Anda di halaman 1dari 16

Analisis Harga Pokok Produksi Terhadap Laba Kotor Pada

Industri Rokok PT. Gudang Garam, Tbk.

Kelompok:

1. Herera Himawari
2. Mulik Afiani Silmi
3. Vivi Indah Yani
4. Yemima Siapa Namanya

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


MAHARDHIKA SURABAYA
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
berjudul: “Analisis Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Kotor Pada Industri Rokok
PT. Gudang Garam, Tbk. Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas semester 4 mata kuliah Metode Penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Mahardhika Surabaya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak Iman Supriadi, ST,MM selaku dosen pengajar mata kuliah Metode Penelitian.
2. Kedua orang tua kami yang selalu mendukung kami dalam keadaan apapun.
3. Seluruh teman-teman dan partisipan yang mendukung atas terselesaikannya karya
tulis ini.

Tiada kesempurnan setiap mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya, kecuali


dengan masukan, kritikan, dan saran yang membangun dari para pembaca. Oleh
karena itu masukan dan kritikan yang membangun kami harapkan demi
kesempurnaan tugas karya tulis ini.

Hormat Kami

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........

Daftar Isi....

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian

BAB II Kajian Teori

2.1 Landasan Teori


2.2 Hubungan Antar Variabel
2.3 Hipotesis Penelitian
2.4 Penelitian Terdahulu

BAB III Metodelogi Penelitian

3.1 Ramtangan Penelitian


3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Definisi Operasional
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Tenik Analisa Data

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan

4.1 Kerangka Konseptual


4.2 Data Penelitian
4.3 Hasil Penelitian
4.4 Pembahasan

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya dunia indutri saat ini, maka persaingan perusahaan,
khususnya perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Persaingan pasar telah menciptakan
pergejolakan, tekanan, resiko, dan ketidakpastian organisasi. Puncak tuntutan organisasi yaitu
menjawab segala ancaman dan kesempatan dalam lingkungan bersaing, dan mereka
mendesain serta menggunakan sistem pengendalian yang tepat untuk mencapai tujuan
(Ikhsan & Rasdianto, 2005). Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan
adalah pencapaian laba yang optimum. Laba dalam suatu perusahaan merupakan salah satu
alat yang harus dicapai oleh perusahaan. Pada dasarnya, setiap perusahaan dalam
menjalankan usahanya bertujuan memperoleh laba, dan juga perusahaan akan selalu berusaha
agar laba selalu meningkat. Perolehan laba yang besar akan mengundang investor untuk
bergabung dan menanamkan modalnya di perusahaan.

Untuk memperoleh laba yang maksimal, perusahan harus menghasilkan produk dengan
cara dan dalam bentuk volume penjualan sehingga akhirnya akan didapat pendapatan
penjualan. Volume penjualan diartikan sebagi seluruh jenis barang yang disediakan atau
diserahkan kepada konsumen atau pelangga tanpa memandang jumlah rupiah relative tiap
jenis produk tersebut ataupun sering tidaknya produk tersebut dihasilkan, sedangkan
pendapatan penjualan adalah kenaikan modal pemilik karena adanya penjuala produk kepada
konsumen (Guntur & Widyawati, 2014).

Untuk menentukan harga jual yang tepat, terlebih dahulu harus diketahui harga pokok
produksi (Perusahaan manufaktur), karena harga pokok produksi merupakan dasar bagi
perusahaan untuk menentukan harga jual. Harga pokok produksi merupakan komponen biaya
yang langsung berhubuungan dengan produksi. Penetapan harga pokok produksi memegang
peranan yang sangat penting pada suatu perusahaan, sebab dari harga pokok dapat dibuat
analisa rencana dan kekuatan pemasaran, penentuan harga jual dan penentuan nilai
persediaan.

Harga pokok produksi (HPP) adalah salah satu komponen dari aporan laba rugi, yang
menjadi perhatian dari manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan.
Harga pokok produksi dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau
menghasilkan produk jadi karena harga pokok produksi terjadi dalam usaha mendapatkan
aktiva maka pengeluaran tersebut membentuk harga perolehan. Harga pokok produksi
merliputi semua biaya produksi baik itu biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung,
maupun biaya overhead pabrik. Elemen-elemen yang membentuk Harga Pokok Produksi
dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar, yakni Bahan Langsung, Tenaga Kerja
Langsung, dan Overhead Pabrik. Harga Pokok Produksi yang baik akan meningkatkan laba
pada perusahaan, oleh karena itu kegiatan yang dilakukan perusahaan haruslah sejalan
dengan apa yang menjadi dasar perusahaan itu sendiri (Mulyadi, 2001).

PT. Gudang Garam, Tbk. didirikan pada tahun 1958 adalah sebuah perusahaan produsen
rokok populer asal Indonesia yang kemudian berkembang pesat dengan jumlah karyawan
mencapai 500.000 orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada
tahun 1958, Gudang Garam telah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia. Sebagai
perusahaan manufaktur, PT. Gudang Garam, Tbk. sangat memperhatikan harga pokok
produksinya dalam memaksimalkan labanya.

Dibawah ini diuraikan mengenai perbedaan penelitian yang sudak dilakukan terlebih
dahulu dengan penelitian yang penulis lakukan sehingga dapat dijadukan acuan bagi peneliti
dalam kaitannya mengenai judul yang akan diteliti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan harga pokok produksi?


2. Apa yang dimaksud dengan laba kotor?
3. Bagaimana pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan harga pokok produksi.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan laba kotor
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari harga pokok produksi terhadap laba
kotor pada PT. Gudang Garam Tbk.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat


sebagai berikut:

1. Aspek akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan untuk menjadi referensi penelitian lain yang mempunyai kaitan dalam
bidang yang sama.
2. Aspek pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan data
memberikan informasi tentang adanya pengaruh harga pokok produksi
terhadaplaba kotor.

1.5 Sistematika Penulisan Penelitian

Diisi apanih?
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori


a. Pengertian dan Sifat Akuntansi

Menurut Harahap (2012: 4), menjelaskan bahwa akuntansi adalah habsa atau laat
komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi)
berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, modal, dan suatu yang
hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.

Sidat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang
harus diyakini kebenarannya sebagai dasar ilmu akuntansi itu dibangun. Menurut Harahap
(2012: 9), berikut beberapa sifat dasar dari akuntansi yang dikutip dari Accounting Principle
Board (APB):

1. Accounting Entity
Dalam menyusum informasi akuntansi, yang menjadi fokus pencatatan akuntansi
adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu harus jelas sebagai lembaga
yang terpisah dari badan atau lembaga yang lain.
2. Going Concenr
Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap suatu lembaga atau entity
yang dilaporkan akan terus berkelanjutan beroperasi di masa-masa yang akan
dating, tapi prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan
dalam informasi keuangan.
3. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa
melihat apakah transaksi kas telah dilakukan.

b. Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Carter (2009: 11), masa sekarang akuntansi biaya memperlengkapi manajemen
dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan
kualitas dan efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang
bersifat strategik. Pengumpulan, penyajian, dan analisis dari informasi mengenai biaya dan
manfaat untuk membantu tugas-tugas manajemen keuangan sebagai berikut:

1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi
kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya.
2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas,
mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.
3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan dan menentukan biaya dari setiap
produk dan jasa yang dihasilkan untuk penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja
dari suatu produk, departemen, atau divisi.

c. Pengertian Biaya, Beban, dan Klasifikasi Biaya

Menurut Dunia dan Wasillah (2012: 9), mengatakan bahwa biaya (cost) adalah
pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang
berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi. Sedangkan beban (expense) merupakan biaya yang telah memberikan suatu
manfaat dan termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan liabilitas sehubungan dengan
penyerahan barang dan saja dalam rangka memperoleh pendapatan, serta pengeluaran-
pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk tahun buku yang berjalan.

Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar
berguna bagi manajemen dalam mencapai tujuannya. Berikut klasifikasi biaya yang dapat
dibedakan menurut Dinia dan Wasillah Abdullah (2012: 23):

1. Klasifikasi Biaya atas Dasar Obyek Biaya


Obyek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang dapat digunakan untuk
melakukan perhitungan biaya. Oleh karena itu, dalam sebuah perusahaan terdapat
banyak hal yang dapat dijadikan sebagai obyek biaya, antara lain: produk, jasa,
proyek, konsumen, merek, aktivitas, departemen. Namun yang paling umum
dilakukan perusahaan adalah berdasarkan produk dan departemen.
2. Klasifikasi Biaya berdasarkan atau Perilaku Biaya
Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau
volume, maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis, antara lain:
a. Biaya Variabel, adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara
langsung dengan adanya perbahan tingkat kegiatan atau volume produksi
dan volume penjualan.
b. Biaya Tetap, adalah biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan
adanya perubahan tingkat atau volume dalam batas-batas dari tingkat
kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu.
c. Biaya Seni Variabel, adalah biaya-biaya yang mempunyai atau
mengandung unsur tetap dan unsur variable. Salah satu contoh adalah
biaya listrik, biaya telepon, dan biaya transportasi.
3. Klasifikasi Biaya berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional
Pengklarifikasian biaya dalam jenis ini bertujuan untuk membantu menejemen
dalam perencanaan, analisis, dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang
ada dalam suatu organisasi perusahaan.

Dalam pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa semua biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam menjalankan perusahaan termasuk dalam biaya …

d. Pengertian Harga Pokok

Harga pokok adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, langsung
atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa didalam kondisi dan tempat dimana
barang tersebut dalat digunakan atau dijual. Harga pokok hanya dapat dihitung apabila
dilakukan klasifikasi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Harga pokok dibedakan atas:

1. Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah jumlah biaya produksi yang melekar pada
persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual. Menurut Hadibroto (1990:
60), harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikorbankan utnuk memproses
bahan-bahan (termasuk bahan bakunya) atau barang setengah jadi, sampai menjadi
akhir untuk siap dijual.
Menurut Winardi (1990:79), menjelaskan bahwa harga pokok produksi adalah
suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan kuantitatif dapat
diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat pertukaran dan
dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-kesatuan nilai
yang telah dikorbankan.
2. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga barang yang dijual. Penentuan harga
pokok penjualan pada perusahaan industri, pada umumnya pada persediaan awal
produk jadi ditambah dengan jumlah harga produksi (harga pokok produk) dan
dikurangi dengan persedian akhir produk. Berdasarkan prinsip akuntansi
Indonesia, menjelaskan bahwa harga pokok penjualan adalah saldo awal dari
ersediaan ditambah harga pokok barang-barang yang dibeli untuk dijual dikurangi
jumlah persediaan akhir adalah harga pokok barang yang harus dibandingkan
pendapatan untuk masa yang bersangkutan, untuk perusahaan industri dalam
harga pokok penjualan termasuk semua upah baru langsung dan biaya bahan-
bahan ditambah seluruh biaya pabrik (produksi) tak langsung dikoreksi dengan
jumlah-juemlah saldo awal dan akhir persediaan.

Dari pengertian diatas, jelas menunjukkan harga pokok penjualan mencakup


semua biaya bersifat langsung atau tidak langsung sampai barang tersebut siap
untuk dijual.

e. Pengertian Laba

Menurut Horngren (1997), Laba adalah kelebihan dari total pendapatan dibandingkan
dengan total beban. Disebut juga laba bersih. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2001:
38), Laba adalah pendapatan operasional dikurangi pajak, biaya bunga, biaya penelitian, dan
pengembangan. Laba bersih disajikan dalam laporan laba rugi denganmembandingkan
pendapatan dan biaya. Laba memiliki beberapa jenis sebagai berikut:

1. Laba kotor adalah perbedaan positif antara penjualan dikurangi pengembalian


penjualan dan pengurangan penjualan.
2. Laba usaha (Operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan
pengeluaran untuk bisnis.
3. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha
dikurangi oleh biaya bunga.
4. Laba bersih adalah jumlah yang diperoleh setelah pengurangan pajak.

Laba memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur laba adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan aset perusahaan atau
penurunan kewajiban yang terjadi dalam periode akuntansi, yang berasal dari
kegiatan operasi dalam hal ini penjualan barang (kredit) yang merupakan unit
bisnis utama perusahaan.
2. Beban
Beban adalah arus keluar atau penggunaan aset atau peningkatan kewajiban
dalam periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi. Menurut IAI (1994)
yang dikutip dari Chariri dan Ghozali (2001), beban/expense adalah selama satu
periode akuntansi terjadi penurunan manfaat ekonomi dalambentuk arus keluar
atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak melibatkan distribusi kepada investor.
3. Biaya
Biaya adalah uang tunai atau nilai setara dari uang yang dikornabkan untuk
barang atau jasa yang diharapkan membawa manfaat bagi masa kini dan masa
depan bagi organisasi.biaya kadaluarsa disebut sebagai biaya, setiap periode biaya
dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba
periode.
Menurut FASB (1980) yang dikutip dari Chariri dan Ghozali (2001), biaya
adalah arus keluar (outflows) atau penggunaan aset munculnya hutang (kombinasi
keduanya) untuk satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang,
atau penyampaian layanan atau aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama
suatu entitas.
4. Untung – Rugi
Keuntungan adalah peningkatan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari
transaksi incidental yang terjadi di perusahaan dan semua transaksi atau peristiwa
yang mempengaruhi perusahaan dalam periode akuntansi, terlepas dari orang-
orang dari pendapatan investasi pemilik.
5. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil akhir dari perhitungan pendapatan dan laba dikurangi
biaya dan kerugian pada periode tersebut. Sebagai yang sudah dijelaskan dalam
PASK No. 23 Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI) 2007 paragraf 70 menyatakan
bahwa: “Penghasilan (pendapatan) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode, jika aliran
masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi investasi”. Selanjutnya dalam paragraf 74 disebutkan bahwa: “Definisi
penghasilan mencakup pendapatan (laba) dan laba (laba).
f. Laba Kotor (Gross Profit)

Laba kotor adalah jumlah penjualan bersih setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan
(HPP). Dengan kata lain, jumlah laba atau pendapatan yang tersisa setelah semua biaya
pembutan produk telah dipertanggungjawabkan. Jenis biaya seperti biaya penjualan,
administrasi, atau pajak tidak termasuk dalam perhitungan laba kotor. Laba kotor digunakan
untuk mengitung jumlah sisa pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar biaya-biaya
tersebut.

2.2 Hubungan Antar Variable

2.3 Kerangka Konseptual


Pada dasarnya Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu penentuan
harga pokok produksi, pengendalian biaya, dan pengendalian keputusan khusus.
Dapat dikatakan bahwa peranan Akuntansi biaya yang utama dalam suatu perusahaan
adalah membantu memberikan informasi dalam penetapan harga pokok produksi.
Istilah biaya dalam akuntansi keuangan dan dalam akuntansi manajemen
mempunyai arti yang berbeda. Akuntansi keuangan mendefinisikan biaya sebagai
pengorbanan yang diperlakukan untuk mendapatkan barang atau jasa. Pengorbanan
mungkin diukur dalam kas yang dikeluarkan, aktiva yang ditransfer, jasa yang di
berikan, dll. Sehingga definisi ini mudah dinyatakan dan diterima secara luas dalam
Akuntansi Keuangan. Sedangkan dalam Akuntansi Manajemen, istilah biaya
digunakan dalam banyak cara yang berbeda. Hal ini diklasifikasikan secara berbeda
menurut kebutuhan-kebutuhan segera manajemen.
Fungsi pokok yang terdapat didalam perusahaan manufaktur adalah fungsi
produksi, administrasi dan umum, dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur biaya-biaya dapat digolongkan menjadi :
a. Biaya Produksi
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi.
Biaya ini dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :
 Biaya bahan baku
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya overhead pabrik
b. Biaya non produksi
yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi. Biaya non
produksi ini digolongkan kedalam dua golongan yaitu :
 Biaya administrasi dan umum
 Biaya pemasaran
Dalam perhitungan biaya produksi, Akuntansi biaya harus mengikuti proses
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Setiap tahap pengolahan bahan baku
memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan
untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikorbankan dalam setiap
pengolahan tersebut, agar pelaksanaan proses produksi dapat dikendalikan dan
pencapaian hasil kegiatan dan pencapaian hasil kegiatan produksi dapat dilakukan
secara efektif dan efesien.
Harga Pokok produksi yaitu harga pokok barang yang diproduksi meliputi
semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi
tidak langsung dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam
pengolahan (Herman Widodo, 2000:38).
Penentuan harga pokok produksi sangat penting karena selain untuk
menentukan harga pokok produk juga diperlukan untuk menentukan harga jual,
penentuan harga pokok produk juga diperlukan untuk penentuan nilai persediaan
barang jadi dan barang dalam proses yang setiap akhir periode muncul dalam
neraca dan laporan laba rugi.
Pada suatu laporan keuangan jika kita ingin mengetahui nilai harga pokok
produksi maka unsur-unsur yang dapat kita hitung adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan persediaan awal dan akhir.
Menurut M. Munandar (2001:250), biaya bahan baku adalah biaya yang terdiri
dari bahan-bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi, untuk diubah menjadi
barang lain yang nantinya akan di jual. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung
yaitu kompensasi yang diberikan kepada semua karyawan yang terlibat langsung
dalam pengolahan produk, mudah ditelusuri ke produk tertentu dan merupakan
biaya yang besar atas produk yang dihasilkan (Ibnu Subiyanto, Bambang Suripto,
2002:41). Sementara yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik adalah semua
biaya-biaya untuk melaksanakan kegiatan pabrik selain daripada bahan mentah
lagsung dan upah langsung (Abdullah Shahab, 002 : 158-159)
Selanjutnya, pada perusahaan manufaktur, proses menghasilkan laba dapat
dimulai dengan penyiapan usulan produk oleh perorangan atau oleh bagian
penelitian dan pengembangan serta diperluas melalui perencanaan, produksi,
penjualan, penagihan, dan akhir sampai pada masa kadaluasa priode garansi.
Semua langkah tersebut tercakup dalam usaha menghasilkan pendapatan
penjualan.
Melihat unsur-unsur diatas yang erat hubungannya antara harga pokok
produksi dengan laba kotor sehingga pemahaman yang baik mengenai harga
pokok produksi terhadap pencapaian laba kotor sangat bermandaat. Suatu
kekeliruan dalam menghitung harga pokok produksi dalam setiap harga pokok
penjualan akan mengakibatkan pencapaian laba kotor yang salah.
Laba kotor adala selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan
(Menurut Soemarso, 2002:226)
Perhitungan laba kotor dapat diketahui dengan cara pendapatan penjualan
dikurangi dengan harga pokok penjualan. Pendapatan penjualan kepada pelanggan
selama periode bersangkutan. Sedangkan harga pokok penjualan adalah total
harga pokok dari barang-barang yang laku dijual dalam suatu periode. Penentuan
harga pokok penjualan yang akan dibebankan kepada hasil penjualan dalam suatu
periode akuntansi memerlukan ketelitian. Pada perusahaan manufaktur, dalam
menentukan harga pokok penjualan memerlukan informasi tentang persediaan
baik awal maupun akhir periode dan harga pokok barang-barang dagang yang
dibeli atau produk jadi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan sehingga
perusahaan akan mengetahui nilai dari harga pokok produksi. Oleh karna itu besar
kecilnya harga pokok produksi dapat mempengaruhi jumlah penerimaan laba
kotor pada perusahaan. Untuk mengetahui nilai laba kotor pada suatu perusahaan
maka kita dapat langsung melihat nilainya pada laporan keuangan

2.4 HIPOTESIS
Menurut Andri Hipotesis nol adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan.
Hipotesis ini pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka
hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif atau hipotesis satu (Ha atau H1) yang di
terima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian dari si pembuat
eksperimen. Yang dinyatakan secara oprasional. Hipotesis penelitian adalah prediksi
yang diturunkan dari teori yang sedang diuji, bila dikehendaki membuat keputusan
mengenai perbedaan, diuji H0 terhadap H1, maka H1 meruakan pernyataan yang
diterima jika H0 ditolak. hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kedua populasi itu
sama, sedangkan hipotesis tandingan menyatakan bahwa rata-rata keduanya tidak
sama (berbeda).
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari
analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika
kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai
dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis hampir
selalu di buat berdasarkan penguji hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab
pernyataan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Penelitian menyebutkan bahwa tingkat penjualan saat ini semakin meningkat
dengan pemasaran produk bervariasi. Secara global, penjualan kini memicu
persaingan yang sangat ketak dengan cara memikat para pelanggan dan mencapai
tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Sehingga para manajemen
ditutut untuk mengambil keputusan yang tepat dan menghasilkan keuntungan kepada
perusahaan. Pencapaian keberhasilan suatu perusahaan dapat terlihat dari laporan
keuangan yang dibentuk. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai
berikut :
H0 = Penjualan bersih berpengaruh terhadap laba kotor perusahaan
Ha = Penjualan bersih tidak berpengaruh terhadap laba kotor perusahaan

2.5 PENELITIHAN TERDAHULU


1. Purnama (2007) dengan judul Pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor
pada PT. Gudang Garam Tbk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
harga pokok produksi dan laba kotor pada perusahaan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi
kasus. Persamaannya adalah menggunakan metode penelitian analisis deskriptif.
Perbedaannya adalah menggunakan objek penelitian pada perusahaan rokok.
2. Rasuandi (2008) dengan judul Analisis perubahan laba kotor (gross profit) pada
CV. Agung Jaya Art Palembang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
perkembangan perusahaan dalam menganalisa laporan laba rugi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan
studi kasus. Persamaannya adalah mengunakan metode penelitian analisis
deskriptif. Perbedaannya adalah mengunakan objek penelitian pada perusahaan
mebel

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penulis memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini melalui
situs internet yaitu www.jsx.co dan..

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitihan ini adalah metode explanotory,
alasan penggunaan ini karena penelitian bertujuan untuk menguji hubungan dan pengaruh
antara biaya produksi (Melalui tingkat HPP) dalam meningkatkan penjualan dan
kemampulabaan

Anda mungkin juga menyukai