Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

PRODUK UNGGULAN UMKM HOME INDUSTRY ROTI “BILA BAKERY”


KELURAHAN BABAKAN, KECAMATAN SANDUBAYA
KOTA MATARAM

RIYAN AZIS FIRMANSYAH


A1A019202

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami Panjatkan Kehdirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal
penelitian ini tepat pada waktunya. Proposal penelitian ini membahas tentang “PRODUK
UMKM UNGGULAN HOME INDUSTRI ROTI “BILA BAKERY” DI KELURAHAN
BABAKAN” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Metode Penelitian.
Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan proposal ini, semoga kebaikannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan sebagai penyempurnaan proposal selanjutnya.
Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
sebagai bahan bacaan atau penelitian sejenisnya.

Mataram, 19 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah Penelitian
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1.5.2 Manfaat Praktis
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Industri
2.1.2 Teori Produksi
2.1.2.1 Fungsi Produksi
2.1.2.2 Fungsi Produksi Jangka Pendek
2.1.2.3 Fungsi Produksi Jangka Panjang
2.1.2.4 Strategi Pemasaran
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
2.1.3.1 Modal
2.1.3.2 Tenaga Kerja
2.1.3.3 Bahan Baku
2.1.3.4 Analisis SWOT
2.2 Perumusan Hipotesis & Rerangka Konseptual
BAB III Metode Penelitian
3.1 Pendekatan Penelitian
3.2 Pengumpulan Data
3.2.1 Informan dan Kehadiran Peneliti
3.2.2 Setting Lokasi
3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data
3.3 Keabsahan Data
3.4 Analisis Data
BAB IV Temuan Data Lapangan
4.1 Sejarah Perusahaan
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan dari setiap perusahaan atau sebuah industri adalah
memperoleh keuntungan yang maksimal dan menekan biaya yang minimal. Memproduksi
suatu barang tidak akan selalu menjamin suatu industri memperoleh keuntungan yang
maksimal. Pada saat ini sudah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang industri makanan. Bahkan, di dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan
tersebut mengalami persaingan yang begitu ketat apalagi perusahaan-perusahaan
memproduksi barang yang sejenis. Di dalam bisnis yang seperti saat ini, perusahaan harus
mampu menjadi mitra kerja yang handal bagi para konsumen di tengah persaigan yang
begitu ketat. Industri makanan seperti aneka roti ini mengacu pada biaya bahan baku yang
digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat produk dapat diterima di kalangan
masyarakat yang akan menjadi konsumen.
Persaingan yang terjadi antara perusahaan satu dengan yang lain membuat para
pemilik usaha untuk mengeluarkan kreatifitas dan ide-ide baru dalam memproduksi barang
yang menarik masyarakat untuk menjadi konsumen. Untuk memproduksi suatu barang
perusahaan harus memiliki beberapa fasilitas-fasilitas produksi, diantaranya bahan baku,
tenaga kerja, mesin dan lain-lain. Semua fasilitas-fasilitas tersebut memiliki batas dan
membutuhkan biaya. Penggunaan fasilitas-fasilitas yang tidak tepat akan membuat
perusahaan gagal mencapai target produksinya yang akan menyebabkan terjadinya
pemborosan pada biaya produksi.
Roti adalah makanan yang banyak disukai oleh banyak orang dari berbagai kalangan
masyarakat dan sering juga digunakan sebagai makanan pengganti nasi sebagai makanan
pokok sebagian warga Indonesia atau bisa juga menjadi camilan. Roti pada umumnya
merupakan makanan yang memiliki bahan dasar tepung terigu dan air yang dapat
ditambahkan gula dan bahan-bahan yang diperlukan lainnya. Roti pada umumnya dibagi
menjadi 2 yaitu roti kering yang dapat bertahan lebih lama dan roti basah yang memiliki
tekstur lembut namun tidak dapat bertahan lama. Persaingan industri roti di Kelurahan
Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram sangat banyak bahkan bisa dikatakan
menjadi primadona usaha di kalangan masyarakat Babakan. Perusahaan roti ini harus siap
bersaing dengan pesaingnya dengan cara mengeluarkan ide-ide kreatif dari para pelaku
usaha sehingga dapat diterima di kalangan masyarakat.

1.2 Masalah Penelitian


1. Produk yang diproduksi belum memberikan keuntungan yang maksimal
2. Penentuan jumlah produksi belum optimal
3. Perencanaan produksi berdasarkan bulan sebelumnya
4. Terjadi produksi yang lebih pada tiap bulannya
5. Jumlah tenaga kerja
6. Penjualan gagal mencapai target

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian di atas, maka dapat kita peroleh
pertanyaan tentang penelitian, sebagai berikut :
1. Apakah produk yang diproduksi dapat menghasilkan keuntungan yang
maksimal ?
2. Bagaimana cara menentukan jumlah produksi setiap harinya?
3. Apakah penjualan dapat mencapai target setiap harinya?
4. Bagaimana pengaruh produksi setiap hari ke hari selanjutnya?
5. Bagaimana cara perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang
memproduksi barang sejenis ?
6. Bagaimana cara perusahaan memasarkan produk ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
1. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan roti
2. Keuntungan yang diperoleh perusahaan roti
3. Teknik bersaing dengan perusahaan sejenis
4. Cara memasarkan hasil produksi

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Semoga penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan dapat menjadi salah satu penerapan sebagai teknik persaingan
produksi dengan perusahaan sejenis.

1.5.2 Manfaat Praktis


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat manfaat serta kegunaan bagi pihak yang
membutuhkan, antara lain :
A. Bagi Penulis
1) Mengetahui cara pembuatan roti di Kelurahan Babakan
2) Mengetahui teknik yang digunakan perusahaan untuk bersaing dengan
perusahaan sejenis
3) Mengetahui cara sebuah perusahaan memasarkan hasil produksinya
B. Bagi Perusahaan
1) Hasil penelitian dapat membantu pengembangan perusahaan
2) Dapat dijadikan masukan dan saran bagi perusahaan.
C. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi menulis bagi peneliti lain untuk
memahami tentang industri roti yang ada di Kelurahan Babakan dan sebagai bahan
referensi penyusunan skripsi dan materi perkuliahan jika mengangkat topik yang sama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI


2.1.1 Teori Industri
Menurut UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dinyatakan bahwa,
perindustrian adalah tatanan dari segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri,
sedangkan industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai
nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Industri dibagi menjadi 4
industri yaitu: industri hijau, industri strategis, industri pengolahan dan industri kerajinan
kecil (IKK).
Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Industri strategis adalah industri yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan atau
menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau mempunyai kaitan dengan
kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam rangka pemenuhan tugas pemerintah
negara.
Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar secara makanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi
barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Industri pengolahan
membutuhkan bahan baku untuk mengolah produk yang di produksinya, pengertian bahan
baku yaitu bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Industri kecil adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya antara 5 – 19 orang.
Industri mikro adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya antara 1 – 4 orang.
Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata – mata hanya didasarkan kepada
banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu
menggunakan mesin tenaga kerja atau tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal
perusahaan itu.
Industri Kerajinan Kecil (IKK) meliputi berbagai industri kecil yang sangat
beragam mulai industri kecil yang menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi
maju. Selain potensinya untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan kesempatan untuk
memperoleh pendapatan bagi kelompok – kelompok yang berpendapatan rendah terutama
di pedesaan, industri kerajinan kecil juga didorong atas landasan budaya yakni mengingat
peranan pentingnya dalam pelestarian warisan budaya Indonesia.

2.1.2 Teori Produksi


Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari faktor-
faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan lain -lainnya oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk berupa barang - barang dan jasa - jasa. Teori produksi terdiri dari
beberapa analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha dalam tingkat
teknologi tertentu, mampu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu dengan seefisien mungkin. Jadi, penekanan proses
produksi dalam teori produksi adalah suatu aktivitas ekonomi yang mengkombinasikan
berbagai macam masukan (input) untuk menghasilkan suatu keluaran (output). Dalam
proses produksi ini, barang atau jasa lebih memiliki nilai tambah atau guna. Sadono
Sukirno (2010) menjelaskan bahwa fungsi produksi merupakan sifat hubungan diantara
faktor – faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

2.1.2.1 Fungsi Produksi


Fungsi produksi menurut Robert S Pindyck dan Daniel L Rubinfeld dalam buku
Mikroekonomi menyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut:

Q = f (K, L, R, T)

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga kerjadan keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam dan T
adalah tingkat teknologi yang digunakan. Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh
berbagai jenis faktor – faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya
berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah
tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.

2.1.2.2 Produksi Jangka Pendek


Jangka pendek (short run) mengacu pada jangka waktu yang mana satu atau lebih
faktor produksi tidak bisa diubah. Dengan kata lain, dalam jangka pendek paling tidak
terdapat satu faktor yang tidak dapat divariasikan, seperti sebuah faktor yang disebut input
tetap (fixed input).
2.1.2.3 Produksi Jangka Panjang
Jangka panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat
semua input menjadi variabel. Keputusan – keputusan yang harus dibuat perusahaan itu
lebih sulit dalam jangka pendek daripada jangka panjang. Dalam jangka pendek,
perusahaan memvariasikan intensitas dengan menggunakan satu pabrik dan mesin tertentu.
Dalam jangka panjang, mereka memvariasikan ukuran pabriknya. Semua input tetap dalam
jangka pendek adalah hasil dari keputusan jangka panjang yang dahulu dibuat berdasarkan
perkiraan perusahaan tentang yang menguntungkan dapat mereka produksi dan jual.

2.1.2.4 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh
para pengusaha termasuk perngusaha tani (agribusinessman) dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang.
Berhasil atau tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannya di bidang
pemasaran, produksi, keuangan dan sumberdaya manusia (Firdaus, 2012). Pemasaran
merupakan suatu kegiatan yang harus dijalankan oleh pengusaha disegala bidang. Hal ini
dilaksanakan karena pengusaha selalu berorientasi pada keuntungan dan selalu ingin
mengembangkan usahanya. Perbedaan harga yang terjadi di tingkat produsen dan
konsumen akhir merupakan akibat dari adanya rangkaian kegiatan pemasaran (Astuti,
2014).
Sasaran akhir dalam setiap usaha pemasaran adalah untuk menempatkan produk ke
tangan konsumen. Ada sejumlah kegiatan pokok pemasaran yang perlu dilaksanakan untuk
mencapai sasaran tersebut, yang dinyatakan sebagai fungsifungsi pemasaran. Dalam hal ini
Firdaus (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi pokok pemasaran, yaitu:
1. Fungsi Pertukaran.
Fungsi pertukaran melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak
kepemilikan dari satu pihak ke pihak yang lainnya dalam sistem pemasaran. Pihakpihak
yang terlibat dalam proses ini adalah pedagang, distributor dan agen yang mendapat komisi
karena mempertemukan pembeli dan penjual. Fungsi pertukaran terdiri atas fungsi
pembelian dan fungsi penjualan.
2. Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk
diangkut, disimpan dan diproses untuk memenuhi keinginan konsumen.
3. Fungsi Penyediaan Sarana
Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran
agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi penyediaan sarana meliputi: informasi pasar,
penanggunagan risiko, standarisasi dan grading, pembiayaan.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi


2.1.3.1 Modal
Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan
proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumber bentuknya, berdasarkan
kepemilikannya serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya modal dapat dibagi 2
yakni : modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
perusahaan sendiri. Sedangkan modal asing adalah modal yang bersumber dari luar
perusahaan. Misalnya modal yang berasal dari pinjaman bank. Berdasarkan pemilikannya,
modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal
yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi
pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
Sedangkan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan
untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum,
jalan, dan sebagainya. Kemudian, modal dibagi berdasarkan sifatnya, yakni modal tetap
dan modal lancar. Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang.
Misalnya bangunan pabrik dan mesin-mesin. Sedangkan modal lancar adalah modal yang
harus digunakan dalam satu kali proses produksi, misalnya bahan-bahan baku.

2.1.3.2 Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang
mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga (Payaman Simanjuntak, 2001). Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu
individu yang sedang mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang
atau jasa yang sudah memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan
oleh Undang-Undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan
hidup sehari-hari.
2.1.3.3 Bahan Baku
Menurut Sumaryo (2011) fungsi produksi menggambarkan hubungan input dan
output, sehingga apabila input bertambah maka output juga meningkat. Bertambahnya
jumlah bahan baku yang digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi. Bahan baku
dalam penelitian ini merupakan jumlah bahan baku yang digunakan berupa terigu untuk
menunjang produksi roti. Jika harga bahan baku meningkat maka perusahaan biasanya akan
mengurangi jumlah produksi yang dihasilkan untuk menekan biaya produksi, atau
perusahaan juga dapat memutuskan untuk meningkatkan harga jual output. Akan tetapi jika
harga jual meningkat, maka permintaan akan output akan menurun dan produksi pun ikut
menurun.
2.1.3.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah sebuah
alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkanempat
jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang),
Strategi ST (kekuatan-ancaman) dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Analisis SWOT
merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor-faktor kekuatan, kelemahan
dalam perusahaan serta peluang, ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan
persilangan yang baik diantara keempatnya. Analisis ini didasarkan atas asumsi bahwa
suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan
kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2016).

2.2 Perumusan Hipotesis & Rerangka Konseptual


A. Perumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap produksi roti. Hipotesis sementara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Modal mempunyai pengaruh positif terhadap hasil produksi roti.
2. Tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap hasil produksi roti.
3. Bahan baku mempunyai pengaruh positif terhadap hasil produksi roti.
4. Ada pengaruh modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap produksi roti.

B. Rerangka Konseptual
Produksi dalam penelitian ini merupakan variable dependen sedangkan variabel
bebasnya adalah modal, tenaga kerja dan bahan baku. Agar penelitian ini lebih terarah
maka dapat dilihat melalui skema kerangka pemikiran dibawah ini.
MODAL

HASIL
TENAGA
PRODUKSI
KERJA
ROTI

BAHAN
BAKU

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah
pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Alasan digunakannya pendekatan penelitian ini
karena pendekatan penelitian ini tidak berfokus pada angka atau nilai, tidak menggunakan
pengujian statistik sehingga informasi dan data yang didapatkan dan digali oleh penulis
lebih dalam dan spesifik.
3.2 Pengumpulan Data
3.2.1 Informan dan Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti menjadi sangat penting karena dalam penelitian kualitatif,
peneliti adalah alat pengumpul data yang utama. Instrumen penelitian adalah alat
pengumpul data penelitian. Peneliti berperan aktif, sehingga data yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh peneliti sendiri. Jadi dibutuhkan keahlian untuk memahami konteks
penelitian. Jadi untuk menjaga agar informasi tetap utuh, maka peneliti membutuhkan
instrumen pendukung seperti catatan lapangan dan HP (sebagai recorder).
3.2.2 Setting Lokasi
Penelitian dilakukan di salah satu perusahaan Roti Babakan “Bila Bakery” di Gang
Mushalla Nurul Iman, Jalan Alinapiah, Babakan Utara dengan nama pemilik perusahaan
Bapak Husen dan Ibu Huriati.
Pemilihan lokasi sengaja dilakukan dengan pertimbangan bahwa Roti Babakan
dengan merk “Bila Bakery” ini merupakan salah satu produsen roti yang berpotensi untuk
mengembangkan usahanya, namun masih terkendala oleh pemasaran produk dan tingkat
persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk merumuskan strategi
pemasaran yang tepat agar dapat bertahan di tengah persaingan. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober 2021.

3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data


A. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis, dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan.
Secara umum ada tiga pendekatan dasar dalam memperoleh data kualitatif melalui
wawancara yaitu wawancara konversasional yang informan, wawancara dengan pedoman
umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka (Patton dalam
Poerwandari, 1998 ; 73). Penelitian ini menggunakan wawancara dengan pedoman umum.
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar
pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Alasan
menggunakan wawancara tersebut ialah :
1. Ingin mendapat informasi secara langsung dari subjek penelitian maupun informan
melalui tanya jawab yang sifatnya bertahap dan mendalam.
2. Ingin melakukan interaksi komunikasi dengan maksud menghimpun informasi dari
subjek penelitian dan informan.
3. Peneliti ingin menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber
yang relevan berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran subjek penelitian.

B. Observasi
Patton (1998 ; 63) menegaskan, observasi merupakan metode pengumpulan data
esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Observasi
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan
pengamatan secara langsung atau tidak langsung, baik diketahui oleh subjek penelitian
maupun tidak diketahui. Kedudukan observasi dalam penelitian ini untuk melengkapi
informasi yang telah diperoleh dari wawancara.
3.3 Keabsahan Data
Agar data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dijamin tingkat validitasnya maka
perlu dilakukan pengecekan atau pemeriksaan keabsahan data. Adapun peneliti dalam
melakukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang relevan dengan persoalan yang diteliti kemudian memusatkan diri pada
persoalan tersebut secara rinci. Dengan kata lain memperdalam pengamatan terhadap hal-
hal yang diteliti yaitu tentang Produk Unggulan UMKM Home Industry Roti di Babakan
yaitu Bila Bakery.
2.Triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara
dengan isi dokumen yang berkaitan. Untuk memperoleh keterangan tentang Produk
Unggulan UMKM Home Industry Roti Babakan, maka peneliti tidak menggali informasi
dari salah satu pihak misalnya dari pemilik perusahaan roti saja. Akan tetapi, dalam hal ini
tidak menutup kemungkinan peneliti bisa mendapatkan keterangan-keterangan tambahan
dari pihak lain yang dianggap penting.

3.4 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Rapid Application Development
(RAD). Menurut McLeod (2002) tahapan-tahapan analisis data menggunakan Rapid
Application Development (RAD) :
1. Tahap investigasi awal
Tahap ivestigasi awal adalah tahap dimana peneliti mengidentifikasi masalah yang
ada di Perusahaan Roti Bila Bakery, sehingga dapat menemukan solusi yang tepat untuk
memecahkan masalah yang ada.
2. Tahap Analisis Kebutuhan
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis masalah dan mengidentifikasi masalah
yang ada, kemudian menemukan pemecahan masalah dengan cara merancang sistem yang
sesuai dengan kebutuhan Perusahaan Roti Bila Bakery.
BAB IV
TEMUAN DATA LAPANGAN
4.1 Sejarah Perusahaan Roti Bila Bakery
Perusahaan roti Bila Bakery didirikan pada tahun 2016 tepatnya tanggal 5 September,
Bapak Husen merupakan pendiri dari Bila Bakery. Awal merintis usaha perusahaan roti ini
tidaklah mudah bagi Bapak Husen karena beliau merupakan pencetus dan terciptanya
berbagai resep roti berdasarkan kemampuan yang dimilikinya dan berdasar pengalamannya
saat dahulu menjadi buruh perusahaan roti di Babakan. Proses pemasaran yang dilakukan
pun masih terbatas hanya menunggu pesanan datang dari para tetangga serta dititipkan ke
warung-warung terdekat. Namun, berjalannya waktu perkembangan usaha roti ini semakin
pesat, Bapak Husen berhasil membuka Perusahaan Roti di rumahnya yang baru dan sampai
saat ini ada sekitar 4 macam roti bervarian rupa dan rasa yang dijual. Perkembangan
perusahaan roti ini semakin pesat termasuk dalam proses pemasaran seperti menitipkan roti
ke minimarket, pasar, toko klontong, banyaknya reseller yang datang ke perusahaan untuk
menjualkan roti. Sehingga Roti dari Bila Bakery ini lebih dikenal oleh masyarakat. Bukan
hanya terkenal di Lingkungan Babakan saja, bahkan hingga ke berbagai kabupaten di Pulau
Lombok dan Pulau Sumbawa.
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan Roti Bila Bakery
Struktur organisasi perusahaan roti Bila Bakery bisa dikatakan sangatlah sederhana.
Dimana yang terlibat dalam organisasi perusahaan ini hanyalah owner atau pemilik dan
karyawannya saja. Di Perusahaan Roti Bila Bakery, Bapak Husen merupakan owner dari
perusahaan tersebut. Bapak Husen memiliki 6 karyawan, 4 karyawan bertugas
memproduksi roti seperti membentuk roti, menambahkan mentega, selai, perasa hingga
bertugas memasukkan roti ke dalam oven dan mengeluarkan roti yang sudah di oven. 2
karyawan lainnya bertugas menjadi pengemas roti, menambahkan label merk pada roti dan
menyiapkan pesanan roti ke dalam keranjang yang akan segera didistribusikan.
OWNER
BAPAK HUSEN

KARYAWAN

Tugas dan Wewenang :


1. Owner / Pemilik
Tugas owner pada perusahaan roti Bila Bakery adalah memantau dan mengecek
kinerja dari karyawannya, mengelola keuangan dan melakukan segala pencatatan mulai
dari pembelian bahan, penjualan roti, persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi. Selain
itu, Bapak Husen juga menjadikan dirinya menjadi kurir pengantar roti produksinya ke
rumah reseller rotinya.
2. Karyawan
Karyawan hanya bertugas pada bagian produksi yaitu melakukan pembuatan roti,
mengemas roti ke dalam kemasan plastik dan memasukkan dan menyusun roti yang sudah
dikemas ke dalam keranjang para reseller roti tersebut sesuai dengan pesanannya.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan roti di Kelurahan Babakan mungkin sudah menjadi primadona bagi
masyarakat yang tinggal di sana. Mudahnya pembuatan roti menjadi kesempatan menarik
bagi siapa saja yang mau dan siap berkecimpung berbisnis roti di Kelurahan Babakan ini.
Tidak terkecuali Bapak Husen seorang pemilik Bila Bakery yang memulai bisnisnya dari
nol. Bermodalkan pengalamannya sebagai buruh perusahaan roti di sekitar tempat
tinggalnya. Bapak Husen dengan berani ikut berbisnis dan berkecimpung serta membangun
perusahaannya sendiri dengan nama Bila Bakery yang sudah berjalan hamper 5 tahun.
Bila Bakery mempunyai 6 orang karyawan yang bertugas sebagai pembuat roti dan
pengemas roti. Pendapatan karyawan dihitung dengan sistem borongan. Untuk pembuat roti
per 25 kg mendapatkan Rp.60.000,- dan untuk pengemas roti mendapatkan Rp.20.000,-
untuk 1000 pcs roti yang dapat dihitung perhari. Dalam sehari Bila Bakery dapat
memproduksi sekitar 3 sampai 6 karung roti dengan 4 macam roti tergantung pesanan para
pelanggan atau reseller.
Sistem pemasaran Bila Bakery adalah menitipkan produk Bila Bakery di warung-
warung, pasar tradisional yang ada di Lombok bahkan juga dapat didistribusikan ke luar
Pulau Lombok. Harga untuk 1 pcs roti dari Bila Bakery Rp.1.000,- yang masih tergolong
sangat murah dibanding dengan roti-roti yang ada di swalayan di Lombok.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan proposal
penelitian ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya untuk menyusun proposal penelitian yang lebih baik pada
kesempatan-kesempatan selanjutnya.
Daftar Pustaka

Sudrajat, Rinaldi. 2017. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Ciwawa Cake And Bakery.
Lesmana, Endoy Dwi Yuda. 2014. “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Dan Lama Usaha
Terhadap Produksi Kerajinan Manik – Manik Kaca (Studi Kasus Sentra Industri Kecil
Kerajinan Manik – Manik Kaca Desa Plumbon Gambang Kec. Gudo Kab. Jombang)”
Universitas Brawijaya, Malang.
Purnama, Rosy Pradipta Angga, 2014. “Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama
Usaha Dan Teknologi Proses Produksi Terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe Di
Kota Blitar” Universitas Brawijaya, Malang.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Sukirno, Sadono. 2013. “Mikro Ekonomi, Teori Pengantar”, (Edisi Ketiga), PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. PT. Prehalindo. Jakarta
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2005.
Rahmawati. 2017. Strategi Pemasaran Usaha Roti (Studi Kasus Pada Cv. Roti Daeng
Makassar.
Nur Rahmawati, Nofia. 2016. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Roti
(Studi Kasus Pada Sentra Industri Roti di Kecamatan Bojongloa Kaler).
Leonita, Fellia. 2017. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pada Toko Roti Dewi
Semarang Dengan Pendekatan Rapid Application Development (RAD).
Mirwaningsih, Mirwaningsih. 2021. Analisis Kelayakan Usaha Agroindustry Roti Di
Kelurahan Babakan Kecamatan Sanduabaya Kota Mataram.
LAMPIRAN
Dokumentasi foto saat melakukan observasi, wawancara dan melihat pembuatan roti di
Perusahaan Roti Bila Bakery

Bersama Owner Bila Bakery

Proses oven roti Bila Bakery


Roti Bila Bakery yang sudah matang dan siap dikemas

Proses Pembuatan Roti Bila Bakery

Anda mungkin juga menyukai