Anda di halaman 1dari 12

KOMPAS.

COM - Negara Islam atau yang juga dikenal sebagai ISIS adalah kelompok Islam
radikal yang mencaplok banyak wilayah di Suriah timur serta Irak utara dan barat.

Strategi brutalnya, termasuk pembunuhan massal dan penculikan anggota kelompok


keagamaan dan suku, di samping pemenggalan tentara dan wartawan, memicu kekhawatiran
dan kemarahan di dunia dan campur tangan militer Amerika Serikat.

Apa yang diinginkan ISIS?

Kelompok ini berkeinginan mendirikan sebuah "khilafah", sebuah negara yang dikuasai satu
pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah. Meskipun saat ini
terbatas di Irak dan Suriah, ISIS bertekad akan "menerobos perbatasan" Yordania dan
Lebanon dan "memerdekakan" Palestina.

Mereka mendapatkan dukungan warga Islam di dunia yang menyatakan kesetiaan kepada
pemimpinnya, Ibrahim Awad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai atau Abu Bakr al-Baghdadi.

Asal usul ISIS

Cikal bakal ISIS adalah almarhum Abu Musab al-Zarqawi, warga Yordania yang mendirikan
Tawhid wa al-Jihad di tahun 2002. Setahun setelah invasi Irak yang dipimpin Amerika
Serikat, Zarqawi menyatakan dukungan kepada Osama Bin Laden dan membentuk Al Qaeda
di Iraq (AQI).

Taktik Zarqawi dipandang pemimpin Al-Qaida sebagai terlalu ekstrem. Tahun 2006, AQI
mendirikan organisasi Negara Islam di Irak (ISI) yang kemudian melemah karena
peningkatan pasukan AS dan pendirian dewan Kebangkitan oleh suku Arab Sunni yang
menolak kebrutalan.

Setelah menjadi pemimpin di tahun 2010, Baghdadi membangun kembali ISI. Mereka
bergabung dalam pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, mendirikan
Front al-Nusra.

April 2013, Baghdadi mengumumkan penggabungan pasukannya di Irak dan Suriah dan
diciptakannya Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS). Juni 2014, ISIS menguasai kota
Mosul, dan maju ke selatan menuju Baghdad.

Pada akhir bulan Juni, setelah mengkonsilidasi penguasaan beberapa kota, ISIS menyatakan
pendirian khalifah dan mengubah nama menjadi Negara Islam (Daulah Islamiyah).

Wilayah yang dikuasai

Sejumlah pihak memperkirakan ISIS dan sekutunya menguasai 40.000 km2 dari wilayah Irak
dan Suriah, kurang lebih seluas negara Belgia.

Kota-kota yang mereka kuasai diantaranya adalah Mosul, Tikrit, Falluja dan Tal Afar di Irak;
Raqqa di Suriah.

Mereka menguasai lapangan minyak, bendungan, jalan utama dan perlintasan perbatasan.
Delapan juta orang diperkirakan berada di bawah kekuasaan sepenuhnya atau sebagian ISIS.

Berapa jumlah milisi?

Pejabat AS memperkirakan sekitar 15.000 milisi aktif. Pengamat Irak, Hisham al-Hashimi
mengatakan pada permulaan bulan Agustus terdapat sekitar 30.000-50.000 orang.

Apa senjata ISIS?

Milisi memiliki akses pada atau mampu menggunakan berbagai jenis senapan kecil dan
senjata berat, termasuk senapan mesin di truk, peluncur roket, senjata antipesawat dan sistem
peluru kendali darat ke udara. Mereka juga merampas tank dan kendaraan lapis baja militer
Suriah dan Irak.

Darimana ISIS mendapatkan dana?

ISIS dilaporkan memiliki 2 miliar dollar AS dalam bentuk uang kontan dan aset. Pada
mulanya dukungan keuangan didapat dari sejumlah orang di negara Teluk Arab.

Sekarang ISIS adalah organisasi yang membiayai diri sendiri, dengan pemasukan jutaan dolar
per bulan dari ladang minyak dan gas, di samping pajak, jalan tol, penyelundupan, pemerasan
dan penculikan.

Mengapa begitu brutal?

Anggota ISIS adalah kaum militan yang menginterpretasi Islam Sunni secara ekstrem.
Mereka mengklaim bahwa dasar tindakan brutal adalah ayat Alquran.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

 Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)

Editor : Egidius Patnistik


Sumber : BBC Indonesia
ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) baru-baru ini memublikasikan sebuah video yang
menunjukkan kekejaman mereka. Berdasarkan laporan berita KOMPAS, video yang di
upload via Youtube dan Live Leak tersebut menunjukkan setidaknya ada 15 kepala manusia
yang digantung di sebuah pagar runcing. Kepala manusia yang mengenaskan itu
digantungkan di leher dan di mulut sedangkan tubuhnya bergeletakan di bawahnya.

Narator yang memandu video tersebut mengatakan bahwa kepala yang digantung tersebut
adalah kepala tentara-tentara Suriah yang tewas saat perang dengan mereka. Meskipun
kebenaran video ini belum diverifikasi oleh pihak pergerakan yang bertujuan mendirikan
negara Islam tersebut, tetapi adanya peperangan telah dibenarkan oleh Observatorium Hak
Asasi Manusia. Pada hari Jumat lalu, pasukan Negara Islam dan Suriah melakukan serangan
ke pangkalan militer yang menewaskan kurang lebih 85 jiwa dan masih ada 200 tentara
Suriah yang tak jelas keberadaannya atau hilang.

Mengenal ISIS dan Kekejamannya

ISIS Adalah

Pergerakan yang dikenal juga dengan sebutan ISIS adalah sebuah organisasi yang memiliki
tujuan mendirikan negara Islam. Gerakan ini awal mulanya lahir di wilayah Timur Tengah
yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Tujuan dari pergerakannya saat saat ini adalah,
menaklukkan dan menyatukan wilayah Suriah, Irak, Mesir, Lebanon, Jordania, dan Israel
menjadi negara kesatuan di bawah bendera khilafah, sebuah kerajaan yang menerapkan
hukum Islam secara penuh dalam menjalankan pemerintahan negara. Bukan tidak mungkin,
penaklukkan – penaklukkan  akan dilanjutkan ke seluruh penjuru dunia.

Dalam perekrutan anggota, pergerakan Islam fundamental tersebut mengambil orang-orang


yang memiliki pemahaman sama dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pernah ada sebuah
video yang beredar di media sosial, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengaku
bernama Abu Muhammad al Indonesi mengajak orang Islam Indonesia untuk ikut
memperjuangkan berdirinya negara Islam dengan bergabung dengan pergerakannya. Bukan
hanya dari Indonesia, pergerakan yang identik dengan kostum hitam ini juga memiliki
anggota dari Australia. Bom bunuh diri yang terjadi di pasar di Irak beberapa waktu lalu,
setelah diidentifikasi ternyata dilakukan oleh anak remaja berusia 18 tahun dari Melbourne,
Australia.

Kekejaman Yang Pernah Dilakukan

Menurut laporan berita dari PBB, sejak bulan Februari 2014 pergerakan ini telah
menyebabkan tewasnya  sekitar 5.500 jiwa di negara Irak saja. Kemudian di Suriah, tepatnya
pada hari Jumat, 18 Juli 2014, pasukan militer Negara Islam Irak dan Suriah melakukan
pembantaian di sebuah ladang migas di provinsi Homs.  Sedikitnya ada 270 tentara tewas,
petugas keamanan sipil dibunuh, karyawan dibantai guna merebut ladang minyak.

Berdasarkan laporan terakhir yang artikel.web.id dapatkan, organisasi ini telah menguasai
35% wilayah Suriah termasuk ladang minyaknya. Masih banyak lagi kekejaman yang
dilakukan oleh tentara hitam ini, termasuk memaksa warga kristen pindah agama,
mewajibkan perempuan melakukan khitan jika ingin tinggal di daerah kekuasaannya.  Itulah
pergerakan kejam dan keji yang telah dilakukan oleh ISIS sejauh ini. Salam.

Ada 3 Alasan Besar Kenapa ISIS Wajib Ditolak Keberadaannya di Indonesia

ISIS atau Negara Islam Irak Suriah mendapat penolakan atas keberadaannya di Indonesia.
Di mana-mana Masyarakat muslim menolak keberadaan ISIS ketika ramai-ramai mereka
membaiat anggotanya. Masyarakat muslim berupaya bersma-sama dengan aparat kemanan
mengantisipasi perkembangan ISIS lebih besar.
Untuk mengantisipasi perkembangan ISIS, Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan
Polri agar mencermati manuver keberadaan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di
Indonesia. Hal itu untuk menghindari jangan sampai kelompok politik tertentu merekrut atau
berkoalisi dengan ISIS. Sebab ISIS sendiri berusaha masuk ke kantong-kantong kelompok
berpaham radikal dan wilayah pinggiran penyangga kota-kota besar.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan Islamic State of Iraq and Syria
(ISIS) melenceng jauh dari paham keagamaan yang dianut kebanyakan dari umat Islam. Oleh
karena itu, jangan sampai penyebaran ISIS meluas di Indonesia.

"ISIS ini bukan hanya ancaman terbuka, tapi juga merongrong sendi-sendi negara
kita," kata Lukman di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (6/8/2014).

Menindaklanjuti keresahan di masyarakat soal sudah adanya dukungan kepada ISIS di


beberapa wilayah seperti di Bekasi, Jawa Barat, politisi PPP itu akan mengundang ormas
Islam dan para tokoh masyarakat yang ada di segala penjuru negeri untuk bisa
mendengarkan langsung perihal ISIS.

Dari situ, lanjut dia, diharapkan para tokoh dan ormas Islam bisa memberi penerangan
kepada masyarakat umum terkait ISIS.

Kelompok radikal ISIS mengggemparkan dunia internasional karena merebut sejumlah


wilayah di Irak dan Suriah. Baru-baru ini, seorang anggota ISIS yang diduga berasal dari
Inggris memenggal wartawan Amerika Serikat James Foley.

Hal itu lantas menuai kecaman keras dari Negeri Paman Sam. Dari sudut pandang Amerika,
Kementerian Pertahanan AS bahkan menyebut ISIS lebih berbahaya dari Al Qaeda.

Nah, berikut ini adalah 3 alasan Besar Kenapa Umt Islam Wajib Menolak Keberadaan
ISIS di Indonesia

 
1) - Menurut MUI: ISIS Sudah Haram Tidak Perlu Fatwa

Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas melarang tumbuh dan berkembangnya
gerakan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau Negara Islam di Irak dan
Suriah. Bahkan, gerakan radikal ini juga disebut sebagai salah satu perbuatan yang
dilarang bagi umat Islam atau ISIS dinyatakan sebagai gerakan haram.

Menurut Wakil Ketua MUI KH Maruf Amin, ISIS menjadi haram lantaran apa yang
dilakukan kelompok tersebut seperti melakukan tindakan kekerasan untuk mencapai
sebuah tujuan sudah keluar dari ajaran Islam.

"ISIS tidak sesuai dengan karakter Islam. Tindakan itu yang diharamkan oleh Islam. Nah,
jadi kalau ada yang mendukung ISIS tentunya haram, karena mendukung yang diharamkan,"
ujar Wakil Ketua MUI, KH Maruf Amin di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Meski begitu, MUI merasa pihaknya tidak perlu lagi mengeluarkan fatwa mengenai
perbuatan haram yang dilakukan ISIS. Namun, bagi perwakilan MUI di daerah yang ingin
mengeluarkan fatwa haram, hal itu diperbolehkan.

"Sudah terlalu jelas, tidak perlu difatwa. Melarang umat mengikuti karena ISIS gerakan
menyimpang yang tak sesuai dengan konsep rahmatan lil alamin. Dan gerakan ini juga
berpotensi memecah-belah umat Islam," tegas Maruf Amin.

MUI dan sejumlah ormas Islam telah mengadakan pertemuan terkait perkembangan gerakan
ISIS di Indonesia. Setidaknya 2 Ormas Islam terbesar di tanah air, Nahdlatul Ulama (NU)
dan Muhammadiyah juga telah sepakat menolak gerakan ISIS.

Hasil rapat itu juga menyerukan kepada umat Islam agar untuk tidak terhasut oleh
agitasi dan provokasi yang dilancarkan ISIS baik di Indonesia maupun di dunia.

2) - Tindakan ISIS Terkenal Kejam dan Biadab Kepada Siapa pun di Irak
dan Suriah

Islamic State in Iraq and Syria atau disingkat ISIS adalah sebuah negara (diklaim oleh
Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin kehkalifahan ISIS) dan kelompok  jihad radikal di Irak
dan Suriah yang tidak diakui oleh dunia.

Anggota ISIS melakukan pembantaian terhadap kaum syiah di Irak dan Suriah juga
melakukan tindakan keji terhadap warga sipil apapun suku dan agamanya yang berada di
wilayah yang telah mereka kuasai.

Dibalik sepak terjang mereka yang menggemparkan dunia dan terkenal kekejamannya, ISIS
sedikit atau banyak telah mendapatkan dukungan baik fisik maupun materi dari sekelompok
orang berpaham radikal di Indonesia yang menyatakan dukungan terhadap sistem
kekhalifahan Islam namun ternyata ISIS bertolak belakang dengan ajaran Islam
sebenarnya.
Berikut ini sedikit illustrasi dari kejadian nyata bagaimana kekejaman militan ISIS. Di
Video You Tobe bisa kita lihat Penembakan 3 supir truk di Irak. Sebelumnya para personil
ISIS menghentikan 3 truk yang sedang melaju di jalan raya, kemudian ditanya tentang paham
agamanya. Seorang komandan pasukan ISIS bernama Abu Waheeb menembak tiga supir
truk di Irak setelah mereka gagal menjawab pertanyaan "Apakah Anda Sunni?". Lalu Abu
Waheeb melepas peluru dengan santainya kepada tiga supir truk yang mengaku berasal dari
Homs, Suriah.

(Perlu dicatat bahwa yang dimaksud "SUNNI" versi ISIS adalah Wahabi karena kita
tahu mereka adalah kaum Wahabi berkedok Sunni. Dan ini adalah fitnah terhadap
Sunni).

Ada juga pembunuhan terhadap seorang perwira tinggi Irak, yang mana seorang perwira
militer tinggi Irak yang tidak diketahui identitasnya berhasil ditangkap oleh militan ISIS
setelah berperang di kota Mosul, Irak. Tak lama kemudian pejuang ISIS tersebut
menembak kepala perwira tinggi militer tersebut.

Di wilayah konflik yang dikuasai ISIS, wanita Irak dijual oleh penguasa ISIS setempat.
Pasukan ISIS setelah mereka mulai menguasai kota-kota strategis di Irak dan Suriah lalu
pejuang-pejuang yang menguasai kota tersebut menjual wanita kristen dan Yazidi. Ini tentu
perbuatan melanggar ajaran Islam, karena perbudakan sudah dihapuskan dalam Islam.

Di wilayah yang dikuasai ISIS, pembunuhan orang sipil yang berbeda paham merupakan
pemandangan biasa. Dilaporkan para pejuang ISIS menangkap dan membunuh penduduk
sipil yang berbeda paham dengan kepercayaan dari Negara Islam Irak dan Suriah pimpinan
Abu Bakr al-Baghdadi yang bersembunyi di sebuah gua dan mengontrol pasukan nya dari
dalam gua.

Kemudian bisa kita lihat beritanya, bahwa ISIS berjanji akan hancurkan Ka'bah. Untuk
kasus Indonesia mereka mengincar Candi Borobudur untuk dihancurkan. Dan untuk di
Irak dan Suriah, kelompok ekstrimis radikal ISIS sudah hancurkan kuil kuno dan beberapa
masjid dan makam-makam orang shalih di Irak dan Suriah. 

Itulah sedikit dari kekejaman dan kejahatan perang kelompok ISIS yang mengklaim
sebagai sebuah negara dengan sistem kekhalifahan Islam. Sampai kapan kejadian-kejadian
horor yang mengerikan tersebut akan terus berlanjut? Akankah terus mendapat dukungan
dari simpatisan yang ada di Indonesia? Wallohu a'lam.

3) - Mufti Saudi Menyatakan ISIS Musuh Nomor Satu Umat Islam

Syaikh Abdul Aziz al-Sheikh, Mufti tertinggi di Arab Saudi, menetapkan kelompok
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini menyebut diri mereka Negara Islam dan
juga Al-Qaidah sebagai “musuh nomor satu” umat Islam.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan di Riyadh, ulama yang memiki wewenang untuk
menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat Islam di Arab Saudi tersebut
mengatakan tujuan utama kelompok ekstrem ini adalah memecah belah umat Islam yang
ia sebutkan sebagai kejahatan terbesar.
Syaiikh Abdul Aziz al-Sheikh menegaskan bahwa ideologi kelompok yang menyatakan diri
sebagai “kekhalifahan” di sejumlah tempat di Irak dan Suriah itu tidak terkait dengan
Islam.

“Gagasan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam, dan
mereka adalah musuh nomor satu umat Islam,” ujar Syaikh Abdul Aziz, seperti dikutip
BBC, Kamis, 20 Agustus 2014.

Sementara itu, pada Juni lalu, Raja Saudi Abdullah dengan tegas menyatakan, “Kami tidak
akan membiarkan sejumlah teroris menggunakan Islam untuk tujuan pribadi, untuk menteror
muslim, atau merongrong negara kami dan penduduknya.”

Selain itu, keabsahan kekhalifahan ISIS pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi juga
mendapat penolakan ulama-ulama di seluruh dunia seperti Ketua Persatuan Ulama
Muslim Dunia Syaikh Dr.Yusuf Qardhawi, pimpinan Ikatan Ulama Islam Dunia Syekh
Abdullah bin Muhammad bin Sulaiman Al-Muhaisini.

Menurut Bachtiar Nasir dari Indonesia, deklarasi kekhalifahan ISIS yang berencana
melebarkan sayapnya ke negeri Muslim lainnya telah menuai kontroversi dari sudut
pandang politik, sosial dan teologis. Paham mereka telah mengancam disintegrasi seluruh
negara Muslim di dunia, termasuk Indonesia.

Bagaimana kelompok jihadis ISIS terbentuk?

 25 Juli 2014

Kirim
ISIS disebut lebih menarik untuk jihadis muda dibandingkan al-Qaeda.

Negara Islam Irak dan Suriah ISIS merupakan kelompok Jihadis yang aktif di Irak dan
Suriah.

ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), tetapi
kemudian dibantah oleh al-Qaida.

Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah
dan membangun kekuatan militer di Irak.

Huruf "S" dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa arab "al-Sham", yang merujuk ke
wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak.

Tetapi dalam konteks jihad global disebut Levant yang merujuk kepada wilayah di Timur
Tengah yang meliputi Israel, Yordania, Lebanon, wilayah Palestina, dan juga wilayah
Tenggara Turki.
Jumlah mereka tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan memiliki ribuan pejuang,
termasuk jihadis asing.

Koresponden BBC mengatakan tampaknya ISIS akan menjadi kelompok jihadis yang paling
berbahaya setelah al-Qaida.

Siapa Abu Bakr al-Baghdadi?

Organisasi ini dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui tentang
dia, tetapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad, pada 1971 dan bergabung
dengan pemberontak yang merebak sesaat setelah Irak diinvasi oleh AS pada 2003 lalu.

Pada 2010 dia menjadi pemimpin al-Qaida di Irak, salah satu kelompok yang kemudian
menjadi ISIS.

Baghdadi dikenal sebagai komandan perang dan ahli taktik, analis mengatakan hal itu yang
membuat ISIS menjadi menarik bagi para jihadis muda dibandigkan al-Qaeda, yang dipimpin
oleh Ayman al-Zawahiri, seorang teolog Islam.

Prof Peter Neumann dari King's College London memperkirakan sekitar 80% pejuang Barat
di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini.

ISIS mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lain,
seperti AS, dunia Arab dan negara Kaukakus.

Sumber dana

Tak seperti pemberontak di Suriah, ISIS tampak akan mendirikan kekhalifahan Islam di
Suriah dan Irak.

Kelompok ini tampak berhasil membangun kekuatan militer. Pada 2013 lalu, mereka
menguasai Kota Raqqa di Suriah - yang merupakan ibukota provinsi pertama yang dikuasai
pemberonyak.

Juni 2014, ISIS juga menguasai Mosul, yang mengejutkan dunia. AS mengatakan kejatuhan
kota kedua terbesar di Irak merupakan ancaman bagi wilayah tersebut.

Kelompok ini mengandalkan pendanaan dari individu kaya di negara-negara Arab, terutama
Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad.

Saat ini, ISIS disebutkan menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian timur Suriah,
yang dilaporkan menjual kembali pasokan minyak kepada pemerintah Suriah.

ISIS juga disebutkan menjual benda-benda antik dari situs bersejarah.

ISIS menguasai kota Raqqa dan kota utama Mosul di Irak utara.

Prof Neumann yakin sebelum menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS telah memiliki dana
serta aset senilai US$900 juta dollar, yang kemudian meningkat menjadi US$2 milliar.
Kelompok itu disebutkan mengambil ratusan juta dollar dari bank sentral Irak di Mosul. Dan
keuangan mereka semakin besar jika dapat mengontrol ladang minyak di bagian utara Irak.

Kelompok ini beroperasi secara terpisah dari kelompok jihad lain di Suriah, al-Nusra Front,
afiliasi resmi al-Qaeda di negara tersebut, dan memiliki hubungan yang "tegang" dengan
pemberontak lain.

Baghdadi mencoba untuk bergabung dengan al-Nusra, yang kemudian menolak tawaran
tersebut. Sejak itu, dua kelompok itu beroperasi secara terpisah.

Zawahiri telah mendesak ISIS fokus di Irak dan meninggalkan Suriah kepada al-Nusra, tetapi
Baghdadi dan pejuangnya menentang pimpinan al-Qaida.

Di Suriah, ISIS menyerang pemberontak lain dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil
pendukung opoisisi Suriah.

Bagaimana kelompok jihadis ISIS terbentuk?

 25 Juli 2014

Kirim
ISIS disebut lebih menarik untuk jihadis muda dibandingkan al-Qaeda.

Negara Islam Irak dan Suriah ISIS merupakan kelompok Jihadis yang aktif di Irak dan
Suriah.

ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), tetapi
kemudian dibantah oleh al-Qaida.

Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah
dan membangun kekuatan militer di Irak.

Huruf "S" dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa arab "al-Sham", yang merujuk ke
wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak.

Tetapi dalam konteks jihad global disebut Levant yang merujuk kepada wilayah di Timur
Tengah yang meliputi Israel, Yordania, Lebanon, wilayah Palestina, dan juga wilayah
Tenggara Turki.

Jumlah mereka tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan memiliki ribuan pejuang,
termasuk jihadis asing.

Koresponden BBC mengatakan tampaknya ISIS akan menjadi kelompok jihadis yang paling
berbahaya setelah al-Qaida.
Siapa Abu Bakr al-Baghdadi?

Organisasi ini dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui tentang
dia, tetapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad, pada 1971 dan bergabung
dengan pemberontak yang merebak sesaat setelah Irak diinvasi oleh AS pada 2003 lalu.

Pada 2010 dia menjadi pemimpin al-Qaida di Irak, salah satu kelompok yang kemudian
menjadi ISIS.

Baghdadi dikenal sebagai komandan perang dan ahli taktik, analis mengatakan hal itu yang
membuat ISIS menjadi menarik bagi para jihadis muda dibandigkan al-Qaeda, yang dipimpin
oleh Ayman al-Zawahiri, seorang teolog Islam.

Prof Peter Neumann dari King's College London memperkirakan sekitar 80% pejuang Barat
di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini.

ISIS mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lain,
seperti AS, dunia Arab dan negara Kaukakus.

Sumber dana

Tak seperti pemberontak di Suriah, ISIS tampak akan mendirikan kekhalifahan Islam di
Suriah dan Irak.

Kelompok ini tampak berhasil membangun kekuatan militer. Pada 2013 lalu, mereka
menguasai Kota Raqqa di Suriah - yang merupakan ibukota provinsi pertama yang dikuasai
pemberonyak.

Juni 2014, ISIS juga menguasai Mosul, yang mengejutkan dunia. AS mengatakan kejatuhan
kota kedua terbesar di Irak merupakan ancaman bagi wilayah tersebut.

Kelompok ini mengandalkan pendanaan dari individu kaya di negara-negara Arab, terutama
Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad.

Saat ini, ISIS disebutkan menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian timur Suriah,
yang dilaporkan menjual kembali pasokan minyak kepada pemerintah Suriah.

ISIS juga disebutkan menjual benda-benda antik dari situs bersejarah.

ISIS menguasai kota Raqqa dan kota utama Mosul di Irak utara.

Prof Neumann yakin sebelum menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS telah memiliki dana
serta aset senilai US$900 juta dollar, yang kemudian meningkat menjadi US$2 milliar.

Kelompok itu disebutkan mengambil ratusan juta dollar dari bank sentral Irak di Mosul. Dan
keuangan mereka semakin besar jika dapat mengontrol ladang minyak di bagian utara Irak.
Kelompok ini beroperasi secara terpisah dari kelompok jihad lain di Suriah, al-Nusra Front,
afiliasi resmi al-Qaeda di negara tersebut, dan memiliki hubungan yang "tegang" dengan
pemberontak lain.

Baghdadi mencoba untuk bergabung dengan al-Nusra, yang kemudian menolak tawaran
tersebut. Sejak itu, dua kelompok itu beroperasi secara terpisah.

Zawahiri telah mendesak ISIS fokus di Irak dan meninggalkan Suriah kepada al-Nusra, tetapi
Baghdadi dan pejuangnya menentang pimpinan al-Qaida.

Di Suriah, ISIS menyerang pemberontak lain dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil
pendukung opoisisi Suriah.

Anda mungkin juga menyukai