• Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
4. Keselamatan • Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja & seluruh aset
Kerja produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja/kerugian
lainnya
RUANG LINGKUP KEGIATAN HIPERKES DI
INDUSTRI
1. Pelayanan Kesehatan kerja
2. Penyakit Akibat Kerja dan Pelaporannya
8. Pengelolaan Makanan ditempat
3. Promosi Kesehatan Kerja KerjaManajemen APD
4. P3K ditempat Kerja 9. Kecelakaan Kerja dan Pelaporannya
5. Ergonomi Kerja 10. Tanggapdarurat dan Pencegahan
6. Program Rehabilitas ditempat Kerja Kebakaran
7. Psikologi Kerja 11. Higiene Perusahaan
12. BPJS Ketenagakerjaan
1. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
PP No. 88 Tahun 2019 dan Permenakertrans
No. 03 Tahun 1982
1.Melaksanakan koordinasi
1.Penjajakan Kebutuhan
1.Memprioritaskan Kebutuhan
1.Menyusun perencanaan
Pekerja/Buruh
P3K Sakit/Cidera
Ditunjuk Oleh
Pengurus
Lingkungan
Kerja
Fasilitas P3K
KENAPA P3K HARUS DITERAPKAN ?
Keterampilan
Pekerjaan Risiko P3K
PUU
Merujuk kepada :
1. UU No. 13 Tahun 2003 ttg
Ketenagakerjaan 1. Permenakertrans NO. 15
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Tahun 2008 ttg Pertolongan
Keselamatan Kerja, ditempat kerja.
Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja pertama pada kecelakaan (p3k)
untuk memberikan P3K
Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina
di tempat kerja
tenaga kerja dalam pemberian P3K 2. Kepdirjen Binwasnaker No.
3. Permennakertrans Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
No.Per.03/Men/1982
Pasal 2: Tugas pokok PKK;
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
PETUGAS P3K
Pengertian Ergonomi :
Ilmu Serta Penerapannya Yang Berusaha
Menyerasikan Pekerjaan Dan lingkungan kerja
Terhadap Orang Atau Sebaliknya Dengan Tujuan
Tercapainya Produktivitas Dan Efisiensi Yang
Setinggi-tingginya Melalui Pemanfaatan Manusia
Seoptimal Mungkin.
K3
Ergonomi
Peningkatan Produktivitas
kerja
SISTEM KERJA
MANUSIA
SARANA PRASARANA
PRODUK
&
PRODUKTIVITAS
6. Program Rehabilitas Kecelakaan Kerja
Semua tindakan yang bertujuan untuk mengurangi dampak disabilitas agar memungkinkan penyandang cacat
berinteraksi dengan masyarakat.
• bagian dari proses rehabilitasi yang bertujuan agar penyandang cacat dapat
Rehabilitasi Sosial berintegrasi atau reintegrasi kedalam masyarakat dengan membantunya
menyesuaikan diri pada keluarga, masyarakat dan pekerjaannya.
Hospital Stay
(jika diperlukan)
Pencegahan Keadaan Cacat Kecelakaan Kerja
• Pencegahan tingkat pertama
• Pencegahan tingkat kedua
• Pencegahan tingkat ketiga
Tujuan
Menciptakan dan memelihara suasana kerja
yang baik, sehat, nyaman, serasi dan aman,
yang akan mendukung upaya peningkatan
produktivitas
Teori Kebutuhan Manusia
(Maslow)
• Kebutuhan hidup dasar
• Kebutuhan rasa aman
• Kebutuhan bersosialisasi
• Kebutuhan harga diri
• Kebutuhan aktualisasi
Kondisi Faktor Fisik
LINGKER
yang Faktor Kimia
berpengaruh
PSIKOLOGI Faktor Biologi
KERJA
Ergonomi; Tata letak ruang
Warna ruang kerja
Musik
Rumah yang jauh
Aspek Psikologi Kerja
1. Motivasi dan Kepuasan Kerja
2. Penempatan Pegawai
4. Produktivitas Kerja
5. Stres Kerja
Aspek yang dinilai Diagnosa Stres Kerja
8. Pengelolaan Makanan ditempat Kerja
DASAR HUKUM
• UU No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan Karyawan yg bekerja
memiliki kewajiban memenuhi waktu kerja
kurang lebih 8-10 jam per hari
• Depkes RI, 2000 Perusahaan harus
senantiasa berupaya u/ meningkatkan
efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
secara optimal, yi dg cara menyediakan
asupan makanan 40% dari kebutuhan
energi tenaga kerjanya per hari
Tujuan umum
penyelenggaraan makanan
dlm jumlah banyak
Pel. gizi
industri
Tersedianya makanan yg Manfaat yg setinggi-
dapat memuaskan TK tingginya bagi Perusahaan
Sasaran : Pabrik,
Perusahaan dan
Perkantoran
Pengelolaan pel gizi industri
dikontrakan dg
pemborong
makanan
1. Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dg beban kerja dan lama
Karakter pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja
Pel. gizi 2. Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan
selebihnya makanan atau minuman selingan
industri 3. Waktu makan pd umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan
siang atau makan sore
4. Pada saat pabrik tidak berproduksi, yi pada hari libur, maka pemberian
makanan ditiadakan/diganti bahan lain
5. Diperlukan tenaga khusus yg mengelola makanan serta melayani makanan di
ruang makan
6. Jumlah yg harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan u/
tamu terpisah
7. Macam hidangan sederhana tidak banyak variasi dan disajikan menurut
kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien
8. Pelayanan dapat dilakukan dg berbagai cara, dan paling banyak dilakukan
adalah menggunakan tiket makanan yg bertangga
9. ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )
Dasar Hukum :
1. Pasal 11 UU No. 1 Tahun 1970
2. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
3. Permen No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
4. SK Dirjen Binawas No. Kep 84/BW/1998 ttg Cara Pengisian
Formulir Laporan & Analisis Statistik Kecelakaan
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA
TENAGA
KERJA
BAHAN ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB
PENCATATAN DAN PELAPORAN
KECELAKAAN
Dikirim kpd :
1. Unit Kerja ybs
LAPORAN P3K 2. Dep. Personalia
3. Dep./Bagian K3
Disampaikan :
•Manajemen Persh LAPORAN
•Dinas Tenaga Kerja KECELAKAAN KERJA
•Persh.Asuransi
PENYAKIT
AKIBAT KERJA :
KECELAKAAN
KERJA : WAKTU
PELAPORA 14 HARI
2 X 24 JAM
N SETELAH
DIAGNOSA
DITEGAKKAN
STRATEGI PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
PENDEKATAN REAKTIF
PENDEKATAN PROAKTIF
analysis of potential accident preventive program no accident
11. Tanggap Darurat dan Pencegahan Kebakaran
• Banjir
• Kekeringan
• Angin topan
• Gempa, Tsunami, Longsor
• Petir, dll
• Pemadaman listrik
• Bendungan bobol
• Kebocoran nuklir
• Peristiwa Kebakaran/ledakan
• Kecelakaan kerja/lalulintas
Huru hara
• Perang
• Kerusuhan
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Sesuai Permenaker No 4/1980
• Tujuan:
– memudahkan pemilihan media pemadam yang tepat
dari berbagal tipe bahan bakar.
• Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.)
UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh, sakit atau
kematian, atau perubahan perilaku maupun penurunan kepekaaan seseorang
Pelarut Silica
Asbestos Mercuri
Metal dioxides Mineral oil
Cadmium Etc.
Arsenic
BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL (Pasal 22)
13. BPJS Ketenagakerjaan Kaitan PKK dg JPK-D Jamsostek
• Perusahaan BOLEH tdk ikut program JPK Jamsostek, bila sdh. memberikan
PKK yg > baik dr prog. JPK Dasar Jamsostek (Permenaker No 01 tahun 1998
ttg Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dg
Manfaat > baik dari Paket JPK Dasar Jamsostek) :
a
sehat sehat sehat
b
sehat sehat sakit sakit
c
sehat sehat meninggal
d
sehat sehat sehat sakit