Anda di halaman 1dari 9

JBEE : Journal Business Economics and Entrepreneurship

http://jurnal.shantibhuana.ac.id/jurnal/index.php/bee
JBEE Volume 1 No 2 2019

ANALISIS LABA KOTOR PADA PT UNILEVER INDONESIA, Tbk


Yuliana
Akademi Keuangan Dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa
yuliana8284@gmail.com

Abstrak
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan dalam periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan.Objek
penelitian ini adalah PT Unilever Indonesia, Tbk dengan menganalisis laporan keuangan
periode 2016-2018. Variabel dalam penelitian ini adalah laba kotor. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat laba kotor dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laba kotor pada PT Unilever Indonesia, Tbk pada periode 2016-2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa laba kotor pada PT Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2016
adalah sebesar Rp 20.459.096 atau 40%, pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp 21.219.736
atau 51,5% dan pada tahun 2018 yaitu Rp 21.092.273 atau 50.5 %. Pada tahun 2017
dengan 2018 terjadi penurunan penjualan sebesar (Rp 127.463), hal ini disebabkan oleh
kenaikan harga pokok penjualan karena meningkatnya biaya operasi perusahaan atau
departemen produksi yang tidak bekerja secara efisien dalam meminimalkan biaya
operasi produksi.Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi laba kotor PT Unilever Indonesia, Tbk adalah perubahan harga jual,
perubahan kuantitas harga produk yang dijual, perubahan harga pokok penjualan per
satuan produk dan perubahan kuantitas harga pokok penjualan.

Kata kunci: Laba Kotor, Penjualan, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasional

1. PENDAHULUAN b) Divisi Elida Gibbs/Kosmetik


Latar Belakang Divisi ini menghasilkan produk
PT Unilever Indonesia, Tbk adalah seperti : Pepoden, Close UP, Sunsilk,
perusahaan manufaktur yang berpusat di Dimension, Clear, Brisk, Timotie,
London dan Roterdam. Pada tahun 1964 Organics, Impluse, Vinolia, Rexsona,
kegiatan perseroan di Jakarta dan Denim, Axe, Vaseline, Pond's, Citra,
Surabaya secara penuh di bawah dan Cuddle.
pengawasan pemerintah Indonesia. Baru c) Divisi Foods
pada tahun 1967 perseroan dikembalikan Divisi ini menghasilkan produk-
kepada PT Unilever Indonesia, Tbk yang produk seperti: Blue Band, Royco,
berdasarkan keputusan Presiden Kabinet The Sariwangi, Ice Cream Walls.
Ampera dan perjanjian PT Unilever Dalam perusahaan sebesar ini tentu
Indonesia, Tbk dan departemen saja memiliki aktivitas keuangan yang
perindustrian ditetapkan dalam Undang- berfluktuasi atau tetap setiap tahunnya,
Undang No. 1 Tahun 1967 yaitu tentang hal ini sangat berpengaruh pada
penanaman modal asing. kesehatan perusahaan tersebut.
Adapun jenis-jenis produk yang Masalah keuangan merupakan salah
diproduksi oleh PT Unilever Indonesia, satu masalah yang sangat vital bagi
Tbk adalah sebagai berikut: perusahaan dalam perkembangan bisnis
a) Divisi Detergen di semua perusahaan. Salah satu tujuan
Divisi ini menghasilkan produk- utama didirikannya perusahaan adalah
produk seperti: Rinso, Superbusa, untuk memperoleh keuntungan yang
Sunlight, Omo Cream Detergen, Lux, maksimal. Namun berhasil tidaknya
Lifebuoy, Vim dan Le Sancy. perusahaan dalam mencari keuntungan
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 1 No 2 2019 | 29

dan mempertahankan perusahaannya jika target tidak tercapai, hal ini


tergantung pada manajemen keuangan. merupakan kesalahan yang harus dicari
Perusahaan harus memiliki kinerja penyebabnya. Lebih dari itu, pencapaian
keuangan yang sehat, efisien dan efektif target laba merupakan ukuran untuk
dalam menjalankan perusahaan untuk menentukan karir pihak manajemen ke
mendapatkan keuantungan atau laba. depan.
Laporan keuangan merupakan suatu Dalam peraktiknya, laba yang
informasi yang menggambarkan kondisi diperoleh perusahaan ada dua, yaitu:
keuangan suatu perusahaan dan lebih 1. Laba kotor (gross profit); dan
jauh informasi tersebut dapat dijadikan 2. Laba bersih (net profit)
sebagai gambaran kinerja keuangan Laba kotor artinya laba yang
perusahaan tersebut. Laporan keuangan diperoleh sebelum dikurangi biaya- biaya
yang lengkap terdiri dari komponen yang menjadi beban perusahaan. Artinya
neraca, laporan laba rugi, laporan laba keseluruhan yang pertama sekali
perubahan modal, laporan arus kas dan perusahaan peroleh. Sementara itu, laba
catatan atas laporan keuangan. bersih merupakan laba yang telah
Laba kotor atau keuntungan dikurangi biaya-biaya yang merupakan
merupakan salah satu tujuan utama beban perusahaan dalam suatu periode
perusahaan dalam menjelajah tertentu, termasuk pajak.
aktivitasnya. Pihak manajemen selalu Penyebab besar kecilnya perolehan
merencanakan besar perolehan laba laba kotor yang didapat setiap periode
setiap periode, yang ditentukan melalui perlu dilakukan analisis lebih lanjut.
target yang harus dicapai. Penentuan Analisis ini penting guna mengetahui dan
target besarnya laba ini penting guna memahami penyebab terjadinya
mencapai tujuan perusahaan secara perolehan laba kotor tersebut, kemudian
keseluruhan. Di samping itu, dengan guna memutuskan tindakan apa yang
adanya target yang harus dicapai, pihak harus dilakukan ke depan, analisis ini
manajemen termotivasi untuk bekerja dikenal dengan nama analisis laba kotor.
secara optimal. Hal ini penting karena
pencapaian target ini merupakan salah Kajian Teori
satu ukuran keberhasilan perusahaan Laporan Keuangan
dalam menjalankan aktivitasnya, Menurut Dwi Prastowo D, (2002:56)
sekaligus ukuran kinerja pihak “Analisis laporan keuangan merupakan
manajemen ke depan. Kemudian, bagi suatu proses untuk membedakan laporan
pihak manajemen, perolehan laba keuangan kedalam unsur-unsurnya,
perusahaan tidak hanya sekedar laba saja, melihat hubungan di antara unsur-unsur
tetapi harus memenuhi target yang telah tersebut, dengan tujuan memperoleh
ditetapkan. Artinya, ada jumlah angka pengertian dan pemahaman yang baik
(baik unit maupun rupiah) laba harus dan tetap atas laporan keuangan itu
dicapai oleh manjemen suatu perusahaan sendiri”.
setiap periodenya. Analisis laporan keuangan,
Penentuan target laba sangat menghubungkan unsur-unsur neraca dan
penting agar para manjemen perusahaan perhitungan laba rugi satu dengan yang
termotivasi untuk bekerja secara lain, dapat memberikan gambaran
maksimal dalam mengelola sumber daya tentang sejarah perusahaan dan penelitian
yang dimilikinya. Pencapaian target posisinya pada saat ini. Analisis laporan
minimal yang dibutuhkan sudah keuangan dilakukan untuk mencapai
merupakan prestasi tersendiri bagi beberapa tujuan sebagai berikut :
mereka, apa lagi mampu melampaui a) Dapat digunakan sebagai alat
target yang telah ditetapkan. Sebaliknya pertimbangan awal dalam memilih

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
30 | Yuliana Analisis Laba Kotor Pada PT Unilever Indonesia, Tbk.

alternatif investasi. Maksudnya Menurut Prastowo dalam V.Wiratna


dengan melihat laporan keuangan Sujarweni (2017:196) “laba kotor adalah
suatu perusahaan itu baik dijadikan selisih antara harga pokok penjualan dan
alternatif untuk berinvestasi. penjualan. Laba kotor atau gross profit
b) Sebagai tolok ukur mengenai ini sering disebut juga dengan istilah
kondisi dan kinerja keuangan di gross margin”.
masa yang akan datang. Artinya kita
harus berpatok kepada laporan Manfaat Analisis Laba Kotor
keuangan yang telah kita analisis Manfaat analisis laba kotor bagi
dan kita harus berkomitmen untuk manajemen yaitu memberikan cukup
lebih giat menjalankan usaha agar motivasi untuk memulai suatu
kinerja keuangan di masa yang akan pemeriksaan yang akan membawa
datang menjadi lebih baik dari kepada berbagai kemungkinan tindakan
tahun-tahun sebelumnya. koreksi, khususnya analisis yang
c) Sebagai alat evaluasi manajemen. menunjukkan perbedaan tidak
Maksudnya manajemen akan menguntungkan (rugi) antara anggaran
melihat laporan keuangan serta dan realisasi. Analisis laba kotor yang
kinerja dan kontribusinya terhadap didasarkan pada anggaran atau biaya
pendapatan usaha. Apa bila kinerja standar dapat memberikan gambaran
dan kontribusinya baik maka akan titik-titik kelemahan dari kinerja periode
dipertahankan dan juga akan tersebut. Dengan demikian manajemen
ditingkatkan, dan apabila kinerja akan mampu untuk menguraikan
tidak memuaskan maka akan tindakan-tindakan perbaikan yang
dilakukan evaluasi kembali serta diperlukan untuk mengoreksi situasi dan
dicarikan letak permasalahannya untuk dapat menentukan sebab-sebab
dengan cara mendiaknosis laporan terjadinya penyimpangan yang tidak
keuangan perusahaan. menguntungkan tersebut.
Menurut Munawir (2010:217),
Laba Kotor “perubahan laba kotor baik itu
Laba merupakan sumber utama merupakan penurunan atau kenaikan
perusahaan untuk menjaga kelangsungan yang disebabkan oleh faktor harga jual
hidupnya. Dalam pengambilan keputusan tidak dapat digunakan sebagai pengukur
untuk masa yang akan datang, kegiatan bagian penjualan, karena hal ini
perusahaan perlu membuat laporan rugi disebabkan oleh faktor eksternal
laba agar dapat melihat seberapa besar perusahaan”.
keuntungan yang diperoleh perusahaan Perubahan harga jual ditentukan oleh
dalam jangka waktu tertentu. Laba bersih keadaan pasar yang sulit dikendalikan
perusahaan dipengaruhi oleh perubahan oleh perusahaan, lain halnya dengan
laba kotor, sedangkan perubahan laba perubahan kualitas produk yang dijual.
kotor dapat dianalisis untuk mengetahui Suatu perubahan laba kotor yang
sebab-sebab perusahaan mendapatkan disebabkan oleh adanya perubahan
keuntungan atau tidak mendapatkan kuantitas atau volume barang yang dijual
keuntungan. mempunyai hubungan langsung dengan
Menurut Kasmir (2016:303) “laba kegiatan bagian penjualan.
kotor adalah laba yang diperoleh sebelum Kenaikan laba kotor karena adanya
dikurangi biaya-biaya yang menjadi volume yang dijual, berarti bagian
beban perusahaan. Artinya laba penjualan bekerja lebih aktif dengan
keseluruhan yang pertama sekali anggapan bahwa biaya pemasaran tetap,
perusahaan peroleh”. maka perubahan laba kotor yang
disebabkan oleh kenaikan volume yang

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 1 No 2 2019 | 31

dijual berarti bagian perusahaan semakin 2. METODE PENELITIAN


efisien dalam operasinya. Dalam penelitian ini, peneliti
Penurunan laba kotor yang menggunakan metode deskriptif
disebabkan oleh naiknya harga pokok karena peneliti ingin menjelaskan
penjualan menunjukkan bagian produksi secara sistematis, faktual, dan akurat
tidak bekerja secara efisien, dalam hal ini dengan data data yang ada, kemudian
perusahaan meminta peneliti menganalisis data tersebut untuk
pertanggungjawaban langsung kepada menjelaskan bagaimana hasilnya dapat
kepala bagian produksi apa penyebab digunakan untuk menelaah kinerja
terjadinya perubahan tersebut. Kenaikan keuangan perusahaan.
harga pokok penjualan bisa saja Menurut Moh Nazir (2011:54),
disebabkan oleh faktor eksternal, metode penelitian deskriptif adalah:
misalnya adanya kenaikan harga bahan “suatu metode dalam meneliti status
baku, kenaikan tingkat upah atau gaji, sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kenaikan harga-harga penunjang set kondisi, suatu sistem pemikiran
operasional perusahaan lainnya yang ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
secara umum tidak dapat dikendalikan sekarang. Tujuan dari metode deskriptif
oleh perusahaan, atau disebabkan oleh ini adalah untuk membuat deskripsi,
faktor internal perusahaan yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis,
inefisiensi atau pemborosan-pemborosan. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
Dari uraian di atas dapat disimpulkan serta hubungan antara fenomena yang
bahwa perubahan laba kotor pada diselidiki”. Menurut Sugiyono (2017:74)
dasarnya dapat disebabkan oleh 4 “metode deskriftif yaitu bertujuan untuk
(empat) faktor seperti berikut: menggambarkan sifat sesuatu yang
1) Perubahan harga jual (sales price tengah berlangsung pada saat riset
variance), yaitu adanya perubahan dilakukan dan memeriksa sebab-sebab
antara harga jual yang sesungguhnya dari suatu gejala tertentu berdasarkan
dengan harga jual yang dibudgetkan data-data yang ada secara jelas dan sesuai
atau harga jual tahun sebelumnya. dengan kondisi secara variabel”.
2) Perubahan kuantitas produk yang Dalam penelitian ini peneliti
dijual (sales volume variance), yaitu menggunakan bentuk penelitian studi
adanya perbedaan antara kuantitas kasus dengan objek PT Unilever
produk yang direncanakan per tahun Indonesia, Tbk dengan menggambarkan
sebelumnya dengan kuantitas produk objek yang diteliti saat sekarang
yang sesungguhnya dijual berdasarkan fakta yang ada serta
(direalisasi). menggunakan teknik analisis data
3) Perubahan harga pokok penjualan per dengan analisis kuantitatif. Menurut
satuan produk (cost price variance), Sugiyono, (2013:14) “analisis kuantitatif
yaitu adanya perbedaan antara harga penelitian yaitu dengan memperoleh
pokok penjualan per satuan produk data yang berbentuk angka atau data
(unit cost) menurut budget per tahun kualitatif yang diangkakan”.
sebelumnya dengan harga pokok yang Peneliti juga menggunakan rasio
sesungguhnya. perbandingan menurut Kasmir,
4) Perubahan kuantitas harga pokok (2016:315) untuk mengetahui laba kotor
penjualan (cost volume variance), yang memengaruhi kenaikan dan
yaitu adanya perubahan harga pokok penurunan komponen sumber dan
penjualan karena adanya perubahan penggunaan kas sebagai berikut:
kuantitas per volume yang dijual atau
yang diproduksi. Margin laba kotor =

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
32 | Yuliana Analisis Laba Kotor Pada PT Unilever Indonesia, Tbk.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1
Laporan Laba Rugi
PT Unilever Indonesia, Tbk
(dalam jutaan rupiah)

Komponen 2016 2017 2018


Penjualan Bersih Rp 40.053.732 Rp 41.204.510 Rp 41.802.073
Harga Pokok Penjualan Rp 19.594.636 Rp 19.984.774 Rp 20.709.800
Laba Kotor Rp 20.459.096 RP 21.219.734 Rp 21.092.237
Sumber : Data Olahan, 2019

Dari hasil analisis, perubahan yang b) Perubahan harga pokok


terjadi pada laba kotor disebabkan dua penjualan
faktor, yaitu: Perubahan harga pokok
a) Perubahan penjualan penjualan disebabkan oleh
Perubahan penjualan disebabkan berubahnya kuantitas atau satuan
oleh perubahan kuantitas atau barang yang dijual.
satuan barang yang dijual.

Tabel 2
Laporan Perubahan Laba Kotor
Tahun 2017 dan 2016
(Dalam jutaan rupiah)
Komponen 2016 2017 Kenaikan
Penjualan Bersih Rp 40.053.732 Rp 41.204.510 Rp 1.150.778
Harga Pokok Penjualan Rp 19.594.636 Rp 19.984.774 Rp 390.138
Laba Kotor Rp 20.459.096 RP 21.219.736 Rp 760.640
Sumber : Data Olahan, 2019

Dari hasil perhitungan analisis bersih dengan harga pokok penjualan


laba kotor, perubahan laba kotor sebagai berikut:
diakibatkan penjualan, yaitu penjualan

a. Penjualan Bersih HPP pada tahun 2016


Penjualan bersih pada tahun 2017 = Rp 19.594.636
= Rp 41.204.510 Kenaikan HPP
Penjualan bersih pada tahun 2016 = Rp 390.138
= Rp 40.053.732
Kenaikan penjualan bersih
= Rp 1.150.778
b. Harga Pokok Penjualan
HPP pada tahun 2017
= Rp 19.984.774

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
32 | Yuliana Analisis Laba Kotor Pada PT Unilever Indonesia, Tbk.

Laporan Perubahan Laba Kotor


Akhir Tahun 2017 dan 2016
(Dalam jutaan rupiah)

Penjualan bersih pada tahun 2017 Rp 41.204.510


Penjualan bersih pada tahun 2016 Rp 40.053.732
Kenaikan Penjualan Bersih Rp 1.150.778

HPP pada tahun 2017 Rp 19.984.774


HPP pada tahun 2016 Rp 19.594.636
Kenaikan HPP Rp 390.138
Kenaikan Laba Kotor Rp 760.638

Tabel 3
Laporan Penurunan Laba Kotor
Tahun 2018 dengan 2017
(Dalam jutaan rupiah)
Komponen 2017 2018 Penurunan
Penjualan Bersih Rp 41.204.510 Rp 41.802.073 Rp 597.563
Harga Pokok
Penjualan Rp 19.984.774 Rp 20.709.800 Rp 725.026
Laba Kotor RP 21.219.736 RP 21.092.237 (Rp 127.463)
Sumber : Data Olahan, 2019

Laporan Perubahan Laba Kotor


Tahun 2017 dengan 2016
(Dalam jutaan rupiah)

Penjualan bersih pada tahun 2018 Rp 41.802.073


Penjualan bersih pada tahun 2017 Rp 41.204.510
Penurunan penjualan bersih Rp 597.563
HPP pada tahun 2018 Rp 20.709.800
HPP pada tahun 2017 Rp 19.984.774
Penurunan HPP Rp 725.026
Penurunan laba kotor (Rp 127.463)

Hasil dari persentase perhitungan analisis ini dapat ditentukan sebagai


berikut :
1. Margin Laba Kotor =

Margin Laba Kotor Tahun 2016 = = 40 %

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 1 No 2 2019 | 33

2. Margin Laba Kotor =

Margin Laba Kotor Tahun 2017 = = 51.5 %

3. Margin Laba Kotor =

Margin Laba Kotor Tahun 2018 = = 50.5 %

Tabel 4
Persentase Perhitungan Perubahan Laba Kotor
PT Unilever Indonesia, Tbk
Tahun 2016-2018

Tahun Margin Laba Kotor Persentase (%)


2016 Rp 40.053.732 40
2017 Rp 41.204.510 51.5
2018 Rp 41.802.073 50.5
Sumber : Data Olahan, 2019

Dari hasil perhitungan analisis laba Pada tahun 2017 perubahan laba kotor
kotor, perubahan laba kotor diakibatkan meningkat menjadi Rp 41.204.510,- atau
penjualan, yaitu penjualan bersih dengan sebesar 51.5 % hal ini dipengaruhi oleh
harga pokok penjualan sebagai berikut: kuantitas atau volume produk yang dijual
a. Penjualan Bersih maupun harga jual dari per satuan pokok
Penjualan bersih pada tahun 2018 produk tersebut. Sedangkan pada tahun
= Rp 41.802.073 2018, walaupun margin laba kotor
Penjualan bersih pada tahun 2017 meningkat sebesar Rp 41.802.073,-
= Rp 41.204.510 namun laba kotor mengalami penurunan
Penurunan penjualan bersih sebesar (Rp 127.463,-) atau 50.5 %.
= Rp 597.563 Penurunan laba kotor tersebut bisa saja
b. Harga Pokok Penjualan disebabkan oleh naiknya harga pokok
HPP pada tahun 2018 penjualan atau bagian produksi yang
= Rp 20.709.800 tidak bekerja secara efisen, maupun
HPP pada tahun 2017 faktor eksternal yang terjadi dalam suatu
= Rp 19.984.774 perusahaan seperti kenaikan harga bahan
Penurunan HPP baku, kenaikan tingkat gaji/upah,
= Rp 725.026 maupun faktor internal perusahaan yaitu
inefisiensi atau pemborosan-pemborosan.
Dari hasil perhitungan dan persentase Adapun faktor-faktor yang
di atas, dapat diketahui bahwa analisis memengaruhi perubahan laba kotor pada
laba kotor PT Unilever Indonesia, Tbk dasarnya dapat disebabkan oleh 4
pada tahun 2016 adalah Rp 40.053.732,- (empat) faktor seperti berikut:
atau sebesar 40 %. 1. Perubahan harga jual (sales price
variance), yaitu adanya perubahan

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 1 No 2 2019 | 35

antara harga jual yang sesungguhnya menunjukkan keadaan yang


dengan harga jual yang dibudgetkan merugikan, sebaliknya bila hasilnya
atau harga jual tahun sebelumnya. negatif, berarti biaya mengalami
Apabila harga jual per satuan produk penurunan yang berarti pula
yang sesungguhnya dikurangi menunjukkan keadaan yang
dengan harga jual per satuan produk menguntungkan.
yang dibudgetkan pada tahun 4. Perubahan kuantitas harga pokok
sebelumnya menunjukkan angka penjualan (cost volume variance),
positif berarti ada kenaikan harga yaitu adanya perubahan harga pokok
yang menunjukkan keadaan yang penjualan karena adanya perubahan
menguntungkan, sebaliknya bila kuantitas per volume yang dijual
negatif, berarti ada penurunan harga atau yang diproduksi. Apabila
jual dan menunjukkan keadaan yang kuantitas produk yang sesungguhnya
merugikan. dijual dikurangi kuantitas produk
2. Perubahan kuantitas produk yang menurut budget per tahun
dijual (sales volume variance), yaitu sebelumnya menghasilkan angka
adanya perbedaan antara kuantitas positif, berarti kuantitas yang
produk yang direncanakan per tahun dijual/diproduksi bertambah
sebelumnya dengan kuantitas (mengalami kenaikan), maka harga
produk yang sesungguhnya dijual pokok penjualan akan mengalami
(direalisasi). Bila kuantitas kenaikan, dan bertambahnya harga
penjualan yang sesusungguhnya harga pokok penjualan menunjukkan
direalisasi tahun saat ini dikurangi keadaan yang tidak menguntungkan
kuantitas penjualan yang (rugi), sebaliknya bila hasilnya
dibudgetkan pada tahun sebelumnya negatif berarti ada penurunan biaya
menghasilkan angka positif, dan dan menunjukkan keadaan yang
kuantitas produk yang sesungguhnya menguntungkan.
dijual lebih besar daripada yang
direncanakan, hal ini menunjukkan 4. KESIMPULAN
keadaan yang menguntungkan atau Dari hasil penelitian yang telah
bagian penjualan bekerja lebih baik; dilakukan, maka kesimpulan dari
sebaliknya bila menghasilkan angka penelitian ini adalah :
negatif berarti penjualan turun dan 1) Laba kotor pada PT Unilever
menunjukkan keadaan yang Indonesia, Tbk tahun 2016 yaitu
merugikan. sebesar Rp 20.459.096 atau 40 %,
3. Perubahan harga pokok penjualan tahun 2017 yaitu Rp 21.219.736 atau
per satuan produk (cost price 51.5 % dan pada tahun 2018 yaitu
variance), yaitu adanya perbedaan sebesar Rp 21.092.273 atau 50.5 %.
antara harga pokok penjualan per Pada tahun 2017 dengan 2018 terjadi
satuan produk (unit cost) menurut penurunan penjualan sebesar (Rp
budget per tahun sebelumnya 127.463), hal ini disebabkan oleh
dengan harga pokok yang naiknya harga pokok penjualan karena
sesungguhnya. Apabila harga pokok meningkatnya biaya operasional
penjualan yang sesungguhnya perusahaan atau bagian produksi yang
dikurangi harga pokok penjualan tidak bekerja secara efisen dalam
menurut budget per tahun meminimalisir biaya operasional
sebelumnya menghasilkan angka produksi.
positif, berarti HPP (Harga Pokok 2) Faktor-Faktor yang memengaruhi laba
Penjualan) mengalami kenaikan. kotor PT Unilever Indonesia, Tbk
Kenaikan dalam sektor biaya adalah perubahan harga jual (sales

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
36 | Yuliana Analisis Laba Kotor Pada PT Unilever Indonesia, Tbk.

price variance), perubahan kuantitas


produk yang dijual (sales volume
variance), perubahan harga pokok
penjualan per satuan produk (cost
price variance), dan perubahan
kuantitas harga pokok penjualan (cost
volume variance).

5. REFERENSI

Dewi Prastowo D, (2002), Analisis


Laporan Keuangan. Jakarta
Kasmir. 2016. Analisis Laporan
Keuangan. Cetakan kesembilan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Moh Nazir. 2011. Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia. Jakarta
Munarwir, 2010. Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Keempat.
Yogyakarta : Liberty
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Cetakan kedua puluh
enam, Bandung: Alfabeta. CV.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian.
Cetakan Kedua Puluh Enam
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni V.Wiratna. 2017. Analisis
Laporan Keuangan, Teori, Aplikasi
& Hasil Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Suryana, 2003. Kewirausahaan,
Pedoman Praktis Kiat dan Proses
Menuju Sukses,Salemba Empat,
Bandung
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional

Copyright © 2019 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829

Anda mungkin juga menyukai