Anda di halaman 1dari 7

Jurnal of Bionursing

Jurnal of Bionursing
2021, VOL. 3, NO. 2, 152-158

Pengaruh Terapi Musik terhadap Kemampuan Anak dengan Autis dalam


Memperhatikan dan Berkomunikasi: A Literatute Review

Dian Perdana Fitri Mandasari


Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT
Background: The difficulty of focusing joint attention and developing communication by children
with autism causes children with autism to be less able to socialize with peers so that it has an
impact on the desire of parents to get all kinds of therapy to improve children's ability to interact
with people around them. One of the therapies used by therapists is music therapy. The purpose of
this study is to review some of the literature that contains the effectiveness of music therapy on
attention and communication in children with autism that can be applied effectively and have clinical
uses.
Objective: To describe the effect of music therapy on attention and communication skills of children
with autism.
Methods: The sources of the articles used were obtained from searches through Google Scholar, and
Pro Quest from 2006 to 2015. Once obtained, the articles were then assessed until the stage of
making a literature review. Through keywords according to the topic and obtained 3 articles that
were reviewed.
Results: This review resulted in the effectiveness of music therapy on attention and communication
skills of children with autism.
Conclusion: Music therapy can improve and improve the ability of children with autism in paying KEYWORDS
attention and communicating. child, autism, attention,
communication, music
therapy.

PENDAHULUAN penyebab autis dapat dikarenakan adanya


Autisme merupakan bentuk kelainan atau suatu kelainan pada otak anak yang berhubungan
gangguan pada jiwa seseorang dalam hal ini dengan jumlah sel syaraf, baik itu selama
adalah gangguan jiwa pada anak. Autisme terjadi kehamilan maupun setelah persalinan, kemudian
sejak usia muda, biasanya sekitar 2-3 tahun. juga disebabkan adanya kongenital. Prevalensi
Autisme dapat mengenai siapa saja baik dari autisme pada anak berkisar 2-5 penderita dari
tingkat sosio-ekonomi mapan maupun kura, anak 10.000 anak-anak di bawah dua belas tahun,
atau dewasa, dan semua etnis. Autisme ditandai sedangkan prevalensi anak autis disertai dengan
oleh ciri-ciri utama yaitu tidak peduli dengan keterbelakangan mental meningkat sebanyak 20
lingkungan sosialnya, tidak mampu bereaksi pasien dari 10.000 anak (Pratiwi, 2007). Terdapat
normal dalam pergaulan sosialnya, pertumbuhan konsensus bahwa gangguan
perkembangan bicara dan bahasa tidak normal, terhadap kemampuan memperhatikan merupakan
reaksi atau pengamatan terhadap lingkungan karakteristik utama dari defisit sosial pada anak
terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan. dengan autis. Sejumlah studi menyarankan
Gejala-gejala ini bervariasi beratnya pada setiap bahwa dibutuhkan suatu pemahaman bahwa
kasus bergantung umur, intelegensia, pengaruh adanya gangguan ini perlu didiagnosis dan
pengobatan, dan beberapa kebiasaan pribadi diintervensi sejak awal untuk memprediksikan
lainnya (Yatim, 2007). lebih lanjut mengenai perkembangan bahasa dan
Autisme adalah sebuah sindrom gangguan kemampuan bersosialisasi anak (Gold, et al.
perkembangan sistem syaraf pusat yang 2006).
ditemukan pada sejumlah anak ketika masa Anak dengan autisme mengalami gangguan
kanak-kanak hingga masa sesudahnya. Salah satu perkembangan yang kompleks sehingga

152
Jurnal of Bionursing

mengakibatkan gangguan pada perkembangan umumnya dideskripsikan sebagai pendekatan


komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, yang berpusat pada anak yang memanfaatkan
sensori, dan belajar. Anak autisme sering potensi keterlibatan sosial dan ekspresi
terisolasi dari lingkungan dan hidup di dunianya emosional. Improvisasi terapi musik dapat
sendiri, tidak dapat berbicara secara normal, memfasilitasi dasar interaksi sosial pada anak
berkomunikasi, berhubungan dengan orang lain, dengan autis dan terbukti efektif dalam
dan belajar berinteraksi dengan seseorang. meningkatkan inisiasi memperhatikan dan
Penyandang autisme pada umumnya tidak dapat merespon tawaran untuk memperhatikan
mengembangkan permainan secara kreatif dan (Geretsegger, et al., 2012).
imajinatif oleh karena itu mereka membutuhkan
stimulasi agar bisa mengembangkan kemampuan METODOLOGI PENELITIAN
memusatkan perhatian dan berkomunikasi secara Metode yang di gunakan dalam Literature review
maksimal (Pratiwi, 2007). ini diawali dengan pemilihan topik, kemudian
Kelemahan atau lambatnya perkembangan dalam ditentukan keyword untuk pencarian jurnal
kemampuan berinteraksi sosial dan komunikasi menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa
adalah merupakan inti dari autism spectrum Indonesia melalui beberapa database antara lain
disorders (ASD). Upaya-upaya untuk membantu Google Scholar dan Pro Quest. Pencarian ini
anak dengan ASD dalam mengembangkan dibatasi untuk jurnalnya mulai tahun 2006
bahasa yang bermakna dan kemampuan sampai dengan 2015. Keyword Bahasa Inggris
komunikasi sosial meliputi rentang yang luas yang digunakan adalah “therapy music”,
dengan pencapaian yang berbeda-beda. Banyak “children”, “autism”, “attention and
sekali intervensi yang digunakan dengan metode- communication”, “effectiveness”. Untuk bahasa
metode yang cocok dan dilaporkan untuk Indonesia menggunakan kata kunci “efektivitas,
meningkatkan komunikasi dan interaksi sosial. terapi musik, anak, perhatian, ”.
Menurut Astuti (2007), musik dapat memperbaiki Jurnal di pilih untuk dilakukan review
kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan berdasarkan studi yang sesuai dengan kriteria
sosial, menaikkan perkembangan motorik, inklusi. Kriteria inklusi dalam literature review
persepsi, dan perkembangan psikomotor. Terapi penggunaan terapi musik terhadap efektifitas
musik merupakan usaha non medikasi yang peningkatan perhatian dan komunikasi pada anak
digunakan untuk menarik anak dengan autis dengan autis yang menggunakan keyword di atas
dalam membantu mereka untuk mengembangkan ditemukan 31 jurnal.
ekspresi diri secara spontan, komunikasi, dan Artikel yang diperoleh kemudian direview sesuai
interaksi sosial. Musik, memberikan suatu cara dengan kriteria inklusi berdasarkan PICO frame
yang lebih mudah untuk melakukan hal-hal work (P : anak usia 3-6 tahun, I : terapi musik , O
demikian itu dan mudah diasimilasi oleh anak- : perhatian dan/ komunikasi) dan didapatkan 3
anak daripada media yang lain yang digunakan artikel yang sesuai, kemudian diidentifikasi dan
sebagai intervensi (Kim, et al., 2008). disajikan dalam tabel.
Terapi musik merupakan suatu tradisi yang lama
pada anak dengan autism spectrum disorders HASIL DAN PEMBAHASAN
(ASD) yang telah mendapatkan banyak laporan Literature review ini menelaah 3 jurnal
kasus, studi kasus, maupun studi tunggal. Banyak internasional. Semua tentang pengaruh intervensi
studi menyarankan bahwa terapi musik dapat terapi musik terhadap perhatian dan komunikasi
meningkatkan kemampuan komunikasi seperti anak dengan autis. Penelitian yang didapatkan
halnya berinisiasi dan kemampuan merespon dari beberapa jurnal memaparkan mengenai
dalam berinteraksi sosial (Geretsegger, et al., beberapa pengaruh dari terapi musik yang
2012). diberikan terhadap anak dengan autis yang
Terapi musik bagi anak dengan autis pada memiliki ciri khas kesulitan dalam memusatkan

153
Jurnal of Bionursing

perhatian serta komunikasi dengan lingkungan Oleh karena itu, berdasarkan hasil disarankan
sosial di sekitarnya. Kim et al, 2008 dalam jurnal bahwa improvisasi terapi musik berpotensi untuk
penelitiannya menjelaskan mengenai efek membfasilitasi kemampuan dasar berinteraksi ,
improvisasi terapi musik terhadap kemampuan khususnya interaksi non verbal pada anak-anak
penggabungan perhatian pada anak dengan autis. dengan autisme.
Penelitian Kim, et al., menggunakan metode Jurnal kedua oleh Lim, et al (2011) menjelaskan
randomized control trial (RCT) dengan pengaruh terapi musik terhadap perkembangan
partisipannya yaitu 13 anak berjenis kelamin kemampuan berbicara pada anak autis dengan
laki-laki maupun perempuan yang berusia 3 menggunakan intervensi terhadap kelompok
sampai dengan 5 tahun dengan diagnosa autis, tunggal. Responden mendapatkan dua macam
yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman training yaitu musik training dan latihan bicara
terhadap terapi musik maupun terapi bermain. yang keduanya mengandung unsur mand, tact,
Orang tua diberikan informed consent yang mana echoic, intraverbal. Hasil temuan didapatkan
anak mereka akan diikutkan ke dalam studi terapi bahwa gabungan bunyi-bunyian dalam
musik maupun terapi bermain. Pengukuran yang pendekatan perilaku verbal (ABA VB) berhasil
digunakan dalam menilai pengaruh terapi musik menambah produksi kata-kata pada anak dengan
yaitu melibatkan dua profesor yang di blindkan, autis. Unsur training yang paling banyak
sedangkan orang tua memantau anak melalui menghasilkan kata pada anak dengan autis adalah
layar televisi yang ada di luar terapi. Hasil yang unsur echoic atau menirukan bunyi-bunyi. Studi
didapatkan dari membandingkan terapi musik ini menggunakan 22 anak dengan autis sebagai
dengan terapi bermain ialah analisis secara sampel dengan rentang usia 3-5 tahun. Hasil
signifikan menunjukkan adanya kontak mata secara keseluruhan menunjukkan bahwa musik
yang lebih lama dalam hal memperhatikan maupun latihan berbicara dapat secara efektif
terdapat dalam terapi musik daripada terapi digunakan. Musik yang digunakan dapat
bermain. Hasil yang dianalisis dengan ANOVA digabung-gabungkan di dalam suatu metode
yaitu interaksi tiap kelompok dengan lama waktu latihan, dan penstimulasian dengan musik dapat
perhatian menggunakan signifikansi (p=0,01). berhasil digunakan sebagai latihan berbicara
Dengan pengkuran dengan ESCS sebelum dan untuk menambah produksi kata-kata pada anak
setelah diberikan perlakuan, menunjukkan hasil dengan autis untuk meningkatkan kemajuan
yang berdampak luas dan signifikan yaitu CI proses berbicaranya.
95% (rentang dari 0,20 ke 1,74). Dari kesemua Jurnal ke tiga yang ditulis oleh Kalas (2012)
sesi analisis dengan instrumen ESCS mengkaji secara lebih spesifik mengenai terapi
menunjukkan perbaikan kemampuan musik menggunakan musik yang sederhana
memperhatikan secara visual yang terjadi secara (simple music) dan musik yang kompleks. Musik
umum pada para partisipan dengan terapi musik simple atau sederhana didefinisikan sebagai
daripada partisipan dengan terapi bermain. musik dengan melodi yang sederhana dan iringan
Indikasi dari beberapa studi menyatakan bahwa yang sederhana pada keyboard sedangkan musik
anak-anak yang merespon secara positif terhadap kompleks yaitu musik dengan melodi yang
suatu tawaran untuk memperhatikan suatu hal, kompleks dan iringan keyboard yang kompleks
maka akan mendapatkan perkembangan yang pula. Responden yang digunakan yaitu 30 anak
paling luas di dalam bahasanya. Dari instrumen dengan diagnosa ASD. Lima belas anak
ESCS dan sesi analisis pun juga dihasilkan didiagnosa ASD berat dan lima belas yang
bahwa intervensi menggunakan terapi musik lainnya didiagnosa ASD sedang. Setiap
efektif dalam memperbaiki tingkatan yang lebih partisipan diberikan 6 kali paparan, yaitu tiga kali
rendah dalam inisiasinya merespon dan dengan musik yang sederhana dan tiga kali
memperhatikan, kontak mata, tawaran untuk dengan musik yang kompleks selama periode tiga
merespon ketika diminta untuk memperhatikan. minggu. Setiap kondisi didesain untuk

154
Jurnal of Bionursing

memperoleh respon dalam hal memperhatikan. menstimulasi anak dengan ASD untuk
Hasil yang didapatkan ialah, pada anak dengan meningkatkan perhatian mereka dan menambah
level ASD berat, musik yang sederhana dan jelas kemampuan verbal mereka guna berkomunikasi
lebih menarik anak dalam hal memperhatikan. di lingkungan sosial mereka. Pemberian terapi
Pada kebalikannya, yaitu musik yang kompleks musik dapat dilakukan oleh perawat vokasional
dan bervariasi lebih menarik anak dengan ASD maupun profesional dengan pelatihan-pelatihan
sedang dalam memperhatikan. Pertanyaan yang benar. Terapi musik tidak dapat digunakan
akhirnya ialah apakah terdapat interaksi antara begitu saja dikarenakan pada anak dengan autis,
terapi musik dengan level fungsional anak perlu pengkajian untuk memilihkan musik seperti
dengan ASD. Hasil mengindikasikan bahwa apakah yang tepat digunakan. Anak dengan autis
secara statistik terdapat interaksi yang signifikan memiliki level tingkat keparahannya sendiri,
antara terapi musik dengan level fungsional anak yaitu level ringan, sedang, hingga berat sehingga
dengan ASD. Berdasarkan observasi dari bentuk terapinya pun perlu diperhatikan agar
peneliti, anak denga ASD berat menjadi tidak terjadi kurang dari stimulasi yang
kelebihan stimulus jika menggunakan musik seharusnya ataukah justru akan berlebihan.
kompleks, beberapa anak menutup telinga
mereka ketika musik dimulai untuk menghalau SIMPULAN DAN SARAN
stimulus yang berlebihan. Hasil tersebut Simpulan
menunjukkan manipulasi elemen musik secara Setelah melakukan terhadap ketiga jurnal, dapat
spesifik dapat membantu menyediakan kondisi diambil kesimpulan bahwa
yang optimal untuk memfasilitasi kemampuan 1. Terapi musik merupakan terapi yang paling
dalam memperhatikan pada anak dengan autis. signifikan meningkatkan kemampuan anak
dengan autis dalam memperhatikan perintah
IMPLIKASI KEPERAWATAN dan berkomunikasi verbal.
Literature review ini berimplikasi terhadap 2. Temuan studi menyoroti ketergantungan
praktik keperawatan kususnya keperawatan jiwa sosial yang terjadi melalui improvisasi musik
dan anak. Berdasarkan data penelitian dari sehingga tercipta suatu interaksi yang
beberapa jurnal yang didapatkan, perlu perhatian berpusat pada anak.
khusus bagi para terapis, dalam hal ini perawat 3. Musik yang digunakan dapat berupa
sebagai tenaga kesehatan lini terdepan untuk gabungan unsur- unsur verbal seperti di
memahami tanda-tanda kondisi anak dengan antaranya adalah mand, tact, echoic,
autis untuk dapat memberikan intervensi terapi intraverbal.
secara tepat, salah satunya yaitu dengan 4. Unsur verbal echoic memiliki dampak yang
pemberian terapi musik. Kajian mendalam efektif dalam meningkatkan kemampuan
mengenai terapi musik sangat diperlukan untuk verbal anak denga autis.
menghasilkan keluaran yang tepat sesuai kriteria 5. Pemberian terapi musik perlu memperhatikan
hasil yang diharapkan. Bagi keperawatan anak, tingkatan keparahan anak dengan autis, perlu
terapi musik dapat dilaksanakan di luar atau di dikaji terlebih dahulu apakah anak tersebut
dalam praktik klinik. Hasil review ini akan termasuk dalam kategori autis ringan, sedang,
menambah wawasan kita akan pentingnya atau kah berat, guna untuk memberikan
memberikan pelayanan dengan sepenuh hati ketepatan musik yang akan diberikan.
kepada penderita karena penderita autis tidak Saran
untuk dikesampiungkan namun perlu didorong Dari beberapa uraian di atas saran yang dapat
dalam meningkatkan kemampuan fungsional disampaikan antar lain:
dirinya. 1. Perlu adanya pendidikan kepada perawat
Review menunjukkan bahwa terapi musik tentang pengkajian kemampuan
merupakan yang paling efektif dalam memperhatikan dan kemampuan verbal anak

155
Jurnal of Bionursing

dengan autis sehingga akan memudahkan Yatim, Faisal. 2007. Autisme Suatu Gangguan Jiwa
perawat dalam melaksanakan asuhan Pada Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor
keperawatan.
2. Perlu adanya pelatihan bagi perawat di klinik
untuk menguasai metode terapi musik dengan
benar sehingga dapat diterapkan dalam
praktik klinik asuhan keperawatan.
3. Perhatian terhadap penelitian berikutnya
seharusnya fokus mengulangi penelitian yang
telah ada dengan jumlah sampel yang lebih
besar untuk menemukan apakah hasilnya
sama sehingga dapat digeneralisasikan di luar
dari apa yang telah didapatkan dari hasil
penelitian sebelumnya (perbandingan terapi
musik dan terapi bermain).

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Idayu, 2007. Mengenal Autisme dan
Terapinya. diakses dari www.autisme.or.id

Geretsegger, M., Holck, U., Gold, C., 2012.


Randomised Controlled Trial of Improvisational
Music Therapy’s Effectiveness for Children with
autism Spectrum Disorders (TIME-A): Study
Protocol. BMC Pediatrics

Gold, C., Wigram, T., & Elefant, C. (2006). Music


therapy for autistic spectrum disorder
(Cochrane Review), The Cochrane Library,
Issue 2, 2006. Chichester, UK: John Wiley &
Sons, Ltd.

Kalas, Amy. 2012. Joint Attention Responses of


Children with Autism Spectrum Disorder to
Simple versus Complex Music. Journal of Music
Therapy. American Music Therapy Association

Kim, J., Wigram, T., Gold, C., 2008. The Effects of


Music Therapy on Join Attention Behaviors in
Autistic Children: A Randomozed Control Study.

Lim, Hayoung A., Draper,. 2011. The Effects of Music


Therapy Incorporated with Applied Behavior
Analysis Verbal Behavior Approach for
Children with Autism Spectrum Disorders.
American Music Therapy Association

Pratiwi, E.S., 2007. Penanganan Terpadu Anak


Autisme. Jakarta

156
Jurnal of Bionursing

Lampiran Tabel

No. Penulis, tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Random Hasil


Yang diukur Temuan
1 Jinah Kim, Tony Improvisasi Terapi bermain 13 anak laki- Randomised Ya 1. Waktu Pada terapi
Wigram, Christian Terapi Musik laki dan control trial. memperhatika musik
Gold, 2008 perempuan n menghasilkan
usia 3-5 perbaikan
tahun. 3 drop kontak mata
out karena lebih lama dari
hospitalisasi pada terapi
dan jarak bermain.
yang jauh
dari tempat
kegiatan.
2 Hayoung A. Lim, Tiap anak - 22 anak usia - Ya 1. Kemampuan Terapi musik
Ellary Draper, 2011 mendapatka 3 3-5 tahun berbicara gabungan
macam menghasilkan
perlakuan perbaikan
yaitu musik, berbicara pada
bicara, dan unsur echoic.
tanpa latihan
3 Amy Kalas, 2012 Setiap anak - 30 anak , 15 - Tidak 1. Kemampuan Autis level
mendapatkan dengan level memperhatik sedang
perlakuan autis berat, an mendapatkan
selama 10 15 anak efek yang baik
menit selama dengan level 2. Kemampuan dengan musik
3 minggu. autis sedang. berbicara kompleks, autis
Tiap anak level berat
mendapatkan mendapatkan

157
Jurnal of Bionursing

3 kali musik verbal efek yang baik


sederhana dan dengan musik
3 kali musik sederhana.
komplek.

158

Anda mungkin juga menyukai