Anda di halaman 1dari 71

WORKSHOP

HIPERKES dan KESELAMATAN


KERJA
Meirizal Ari Putra, S.Kep., Ns., M.K.M
Dosen, Asesor, Trainer dan
Penulis Buku Hiperkes (ISBN 978-623-228-272-8)
WA 089507440002
Ig @ariedoviziosoputra
 UUD 1945 pasal 27 ayat 2: “Setiap
warga negara berhak atas
penghargaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
Kebijakan  Pekerjaan adh hak manusia
 Bekerja & beraktivitas dalam kondisi
Perlindungan sehat
Tenaga Kerja  Bebas dari risiko akibat kerja,
kecelakaan/penyakit akibat kerja
 Penghidupan yang layak = hak
manusiawi
 UU ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003
Sejarah 1. Lapangan keilmuan utama dari aspek kedokteran-kesehatan yg
merupakan dasar bagi hiperkes adalah:
Hiperkes kedokteran kerja, kesehatan kerja, fisiologi kerja, perawatan medis
industri, psikologi kerja, dan gizi kerja
Sebelum
2. Penyakit umum: paling banyak penyakit infeksi (flu & bronkhitis 30%-40%, saluran
Tahun pencernakan 15-20%, tbc paru 3,5-8%) & infestasi parasit (infeksi cacing tambang)

2000 3. Penyakit akibat kerja (pnemokoniosis, dermatosis, keracunan bhn kimia,


gangguan saraf, kelainan psikologis dll cukup tinggi prevalensinya)

4. Kurang pengetahuan tentang gizi

5. Lingkungan kerja sangat tidak membantu (heat stress > indek 1,


kebisingan jauh>nab, debu dsb
6. Hiperkes merupakan integrasi berbagai keilmuan yaitu kedokteran, kesehatan,
gizi, keselamatan, teknologi, fisika, kimia, biologi, anatomi, fisiologi, ergonomi,
psikologi dll.Kurang pengetahuan tentang gizi

7. Yg terpenting adalah kombinasi dari ilmu kedokteran-kesehatan &


teknik-teknologi
Hiperkes dan KK

Pelaksanaan Program Occupational Health


Occupational Health
Keselamatan Dan & Safety
& Safety (OHS)
Kesehatan Kerja (K3) Environment (OHSE)
• Keilmuan multidisiplin
• Upaya pemeliharaan &
peningkatan kondisi lingkungan
Hiperkes kerja, keselamatan & kesehatan
kerja
dan KK • Melindungi tenaga kerja thd
bahaya pekerjaan
• Mencegah kerugian akibat kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan, pencemaran lingkungan kerja
Aspek dalam Hiperkes dan Keselamatan
Kerja

Tenaga kerja sehat selamat & produktif


Tujuan
Lingkungan kerja higienis, aman & nyaman

Higiene perusahaan (Industrial Higiene)


Aspek Ergonomi (Ergonomic)
Kesehatan kerja (Occupational Health)
Keselamatan kerja (Safety)
Aspek dalam Hiperkes dan Keselamatan Kerja
• Fokus pada upaya pengenalan/identifikasi,
1. HI penilaian/pengujian, pemantauan faktor lingkungan tenaga
kerja

• Kelilmuan & aplikasinya dalam sistem/desain kerja,


2. Ergonomi penserasian manusia & pekerjaannya, pencegahan
kelelahan, untuk tercapai efisiensi & efektifitas pekerjaan

• meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja


• upaya peningkatan kesehatan
3. Pelkesja • upaya pencegahan gangguan kesehatan
• Pencegahan penyakit akibat pekerjaan/tempat kerja

• Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
4. Keselamatan • Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja & seluruh aset
Kerja produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja/kerugian
lainnya
RUANG LINGKUP KEGIATAN HIPERKES DI
INDUSTRI
1. Pelayanan Kesehatan kerja
2. Penyakit Akibat Kerja dan Pelaporannya
8. Pengelolaan Makanan ditempat
3. Promosi Kesehatan Kerja KerjaManajemen APD
4. P3K ditempat Kerja 9. Kecelakaan Kerja dan Pelaporannya
5. Ergonomi Kerja 10. Tanggapdarurat dan Pencegahan
6. Program Rehabilitas ditempat Kerja Kebakaran
7. Psikologi Kerja 11. Higiene Perusahaan
12. BPJS Ketenagakerjaan
1. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
PP No. 88 Tahun 2019 dan Permenakertrans
No. 03 Tahun 1982

A. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam


penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama
dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
B. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja.
C. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja.
D. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
2
Penyakit akibat kerja ialah
penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses
maupun lingkungan kerja.

Penyakit akibat kerja ialah


gangguan kesehatan baik
jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan ataupun
diperparah karena aktivitas
kerj atau kondisi yang
berhubungan dengan
pekerjaan.
National For Occupational Safety
and Health (NIOSH) (1983)

 Penyakit paru akibat kerja


 Muskuloskeletal
 Kanker
 Traumatik injuries
 Penyakit kardiovaskular
 Gangguan reproduksi
Dampak dari
 Gangguan syaraf
Masing-masing
Hazard Pekerjaan
 Penyakit kulit
 Gangguan psikologis
FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
• Kebisingan > Tingkat paparan  Tuli
• Pencahayaan > Dosis–respon:
 Buta
• Tekanan  Depresi
BAHAYA • Radiasi > Konsentrasi  Kanker
FISIK • Suhu ekstrim  Kelelahan fisik
> Intensitas
• Gataran  Jaringan otot
• Partikulat > Lama paparan rusah
K  Silikosis,
a > Tingkat paparan asbestosis
> Flamable, ekplosif
d > Dosis–respon:
BAHAYA > Beracun
a > Konsentrasi R Iritasi kulit
KIMIA > Iritant, Korosif, Keracunan
r > Intensitas I Catat pancaindera
> Karsinogen,Alergen > Lama paparan Kanker, Alergi, dll
S
x  DB, HIV, MALARIA
• Virus > Intensitas I dsb
BAHAYA • Serangga > Lama paparan
BIOLOGI w K  INFEKSI
• Bakteri a > Imunitas  BISA / RACUN
> Sensitivitas O
• Jamur, dll k  ALERGI
t  dll
BAHAYA • Salah posisi u  Sakit punggung
ERGONOMI • Gerakan janggal > Lama paparan  Terkilir
• Gerak monoton  Carpal syndrome
• Letak tidak sesuai  Cacat permanen

• Stress beban kerja, > Intensitas  Gangguan mental


BAHAYA > immunitas  Depresi , Gelisah
PSIKOLOGI • Pelecehan, kekerasan
• Intoleran, dll > Sensitivitas  Tidak konsentrasi
3.
Promkesja
Promosi Kesehatan Ditempat Kerja adalah upaya
promosi kesehatan yang diselenggarakan di
tempat kerja, selain untuk memberdayakan
masyarakat di tempat kerja untuk mengenali
masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu
mengatasi, memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara
dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
TUJUAN Mengembangkan perilaku hidup bersih dan
PROMKESJA sehat di tempat kerja.
Menurunkan angka absensi tenaga kerja.

Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan


lingkungan kerja
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
medukung dan aman.
Membantu berkembangnya gaya kerja dan
gaya hidup yang sehat
Memberikan dampak yang positif terhadap
lingkungan kerja dan masayarakat
Sasaran Promosi di Tempat kerja
Primer • Karyawan di tempat kerja
• Pengelola K3
Sekunder • serikat atau organisasi
pekerja

• Pengusaha dan manajer/


Tertier
Direktur
Manfaat Promkesja
No Bagi Perusahaan Bagi pekerja
1 Meningkatnya lingkungan tempat kerja Lingkungan tempat kerja menjadi
yang sehat dan aman serta nyaman lebih sehat
2 Citra Perusahaan Positif Meningkatnya percaya diri
3 Meningkatkan moral staf Menurunnya stress
4 Menurunnya angka absensi Meningkatnya semangat kerja
5 Meningkatnya produktifitas Meningkatnya kemampuan
6 Menurunnya biaya kesehatan atau biaya Meningkatnya kesehatan.
asuransi.
7 Pencegahan terhadap penyakit. Lebih sehatnya keluarga dan
masyarakat
Langkah mengembangkan Promosi
Kesehatan Di tempat Kerja
1.Menggalang dukungan manajemen

1.Melaksanakan koordinasi

1.Penjajakan Kebutuhan

1.Memprioritaskan Kebutuhan

1.Menyusun perencanaan

1.Monitoring dan Evaluasi

1.Revisi dan perbaikan program


PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/


MEN/IV/2004
DILAKUKAN BERSAMA-SAMA OLEH :
PEMERINTAH
PENGUSAHA
SERIKAT PEKERJA/BURUH
1. Melakukan
pembinaan thd
program
pencegahan dan
penanggulangan
HIV/AIDS di tempat
kerja
KEWAJIBAN
PEMERINTA
H 2. Bersama-sama
dengan Pengusaha
melaksanakan
upaya pencegahan
dan
penanggulangan
3. Dapat HIV/AIDS di tempat
dilakukan dengan kerja
melibatkan
pihak ketiga dan
atau ahli dibidang
HIV/AIDS.
KEWAJIBAN PENGUSAHA

• Menetapkan kebijakan PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


HIV/AIDS di tempat kerja (dpt dituangkan dalam Peraturan Perusahaan)
• Mengkomunikasikan kebijakan melalui :
• 1. Penyebarluasan informasi
2. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
• Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari tindakan dan perlakuan
diskriminatif.
• Menerapan prosedur K3 khusus.
Bersama-sama
Pemerintah dan
Pengusaha atau
KEWAJIBAN sendiri-sendiri
SERIKAT melaksanakan upaya
PEKERJA/SERIKAT pencegahan dan
BURUH penanggulangan
HIV/AIDS di tempat
kerja.
4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K)
di TempatCepat
Kerjadan
Tepat

Pekerja/Buruh

P3K Sakit/Cidera
Ditunjuk Oleh
Pengurus
Lingkungan
Kerja

Fasilitas P3K
KENAPA P3K HARUS DITERAPKAN ?

Keterampilan
Pekerjaan Risiko P3K
PUU
Merujuk kepada :
1. UU No. 13 Tahun 2003 ttg
Ketenagakerjaan 1. Permenakertrans NO. 15
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Tahun 2008 ttg Pertolongan
Keselamatan Kerja, ditempat kerja.
 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja pertama pada kecelakaan (p3k)
untuk memberikan P3K
 Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina
di tempat kerja
tenaga kerja dalam pemberian P3K 2. Kepdirjen Binwasnaker No.
3. Permennakertrans Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
No.Per.03/Men/1982
 Pasal 2: Tugas pokok PKK;
 Pelaksanaan P3K
 Pendidikan petugas P3K
PETUGAS P3K

Jumlah Jumlah Petugas


Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1
5. Ergonomi dan ERGO ERGON : KERJA
Fisiologi Kerja NOMI NOMOS :
PERATURAN/HUKUM

Erogonomi = Aturan/tata cara dalam


bekerja (secara harfiahnya)

Pengertian Ergonomi :
Ilmu Serta Penerapannya Yang Berusaha
Menyerasikan Pekerjaan Dan lingkungan kerja
Terhadap Orang Atau Sebaliknya Dengan Tujuan
Tercapainya Produktivitas Dan Efisiensi Yang
Setinggi-tingginya Melalui Pemanfaatan Manusia
Seoptimal Mungkin.
K3

Ergonomi

Mencegah KK dan PAK

Peningkatan Produktivitas
kerja
SISTEM KERJA
MANUSIA

SARANA PRASARANA

PRODUK
&
PRODUKTIVITAS
6. Program Rehabilitas Kecelakaan Kerja
Semua tindakan yang bertujuan untuk mengurangi dampak disabilitas agar memungkinkan penyandang cacat
berinteraksi dengan masyarakat.

 meliputi : fisik, psikik & sosial Ada 3 macam rehabilitasi :

• proses pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan


Rehabilitasi Medik kemampuan fungsi fisik dan psikik individu dan bila perlu mengembangkan
mekanisme kompensasinya agar individu dapat berdikari

• bagian dari proses rehabilitasi yang bertujuan agar penyandang cacat dapat
Rehabilitasi Sosial berintegrasi atau reintegrasi kedalam masyarakat dengan membantunya
menyesuaikan diri pada keluarga, masyarakat dan pekerjaannya.

Rehabilitasi Kerja • Pemberian/ pengadaan pelayanan kekaryaan seperti:


• bimbingan kekaryaan (vocational guidance)
(vocational
• latihan kerja (vocational training
rehabilitation) • penempatan kerja (vocational placement)
• Pemulihan Kondisi
Fisik
Rehabilitas • Pemulihan Kondisi
Komprehensif Psikologi
• Latihan kerja
• Resosialisasi
Tim Rehabilitasi Kecelakaan Kerja
- Dokter Okupasional
- Perawat Rehabilitasi Okupasional
- Ortotis – Prostetis
- Fisioterapis
- Terapis Wicara
- Terapis Okupasional
- Psikolog
Evaluasi keadaan fungsionil & potensi fungsionil 
dilakukan bersama oleh tim & dipimpin oleh ketua tim
pada umumnya  dokter
Tujuan Rehabilitasi KAK

Melatih orang dengan


sisa keadaan cacat badan
Meniadakan keadaan Mengurangi keadaan untuk dapat hidup dan
cacat bila mungkin cacat sebanyak mungkin bekerja dengan apa yang
tinggal padanya/
kondisinya saat itu.

Hospital Stay
(jika diperlukan)
Pencegahan Keadaan Cacat Kecelakaan Kerja
• Pencegahan tingkat pertama
• Pencegahan tingkat kedua
• Pencegahan tingkat ketiga

Pencegahan tk. I Pencegahan tk. II Pencegahan tk. III

- alat kerja ergonomis - perawatan luka - ADL


- good safety - mobilisasi segera - vocasional terapi
- lingkungan kerja baik - posisioning anti kontraktur, - avocasional terapi
- education anti decubitus - alih pekerjaan

Fraktur supracondyler femur disuse atrofi, stiffnes (kekakuan) hambatan sosialisasi


kontraktur/ kehilangan gerak
(impairment) (disabilitas)

 Yg terpenting : pencegahan tingkat I :


• Education  penyuluhan2
• Pekerja
• Ouner perusahaan/ mewakili
Program Education
Umum
Rehabilitas
KAK Positioning

Terapi modalitas/ psikologis/ kejiwaan

Exercise/ Latihan fisik

Ambulansi/ Gait Training/ terapi bergerak


7. Psikologi Kerja
Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam hubungannya dengan
dunia kerja, baik individual, interpersonal, manajerial maupun
organisasional

Tujuan
Menciptakan dan memelihara suasana kerja
yang baik, sehat, nyaman, serasi dan aman,
yang akan mendukung upaya peningkatan
produktivitas
Teori Kebutuhan Manusia
(Maslow)
• Kebutuhan hidup dasar
• Kebutuhan rasa aman
• Kebutuhan bersosialisasi
• Kebutuhan harga diri
• Kebutuhan aktualisasi
Kondisi Faktor Fisik
LINGKER
yang Faktor Kimia
berpengaruh
PSIKOLOGI Faktor Biologi
KERJA
Ergonomi; Tata letak ruang
Warna ruang kerja
Musik
Rumah yang jauh
Aspek Psikologi Kerja
1. Motivasi dan Kepuasan Kerja

2. Penempatan Pegawai

3. Pelatihan dan Pengembangan

4. Produktivitas Kerja

5. Stres Kerja
Aspek yang dinilai Diagnosa Stres Kerja
8. Pengelolaan Makanan ditempat Kerja
DASAR HUKUM
• UU No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan  Karyawan yg bekerja
memiliki kewajiban memenuhi waktu kerja
kurang lebih 8-10 jam per hari
• Depkes RI, 2000  Perusahaan harus
senantiasa berupaya u/ meningkatkan
efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
secara optimal, yi dg cara menyediakan
asupan makanan 40% dari kebutuhan
energi tenaga kerjanya per hari
Tujuan umum
penyelenggaraan makanan
dlm jumlah banyak

Pel. gizi
industri
Tersedianya makanan yg Manfaat yg setinggi-
dapat memuaskan TK tingginya bagi Perusahaan

Sasaran : Pabrik,
Perusahaan dan
Perkantoran
Pengelolaan pel gizi industri

o/ serikat buruh o/ pemilik


bersama sendiri secara
perusahaan penuh

dikontrakan dg
pemborong
makanan
1. Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dg beban kerja dan lama
Karakter pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja

Pel. gizi 2. Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan
selebihnya makanan atau minuman selingan
industri 3. Waktu makan pd umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan
siang atau makan sore
4. Pada saat pabrik tidak berproduksi, yi pada hari libur, maka pemberian
makanan ditiadakan/diganti bahan lain
5. Diperlukan tenaga khusus yg mengelola makanan serta melayani makanan di
ruang makan
6. Jumlah yg harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan  u/
tamu terpisah
7. Macam hidangan sederhana tidak banyak variasi dan disajikan menurut
kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien
8. Pelayanan dapat dilakukan dg berbagai cara, dan paling banyak dilakukan
adalah menggunakan tiket makanan yg bertangga
9. ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )

• Suatu Alat Yang Mempunyai Kemampuan Untuk


Melindungi Seseorang Yang Fungsinya Mengisolasi
Sebagian Atau Seluruh Tubuh Dari Potensi Bahaya Di
Tempat Kerja ( Per. Mententrans No. 08/Men.Vii/2010
• Alat Pelindung Diri Harus Sesuai Dengan Potensi
Bahaya Yang Dapat Terjadi Dan Kualitas Standar Yang
Ditetapkan.
DASAR HUKUM
• UNDANG-UNDANG NO.01/1970-KESELAMATAN
KERJA
• UNDANG-UNDANG NO.13/2003-KETENAKERJAAN
• PP 50/2012 –SMK3
• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NO.08/MEN/VII/2010-TENTANG ALAT PELINDUNG
DIRI
Suatu Alat Yang Mempunyai Kemampuan Untuk Melindungi
Seseorang Yang Fungsinya Mengisolasi Sebagian Atau Seluruh Tubuh
Dari Potensi Bahaya Di Tempat Kerja
Manajemen APD (Per. Mententrans No. 08/Men.Vii/2010)

Alat Pelindung Diri (APD) harus disediakan dikarenakan


pekerjaan yang akan di dilaksanakan berbahaya dan dapat
menyebabkan cedera atau kerusakan

APD bukanlah pengganti kontrol teknik, praktik kerja,


dan / atau administratif

APD menciptakan penghalang antara bahaya dan


peluang terjadinya kecelakaan
Penggunaan APD tidak menghilangkan bahaya jadi
jika peralatan gagal maka dapat menyebabkan
cidera
Harus dipakai untuk memberikan
perlindungan
Merencanakan Kebutuhan Apd Berdasarkan Identifikasi Potensi Bahaya Yang Telah
Manajemen APD Ditetapkan Dalam Rencana Keselamatan Kerja ( Rencana K3 Pelaksanaan )

Membuat Daftar Dan Schedule Apd Yang Akan Digunakan

Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Cara Menggunakan,


Memelihara Dan Menyimpan Apd

Menginformasikan Kepada Pekerja Potensi Bahaya Di Tempat Kerja

Menyediakan Tempat Penyimpanan Apd, Berdasarkan Bentuk Dan


Jenisnya dan Membuat Daftar Nama Pekerja, Jenis Pekerjaan

Menyediakan Dan Mendistribusi Apd Berdasarkan Daftar Nama Pekerja


Dan Dibuat Tanda Terimanya

Menyediakan Lokasi Pembuangan/Pemusnahan Apd Rusak/Kadaluarsa


Taken by Cotton Bro
10. KECELAKAAN KERJA & TATA
CARA PELAPORAN

Dasar Hukum :
1. Pasal 11 UU No. 1 Tahun 1970
2. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
3. Permen No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
4. SK Dirjen Binawas No. Kep 84/BW/1998 ttg Cara Pengisian
Formulir Laporan & Analisis Statistik Kecelakaan
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

PAK Kec. Kerja


KESEHATAN KESELAMATAN
APD
PROSES

BAHAN ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB
PENCATATAN DAN PELAPORAN

KECELAKAAN

Dikirim kpd :
1. Unit Kerja ybs
LAPORAN P3K 2. Dep. Personalia
3. Dep./Bagian K3

Disampaikan :
•Manajemen Persh LAPORAN
•Dinas Tenaga Kerja KECELAKAAN KERJA
•Persh.Asuransi
PENYAKIT
AKIBAT KERJA :
KECELAKAAN
KERJA : WAKTU
PELAPORA 14 HARI
2 X 24 JAM
N SETELAH
DIAGNOSA
DITEGAKKAN
STRATEGI PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA

 PENDEKATAN REAKTIF

Accident investigation analysis preventive action

 PENDEKATAN PROAKTIF
analysis of potential accident preventive program no accident
11. Tanggap Darurat dan Pencegahan Kebakaran

• Keadaan darurat adalah situasi,


kondisi, kejadian yang tidak
normal
• Terjadi tiba-tiba
KEADAAN • Mengganggu kegiatan, organisasi,
komunitas
DARURAT • Perlu segera di tanggulangi
LANDASAN HUKUM
 UU No 1 Th 1970 – Keselamatan Kerja
 UU No. 24 Tahun 2007 - Penanggulangan Bencana
 PP No 50 Tahun 2012 – Penerapan SMK3
 Kepmenaker 186/1999 – Unit Penanggulangan Kebakaran
di tempat kerja
 Kepmenaker 187/1999 – Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di tempat kerja
 SE Menakertrans No. 140 /DPKK/2004
• Mempersiapkan diri
menghadapi semua EMERGENCY
bencana atau RESPONSE
kecelakaan kerja MANAGEMEN
• Menekan kerugian T
material dan korban
• Meningkatkan
kesadaran semua pihak
saat terjadi keadaan
darurat
Proyek Jalan Tol
Pabrik Petasan Kosambi,
Tangerang 52 meninggal 1 orang meninggal

Pabrik Mandom Lion Air 188 tewas


Bekasi,
20 meninggal
JENIS KEADAAN DARURAT
Natural hazard (Bencana Alamiah)

• Banjir
• Kekeringan
• Angin topan
• Gempa, Tsunami, Longsor
• Petir, dll

Technological Hazard (Kegagalan Teknis)

• Pemadaman listrik
• Bendungan bobol
• Kebocoran nuklir
• Peristiwa Kebakaran/ledakan
• Kecelakaan kerja/lalulintas

Huru hara

• Perang
• Kerusuhan
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Sesuai Permenaker No 4/1980
• Tujuan:
– memudahkan pemilihan media pemadam yang tepat
dari berbagal tipe bahan bakar.

• Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.)

– Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar

– Klas C : Instalasi listrik

– Klas D : Bahan logam


SKEMA PEMBUATAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT
BENTUK TUJUAN IDENTIFIKASI
RISK ASSESMENT
TIM LINGKUP POTENSI BAHAYA

UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO

EVALUASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


SARANA / ALAT & SDM

EMERGENCY DRILL ORG. TANGGAP DARURAT


TUGAS & TANGGUNG JAWAB

SOSIALISASI PROSEDUR SUSUN PROSEDUR


TANGGAP DARURAT TANGGAP DARURAT
12. Higiene Industri
• Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
• Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di dalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
Tenaga Kerja.
• K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan
Kerja dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.
Ruang Lingkup dan Tujuan
“Syarat Harus” Tujuan
Tempat Kerja Pengusaha/Pengurus
WAJIB (Ps 2) (Ps. 4)
Apakah Terdapat Syarat K3 Lingkungan Kerja 1. Lingkungan Kerja
Sumber Bahaya (Ps.3) yang aman,
Lingkungan Kerja 1. Pengendalian Faktor sehat, dan
Berupa, FAKTOR: Fisika dan Faktor Kimia
nyaman
agar berada di bawah
1.FISIKA; 2. mencegah
NAB;
2.KIMIA; 2. Pengendalian Faktor kecelakaan kerja
3.BIOLOGI; Biologi, Faktor dan penyakit
4.ERGONOMI; Ergonomi, dan Faktor akibat kerja.
5.PSIKOLOGI Psikologi Kerja agar
memenuhi standar;
3. Penyediaan fasilitas
Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja
yang bersih dan sehat;
dan
4. Penyediaan personil K3
yang memiliki kompetensi
dan kewenangan K3 di
bidang Lingkungan Kerja
3 Konsep

1. Identifikasi 2. Penilaian 3. Pengendalian


lingker lingker lingker
Faktor Fisika (Pasal 8)
BAHAYA KIMIA (Pasal 20)

Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh, sakit atau
kematian, atau perubahan perilaku maupun penurunan kepekaaan seseorang

 Pelarut  Silica
 Asbestos  Mercuri
 Metal dioxides Mineral oil
 Cadmium  Etc.
 Arsenic
BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL (Pasal 22)
13. BPJS Ketenagakerjaan Kaitan PKK dg JPK-D Jamsostek
• Perusahaan BOLEH tdk ikut program JPK Jamsostek, bila sdh. memberikan
PKK yg > baik dr prog. JPK Dasar Jamsostek (Permenaker No 01 tahun 1998
ttg Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dg
Manfaat > baik dari Paket JPK Dasar Jamsostek) :

• PKK dpt menjadi tempat penyelenggaraan JPK Dasar Jamsostek


(Kepmenaker No 147 Th 1989).

• Jika ikut JPKD Jamsostek TIDAK BOLEH meninggalkan


kewajiban u/ menyelenggarakan PKK (JPKD Jamsostek hanya
kuratif)

“Sekarang Pindah Ke BPJS


Ketenagakarjaan”
PERMENAKER NOMOR 05 TAHUN 2021 TTG BPJS Ketenagakerjaan
Kaitan PKK dengan PJKK Jamsostek
PASAL 3 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NO. 3 TAHUN 1992
TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (“UU
JAMSOSTEK”), SETIAP TENAGA KERJA BERHAK ATAS
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Pasal 4 ayat (1) UU Jamsostekdiatur bahwa program


jaminan sosial tenaga kerja tersebut wajib dilakukan oleh
setiap perusahaan
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Kerja

Kesehatan Pasal 6 ayat (1) UU Jamsostek selanjutnya


menjelaskan bahwa Jaminan Sosial Tenaga Kerja
sendiri meliputi :
Kerja 1.jaminan kecelakaan kerja (“JKK”),
2.jaminan kematian (“JK”),
3.jaminan hari tua (“JHT”),
4.jaminan pemeliharaan kesehatan (“JPK”).
Keempat program tersebut, 3 (tiga) dalam
bentuk jaminan uang (JKK, JK dan JHT), dan 1
(satu) dalam bentuk jaminan pelayanan yaitu JPK
(Pasal 2 ayat [1] PP No. 14 Tahun 1993).
Variasi Kesehatan akibat kerja
Prakerja Masa kerja Purna kerja

a
sehat sehat sehat

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Bagaimana Tanggung Jawab K3 dan


HIPERKES???

Anda mungkin juga menyukai