5. Program pengembangan sosial-emosional.
6. Program pengembangan seni.
Secara terstruktur kompetensi inti mencakup:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar sikap spiritual(KD-1) dalam rangka menjabarkan
KI-1
2) Kompetensi Dasar sikap sosial(KD-2) dalam rangka menjabarkan KI-
2
3) Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka menjabarkan
KI-3
4) Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka menjabarkan
KI-4.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Muhammad. 2017. Belajar dan Pembelajaran Modern: Konsep


Dasar, Inovasi, dan Teori Pembelajaran. Yogyakarta: Garudhawaca.
Istiqomah, Laelatul. 2016. Dinamika Perubahan Kurikulum: Kebijakan
Perubahan Kurikulum 2013 Paud. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini. Vol. 1. No. 1.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini Nomer 146 Tahun 2014.
Kurniasih, Irma & Berlin Sani. Implementasi Kurikulum.
Marlisa, Lusi. 2019. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Telaah dalam
Permendikbud 146 Tahun 2014) Terhadap Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini. Jurnal Tumbuh kembang: Kajian Teori dan Pembelajaran
PAUD. Volume 6. Nomor 2.
Moeljono, Djoko Santoso. 2008. More About Beyond Leadership-12 Konsep
Kepemimpinan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Mulyasa. 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2015.
Musayyadah, dkk. 2021. Implementasi dan Problematika Pemberlakuan
Kurikulum 2013 PAUD Terhadap Pembelajaran PAUD. Kiddo: Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Vol. 02. No. 01.
Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD.
Rahardjo, Maria Melita. 2016. Menciptakan High Level Of Play dalam Rencana
Pembelajaran Anak Usia Dini. Scholaria Vol. 6. No. 3.
Tim Penulis. 2015. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat.

16

Anda mungkin juga menyukai