Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM K3 DALAM PUSKESMAS

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar merupakan ujung
tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas berfungsi sebagai pusat
pembangunan wilayah berwawasan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer,
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan pusat pemberdayaan masyarakat. Sebagai unit
pelayanan kesehatan memiliki berbagai potensi bahaya yang berpengaruh buruk pada tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di puskesmas, pasien, pengunjung dan masyarakat
disekitarnya. Potensi bahaya tersebut meliputi golongan fisik, kimia, biologi, ergonomik dan
psikososial. Khususnya golongan biologi merupakan bahaya potensi yang paling sering
menyebabkan gangguan kesehatan dipuskesmas.

UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada BAB XII kesehatan kerja pasal 164 ayat
(1) menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
Pekerja dalam ayat tersebut termasuk tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
puskesmas, puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes.

Potensi bahaya golongan biologis tersebut antara lain virus, bakteri, jamur, protozoa,
parasit, hewan pengerat. Virus dan bakterimerupakan potensi bahaya yang paling sering
mengancam pada petugas Puskesmas. Hal tersebut terkait dengan masih tingginya prevalensi
berbagai penyakit yang di sebabkannya yakni TB Paru, Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
yang dapat menular dari pasien dan petugas Puskesmas selama menjalankan pekerjaan. Penyakit-
penyakit tersebut digolongkan dalam penyakit akibat kerja.

Pada tahun 2000, WHO mencatat kasus infeksi akibat tusukan jarumyang terkontaminasi virus
yang diperkirakan mengakibatkan:

a. Terinfeksi virus Hepatitis B sebanyak 21 juta (32% dari semua infeksi baru)
b. Terinfeksi virus Hepatitis C sebanyak 2 juta (40% dari semua infeksi baru)
c. Terinfeksi HIV sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh infeksi baru)

Dari prevalensi yang tinggi tersebut, disisi lain pengendalian bahaya di fasilitas kesehatan
khususnya Puskesmas belum memadai.

Hudoyo 2004 menunjukan bahwa tinggkat kepatuhan petugas menerapkan setiap prosedur
tahapan kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3% dengan status vaksinasi Hepatitis B
pada petugas Puskesmas masih rendah yaitu 12,5%, riwayat pernah tertusuk jarum bekas 84,2%.

Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas Puskesmas, sehingga diperlukan Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas yang di harapakan dapat di pergunakan
sebagai acuan terhadap perlindungan kesehatan petugas Puskesmas khususnya petugas kesehatan
yaitu mulai dari kegiatan promitif, preventifm kratif, dan rehabilitatif.

B. Tujuan
1
1. Umum

Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk petugas
Puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkugan sekitar
Puskesmas

2. Khusus

a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas
b. Teridentifikasinya potensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya
c. Tersusunnya rencana kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas
d. Terlaksananya kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di puskesmas yang paripurna
e. Terlaksannya monitoring dan evaluasi kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Puskesmas

C. Sasaran

Sasaran pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas adalah petugas


Puskesmas dan pengguna jasa Puskesmas

D. ruang lingkup

1. Pengenalan potensi bahaya di Puskesmas dan masalah kesehatan yang ditimbulkannya


2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di puskesmas
3. Standard precaution di Puskesmas
4. Indikator keberhasilan

E. Landasan Hukum

1. Undang-undang dasar 1945, pasal 28h ayat (1) tentang hak untuk memperoleh pelayan
kesehatan
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB XII Kesehatan Kerja
3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

F. Pengertian

1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan kerugian, gangguan kesehatan,
cidera, kerusakan properi dan lingkungan atau kerugian dalam produksi.
2. Kesehatan Kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan drajat
kesehatan (fisik, mental dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan
dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan
dengan manisia dan manusia dengan jabatannya ( ILO/WHO 1995)
3. Kesehan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan unsue-unsur tidak diduga,
tidak dikehendaki, tidak disengaja, terjadi dalam hubungan kerja, menimbulkan
terauma/ruda paksa, kecacatan dan kematiandisamping itu menimbulkan kerugian
dan/kerusaka properti
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah upaya memberikan jaminan kesehatan,
keselamtan dan peningkatan derajat kesehatan pekerjadengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilisasi.
5. Manajemen Risiko adalah proses pengendalian risiko secara berkelanjutan mulai dari
identifikasi, penilaian resiko, penetapan program pengendalian, mpnitoring dan evaluasi
risiko.
6. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
diwilayah kerjanya
7. Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang diakibatkan oeleh pekerjaan
atau lingkungan kerja
2
8. Penilaian Risiko adalah proses perkiraan kemungknan terjadunya suatu kejadian yang
tidak diinginkan disertai perkiraan besarnya akibat dalam jangka waktu tertentu.
9. Risiko adalah kesempatan untuk terjadinya cidera/kerugian dari suatu bahaya, atau
kombinasi dari kemungkinan dan akibat.

POTENSI BAHAYA

NO Potensi Jenis Bahaya Maslah Kesehatan/ Kecelakaan Kerja


Bahaya
1 fisik Pencahayaan Gangguan mata
Suhu/kelembaban Kepanasan kedinginan
ventilasi Stres
Pengap
2 biologi Lalat, kecoa, tikus, Diare, Pes, Malaria, Demam Berdarah,
nyamuk, kucing typhoid, TORCH
3 Ergonomi Posisi duduk Gangguan Muskuloskeletal
terlalu lama(>6
jam)
Posisi berdiri (>4
jam)
4 Psikososial Hubungan sesama Stres kerja
petugas/interferso
nal
Beban kerja Kelelahan
Shift kerja Stres kerja
kesejahtraan Stres kerja
5 Sanitasi Sampah non Pencemaran lingkungan penularan
medis penyakit infeksi
Air bersih
Jamban
6 Gaya hidup Pola makan Gangguan gizi
Olahraga Penyakit tidak menular
Merokok Gangguan paru
Perilaku kerja PAK, KAK

3
7 Kontruksi Bangunan Kecelakaan akibat tertimpa,
bangunan (dinding, tangga, tersandung, terpeleset
lantai, atap) Terbentur, tertabrak
Pintu masuk/pintu Kenyamanan terganggu
keluar
Ukuran ruangan Terbentur, kenyamanan terganggu

Listrik Luka setrum


Kabel terkelupas Luka bakar, kebakaran
Instalasi yang
tidak aman Kebakaran
Hubungan arus
pendek
Beban listrik Kebakaran
berlebihan

Lokasi Potensi Jenis Bahaya Masalah Kesehatan dan kecelakaan


Bahaya kerja
Poli Umum Kesehatan Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat, cidera
kerja medis Penularan infeksi Hepatitis B, C,
Microorganisme HIV, infeksi bakteri, TB, cacar air,
Biologi (virus, bakteri dll) influenza
Gangguan SSP
Muskuloskeletal
Desinfektan
merkuri
Posisi janggal
Kimia
ergonomi
Poli gigi Kesehatan Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat, cidera
kerja medis Renauld syndrome
Getaran Gangguan pendengaran
Fisik kebisingan Gangguan SSP, ginjal dermatis
Kimia Merkuri infeksi bakteri Hepatitis B, Hepatitis
amalgam,silikta, C, HIV/AIDS,
kloretil chlorin Muskuloskeletal disorder
Biologi Bakteri, virus Stres kerja
Ergonomi Posisi janggal,
psikososial menggenggam
berulang/refetitif
Bekerja yang
monoton
Poli Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
KIA/KB medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
infeksi jamur
Biologi Virus, bakteri, Muskuloskeletal
Ergonomi jamur Stres kerja
psikososial Posisi janggal
Beban kerja

4
Ruang Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
tindakan medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
infeksi jamur
Biologi Virus, bakteri, Muskuloskeletal
Ergonomi Posisi janggal Stres kerja
psikososial Situasi gawat
daruratan
Ruang UGD Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
Biologi merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
Virus, bakteri, infeksi jamur
Ergonomi Muskuloskeletal
psikososial Posisi janggal Stres kerja
Situasi gawat
daruratan
Ruang Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
persalinan medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
Biologi merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
Virus, bakteri, infeksi jamur
Ergonomi jamur Muskuloskeletal
psikososial Stres kerja
Posisi janggal
Situasi gawat
daruratan
laboratorium Fisik Benda tajam, alat Tersayat, tertusuk, kebakaran
medis api Dermatis keracunan
Kimia Desinfektan Hepatitis B,C, HIV infeksi jamur/
Biologi reagen bakteri/parasit
Virus, bakteri, Muskuloskeletal
spora, jamur,
Ergonomi parasit Stres

Posisi janggal,
psikososial statis, visual,
acuity
Beban kerja
Poli Umum Kesehatan Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat, cidera
kerja medis Penularan infeksi Hepatitis B, C,
Microorganisme HIV, infeksi bakteri, TB, cacar air,
Biologi (virus, bakteri dll) influenza
Gangguan SSP
Muskuloskeletal
Desinfektan
merkuri
Posisi janggal
Kimia
ergonomi

5
Poli gigi Kesehatan Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat, cidera
kerja medis Renauld syndrome
Getaran Gangguan pendengaran
Fisik kebisingan Gangguan SSP, ginjal dermatis
Kimia Merkuri infeksi bakteri Hepatitis B, Hepatitis
amalgam,silikta, C, HIV/AIDS,
kloretil chlorin Muskuloskeletal disorder
Biologi Bakteri, virus Stres kerja
Ergonomi Posisi janggal,
psikososial menggenggam
berulang/refetitif
Bekerja yang
monoton

Poli Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat


KIA/KB medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
infeksi jamur
Biologi Virus, bakteri, Muskuloskeletal
Ergonomi jamur Stres kerja
psikososial Posisi janggal
Beban kerja
Ruang Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
tindakan medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
infeksi jamur
Biologi Virus, bakteri, Muskuloskeletal
Ergonomi Posisi janggal Stres kerja
psikososial Situasi gawat
daruratan
Ruang UGD Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
Biologi merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
Virus, bakteri, infeksi jamur
Ergonomi Muskuloskeletal
psikososial Posisi janggal Stres kerja
Situasi gawat
daruratan
Ruang Fisik Benda tajam, alat Tertusuk, tersayat
persalinan medis
Kimia Desinfektan Dermatis gangguan SSP
Biologi merkuri Hepatitis B, Hepatitis C, hiv/aids,
Virus, bakteri, infeksi jamur
Ergonomi jamur Muskuloskeletal
psikososial Posisi janggal Stres kerja
Situasi gawat
daruratan
laboratorium Fisik Benda tajam, alat Tersayat, tertusuk, kebakaran
medis api Dermatis keracunan
Kimia Desinfektan Hepatitis B,C, HIV infeksi jamur/
6
Biologi reagen bakteri/parasit
Ergonomi Virus, bakteri, Muskuloskeletal
spora, jamur,
parasit Stres
psikososial Posisi janggal,
statis, visual,
acuity
Beban kerja

Mengetahui Ka UPTD
PUSKESMAS TARUMAJAYA Koordinator Program K3

dr. Riastuti D.A.D Ns.Slamet Riyadi,S.Kep


Nip. 19730128 200501 2 008 NIP:19760405 200311 1 001

Anda mungkin juga menyukai