Anda di halaman 1dari 47

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI PADA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA


PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI MAN 1 KENDARI

(Proposal)

Oleh

NINI ANISA (A1P119050)


NUR ANISA JULIYANTI (A1P119051)
NDIKA CERI AAD (A1P1190 )

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................5
C. Rumusan Masalah....................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR..........................8


A. Tinjauan Pustaka......................................................................................8
B. Pembelajaran Geografi..........................................................................10
C. Media Pembelajaran..............................................................................13
D. Media Animasi.......................................................................................20
E. Hasil Belajar..........................................................................................21
F. Media Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar..............................26
G. Kerangka Pikir.......................................................................................27
H. Penelitian yang Relevan.........................................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................30


A. Metode Penelitian..................................................................................30
B. Subjek dan Objek Penelitian..................................................................30
C. Desain Penelitian...................................................................................31
D. Defenisi Operasional Penelitian.............................................................41
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................42
F. Analisis Data..........................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................44
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri
sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Pendidikan merupakan masalah
yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup
manusia. Pendidikan saat ini bukan hanya merupakan suatu kewajiban bagi
manusia, melainkan juga merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan mendorong manusia untuk tumbuh
dan berkembang guna meningkatkan potensi dirinya.

Pendidikan juga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam


mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, pemerintah dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagai negara yang masih
berkembang seperti Indonesia sangatlah penting untuk meningkatkan mutu
pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu pondasi untuk kemajuan
sebuah bangsa. Menurut Ditjen Dikti dalam Fuad Ihsan (2005: 4), mendefenisikan
bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan
sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana hidup,
proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih
dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sangat pentingnya


keberadaan pendidikan di Indonesia, karena dengan pendidikan peserta didik
dapat dipersiapkan melalui bimbingan dalam proses mengembangkan potensi
yang dimilikinya serta melatih peserta didik untuk dapat memiliki keterampilan
guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pada masing-
masing daerah yang ada di Indonesia.

Pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Dalam proses


belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena dengan proses inilah
yang dapat menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai.
Ketercapaian proses belajar mengajar dapat dilihat dengan adanya perubahan
tingkah laku baik menyangkut aspek pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap
(afektif), maupun aspek keterampilan (psikomotor). Dalam proses belajar
mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran
diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode atau teknik serta media
pembelajaran. Semua hal tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lain,
sehingga apabila salah satunya hilang atau kurang berfungsi maksimal akan
berpengaruh pada tujuan akhir pembelajaran.

Fakta di lapangan sering kali berbeda dengan apa yang di harapkan,


pendidikan yang seharusnya berjalan efektif di sekolah tidak selamanya sesuai
dengan apa yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap guru mata pelajaran geografi diketahui bahwa proses pelaksanaan
pembelajaran di MAN 1 Kendari masih belum mendapatkan hasil yang maksimal.
Terindikasi sebagian besar siswa didik tidak mengikuti pembelajaran geografi
dengan baik. Mata pelajaran geografi saat ini masih merupakan mata pelajaran
yang belum mendapatkan porsi ketertarikan yang lebih pada diri siswa.
Banyaknya anggapan bahwa mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran
yang susah dan tidak menyenangkan. Hal inilah yang menjadi salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar siswa, yang mendapatkan nilai kurang dari
KKM. Berbagai penyebab dapat mendasari mengapa hal ini dapat terjadi. Salah
3

satunya kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran geografi sehingga


mempengaruhi hasil belajar siswa. Banyak siswa beranggapan bahwa mata
pelajaran geografi susah untuk dipahami dikarenakan terdapat banyak konsep
serta teori yang harus dipelajari sedangkan penjelasan guru seringkali tidak dapat
dipahami oleh siswa. Adanya berbagai konsep, teori serta proses di dalam
pembelajaran geografi yang tidak dapat dijelaskan dengan baik hanya melalui
kata-kata saja.

Dalam pembelajaran geografi di dalam kelas, pembelajaran tidak di


fokuskan untuk hafalan tetapi pembelajaran haruslah menyenangkan karena
dengan begitu siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Alangkah baiknya jika pemberian bahan belajar tidak hanya bersifat ceramah atau
visual saja tetapi akan lebih baik jika menggunakan media audio-visual yaitu
dengan menggunakan media yang peserta didik dapat melihat dan mendengarkan
secara langsung seperti gabungan penggunaan gambar, suara, video, atau media
animasi mengenai materi pembelajaran, sehingga peserta didik akan jauh lebih
paham akan materi pembelajaran yang di sampaikan.

Media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan


pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
(Menurut Sardiman, 2002:6). Sedangkan menurut Gagne yang dikutip Sudirman
(2006:6), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang nya untuk berpikir. Karena itu media pembelajaran memiliki
fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran. Sering kali terjadi banyak siswa
yang kurang atau bahkan tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena kurang optimalnya pemanfaatan media
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Materi yang disampaikan adalah materi mengenai atmosfer dengan
Standar Kompetensi 3 (Pengetahuan) yaitu memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. Dengan Kompetensi Dasar 3.2 menganalisis atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi.

Atmosfer merupakan lapisan gas yang melingkupi sebuah planet,


termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di
Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Dalam pembelajaran yang selama ini diberikan guru kepada peserta
didik masih banyak yang belum memahami materi tersebut sehingga banyak
peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM.

Karakteristik tersebut menunjukan perlunya suatu media pembelajaran


inovatif yang sesuai. Pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Adapun media yang
tepat digunakan pada pokok bahasan dinamika atmoster serta dampaknya bagi
kehidupan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis animasi, karena media ini
dapat menjelaskan materi mendekati keadaan sebenarnya. Berangkat dari masalah
yang dihadapi guru di dalam kelas dan dari ketertarikan peserta didik terhadap
media animasi baik berupa gambar, video atau film animasi, sehingga media
animasi merupakan media pembelajaran yang paling tepat digunakan disini guna
meningkatkan minat, rasa penasaran, dan membangkitkan rasa ingin tahu, serta
5

membuat membelajaran menjadi menyenangkan. Dengan menggunakan media


animasi maka proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga peserta didik
diharapkan dapat terangsang untuk berpikir kritis dan terlibat aktif dalam
pembelajaran dikelas. Media animasi juga bertujuan agar transfer ilmu dari guru
ke peserta didik menjadi lebih efektif dan efesien. Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis mengambil fokus penelitian ini adalah “Penggunaan Media Animasi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi di MAN 1
Kendari”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah kegiatan mendeteksi, melacak, menjelaskan
aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan masalah atau variable
yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengidentifikasi
masalah antara lain:

a. Rendahnya hasil belajar siswa sehingga belum mencapai Kriteria


Ketuntasan Minimal (KKM);

b. Pembelajaran yang kurang menarik. Proses pembelajaran masih banyak


menggunakan metode pembelajaran konvensional sehingga pembelajaran
masih terfokus pada guru;

c. Minimnya sumber belajar dan media pembelajaran karena guru hanya


menggunakan metode ceramah di dalam kelas;

d. Adanya anggapan bahwa mata pelajaran geografi merupakan mata


pelajaran yang susah, membosankan dan tidak menyenangkan;

e. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis animasi belum


pernah diterapkan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktifitas belajar siswa di MAN 1 Kendari?

2. Bagaimana aktifitas guru-guru di MAN 1 Kendari?

3. Bagaimana Penggunaan Media Animasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa Pada Pembelajaran Geografi di MAN 1 Kendari?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Geografi di MAN 1 Kendari
melalui penggunaan media pembelajaran berbasis animasi.

A. Tujuan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Pembelajaran jadi menyenangkan, efektif dan bermanfaat.

2. Bagi Guru

a. Membantu guru memecahkan masalah dalam hal memperbaiki proses


pembelajaran dengan menggunakan media animasi.

b. Memberikan informasi kepada guru dalam rangka meningkatkan dan


memperbaiki proses pembelajaran di sekolah.
7

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah memiliki guru yang terampil dan kreatif menggunakan media


pembelajaran agar fokus dan hasil belajar siswa meningkat.

b. Dapat menjadi referensi dan dapat mengambil kebijakan yang tepat


dalam penggunaan media pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS -2
MAN 1 Kendari.

2. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah penggunaan media


animasi untuk peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi
di MAN 1 Kendari.

3. Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah MAN 1 Kendari.

4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah tahun 2018.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah geografi dengan


menggunakan media pembelajaran yaitu media animasi. Menurut Kustandi
& Sutjipto (2011:9) “Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan
yang ingin disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih baik dan sempurna”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran


Menurut Anun-ahman (2010: 39), belajar adalah perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu
berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut llamalik (2008: 37),
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. Belajar merupakan suatu proses, suatu keinginan bukan
hanya mengingat tetapi lebih daripada itu yang mengalami. Slameto (2003: 5),
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Lebih lanjut Abdillah dalam Anurrahman (2010: 35), menyimpulkan


bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dillakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif; dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu”.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses aktif dalam memberi reaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu yang sedang belajar, yang diarahkan kepada tujuan
dengan melihat, mengamati, memahami sesuatu untuk mendapatkan
pengalaman baru. Proses belajar akan terkait dengan bagaimana mengubah
tingkah laku individu, baik tingkah laku yang dapat diamati. Perubahan itu
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
dalam bentuk keterampilan dan sikap. Dalam proses pendidikan, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran.

Pembelajaran tidak dapat didefinisikan terpisah dari belajar.


Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses
belajar mengajar siswa yang bersifat internal (Anurrahman, 2010: 34).

Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas


membantu siswa belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga
siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan
terhadap berbagai strategi pembelajaran yang dapat memberikan proses
belajar yang optimal.

Dalam menjalankan tugasnya guru tidak hanya sebagai pengajar yang


bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga dapat berperan
sebagai pendidik. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang
guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip
belajar yaitu apapun yang dipelajari siswa maka siswalah yang harus belajar,
bukan orang lain. untuk itu siswa harus bertindak aktif, setiap siswa akan
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun
dan kapanpun. Sudjana (2004: 28), mengemukakan tentang pengertian
pembelajaran bahwa. pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Darsono dalam Daryanto (2010: 24-25), secara umum menjelaskan


pengertian pembelajaran sebagai “Suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
baik”. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam
agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara
peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran pada umumnya harus
mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan arah dan menuntun peserta
didik dalam mencapai prestasi yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik untuk
membentuk dan meningkatkan keaktifan, minat peserta didik sesuai
kebutuhan dan bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik yang didukung
oleh lingkungan belajar.

B. Pembelajaran Geografi
Kata Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi
dan graphein yang berarti tulisan. Jadi secara harfiah, Geografi berarti tulisan
tentang bumi. Oleh karena itu, geografi juga disebut ilmu bumi. Hasil Seminar
dan Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (lGl) di Semarang, 1988
menyatakan Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Pendekatan dalam Geografi meliputi tiga tahapan (Sumarmi, 2012: 7),
yaitu:

1. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan merupakan pendekatan khas Geografi. Pada


pendekatan keruangan pelaksanaannya harus tetap berdasarkan prinsip-
prinsip Geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu adalah persebaran,
interelasi dan deskripsi. Sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan
yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan
regional. Secara teoritis, pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain,
tetapi pada kenyataannya praktisnya hal tersebut berhubungan.

2. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Penelaah ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai


makhluk hidup dengan lingkungannya. Penelaahan ekologi dapat
mengungkapkan masalah hubungan persebaran aktivitas menusia dalam
membangun pemukiman dengan kondisi lingkungan alamnya.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah

Kombinasi antara analisis keruangan dengan analisis ekologi disebut


analisis kompleks wilayah. Pada analisis seperti ini, daerah-daerah tertentu
dihampiri atau didekati dengan arreal differentiation, yaitu suatu anggapa
bahwa interaksi akan berkembang.

Nursid Sumaatmadja (2001: 112) menyatakan bahwa pembelajaran


Geografi memiliki nilai eksistesi yang meliputi nilai-nilai teoritis, praktis,
filosofis dan ketuhanan. Dengan ini menunjukkan, jika Geografi diajarkan dan
dipelajari secara terarah serta baik dapat membina anak didik berpikir integratif
bagi dirinya sendiri dan bagi kepentingan kehidupan pada umumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan dan pembelajaran Geografi dapat menjadi
sarana untuk memanusiakan manusia.

Ruang lingkup pembelajaran Geografi meliputi:

1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia.

2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan.

3. Interaksi kewangan umat manusia dengan alam lingkungan yang


memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.

4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan


udara di atasnya (Nursid Sumaatmadja, 2001: 12-13).

Sumarmi (2012: 7) mengatakan bahwa perhatian dan analisis pada


studi Geografi tidak hanya ditunjukkan kepada alam lingkungan, melainkan
juga berkenaan dengan umat manusia serta hubungan diantara keduanya,
sekaligus mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi
keruangan di wilayah yang bersangkutan. Mata pelajaran Geografi bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami pola spasial, lingkungan, dan kewilayahan serta proses yang


berkaitan.

2. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,


mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan Geografi.

3. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan


memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi
terhadap keragaman budaya masyarakat.
C. Media Pembelajaran
Media merupakan suatu alat yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala


sesuatu yang dapat membantu menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Apabila media itu membawa informasi yang
bertujuan untuk membantu proses dan mengandung maksud pengajaran, maka
media itu disebut media pembelajaran. Menurut Kustandi & Sutjipto (2011:9)
“Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna”.

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara guru, peserta didik


dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan merupakan isi pembelajaran
yang ada dalam kurikulum yang disajikan oleh guru kepada siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penyampaian pesan merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
guru dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai


alat-alat grafis, photograhs, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Miarso dalam Arsyad
(2005: 458) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Oemar Hamalik (2003: 24), menyatakan bahwa media pembelajaran


adalah alat, metode, teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan pembelajar dalam proses pembelajaran
dan pengajaran. Sedangkan menurut Angkowo dan Kosasih (2007: 11),
mendefinisikan bahwa media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif antara guru dan murid. Media pembelajaran dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam
maupun di luar kelas. Media pembelajaran mengandung aspek-aspek alat dan
teknik yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

Azhar Arsyad (2005: 21-23), mengemukakan bahwa dampak positif dari


penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas sebagai cara
utama pembelajaran langsung sebagai berikut:

1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku

2. Pembelajaran menjadi lebih menarik

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan


prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik dan penguatan

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar
sebagai media terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan


7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan

8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran adalah alat atau sarana yang dimanfaatkan oleh guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan pembelajar dalam proses belajar untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan. Peranan media dalam pembelajaran dapat
memperjelas pesan dan informasi yang disampaikan guru, mengarahkan dan
meningkatkan perhatian siswa serta mengefektifkan dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Kustandi & Sutjipto (2011:79) pengklasifikasian media pembelajaran


dapat didasarkan pada karakteristik dan sifat-sifat media, baik dilihat dari bentuk,
teknik pemakaian, apa pun kemampuannya, sebagai berikut:

Dilihat dari sifat atau jenisnya, media dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Kelompok media yang hanya dapat didengar, atau media yang


mengandalkan kemampuan suara, disebut media auditif. Media ini
meliputi media radio, audio atau tape recorder.

2. Kelompok media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, disebut


dengan media visual, seperti gambar, foto, slide, kartun, model dan
sebagainya.
3. Kolompok media yang dapat didengar dan dilihat disebut dengan media
audio visual, seperti sound slide, film, TV, video, dan film strip.

Peran penggunaan media sangat berpengaruh dalam menunjang proses


pembelajaran yang dilakukan disekolah, baik itu untuk peserta didik, guru,
maupun dalam proses belajar mengajar itu sendiri. Edgar Dale yang dikutip
dalambuku (Azhar Arsyad, 2011:11) mengklasifikasikan pengalaman belajar
kedalam sebuah kerucut pengalaman seperti pada gambar.

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale dalam (Azhar Arsyad, 2011:11)

Berdasarkan pengalaman dan Teori Edgar Dale, bahwa hasil belajar


seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada
di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai
kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak
media penyampaian langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi
dengan mempertimbangkan situasi belajar.

Azhar Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa penggunaan media


pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran
pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media
pembelajaran, juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan memadatkan informasi.

Azhar Arsyad (2011:25), yang menyatakan bahwa media pembelajaran


dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik
dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Berbagai kegunaan atau manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh


banyak ahli, Arief S. Sadiman, dkk., (2006: 17-18) menyampaikan kegunaan-
kegunaan media pendidikan secara umum sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi


sikap pasif anak didik. Dalam hal media pendidikan berguna untuk
meningkatkan kegairahan belajar; memungkinkan peserta didik belajar
sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya.

4. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan


persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.

5. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada


peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, dan kunjungan-
kunjungan.

Rahadi dalam Sukiman (2012: 13) media pendidikan digunakan karena


memiliki nilai atau manfaat, secara khusus manfaat media dalam pembelajaran
yaitu:

1. Penyampaian materi dapat diseragamkan.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Efesiensi dalam waktu dan tenaga.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan


kapan saja.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.

8. Merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

Menurut Miarso (2004: 458) media pendidikan mempunyai kegunaan


untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan baik dalam kelas,
sikap pasif anak didik, serta mempersatukan pengamatan anak. Penggunaan
media dalam pembelajaran adalah mempermudah proses pembelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut kegunaan media pembelajaran
sebagai berikut:
1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita,
sehingga otak kita berfungsi secara optimal.

2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

3. Media dapat melampaui batas yang luas.

4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antar siswa


dan lingkungannya.

5. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

6. Media menghasilkan keragaman pengamatan.

7. Media membangkitkan motivasi dan rangsangan untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit


dan abstrak.

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang
besar terhadap pembelajaran dan terhadap pemahaman isi pelajaran, penggunaan
media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa.
Media pembelajaran juga mampu membangkitkan suasana belajar yang
menyenangkan, tentu hal ini akan berpengaruh terhadap semangat belajar dan
kondisi belajar yang efektif, artinya bahwa ada peningkatan pemahaman belajar
terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, diharapkan
guru dalam setiap proses pembelajaran memanfaatkan media pembelajaran
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar pada
siswa.
D. Media Animasi
Menurut Gagne yang dikutip dalam Sudirman (2006:6), media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk berfikir. Menurut Ramadhan yang dikutip dalam Kusrianto (2006)
animasi adalah proses pergerakan objek atau beberapa objek dari suatu posisi
ke posisi yang lain. Proses berubahnya ukuran atau bentuk objek juga dapat
disebut animasi.

Menurut Sardiman (2002:6), Media animasi adalah segala sesuatu


yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian
sedemikian rupa sehinggaa proses belajar terjadi. Media animasi dapat berupa
gambar, video, dan film. Film animasi atau biasa disingkat animasi, adalah
fim yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi
gambar yang bergerak. Adapun contoh dari media animasi adalah tulisan yang
meluncur dari samping ke tengah layar, atau gambar yang dapat bergerak-
gerak dari menghadap kiri berubah menghadap ke kanan atau gambar seolah-
olah menunjukan gambar kartun yang berlari atau berjalan.

Animasi diambil dari bahasa latin, anima yang artinya jiwa, hidup,
nyawa, dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah
bergerak, karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan atau mengingat
gambar sebelumnya. Animasi merupakan serangkaian gambar gerak cepat
yang continue atau terus menerus yang memiliki hubungan satu dengan yang
lainnya.

Animasi yang awalnya hanya berupa rangkaian dari potongan-


potongan gambar yang digerakkan sehingga terlihat hidup menurut Adinda &
Adjie, 2011 yang dikutip dalam jurnal (online). Animasi dapat disimpulkan
sebagai suatu teknik dalam pembuatan karya audio visual yang berdasarkan
terhadap pengaturan waktu dalam gambar. Gambar yang telah dirangkai dari
beberapa potongan gambar yang bergerak sehingga terlihat nyata.

Animasi telah berkembang sesuai kemajuan teknologi yang ada


sehingga muncul jenis animasi. Teknik yang digunakan untuk membuat
animasi makin beragam menurut Djalle, 2007 yang dikutip dalam jurnal
(online). Menjelaskan jenis animasi yang sering diproduksi.

1. Animasi 2D, jenis animasi yang lebih dikenal dengan film kartun
pembuatannya menggunakan teknik animasi hand draw atau animasi sel,
pemnggambaran langsung pada film atau secara digital.

2. Animasi 3D, merupakan pengembangan dari animasi 2D yang muncul


akibat kemajuan teknologi yang sangat pesat. Dan terlihat lebih nyata dari
pada 2D.

3. Animasi stop motion, merupakan jenis animasi yang merupakan potongan-


potongan gambar yang disusun sehingga bergerak.

Penggunaan media pembelajaran seperti media animasi dapat


meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan media animasi dapat membantu peserta didik menyerap materi
belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal
dari guru saja, peserta didik kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri
melalui media pemahaman peserta didik akan lebih baik.

E. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1989:39) “Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Menurut Hamalik Oemar
(2006:155) memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat
diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-
sungguh.

Menurut Ariiin dalam Dimyati (2006: 47), hasil belajar merupakan


indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses
belajar mengajar, dimana untuk mengungkapnya menggunakan suatu alat
penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut


memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan. Hasil belajar juga merupakan
prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu untuk
memperolehnya menggunakan standar sebagai pengukuran keberhasilan
seseorang. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain, kognitif; afektif, dan psikomotor.

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah bidang atau domain yang berkaitan dengan daya
pikir, pengetahuan atau penalaran. Aspek kognitif terdiri dari enam bagian
berturut-turut dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
adalah:

1. Pengetahuan

Evaluasi hasil belajar pengetahuan ini berkaitan dengan ingatan yaitu


segala sesuatu yang terekam dan tersimpan dalam otak.

2. Pemahaman

Evaluasi hasil belajar pada bagian pemahaman ini berhubungan


dengan inti sari dari sesuatu yaitu bentuk pengertian atau pemahaman yang
menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan
dan dapat menggunakan bahan baku atau ide yang dikomunikasikan itu
tanpa harus menghubungkan dengan bahan lain.

3. Penerapan

Evaluasi hasil belajar penerapan berhubungan dengan penggunaan


abstraksi dalam situasi tertentu dan konkrit. Abstraksi itu dapat berupa
teori, prinsip, aturan, prosedur, metode dan sebagainya.

4. Analisis

Evaluasi hasil belajar analisis dapat diartikan sebagai pemecahan atau


pemisahan suatu komunikasi (peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur
penyusunnya, sehingga ide relatif menjadi lebih jelas dan hubungan antara
ide-ide menjadi lebih eksplisit.

5. Sintesis

Sintesis berkaitan dengan penyusunan bagian-bagian atau unsur-unsur


sehingga membentuk keseluruhan yang sebelumnya tidak tampak jelas.

6. Evaluasi

Evaluasi berhubungan dengan penentuan secara kuantitatif dan kualitatif


tentang nilai materi atau metode untuk sesuatu dengan maksud memenuhi
tolak ukur tertentu.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif berkaitan dengan perasaan atau kesadaran, seperti


senang atau tidak senang, suka. atau tidak suka, ini akan menolong seseorang
untuk memilih yang disenangi dan menjauhkan diri dari yang tidak disenangi.
Aspek afektif sebagai tujuan peningkatan prestasi belajar terdiri dari lima
bagian yaitu:

1. Penerimaan mencakup kesediaan untuk memberi perhatian kepada


fenomena atau stimulus.

2. Penanggapan berkaitan dengan memberi tanggapan/respon terhadap suatu


obyek (berperan aktif).

3. Penilaian berkaitan dengan pemilihan, penghargaan dan penganggungan


terhadap benda, fenomena atau tingkah laku.

4. Organisasi berkaitan dengan kemampuan mempersatukan nilai yang


berbeda, menyelesaikan pertentangan antara nilai-nilai tersebut, dan mulai
membina sistem nilai yang konsisten secara internal.

5. Pameran Pada tingkat ini, nilai-nilai yang telah menerima tempat dalam
hierarki nilai seseorang disusun menjadi semacam sistem yang mempunyai
konsistensi internal yang mengendalikan tingkah laku manusia menurut
pola tertentu.

c. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor yaitu tujuan pembelajaran yang terutama berkaitan


dengan keterampilan motorik atau keterampilan fisik, atau keterampilan
tangan seseorang. Aspek ini terdiri dari tujuh bagian yaitu:

1. Persepsi yaitu menyadari suatu stimulus, menyeleksi stimulus terarah


sampai menerjemahkannya dalam kaitan pengamatan stimulus yang
terarah pada kegiatan yang ditampilkan.
2. Kesiapan yaitu tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kesiapan
melakukan suatu kegiatan tertentu termasuk kesiapan mental, fisik dan
emosional.

3. Respons terpimpin yaitu tujuan pembelajaran yang mencakup misalnya


meniruka gerakan, gerakan coba-coba, performasi yang memadai bertolak
ukur tertentu.

4. Mekanisme adalah tujuan pembelajaran dimana respons yang dipelajari


telah menjadi kebiasaan, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh
keyakinan dan kemahiran.

5. Respons yang kompleks yaitu tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan


gerak motorik yang memerlukan pola gerakan yang kompleks.

6. Penyesuaian yaitu tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pola


gerakan yang telah berkembang dengan baik sehingga seseorang dapat
mengubah pola gerakan agar sesuai dengan situasi yang dihadapi.

7. Mencipta yaitu tujuan pembelajaran dimana siswa mampu menciptakan


polapola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang diharapkan dan
merupakan keterampilan tingkat tinggi.

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Sehingga hasil belajar dapat dipandang sebagai kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hasil yang
menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar yang nampak pada diri individu berupa perubahan tingkah laku secara
kuantitatif. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

F. Media Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Menurut Sardiman (2002:6), Media animasi adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi. Media animasi dapat berupa gambar,video,
dan film. Media animasi seperti video dan film adalah media pembelajaran yang
bertujuan untuk memaksimalkan efek audio-visual sehingga dapat memberikan
interaksi berkelanjutan dan pemahaman bahan ajar meningkat dan lebih
mempertinggi efektivitas dan efesiensi dalam penyampaian tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran pada prinsipnya siswa telah memiliki minat belajar
yang merupakan minat pembawaan. Sehingga baik siswa itu sendiri maupun guru
di sekolah bertugas untuk mengembangkan dan meningkatkan minat-minat yang
telah dimiliki. Adapun cara membangkitkan minat tersebut menurut Sardiman
(1989:93) adalah:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

4. Menggunakan berbagai bentuk mengajar

Sejalan dengan pendapat diatas, penulis berupaya menggunakan media


pembelajaran animasi untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena
dengan media animasi transfer ilmu dari guru ke siswa menjadi lebih efektif
dan efesien, selain itu pembelajaran menarik perhatian siswa, membangkitkan
rasa ingin tahu, meningkatkan minat serta membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan.

Aspek minat manusia dalam mengikuti pembelajaran geografi yang


sangat kuat, maka untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yang
dapat memenuhi keinginan siswa untuk belajar disertai perhatian yang besar.
Keinginan belajar dari diri sendiri inilah yang merupakan faktor internal yang
mendorong dan mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk merasa tertarik
dan menunjukan perhatian terhadap proses pembelajaran geografi.

G. Kerangka Pikir
Hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan peserta didik
setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari pelajaran di
sekolah dalam bentuk skor atau angka sebagai bukti dari pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan secara maksimal.

Berdasarkan proses pembelajaran siswa kelas X IPS 1 MAN 1 Kendari,


peneliti melihat hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM. Hal
itu disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih monoton sehingga siswa
kurang tertarik untuk memahami dan memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran tentunya dibutuhkan sebuah media
pengajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran agar mudah diterima oleh
siswa. Media pengajaran sekarang ini tidak terbatas hanya papan tulis, alat
praktikum, dan buku-buku pelajaran, tetapi telah berkembang menggunakan
sarana yang lebih mudah. Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki perbedaan yang besar terhadap pembelajaran dan terhadap isi
pelajaran, penggunaan media akan lebih menjamin pemahaman yang lebih baik
pada siswa.
Media pembelajaran multimedia merupakan bentuk materi pelajaran yang
dibuat dalam bentuk teks, gambar, animasi, suara, video dan simulasi kejadian
nyata dalam bentuk satu bentuk atau suatu wadah program, agar lebih mudah
digunakan dan dipahami. Media pembelajaran berbasis animasi dapat membantu
siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah, dan menarik.

Media Animasi

Memperkecil Pemahaman
verbalisme terhadap
dan membantu materi Meningkatkan hasil
menyamakan belajar peserta didik
persepsi
c terhadap konsep

Gambar 2. Kerangka Pikir

Interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi, sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat
tercapai.

H. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah jurnal yang berjudul
“Penerapan Media Animasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA PGII 2 Bandung” yang dilakukan oleh
Muhammad Nazmi pada tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan di aspek dan tindakan. Aspek pada tindakan pertama minat belajar
peserta didik yaitu 48,38% mengalami peningkatan pada tindakan kedua
mencapai rata-rata 80,31%. Kemudian pada tindakan ketiga mengalami
peningkatan mencapai rata-rata 92,53%. Hal tersebut terjadi karena penerapan
media animasi jauh lebih efektif dalam menarik perhatian dan konsentrasi
peserta didik dalam pembelajaran Geografi.

Selanjutnya jurnal penelitian dengan judul “Penerapan Media Animasi


Audio Visual Menggunakan Software Powtoon Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS SMP Negeri 16 Banda Aceh” yang dilakukan oleh Zee Trina,
Thamrin Kamaruddin, dan Dyah Rahmani pada tahun 2017. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Persentase ketuntasan secara individual meningkat dari
63% pada siklus I menjadi 79% pada siklus II dan 92% pada siklus III.
Persentase ketuntasan klasikal meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 70%
pada siklus II dan 90% pada siklus III. Jumlah kesesuaian aktivitas guru dan
siswa meningkat dari 6 aktivitas sesuai pada siklus I menjadi 8 aktivitas sesuai
pada siklus II dan 10 aktivitas sesuai pada siklus III.

Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran meningkat dari


skor 2,6 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,1 dengan kategori baik
pada siklus II dan 3,3 dengan kategori baik pada siklus I. Pada umumnya atau
sebanyak 93,3% siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media animasi sangat menarik dan membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan
kelas (classroom action research). Menurut Kurt Lewin yang dikutip dalam
Kunandar (2008:42) penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang
terdiri atas empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pargito (2011:20) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah


kajian perbaikan pembelajaran dengan tindakan tertentu yang dapat dilakukan
secara berulang-ulang (siklus) hingga menemukan tindakan yang tepat (ideal)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”. Tindakan pembelajaran kelas
merupakan interaksi antara guru dan peserta didik serta segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelas baik dalam bentuk proses maupun hasil atau dampak,
dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga menyerupai siklus.

B. Subjek dan Objek Penelitian

4. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas X
IPS -2. Hal ini dikarenakan masih banyak peserta didik yang mendapat nilai
dibawah KKM. Jumlah peserta didik kelas X IPS-2 MAN 1 Kendari yang
berjumlah 30 peserta didik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2. Jumlah siswa kelas X IPS -2 MAN 1 Kendari

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Laki – laki 15
2 Perempuan 15
Jumlah 30
Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Semester Genap Kelas X
IPS-2 MAN 1 Kendari
1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang menjadi variabel penelitian adalah:

a. Peningkatan hasil belajar peserta didik

b. Penggunaan media animasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik


kelas X IPS-2 MAN 1 Kendari.

2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MAN 1 Kendari, Jln. Passaeno,
Kel. Dende, Kec. Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan pelaksanaan penelitian, dalam
penelitian ini, desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilakukan melalui tiga siklus, pada pelaksanaan setiap siklus terdiri
dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Media
animasi merupakan media yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat
dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi yang digunakan
dalam pembelajaran geografi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik terhadap materi pembelajaran geografi. Diharapkan setelah peserta didik
menggunakan media tersebut peserta didik menjadi aktif dan memiliki
ketertarikan terhadap pembelajaran geografi, serta mampu menjawab
permasalahan dan berani mengutarakan pendapat.
Desain rencana penelitian tindakan kelas ini memang tidak dibatasi oleh
beberapa siklus namun, dalam penelitian ini dilakukan hingga mencapai indikator
keberhasilan. Pelaksanaan siklus I menjadi awal atau landasan untuk pelaksanaan
siklus II, siklus II menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus III dan hasil siklus
III merupakan hasil penetapan dari penelitian tindakan kelas ini.

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993:48)

Rencana pelaksanaan pada penelitian tiga siklus, dengan setiap siklus


terdiri dari empat tahap yaitu:

a. Rencana tindakan, meliputi persiapan yang dibuat untuk diterapkan dalam


proses kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru mata pelajaran
Geografi sesuai dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam
penelitian.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu penulis berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran mempraktekan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.
Penulis membuat soal tes uji coba sebanyak 35 butir soal untuk mengetahui
soal yang valid dan tidak valid. Kemudian dari soal-soal yang valid tersebut
diambil 20 butir soal untuk dijadikan bahan soal pre test dan post test. Soal-
soal yang tidak valid dibuang.

c. Observasi, yaitu kegitan guru mata pelajaran dan penulis sekaligus berperan
sebagai guru mitra mencatat dan mengamati kondisi peserta didik mulai
dari masuk kelas sampai berakhirnya jam pelajaran.

d. Refleksi, berupa hasil catatan penulis dan guru mata pelajaran selama proses
pembelajaran dianalisis, bila terdapat catatan yang baik maka dipertahankan
dan ditingkatkan, sedangkan jika terdapat catatan yang bersifat kurang baik
dapat dijadikan bahan kajian untuk siklus berikutnya sehingga terjadi
peningkatan hasil belajar.

Tahap-tahap dari siklus tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I
a. Perencanaan

Adapun dalam tahap ini yang dilakukan adalah:

1. Membuat skenario tindakan pembelajaran.

2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun secara


kolaboratif antara penulis dan guru mata pelajaran. Rencana Pelaksanaan
pembelajaran disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh
penulis dan guru.
3. Menyiapkan bahan materi atmosfer yaitu lapisan atmosfer (Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer) dan pengaruhnya terhadap
kehidupan dan media yang dibutuhkan terkait dengan pembelajaran
Geografi kelas X IPS -2 dengan menggunakan media animasi.

4. Menyusun instrument penelitian.

5. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan kelas.

6. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator

a) Penulis menyiapkan bahan pre test berupa soal pilihan jamak


berjumlah 20 soal yang akan di gunakan sebagai evaluasi pada
siklus I;

b) Penulis menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan


melalui media animasi yang sesuai dengan standar kompetensi
pembelajaran geografi kelas X IPS -2.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Dalam tahap ini tahap-tahap yang dilakukan adalah:

1. Penulis yang berperan sebagai guru mitra membuka pelajaran dengan


memberikan motivasi dan apresiasi.

2. Penulis mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal


peserta didik.

3. Penulis dan guru mata pelajaran menyampaikan materi pelajaran yang


akan disajikan melalui media animasi yang sesuai dengan standar
kompetensi pembelajaran geografi kelas X IPS -2 secara bergantian
pada setiap pertemuan dalam siklus I.
4. Penulis membagi peserta didik dalam kelompok diskusi kecil masing-
masing yang beranggotakan 5 - 6 orang.

5. Penulis memberikan kesempatan peserta didik berdiskusi mengenai


tanggapan mereka terhadap materi yang telah ditayangkan.

6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi


kelompok kecil didepan kelas.

7. Peserta didik yang berasal dari kelompok lain diberikan kesempatan


untuk menanggapi, bertanya, dan mengemukakan pendapat.

8. Guru dan penulis bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

9. Penulis memberikan post test untuk melihat ketercapaian KD.

c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama
proses kegiatan pembelajaran. Agar pelaksanaan observasi dapat berjalan
terarah maka perlu disiapkan lembar observasi, yang melaksanakan observasi
adalah penulis yang bertindak sebagai guru mitra, sedangkan guru mata
pelajaran sebagai kolaborator dalam mengajar.

d. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan refleksi yang
dilakukan bersama guru mata pelajaran untuk mengetahui hasil pada siklus I.
Hasil refleksi siklus I, akan digunakan untuk menyusun RPP untuk siklus
selanjutnya.

2. Siklus II
Perencanaan siklus II didasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya atau
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada siklus II tindakan yang dilakukan
penulis yaitu memperbaiki kekurangan pada siklus I, misalnya penulis
mengganti anggota kelompok, kemudian penulis dan guru mengajarkan
kepada siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi, berani mengajukan atau
menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

a. Perencanaan
Adapun dalam tahap ini yang dilakukan adalah:

1. Membuat skenario tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan


menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara
kolaboratif antara penulis dan guru mata pelajaran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan oleh penulis dan guru.

2. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan terkait dengan pembelajaran


Geografi kelas X IPS -2 dengan materi pembelajaran cuaca dan iklim
(definisi cuaca dan iklim serta unsur-unsur cuaca dan iklim) dan
menggunakan media animasi terkait dengan materi selanjutnya
mengenai atmosfer.

3. Menyusun instrument penelitian.

4. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan kelas

5. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator

a) Penulis menyiapkan bahan pre test berupa soal pilihan jamak


berjumlah 20 soal yang akan di gunakan sebagai evaluasi pada
siklus II.
b) Penulis menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan
melalui media animasi yang sesuai dengan standar kompetensi
pembelajaran Geografi kelas X IPS -2.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Dalam tahap ini tahap-tahap yang dilakukan adalah:

1. Penulis dan guru mata pelajaran membuka pelajaran dengan memberikan


motivasi dan apresiasi.

2. Penulis dan guru mata pelajaran menyampaikan materi pelajaran yang


akan disajikan melalui media animasi yang sesuai dengan standar
kompetensi pembelajaran Geografi kelas X IPS -2 secara bergantian pada
setiap pertemuan siklus II.

3. Penulis membagi peserta didik dalam kelompok diskusi kecil masing-


masing yang beranggotakan 5-6 orang.

4. Penulis memberikan kesempatan peserta didik berdiskusi mengenai


tanggapan mereka terhadap materi yang telah ditayangkan.

5. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi


kelompok kecil didepan kelas.

6. Peserta didik yang berasal dari kelompok lain diberikan kesempatan


untuk menanggapi, bertanya, dan mengemukakan pendapat.

7. Guru dan penulis bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

8. Penulis memberikan post test untuk melihat ketercapaian KD.


c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama
proses kegiatan pembelajaran. Agar pelaksanaan observasi dapat berjalan
terarah maka perlu disiapkan lembar observasi, yang melaksanakan observasi
adalah penulis yang bertindak sebagai guru mitra, sedangkan guru mata
pelajaran sebagai kolaborator dalam mengajar.

d. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan refleksi yang
dilakukan bersama guru mata pelajaran untuk mengetahui hasil pada siklus II.
Hasil refleksi siklus II, akan digunakan untuk menyusun RPP dengan
menggunakan media animasi untuk siklus selanjutnya.

3. Siklus III
Perencanaan siklus III didasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya atau
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah materi dijelaskan, siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok atau individu dapat
membuat pertanyaan serta tanggapan hasil diskusi setelah pemberian
materi menggunakan media animasi sehingga siswa lain dapat
menjawab dan memberikan hasil tanggapan diskusi sesuai dengan materi atau
topik yang dibahas.

a. Perencanaan
Adapun dalam tahap ini yang dilakukan adalah:

1. Membuat skenario tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dan


menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara
kolaboratif antara penulis dan guru mata pelajaran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan oleh peneliti dan guru.
2. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan terkait dengan pembelajaran
Geografi kelas X IPS -2 dengan materi pembelajaran tentang unsur
cuaca dan iklim (tipe-tipe hujan) dan dampaknya terhadap kehidupan
dan menggunakan media animasi terkait dengan materi selanjutnya
mengenai atmosfer.

3. Menyusun instrument penelitian.

4. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan kelas.

5. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator.

a) Penulis menyiapkan bahan pre test berupa soal pilihan jamak


berjumlah 20 soal yang akan di gunakan sebagai evaluasi pada siklus
III.

b) Penulis menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan


melalui media animasi yang sesuai dengan standar kompetensi
pembelajaran Geografi kelas X IPS -2.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Dalam tahap ini tahap-tahap yang dilakukan adalah:

1. Penulis dan guru mata pelajaran membuka pelajaran dengan


memberikan motivasi dan apresiasi.

2. Guru mata pelajaran dan penulis menyampaikan materi pelajaran yang


akan disajikan melalui media animasi yang sesuai dengan standar
kompetensi pembelajaran Geografi kelas X IPS -2.

3. Penulis membagi peserta didik dalam kelompok diskusi kecil masing-


masing yang beranggotakan 5-6 orang.
4. Guru dan penulis memberikan kesempatan peserta didik berdiskusi
mengenai tanggapan mereka terhadap materi yang telah disampaikan
dan Peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok kecil didepan kelas.

5. Peserta didik yang berasal dari kelompok lain diberikan kesempatan


untuk menanggapi, bertanya, dan mengemukakan pendapat.

6. Guru dan penulis bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi


menggunakan media animasi. Penulis memberikan post test untuk
melihat ketercapaian KD.

c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama
proses kegiatan pembelajaran. Agar pelaksanaan observasi dapat berjalan
terarah maka perlu disiapkan lembar observasi, yang melaksanakan observasi
adalaah penulis yang bertindak sebagai guru mitra, sedangkan guru mata
pelajaran sebagai kolaborator dalam mengajar.

d. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai. dilanjutkan dengan refleksi yang
dilakukan bersama guru mata pelajaran untuk mengetahui hasil pada siklus
III. Hasil refleksi siklus III, akan digunakan untuk menentuan keberhasilan
penelitian tindakan ini. Hal-hal yang bersifat positif dan membangun rasa
ingin tahu, semangat dan minat belajar siswa dapat dipertahankan, sedangkan
hal-hal yang bersifat kekurangan agar dapat diperbaiki pada pembelajaran
selanjutnya sehingga dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
diharapkan selanjutnya menjadi lebih baik sehingga tujuan pembelajaran yaitu
meningkatnya hasil belajar siswa dapat tercapai.
D. Defenisi Operasional Penelitian
Defenisi operasional penelitian adalah defenisi yang akan
dioperasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel dirumuskan dalam bentuk
rumusan tertentu. Hal ini berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud
dan mempermudah pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini
dapat diukur atau diamati.

1. Media Pembelajaran Berbasis Animasi


Penggunaan media pembelajaran berbasis animasi pada mata pelajaran
geografi kelas X IPS -2 MAN 1 Kendari ditayangkan dengan infokus dalam
proses belajar mengajar dikelas. Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan
dalam media tersebut kemudian siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah ditayangkan menggunakan media pembelajaran berbasis animasi
tersebut. Media tersebut menyajikan informasi berupa tulisan, gambar, video,
suara, dan gambar bergerak atau gabungan diantaranya.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan indikator perubahan yang terjadi pada
individu setelah proses belajar mengajar menggunakan suatu alat penilaian
yaitu pre test dan post test. Indikator perubahan yang ingin dicapai yaitu hasil
belajar siswa yang diamati dari hasil pre test dan post test kelas X IPS -2
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis animasi pada saat proses
belajar mengajar. Hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dan pada penelitian ini aspek kognitif saja yang difokuskan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes


berupa bentuk soal pilihan ganda sebanyak 35 soal. Tes digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam menguasai materi pelajaran sehingga
siswa memiliki nilai diatas ketuntasan minimal. Hasil belajar dikatakan
berhasil jika memenuhi syarat ketuntasan belajar (ketuntasan klasikal), sesuai
standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di MAN 1
Kendari yaitu 76.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data peserta didik
dalam proses pembelajaran. Observasi yang akan dilakukan pada penelitian
ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas peserta didik dan
keterampilan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan
menggunakan lembar pengamatan yang tujuannya untuk mengetahui apakah
proses pembelajaran telah berjalan dengan baik.

2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, perturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2010: 201). Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian pada
mata pelajaran Geografi siswa kelas X IPS -2 MAN 1 Kendari dan data-data
tentang profil sekolah yang berkenaan dengan penelitian.

3. Teknik Tes

Teknik tes mengenai hasil belajar geografi siswa pada kelas X IPS -2
pada pokok bahasan Atmosfer. Jenis soal yang digunakan pada test ini adalah
soal pilihan ganda. Adapun kebaikan-kebaikan dari soal pilihan ganda adalah
sebagai berikut:
a. Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya representatif
mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangan
unsur-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun guru Geografi.

b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan


kunci jawaban tes, bahkan dapat dilakukan pemeriksaan kunci jawaban
melalui alat kemajuan teknologi.

c. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi.

Tes diberikan untuk mengetahui indikator keberhasilan siswa. Alat tes


ini dibuat oleh peneliti bersama guru. Tes diberikan kepada peserta didik
setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran setelah digunakan media pembelajaran.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis


deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sukardi (2003:86), yang
dimaksud mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna
memperoleh bentuk yang nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti
peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad,


Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Abror, Abdu Rachman.1993.Psikologi Pendidikan. PT Tiara Wacana.Yogyakarta.

Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran.


Grasindo.Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Bahri, Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Penerbit Erlangga. Jakarta. Djaali. 2006.
Psikologi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara.
Jakarta.

Hopkins, David. 1993. A Teacher Guide To Classroom Reaserch. Open


University Press. Philadelpia.

Kunandar.2008.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Juliansyah, Noor. 2012. Metodologi Penelitian. Kencana. Jakarta.

Kurniasih Imas dan Sani Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model


Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena Jakarta.
Kustandi dan Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan. Digital. Ghalia
Indonesia. Bogor.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Gaung


Persada (GP) Press. Jakarta.

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika
Aditama. Bandung.

Nursid, Sumaatmadja. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Bumi


Aksara.Jakarta.

Pargito. 2011. Penelitian Tindakan Bagi Guru dan Dosen. Aura Printing and
Publishing. Bandar Lampung.

Rostina, Sundayana. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung


Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali
Press.Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka


Cipta.Jakarta.

Sudjana, Nana. 1985. Teori Teori Pembelajaran. Lembaga Penerbitan Ekonomi


Universitas Indonesia. Jakarta.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Sinar Baru
Algesindo. Bandung.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan


Prakteknya.Bumi Aksara. Jakarta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media


Publishing.Malang.

Anda mungkin juga menyukai