Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“Teori belajar Behavioristik dan Implementasinya dalam pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Alwen Bentri, M.Pd

Dr. Abna Hidayati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Akifah Nabilah

21004002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah teori belajar dan pembelajaran
yang berjudul “Teori belajar Behavioristik dan implementasinya dalam pembelajaran” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah teori belajar dan pembelajaran. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang teori belajar behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran serta
manfaatnya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Alwen Bentri, M.Pd dan
Ibuk Dr. Abna hidayati, M.Pd Selaku Dosen teori belajar dan pembelajaran yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Sungai Penuh, 30 Agustus 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 4

C. TUJUAN .................................................................................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. Teori belajar bahavioristik ..................................................................................................... 6

1. John Broadus Watson ......................................................................................................... 6

2. Edwin Ray Gutrie .................................................................................................................. 7

3. Albert Bandura .................................................................................................................. 7

B. Impelementasinya dalam pembelajaran ................................................................................ 8

BAB III................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 9

B. Saran .......................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku


yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui
rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan
belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar.
Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans.
Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R
(stimulus-Respon).
Teori Behavioristik mementingkan faktor lingkungan, menekankan pada
faktor bagian, menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan
metode obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu.“Gage dan Berliner
menyatakan bahwa menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman” (Maziatul, 2009). Pada intinya, teori behavioristik
menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.
Menurut teori ini kegiatan belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus atau apa saja yang diberikan guru kepada siswa dan output yang berupa
respon atau reaksi/tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru
tersebut. Teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran di aplikasikan dari
beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya.
Pembelajaran yang berpedoman pada teori behavioristik memandang bahwa
pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah tersusun dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang
belajar atau siswa. “Siswa di harapkan akan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang di pahami oleh pengajar atau
guru itulah yang harus di pahami oleh murid” (Degeng, 2006). Pengaruh bagi guru
adalah bahwa mengajar merupakan kegiatan pemindahan pengetahuan dari benak
guru ke otak siswa.
Oleh karena itu peran guru sebagai pendidik harus mengembangkan
kurikulum yang terancang dengan menggunakan standart-standart tertentu dalam
proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa. Karena teori behavioristik
memandang bahwa sebagai pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa
harus di hadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara

3
ketat.Pembiasaan dan disiplin menjadi pegangan dalam belajar, sehingga
pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.
Kegagalan dalam penambahan pengetahuan di kategorikan sebagai kesalahan
yang perlu di hukum dan keberhasilan belajar di kategorikan sebagai bentuk perilaku
yang pantas diberi hadiah. “Siswa adalah obyek yang berperilaku sesuai dengan
aturan, sehingga kontrol belajar harus di pegang oleh sistem yang berada diluar diri
siswa. Demikian juga, ketaatan pada aturan juga di pandang sebagai penentu
keberhasilan belajar” (Degeng, 2006). Maka dari itu perlu kita ketahui mengenai apa
yang dimaksud teori belajar behavoristik dan bagai mana implikasi teori behavioristik
dalam pembelajaran.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Teori belajar behavioristik


2. Teori belajar behaviorostik menurut john broadus watson
3. Teori belajar behaviorostik menurut edwin ray gutrie
4. Teori belajar behaviorostik menurut albert bandura

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari teori belajar behavioristik


2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari teori belajar menurut john
broadus watson
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari teori belajar menurut edwin ray
gutrie
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari teori belajar albert bandura

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku.
Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah
berusaha giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak
tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum
dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang
berupa stimulus dan keluaran atau Output yang berupa respon. Dalam contoh di
atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar
perkalian, alat peraga, pedoman kerja,atau cara-cara tertentu, untuk membantu
belajar siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori
behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak
penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang
dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang
diberikan guru (stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan
tingkah laku.Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila penguatan
dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan

1. John Broadus Watson

J.B. Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang


sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus

6
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental
dalam diri seseorang selama proses belajar namun ia menganggap hal-hal
tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengaku bahwa
perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu
tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena
tidak dapat diamati.Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya
tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi
yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat
diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah
maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi
setelah seseorang melakukan tindak. Para tokoh aliran behavioristik cenderung
untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat
diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar,
walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting

2. Edwin Ray Gutrie


Sebagaimana Hull, Edwin Guthrie juga menggunakan variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan
kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark
dan Hull. Dijelaskannya bahwa hubungan antara stimulus dan respon
cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar
siswa perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara
stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon
yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan
berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan
penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat
akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Namun setelah
Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan
(reinforcemant) dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi
dipentingkan dalam belajar.

3. Albert Bandura
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada
tiga konsep berikut :
a. Reciprocal determinism
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk
interaksi timbal bali secara terus menerus, antara kognitif, tingkah laku,
dan lingkungan. Seseorang akan menentukan atau memengaruhi tingkah

7
lakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang tersebut juga
dikontrol oleh kekuatan lingkungan tersebut.

b. Beyond reinforcement
Bandura memandang bahwa jika setiap unit respon sosial yang
kompleks harus diplah-pilah untuk dibangun kembali satu per satu, maka
bisa jadi orang tersebut malah tidak belajar apa pun.
Menurutnya reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu
tingkah laku akan terus menerus atau tidak, akan tetapi hal ini bukanlah
satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan
sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang
dilihatnya, Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang
terlibat berarti tingkah lakunya ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.

c. Self regulation
Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau
ketidakmampuan seseorang dalam menjelaskan proses kognitif. Konsep
Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri
sendiri (self regulation), memengaruhi tingkah laku dengan cara
mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan
konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.

B. Implikasi dalam pembelajaran


Aplikasi teori belajar behavioristik sangat cocok untuk perolehan kemampuan
yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya sehingga
model yang paling cocok adalah Drill dan Practice, contohnya: dimanfaatkan di
pendidikan anak usia dini, TK untuk melatih kebiasaan baik, karena anak-anak sangat
mudah meniru perilaku yang ada dilingkungannya dan sangat suka dengan pujian
dan penghargaan. Sedangkan untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
teori behavioristik ini banyak digunakan antara lain untuk melatih percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan
sebagainya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Walaupun ia sudah
berusaha giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak
tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap
belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
Teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa stimulus dan
keluaran atau Output yang berupa respon. Menurut teori behavioristik, apa yang
terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan
respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru dan apa yang dihasilkan
siswa , semuanya harus dapat diamati dan diukur

B. SARAN

Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan


bermanfaat bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami
tulis dan kami paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran
dan kritikannya yang membangun demi kelancaran makalah kami ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-TEORI-
BELAJAR-DAN-PEMBELAJARAN.pdf.

https://www.amongguru.com/teori-belajar-bandura-dan-implementasinya-
dalam-pembelajaran/.

10

Anda mungkin juga menyukai