PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi
terhadap biji kedelai menggunakan jenis kapang Rhizopus oligosporus yang
dikenal sebagai ragi tempe. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis
senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa – senyawa sederhana yang mudah
dicerna oleh manusia. Tempe yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B
dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat,
seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah
penyakit degeneratif. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan
miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang
memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat
tempe memiliki rasa dan aroma khas.
Masyarakat Indonesia cenderung memliiki kebiasaan suka mengkonsumsi
makanan ringan (snack) yang berasa asin, gurih serta bertekstur renyah seperti
halnya keripik, rempeyek dan lain sebagainya. Produk makanan ringan di
Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Salah satunya produk makanan
yang digemari masyarakat adalah kerupuk.
Kerupuk adalah makanan ringan yang sudah sangat populer di Indonesia.
Kerupuk pada umumnya dikonsumsi sebagai makanan pelengkap atau sebagai
cemilan. Pada dasarnya kerupuk banyak digemari oleh semua lapisan manusia
dikalangan anak-anak, remaja bahkan dewasa pun menyukai kudapan tersebut.
Banyak sekali jenis-jenis kerupuk dipasaran yang dijual. Bahkan kerupuk juga
bisa dikategorikan sebagai makanan ciri khas dari suatu daerah contohnya
kerupuk kemplang dari Sumatera Selatan.
Tempe memilik potensi untuk diolah menjadi makanan kerupuk tempe
karena rasanya gurih, renyah dan rasanya enak. Pembuatan kerupuk tempe dapat
dijadikan sebagai peluang usaha baru yang memliki prospek yang baik karena
dilihat dari potensi bahan baku dan fenomena masyarakat yang menyukai tempe
dan sering mengonsumsi tempe tersebut. Dalam membuka sebuah industri
kerupuk tempe tentunya harus mempertimbangkan aspek bahan baku. Dari segi
potensi bahan baku khususnya tempe banyak sekali yang menjual dan
mempoduksi olahan kacang kedelai menjadi tempe dari berbasis ukm sampai
industri. Khususnya daerah Tangsel, komoditas pengrajin tempe banyak sekali
dijumpai, hal tersebut bisa di siasati untuk memperoleh bahan baku dari pengrajin
tempe tersebut untuk dibuat olahannya menjadi kerupuk tempe.
B. Ruang Lingkup
Produk yang dibuat berupa makanan ringan kerupuk yang terbuat dari
tempe. Kerupuk tempe ini menggunakan bahan-bahan alami yang dikemas dalam
kemasan PP dengan berat bersih (netto) 100 gram. Dalam proses pembuatannya
tidak ditambahkan zat pengawet sintetis sehingga kerupuk tempe memiliki
citarasa yang alamiah. Serta untuk aspek yang akan dikaji mengenai aspek pasar,
aspek teknis, aspek keuangan, aspek yuridis dan lain sebagainya.
C. Tujuan
1. Menciptakan industri kerupuk tempe yang unggul, berkompeten dan
bisa bersaing di pasaran
2. Mengembangkan industri yang layak secara ekonomi, finansial,
teknologi, lingkungan dan sosial.
BAB II
KONSEP PRODUK
A. Karakteristik Produk
Kerupuk Tempe adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung
tapioka dicampur bahan perasa seperti tempe. Kerupuk dibuat dengan mengukus
adonan sampai matang, kemudian dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari atau menggunakan alat pengeringan sampai kering dan digoreng dengan
minyak goreng yang banyak. Dalam hal ini, karakteristik dari produk kerupuk
tempe sangat mempengaruhi terhadap kualitas baku mutu pengolahan kerupuk
tempe meliputi jenis pati, tekstur, daya kembang, jenis bahan pengisinyadan kadar
air. Masing-masing dari karakteristik tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
meliputi diantaranya bertekstur yang garing dan renyah, rasa yang gurih, dan
berwarna putih kecokelatan. Adapun syarat mutu kerupuk tempe yang digunakan
sebagai acuan yaitu syarat mutu kerupuk ikan (SNI 01-2713-1999).
B. Kemasan
Kerupuk Tempe dikemas dalam kemasan standing pouch zipper yang
terbuat dari plastic jenis PP dengan berat tiap kemasan 100 gram. Pada plastic
kemasan dilengkapi dengan nama produk, keterangan tempat produksi, serta
tanggal produksi dan kadaluwarsa.
A. Potensi Pasar
Permintaan kerupuk tempe yang berasal dari konsumen yang gemar akan
kudapan tersebut. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah
konsumsi kerupuk tempe. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah
konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh
masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas,
2013). Penduduk wilayah perkotaan lebih banyak mengonsumsi kerupuk
dibandingkan penduduk wilayah pedesaan. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan lebih besar
dibandingkan pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan.
Jumlah konsumsi kerupuk diwilayah perkotaan yang lebih tinggi
dibandingkan pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk dikota yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk
yang sehari-harinya bekerja dikota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan.
Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini sering diabaikan oleh
penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan yang lebih pokok.
Kerupuk tempe dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada
musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada musim
hujan karena produksinya menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi,
hambatan proses pengeringan pada musim hujan dapat teratasi sehingga pada
musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan sebanyak pada musim
kemarau.
Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan
kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar
untuk produk kerupuk tempe ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk
inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna serta bentuk yang
lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen
semakin mempunyai banyak pilihan.
Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk tempe adalah
segmentasi pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari
masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat pengahasilan tinggi.
Kerupuk tempe harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk tempe akan
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya
hidup masyarakat yang menjadikan kerupuk tempe sebagai makanan pelengkap
sehari-hari.
B. Strategi Pemasaran
Produk
Produk yang ditawarkan berupa kerupuk tempe yang sehat, bergizi dan
murah dengan proses produksinya yang memenuhi standar nasional dengan bahan
baku yang segar dan alat yang higien sehingga dalam pengolahanya dapat
terjamin kandungannya yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut produk lengkap dari
kerupuk tempe :
Jenis Produk : Makanan ringan yang siap santap
Bahan Dasar : Tempe
Merk : Kerupuk Tempe Ogut!
Spesifik Produk
Kemasan : Plastik jenis PP standing pouch zipper
Harga : Rp 8.000
Manfaat : Cocok sebagai cemilan atau makanan pendamping
Harga
Harga jual produk kerupuk tempe akan disesuaikan dengan besar biaya
produksi yang dikeluarkan, besar keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan
dan mempertimbangkan harga dengan kompetitor. Sehingga patokan harga untuk
kerupuk tempe dalam kemasan 100 gram yaitu Rp 8000/pcs.
Tempat
Produk Kerupuk tempe yang mempunyai pasar untuk para mencinta
makanan ringan sebagai cemilan (snack). Pada tahap awal (opening) membuka
outlet yang berfokus pada kawasan Tangerang Raya. Lokasi pemasaran berada di
Gerai lengkong yang berupa pusat oleh - oleh khas Kota Tangerang Selatan.
Selain itu untuk mencapai target pemasaran maka akan dilakukan promosi melalui
media digital berupa promosi menggunakan pamflet, banner yang di sekitar
daerah wisata di Kota Tangerang Selatan.
Promosi
Pemasaran kerupuk tempe bisa dilakukan dengan racikan kerupuk yang
enak dan nikmat. Dengan pembentukan brand image produk kerupuk tempe yang
menonjolkan keunggulan dan manfaat dari produk ini. Kegiatan promosi bisa
dilakukan secara offline yang berada di outlet Gerai Lengkong sebagai pusat oleh
- oleh Khas Kota Tangerang Selatan yang dekat dengan daerah wisata. Selain itu
bisa dilakukan secara online melalui iklan di social media (Instagram, Whatsapp
dan lain sebagainya) serta meyediakan outlet secara online melalui social media
(Shopee, Lazada, Tokopedia dan lain sebagainya).
BAB IV
ASPEK TEKNIS TEKNOLOGIS
C. Proses Produksi
Proses produksi kerupuk tempe berdasarkan tahap proses yang dilakukan
berupa asumsi. Bagan alir proses produksi kerupuk tempe dapat dilihat pada
Gambar 1. Adapun rincian setiap proses produksi adalah sebagai berikut :
Tempe
Air Penggilingan
Bawang putih
Terasi udang
Bubur Tempe
Air panas
Tepung gaplek
Tepung tapioka
Garam Pengadonan Bumbu halus
Siklamat
Penyedap rasa
Pencetakan
Pemotongan
Kerupuk mentah
Minyak goreng Penggorengan
Penirisan
Pengemasan
Kerupuk Tempe
1. Penggilingan
menjadi bumbu halus dan menghaluskan tempe dengan penambahan air menjadi
2. Pengadonan
tepung tapioka, garam, gula pasir, penyedap rasa dan bumbu halus serta
penambahan air panas yang dilakukan sedikit demi sedikit selama proses
3. Pencetakan
Pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin cetak kerupuk
4. Pengukusan
selama 40 menit.
5. Penurunan suhu
6. Pemotongan
7. Pengeringan
700C selama tujuh jam. Hasil dari proses ini disebut kerupuk mentah.
8. Penggorengan
9. Penirisan
menyediakan area untuk meletakan kerupuk yang baru matang sehingga minyak
10. Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan mesin pengemas continous
sealer dan dikemas dalam Plastik jenis PP standing pouch zipper dengan berat
2. Mesin Adon
Fungsi : Mengaduk campuran bahan menjadi adonan
Kapasitas : 15-20 kg/proses atau 60-100 kg/jam
Daya : 370 Watt
Dimensi : 0,8 m x 0,4 m x 0,95 m
Jumlah : 1 unit
Gambar 3. Mesin Adonan
Sumber : Bukalapak.com, 2020
3. Mesin Pencetak
Fungsi : Mencetak adonan kerupuk menjadi lontongan
Kapasitas Tabung : 50 kg
Kapasitas : 200 – 250 kg /jam
Daya : 200 Watt
Dimensi : 150 x 80 x 150 cm
Jumlah : 1 Unit
4. Mesin Steamer
Fungsi : Mengukus cetakan kerupuk lontongan
Kapasitas : 200 kg
Dimensi : 1,25 m × 0,8 m × 2,1 m
Bahan : Stainless steel
Bahan Bakar : LPG
Jumlah : 1 unit
5. Mesin Pemotong
Fungsi : Memotong kerupuk lontongan
Kapasitas : 100 kg
Daya : 250 Watt
Dimensi : 50 x 50 x 80 cm
Jumlah : 1 unit
6. Mesin Pengering
Fungsi : Mengeringkan kerupuk mentah
Kapasitas : 20 rak setara 100 kg
Dimensi : 1,05 m × 0,85 m × 1,65 m
Sumber panas : LPG
Listrik blower : 150 Watt
Jumlah : 1 unit
Gambar 9. Panci
Sumber : blibli.com, 2020
13. Palet
Fungsi : Sebagai alas penyimpanan bahan baku dan produk jadi
Tipe : N4-1210XL-Grille Deck Surface Non-Reversible
Dimensi : 1,2 m × 1 m × 0,12 m
Material : HDPE/PPC
Kapasitas : Statis = 3.000 kg, Dinamis = 1.000 kg
Jumlah : 3 buah
15. Wajan
Fungsi : Menggoreng Kerupuk
Diameter : 90 cm
Bahan : Baja
Jumlah : 2 buah
Ukuran Luas
No. Penggunaan
p (m) × l (m) (m2)
1. Gudang bahan baku 5×4 20
Ruang produksi
a. Area penimbangan 3×3 9
b. Area pembuatan adonan kerupuk 6×3 18
2. c. Area pemotongan 4×2 8
d. Area pengeringan 5×2 10
e. Area penggorengan 4×3 12
f. Area pengemasan 3×3 9
3. Ruang penurunan suhu (H) 2 ×1 2
4. Gudang produk jadi 3×2 6
5. Gudang kemasan 3×1 3
6. Toilet 1×2 2
7. Wastafel dan bak pencuci kaki 2×1+1×2 4
8. Ruang kantor 4×4 16
9. Area instalasi gas LPG 3×1 3
10. Ruang istirahat karyawan 3×2 6
11. Area parkir motor dan mobil 7×2+5×4 34
12. Area bongkar muat 3×4×2 24
13. Musholla 2×3 6
14. Area wudhu 2×1 2
15. Area pengolahan limbah 2×1 2
Pos satpam
a. Ruang jaga 2,5 × 2 5
16.
b. Toilet 1×2 2
c. Pantry 1×2 2
Total 205
Analisis Keterkaitan Antar Aktivitas
Berdasarkan peta keterkaitan aktivitas antar ruangan yang dapat
dilihat pada Gambar 23.
Keterangan :
A : Mutlak perlu berdekatan
E : Sangat penting untuk berdekatan
I : Penting untuk berdekatan
O : Cukup/ biasa / boleh berdekatan maupun tidak
U : Tidak perlu berdekatan
X : Harus berjauhan
Gambar 24. Tata Letak Industri Kerupuk Tempe
F. Penentuan Lokasi Industri
Lokasi Industri kerupuk tempe berada di Kecamatan Ciputat, Kota
Tangerang Selatan. Penentuan lokasi industri dengan mempertimbangkan
kemudahan akses penerimaan bahan baku dan penunjang dari supplier, jarak antar
lokasi proyek dengan lokasi supplier tidak terlalu jauh sehingga dapat mengurangi
biaya transportassi, kemudahan akses dalam mendistribusikan produk,
memberdayakan masyarakat sekitar lokasi industri dan membuka lapangan
pekerjaan.
BAB V
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
A. Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi industri kerupuk tempe yaitu organisasi
fungsional. Dimana jalur komunikasi antar komponen organisasi berbentuk
vertical dan dipimpin oleh satu pemimpin jabatan tetinggi yaitu manajer umum.
Manejer umum yang dimaksud bisa disebut juga sebgai pemilik industri atau yang
bertanggung jawab atas segala yang terjadi pada proyek tersebut. Adapun tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi tiga orang. Karyawan
marketing dan pemasaran berjumlah dua orang, satu orang karyawan administrasi
dan enam satpam serta satu orang manajer umum dan satu orang investor.
Struktur organisasi industri kerupuk tempe dapat dilihat pada Gambar 25.
Parameter Lingkungan
Pengelolaan yang baik terhadap limbah yang dihasilkan dari perusahaan
dapat memberi dampak yang baik pula terhadap lingkungan. Karena, jika
dilakukan penanganan yang salah terhadap limbah yang dihasilkan maka akan
berdampak buruk bagi lingkungan sekitar perusahaan. Penanganan limbah yang
telah dilakukan oleh perusahaan ini juga telah melakukan parameter uji. Parameter
uji ini dilakukan untuk mengetahui kandungan limbah yang dihasilkan. Apakah
kandungan yang terdapat dalam limbah dapat membahayakan lingkungan atau
tidak. Perlakuan uji ini meliputi pengujian kimia dari limbah cair dan limbah
padat dari perusahaan dan pengujian fisik serta biologi.
Setelah uji yang dilakukan memiliki hasil positif di mana limbah yang
dihasilkan tidak memiliki kandungan yang berbahaya maka limbah dapat dibuang
ke lingkungan sekitar. Pada proses produksi yang dilakukan sumber pencemaran
lingkungan yang terjadi bisa diakibatkan dari banyaknya limbah minyak
penggorengan sehingga menyebabkan sampah dan apabila dibiarkan begitu saja
akan menimbulkan masalah pada lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan kotor
dan dapat mencemari air serta tanah. Dan dampak plastik bungkus tempe yang
menumpuk yang bisa mengakibatkan mencemari tanah, air, bahkan udara.
B. Pengelolaan Lingkungan
Penanganan Limbah
Untuk melakukan pengelolaan limbah minyak bekas penggorengan yaitu
berupa minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup banyak. Limbah ini akan
mengganggu lingkungan, karena apabila sudah digunakan berkali-kali akan
berpengaruh pada kenampakan kerupuk. Pada sisa minyak bekas penggorengan
sudah tidak terpakai lagi (jelantah) akan dikirimkan ke tempat gudang pengumpul
besar jelantah di Kabupaten Tangerang, banten.
BAB VII
ASPEK EKONOMI FINANSIAL
Parameter Hasil
No.
Biaya Investasi
1. Tanah Rp 660.000.000
2. Bagunan Rp 776.000.000
3. Instalasi Utilitas Rp 6.000.000
4. Mesin dan Alat produksi Rp 159.401.000
5. Biaya Perizinan dan Uji Lab Rp 11.035.000
Sub Total (sebelum dikali faktor diskon) Rp 1.612.436.000
Parameter Hasil
No.
A. Biaya Tetap
1. Penyusutan Mesin dan Alat produksi (per tahun) Rp 7.571.450
2. Pemeliharaan Mesin dan Alat produksi (per tahun) Rp 39.850.250
3. Pajak Kendaraan (per tahun) Rp 7.115.250
4. Pajak Bumi dan Bangunan (per tahun) Rp 7.090.000
5. Gaji Karyawan (pertahun) Rp 3.924.000.000
6. Perpanjangan Sertifikat Halal MUI (per 2 tahun) Rp 7.500.000
7. Perpanjangan Sertifikat BPOM (per 5 tahun) Rp 3.000.000
8. Sistem Pengolahan Limbah (per tahun) Rp 30.000.000
Sub Total (sebelum dikali faktor diskon) Rp 4.026.126.950
B. Biaya Variabel
1. Biaya Bahan Baku Produksi (per tahun) 1.832.580.000
2. Biaya Utilitas ( per tahun) 155.992.705
3. Biaya kemasan (per tahun) 2.712.750.000
4. Biaya Promosi dan Pemasaran 120.000.000
5. Biaya tidak terduga (1% dari biaya variabel) 48.213.227
Sub Total (sebelum dikali faktor diskon) 4.869.535.932
A. Kesimpulan
Perencanaan proyek industri kerupuk tempe dengan kapasitas produksi
121 kg/hari Merupakan suatu proyek yang memiliki potensi untuk berjalan dan
berkembang. Proyek tersebut dapat berjalan jika didukung dengan kebutuhan
yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Tahap awal perencanaan proyek
dimulai dengan menentukan urutan kegiatan agar struktur dan terjadwal yang
kemudian pelaksanaan persiapan proyek sesuai dengan jaringan kerja yang telah
ditentukan. Hal tersebut untuk mengefisiensi waktu, biaya dan sumberdaya. Dari
komponen kegiatan dan kebutuhan dalam jaringan kerja, maka yang dapat
ditentukan untuk menjalankan proyek ini, berupa menentukan bahan, mesin dan
peralatan produksi, proses pengolahan, lokasi proyek, layout bangunan, struktur
organisasi, pengolahan limbah serta analisis kelayakan usaha.
B. Saran
BSN. 1999. SNI 01-2713-1999 Syarat Mutu Kerupuk Ikan. Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Hutari, Anissa Dwi. 2020. Perancangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Kerupuk Jengkol (Pithecellobium lobatum B.) dengan Kapasitas Produksi
199 KG Per Hari. [Skripsi]. Program Sarjana, Institut Teknologi Indonesia,
Tanggerang Selatan, Banten.
Mulya, Robby Chandra. 2015. Upaya dan Kendala Pengusaha Kerupuk Jangek
dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha di Kota Padang. [Skripsi].
Program Sarjana, STKIP PGRI Padang, Sumatera Barat.
Rizqia, Faradilla Noor. 2016. Karakteristik Kerupuk Ikan dari Jenis Ikan dan Jenis
Pati yang berbeda. [Skripsi]. Program Sarjana, Universitas Pasundan,
Bandung, Jawa Barat.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Neraca Massa
1. Penggilingan
Masuk Keluar
Tempe 26 Bubur tempe 28,215
Air 2,5 Loss 1 % (tersisa dimesin giling ) 0,285
28,
Total 5 Total 28,5
2. Pengadonan
Masuk Keluar
Bubur tempe 28,215 Adonan Kerupuk Tempe 131,784
Tepung
Tapioka 32,5
Tepung
Gaplek 19,5
Bawang Putih 2,6
Terasi Udang 3,9 Loss 1 % (tersisa dimesin adonan) 1,331
Penyedap
Rasa 2,6
Garam 6,5
Siklamat 1,3
Air Panas 36
Total 133,115 Total 133,115
3. Pencetakan
Masuk Keluar
Kerupuk lontong 131,126
Adonan kerupuk tempe 131,784
Loss 0,5 % 0,658
Total 131,784 Total 131,784
4. Pengukusan
Masuk Keluar
Kerupuk lontong 131,126 Kukusan kerupuk 137,626
Air menguap 2,5
Air 12,5
Sisa air 3,5
Total 143,626 Total 143,626
5. Penurunan Suhu
Masuk Keluar
Kukusan kerupuk 129,369
Kukusan kerupuk 137,626
Pengukusan (6%) 8,257
Total 137,626 Total 137,626
6. Pemotongan
Masuk Keluar
Potongan Kerupuk 129,111
Kukusan
129,369 Loss 0,2% (tersisa
Kerupuk dingin
dimesin potong) 0,258
Total 129,369 129,369
7. Pengeringan
Masuk Keluar
Potongan Kerupuk mentah 120,203
129,111
kerupuk Penyusutan (6,9%) 8,908
Total 129,111 129,111
8. Penggorengan
Masuk Keluar
Kerupuk tempe (11,2%
Kerupuk mentah 120,203 minyak yang diserap) 121,602
Sisa minyak 9,825
Minyak goreng 12,5 Minyak yang menguap
(10,2%) 1,275
Total 132,703 132,703
9. Penirisan (manual)
Masuk Keluar
Kerupuk tempe siap
Kerupuk tempe 121,602 dikemas 121,542
Sisa minyak (0,05%) 0,06
Total 121,602 Total 121,602
10. Pengemasan
Masuk Keluar
Kerupuk tempe Kerupuk tempe
siap kemas 121,542 dalam kemas 121,542
Total 121,542 Total 121,542
Lampiran 2. Analisis Finansial
Cash Flow Tahun ke-
No. Deskripsi Harga Satuan Jumlah Kebutuhan
0 1 2 3 4 5
1 Luas area produksi 205 m2 205 205 205 205 202 205
LAHAN
1 Jumlah produksi
PRODUKSI
1 Investasi
1,1 Tanah (per m2) Rp 3.000.000 220 Rp 660.000.000
Bangunan
1,2 Gudang bahan baku Rp 5.000.000 20 Rp 100.000.000
Ruang Produksi Rp 6.000.000 66 Rp 396.000.000
Gudang kemasan Rp 4.000.000 3 Rp 12.000.000
Gudang produk jadi Rp 4.000.000 6 Rp 24.000.000
Ruang Penurunan Suhu Rp 5.000.000 2 Rp 10.000.000
Toilet Rp 3.500.000 2 Rp 7.000.000
Wastafel & Bak Pencuci Kaki Rp 1.000.000 4 Rp 4.000.000
Ruang kantor Rp 5.000.000 16 Rp 80.000.000
Area Instalasi Gas LPG Rp 4.000.000 3 Rp 12.000.000
Area Pengolahan Limbah Rp 1.000.000 2 Rp 2.000.000
Area Wudhu Rp 1.000.000 2 Rp 2.000.000
Area Mushola Rp 4.000.000 6 Rp 24.000.000
Ruang Istirahat Karyawan Rp 3.000.000 6 Rp 18.000.000
Area Parkir Motor & Mobil Rp 1.000.000 34 Rp 34.000.000
Area Bongkar Muat Rp 1.000.000 24 Rp 24.000.000
Pos Satpam Rp 3.000.000 9 Rp 27.000.000
SUB TOTAL 205 Rp 776.000.000
1,3 Utilitas
Instalasi pipa gas Rp 400.000 1 Rp 400.000
Instalasi AC Rp 350.000 1 Rp 350.000
Instalasi listrik Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000
Instalasi pengolahan limbah Rp 1.500.000 1 Rp 1.500.000
Instalasi air Rp 1.250.000 1 Rp 1.250.000
SUB TOTAL Rp 6.000.000
1,4 Mesin dan Alat Produksi serta Pendukung
Mesin Pengering Rp 19.900.000 1 Rp 19.900.000
Mesin penggiling bumbu Rp 7.000.000 1 Rp 7.000.000
Mesin Pengadon Rp 6.500.000 1 Rp 6.500.000
Mesin Cetak Rp 9.000.000 1 Rp 9.000.000
Mesin Pemotong Rp 5.000.000 1 Rp 5.000.000
Steamer Rp 19.200.000 1 Rp 19.200.000
Mesin pengemas (sealer ) Rp 7.150.000 1 Rp 7.150.000
Panci Rp 350.000 1 Rp 350.000
Baskom stainless steel Rp 100.000 2 Rp 200.000
Timbangan Rp 3.759.000 1 Rp 3.759.000
Tabung Gas LPG Rp 280.000 3 Rp 840.000
Pallet Rp 215.000 3 Rp 645.000
Troli Rp 520.000 2 Rp 1.040.000
Sekop stainless steel Rp 50.000 2 Rp 100.000
Gayung stainless steel Rp 105.000 2 Rp 210.000
Rak Loyang Stainless Steel Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000
Pisau Rp 23.000 2 Rp 46.000
Saringan minyak Rp 30.000 2 Rp 60.000
Centong stainless steel Rp 99.000 1 Rp 99.000
Kompor gas Rp 435.000 3 Rp 1.305.000
Rak tempel Rp 196.000 1 Rp 196.000
Wajan Rp 587.000 2 Rp 1.174.000
Generator set Rp 3.927.000 1 Rp 3.927.000
Laptop Rp 4.000.000 3 Rp 12.000.000
Meja kantor Rp 700.000 3 Rp 2.100.000
AC Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000
Printer Rp 1.300.000 1 Rp 1.300.000
Kendaraan Rp 65.000.000 1 Rp 65.000.000
Rak arsip kantor Rp 1.200.000 1 Rp 1.200.000
Peralatan pembantu lainnya Rp 5.000.000 1 Rp 5.000.000
SUB TOTAL Rp 159.401.000
1,5 Biaya Perkiraan dan Uji Laboratorium
Uji Laboratorium Rp 2.785.000 1 Rp 2.785.000
Sertifikat Halal MUI Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000
Izin BPOM Rp 5.750.000 1 Rp 5.750.000
SUB TOTAL Rp 11.035.000
Total Biaya Investasi Rp 1.612.436.000
2 Biaya Operasional
Biaya Tetap kebutuhan per tahun
2,1 Penyusutan mesin & alat produksi serta pendukung Rp 1.514.290 1 Rp 378.730 Rp 1.135.560 Rp 1.514.290 Rp 1.514.290 Rp 1.514.290 Rp 1.514.290
Pemeliharaan mesin dan alat produksi serta pendukung (5% total harga) Rp 7.970.050 1 Rp 1.992.513 Rp 5.977.538 Rp 7.970.050 Rp 7.970.050 Rp 7.970.050 Rp 7.970.050
Pajak kendaraan Rp 1.423.050 1 Rp 355.763 Rp 1.067.288 Rp 1.423.050 Rp 1.423.050 Rp 1.423.050 Rp 1.423.050
Pajak bumi dan bangunan (per tahun) Rp 1.418.000 1 Rp 354.500 Rp 1.063.500 Rp 1.418.000 Rp 1.418.000 Rp 1.418.000 Rp 1.418.000
Gaji karyawan Rp 784.800.000 1 Rp 196.200.000 Rp 588.600.000 Rp 784.800.000 Rp 784.800.000 Rp 784.800.000 Rp 784.800.000
Perpanjangan sertifikat halal MUI (per 2 tahun) Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Perpanjangan sertifikat BPOM (per 5 tahun) Rp 3.000.000 1 Rp 3.000.000
Sistem pengolahan limbah (per bulan) Rp 500.000 12 Rp 1.500.000 Rp 4.500.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
SUB TOTAL Rp 200.781.505 Rp 607.843.885 Rp 803.125.390 Rp 805.625.390 Rp 803.125.390 Rp 805.625.390
2,2 Biaya Variabel Harga Satuan Jumlah Kebutuhan
Tempe Rp 8.000 6240 Rp 49.920.000 Rp 49.920.000 Rp 49.920.000 Rp 49.920.000 Rp 49.920.000
Tepung Tapioka (per Kg) Rp 18.000 7800 Rp 140.400.000 Rp 140.400.000 Rp 140.400.000 Rp 140.400.000 Rp 140.400.000
Tepung Gaplek (per Kg) Rp 10.000 4680 Rp 46.800.000 Rp 46.800.000 Rp 46.800.000 Rp 46.800.000 Rp 46.800.000
Bawang Putih (per Kg) Rp 27.000 624 Rp 16.848.000 Rp 16.848.000 Rp 16.848.000 Rp 16.848.000 Rp 16.848.000
Terasi Udang (per Kg) Rp 30.000 936 Rp 28.080.000 Rp 28.080.000 Rp 28.080.000 Rp 28.080.000 Rp 28.080.000
Penyedap Rasa Rp 32.000 624 Rp 19.968.000 Rp 19.968.000 Rp 19.968.000 Rp 19.968.000 Rp 19.968.000
Garam (per Kg) Rp 12.000 1560 Rp 18.720.000 Rp 18.720.000 Rp 18.720.000 Rp 18.720.000 Rp 18.720.000
Siklamat Rp 2.500 312 Rp 780.000 Rp 780.000 Rp 780.000 Rp 780.000 Rp 780.000
Minyak Goreng (per Liter) Rp 15.000 3000 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Kemasan plastik standing pouch zipper (per pcs) Rp 1.250 292800 Rp 366.000.000 Rp 366.000.000 Rp 366.000.000 Rp 366.000.000 Rp 366.000.000
Sticker label kemasan (per pcs) Rp 500 292800 Rp 146.400.000 Rp 146.400.000 Rp 146.400.000 Rp 146.400.000 Rp 146.400.000
Kardus (per pcs) Rp 2.500 11760 Rp 29.400.000 Rp 29.400.000 Rp 29.400.000 Rp 29.400.000 Rp 29.400.000
Lakban (per buah) Rp 7.500 100 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 750.000
Listrik (per kWh) Rp 1.467 3447 Rp 5.056.749 Rp 5.056.749 Rp 5.056.749 Rp 5.056.749 Rp 5.056.749
Gas LPG (per tabung 50 kg) Rp 593.000 12 Rp 7.116.000 Rp 7.116.000 Rp 7.116.000 Rp 7.116.000 Rp 7.116.000
BBM Pertalite per liter Rp 7.650 2400 Rp 18.360.000 Rp 18.360.000 Rp 18.360.000 Rp 18.360.000 Rp 18.360.000
Solar per liter Rp 9.400 31,68 Rp 297.792 Rp 297.792 Rp 297.792 Rp 297.792 Rp 297.792
Air per m3 Rp 8.000 46 Rp 368.000 Rp 368.000 Rp 368.000 Rp 368.000 Rp 368.000
Promosi dan pemasaran (per bulan) Rp 2.000.000 12 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
Biaya tak terduga (1% dari biaya variabel per tahun) Rp 9.642.645 Rp 9.642.645 Rp 9.642.645 Rp 9.642.645 Rp 9.642.645 Rp 9.642.645
SUB TOTAL Rp 964.264.541 Rp 964.264.541 Rp 964.264.541 Rp 964.264.541 Rp 964.264.541
Total Pengeluaran Rp 1.813.217.505 Rp 1.581.751.071 Rp 1.777.032.576 Rp 1.779.532.576 Rp 1.777.032.576 Rp 1.779.532.576
PENERIMAAN
Harga produk per kemasan (100 gram) Rp8.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000
Total Penerimaan Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000 Rp 2.342.400.000
Biaya operasional
HPP =
Produksi per tahun
Rp . 1.738 .976.275
= Rp . 292.800
= Rp. 5939
Rp . 964.264 .541
= Rp.292 .800
= Rp.3293
= 162.538 Kemasan
Lampiran 3. Perhitungan Penyusutan Mesin dan Alat Produksi
Mesin dan Alat Produksi Harga Satuan Jumlah Total Pembelian Penyusutan Pertahun
Mesin Pengering Rp 19.900.000 1 Rp 19.900.000 Rp 298.500
Mesin penggiling bumbu Rp 7.000.000 1 Rp 7.000.000 Rp 105.000
Mesin Pengadon Rp 6.500.000 1 Rp 6.500.000 Rp 97.500
Mesin Cetak Rp 9.000.000 1 Rp 9.000.000 Rp 135.000
Mesin Pemotong Rp 5.000.000 1 Rp 5.000.000 Rp 75.000
Steamer Rp 19.200.000 1 Rp 19.200.000 Rp 288.000
Mesin pengemas (sealer) Rp 7.150.000 1 Rp 7.150.000 Rp 107.250
Panci Rp 350.000 1 Rp 350.000 Rp 5.833
Baskom stainless steel Rp 100.000 2 Rp 200.000 Rp 3.333
Timbangan Rp 3.759.000 1 Rp 3.759.000 Rp 56.385
Tabung Gas LPG Rp 280.000 3 Rp 840.000 Rp 12.600
Pallet Rp 215.000 3 Rp 645.000 Rp 9.675
Troli Rp 520.000 2 Rp 1.040.000 Rp 15.600
Sekop stainless steel Rp 50.000 2 Rp 100.000 Rp 4.166,67
Gayung stainless steel Rp 105.000 2 Rp 210.000 Rp 8.750,00
Rak Loyang Stainless Steel Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000 Rp 41.666,67
Pisau Rp 23.000 2 Rp 46.000 Rp 1.916,67
Saringan minyak Rp 30.000 2 Rp 60.000 Rp 2.500,00
Centong stainless steel Rp 99.000 1 Rp 99.000 Rp 4.125,00
Kompor gas Rp 435.000 3 Rp 1.305.000 Rp 21.750
Rak tempel Rp 196.000 1 Rp 196.000 Rp 3.267
Wajan Rp 587.000 2 Rp 1.174.000 Rp 19.567
Generator set Rp 3.927.000 1 Rp 3.927.000 Rp 58.905
Laptop Rp 4.000.000 3 Rp 12.000.000 Rp 180.000
Meja kantor Rp 700.000 3 Rp 2.100.000 Rp 31.500
AC Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000 Rp 37.500
Printer Rp 1.300.000 1 Rp 1.300.000 Rp 19.500
Rak arsip kantor Rp 1.200.000 1 Rp 1.200.000 Rp 18.000
Peralatan pembantu lainnya Rp 10.000.000 1 Rp 10.000.000 Rp 150.000
SUB TOTAL Rp 99.401.000 Rp 1.514.290