Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ASUHAN DASAR KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

a. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga
yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
c. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
h. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
i. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.

A. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari
hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan (diare, muntah), masukan
dibatasi (mual, kacau mental).
2. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar
glukosa tinggi, Penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi,
infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.
3. Resiko Resiko kadar glukosa darah tidak stabil Berhubungan dengan
Monitoring kadar glukosa inadekuat
B. Rencana dan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Defisit volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitoring:
berhubungan dengan: ...x24 jam, kelebihan volume cairan dapat 1. Observasi status mental
- Kehilangan cairan berkurang atau teratasi. 2. Monitor imput serta output urine dan catat adanya
tubuh dalam Kriteria hasil: perubahan jumlah, warna dan konsentrasi urine
jumlah banyak N Kriteria Score 3. Monitor turgor kulit, membrane mukosa dan perasaan
- Kegagalan fungsi o haus klien.
1 Temperature : 5 4. Monitor adanya tanda dehidrasi
regulasi
(36,5 – 37,5 °c) 5. Ukur tanda-tanda vital dan CVP
2 Perubahan status mental (-) 5
3 Nadi dalam batas normal : 5 6. Ukur CRT, kondisi dan suhu kulit
60-100 mmHg 7. Timbang berat badan sesuai indikasi
4 RR: 12-20 x/mnt 5 8. Kaji status mental
5 Tekanan darah : 5
Mandiri:
(100-140/60-90mmhg)
6 Turgor kulit 5 1. Memasang dan mempertahankan akses vena perifer
7 Produksi urine 0,5-1 5 (infus)
ml/Kg BB/jam 2. Berikan perawatan kulit pada bagian penonjolan
8 Konsistensi urine normal 5
tulang.
(kuning jernih, tidak ada
Pendidikan kesehatan:
endapan)
9 CRT < 2s 5 1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan.
10 Mukosa membrane dan 5 2. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake nutrisi
kulit kering (-) untuk meningkatkan kadar albumin darah
11 Hematokrit 35%-50% 5 Kolaborasi:
12 Penurunan berat badan 5 1. Berikan terapi cairan sesuai instruksi dokter
secara signifikan (-) 2. Berikan transfuse darah sesuai hasil kolaborasi dengan
13 Rasa haus berlebihan (-) 5
14 Kelemahan (-) 5 medis
3. Berikan terapi farmakologi untuk meningkatkan
jumlah urine output
4. Kolaborasi pemeriksaan kadar elektrolit, BUN,
creatinin dan kadar albumin.
2 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol infeksi
berhubungan dengan selama ...x24 jam risiko terkontrol dan klien 1. Bersihkan ruangan sebelum digunakan tindakan pada
faktor resiko bebas dari tanda dan gejala infeksi : pasien
prosedur invasive kriteria hasil : 2. Ganti peralatan untuk tindakan pada pasien
No Kriteria Score 3. Batasi jumlah pengunjung

1 Tidak terdapat rubor 5 4. Ajarkan pada pasien untuk melakuakn cuci tangan
dengan benar
2 Tidak terdapat kalor 5
5. Instruksikan pada pengunjung untuk melakukan cuci
3 Tidak terdapat dolor 5
tangan sebelum ke pasien
4 Tidak terdapat tumor 5 6. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
5 Tidak terdapat fungsiolesa 5 7. Bersihkan tangan sebelum dan setelah melakukan
Keterangan : tindakan pada pasien
1. Ekstrim 8. Gunakan universal precaution
2. Berat 9. Gunakan sarung tangan sesuai standar universal
3. Sedang precaution
4. Ringan 10. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai dengan
5. Tidak kondisi pasien
11. Ajarkan pada pasien dan keluarga untuk mengenali
tanda dan gejala infeksi serta melaporkan pada tenaga
kesehatan ketika terdapat tanda dan gejala infeksi.
3 Resiko kadar glukosa Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitoring:
darah tidak stabil ....x24 jam, kadar glukosa darah stabil.
1. Monitor kadar gula darah
Berhubungan No Kriteria Score 2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: poliuria,
dengan: 1 Kadar glukosa darah 5 polidipsi, poliphagi
sesaat: <200 mg/dl 3. Monitor adanya keton pada urin
- Kurangnya 2 Kadar glukosa darah 5
4. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia: tremor,
pengetahuan puasa: < 126 mg/dl
3 Kadar glukosa darah 2 5 keringat dingin, iritabilitas, takikardi, palpitasi,
tentang
jam post pandrial: < 200 mual, pusing, sukar konsentrasi, kelemahan)
penatalaksanaan
mg/dl 5. dentikfikasi faktor penyebab hiperglikemia atau
diabetes 4 Poliuria (-) 5 hipoglikemia
- Monitoring kadar 5 Polidipsi (-) 5
6 Poliphagi (-) 5 Mandiri:
glukosa inadekuat
7 Ketonuria (-) 5
- Kurangnya 8 Tremor (-) 5 1. Batasi aktivitas saat gula darah > 250 mg/dl,
9 Keringat dingin (-) 5 khususnya jika ada urin keton
penatalaksanaan
10 Iritabilitas (-) 5
diabetes 11 Takikardi (-) 5 2. Lindungi pasien dari cedera karena
12 Palpitasi (-) 5 hiperglikemia/hipoglikemia
13 Mual (-) 5
14 Pusing (-) 5 Pendidikan kesehatan:
15 Sukar konsentrasi (-) 5
Keterangan : 1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan
1. Ekstrim 2. Ajarkan klien untuk cek kadar gula darah secara
2. Berat teratur
3. Sedang Kolaborasi:
4. Ringan
1. Pemberian insulin sesuai indikasi dokter
5. Tidak
2. Pemberian terapi cairan IV sesuai program
3. Pemeriksaan kadar gula darah
4. Pemeriksaan urin keton
5. Pemberian diet sesuai program ahli gizi
PATOFISIOLOGI: DIFISEINSI INSULIN
- Sel dan pulau la ngerhans kurang peka - Faktor Herediter: - Faktor Herediter: - Kelebihan dosis insulin Mk:
terhadap rangsangan -->senta k insulin - Degenerasi/te rtekannya sel/ Berkembangnya kekebalan pada - kurang jumlah kalori Kebutuhan belajar
sesudah makan tid ak begitu kuat perbedaan kepekaan seseorang Diabetes Mellitus sel ß-> dis tr uksi, auto nom pada sel ß yang dikonsumsi penatalaksanaan
- Menekan jumlah resptor in sulin pada te rhadap perta mbahan umur IDDM - Degenerasi rin gan pada sel ß - Meningkatnya aktivitas penyakit
target NON IDDM - Penyakit vir us jasmani lebih cepat

-Berkeringat
Kelainan Metabolisme Hipoglik emia -Gemetar, sakit
kepala, Palpitasi

Kelainan Metabolis me Karbohidrat Kelainan Metabolis me Lemak Kelainan Metabolisme Protein

Output glukosa darah Lipogenesis menurun, Lipolisis meningkat Fasilitas Penurunan Proses
Input glukosa darah
menurun (glik ogenolisis transmembran -Transkripsi
meningkat (glikogenolisis
menurun, glikolisis dalam asam amino -Translasi
dalam hepar meningkat,
otot menurun, lipogenesis Mobilisasi asam lemak meningkat berkurang -Replikasi
glukoneogenesis meningkat
di adiposa menurun -Proliterasi sel

Berat badan Asetil Ko A meningkat Asam amino


Hiperglik emia menurun sulit masuk Pertumbuhan jaringan
sel terhambat
Mk: Penurunan Ketogenesis meningkat Sintesis kolesterol meningkat
Glikosilasi Glikosuria dtt, kelelahan
Sisntesis
kolesterol meningkat protein - Luka tidak terkontrol
Benda keton meningkat
menurun - Sukar sembuh
Lensa mata Retina PK Berat badan Osmolalitas
Arterosklerosis menurun urine meningkat Nafsu makan meningkat Hiperkolesterolemia dan
ketonimia PK: Ketoasidosis
PK Infeksi
katarak lentis Retina angiopati Volume urine Masalah Kesehatan:
Angiopati Mk: Penurunan meningkat Gangguan pola makan Arterosklerosis
dtt, kelelahan
Masalah kesehatan:
Diuresis Resiko tinggi perluasan
Pembuluh darah besar/ Pembuluh Ganggren infeksi dan Kelelahan
makrovaskuler/makroangiopati darah kecil dengan arkus
kecil Osmotik diuresis Poliori Dehidrasi
(air dan glukosa
terbuangan
PK: Gagal Trombosis dengan Perubahan Amputasi minor Rasa haus MK:
Neuropati jantung oklusi p.d kulit, atropi meningkat -Gangguan pola
eliminasi PK: Koma
-Gangguan Diabetikum
MK: Gangguan luas Ulserasi MK: Kerusakan volume cairan
-Potensial cedera jaringan perifer MK: Gangguan
-Potensial kerusakan pemenuhan
jaringan kulit kebutuhan O 2
DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,


Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI, 2002

Anda mungkin juga menyukai