Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR SMP KELAS VII

SISTEM RANGKA MANUSIA

OLEH:

1.viransia Dini {2001050043}


2.Yana Deka Punuf{2001050044}
3.Yeni Nope{2001050054}
4.Nur Amalia Fibrinti {1801050007}
5.Maria Delviana Motu {1801050039}
6.Theresia Jenita Luan{180150053}

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTASA KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2021
Rangka dan Otot pada Manusia

1. Struktur dan Fungsi Rangka pada Manusia


2. Struktur dan Fungsi Otot pada Manusia
3. Kelainan pada Sistem Gerak Manusia
1. Struktur dan Fungsi Rangka pada Manusia
a. Pentingnya Rangka bagi Tubuh Manusia
Mari perhatikan sekeliling kita, pohon-pohon besar, gedung-gedung bertingkat, dapat
berdiri kokoh tanpa lunglai.Hal itu disebabkan oleh adanya dinding sel pada tumbuhan yang
menopangnya dan adanya kerangka bangunan. Begitu pula dengan manusia, , untuk dapat berdiri
dengan tegak, manusia membutuhkan rangka untuk menopangnya, untuk dapat menggerakkan
tangan dan kaki dalam setiap aktivitas sehari-hari ,manusia membutuhkan rangka yang
menyusunnya, rangka sangatlah penting bagi kehidupan manusia tanpa adanya rangka tubuh kita
tidak bisa berdiri dengan tegak dan tidak bisa duduk karena tidak ada bagian yang menopangnya.
Rangka dianalogikan sebagai sebuah kerangka bangunan yang menjadi dasar berdirinya
bangunan tersebut, tanpa kerangka , bangunan tidak akan dapat berdiri dengan tegak dan akan
mudah roboh. Sistem rangka merupakan kumpulan ulang penyusun dan penyokong tubuh
manusia. (Sri Pujiyanto,2012:67)

b. Fungsi Sistem Rangka bagi Tubuh Manusia

Ada beberapa fungsi utama sistem rangka bagi tubuh kita, yaitu:
1. memberikan bentuk dan mendukung tubuh kita;
2. melindungi organ internal atau organ dalam, misal tulang rusuk melindungi jantung dan paru-
paru, tulang tengkorak melindungi otak;
3. tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang;
4. tempat dibentuknya sel darah, yaitu pada bagian sumsum tulang (jaringan lunak yang terdapat
di bagian tengah tulang).

c. Struktur Tulang
Tulang-tulang yang menyusun rangka ada 2 jenis, yaitu tulang keras dan tulang rawan.
Tulang keras atau tulang sejati memiliki sifat keras dan lebih banyak mengandung zat kapur.
Tulang rawan merupakan tulang yang lunak, antara lain tulang yang menyusun tulang hidung,
telinga, dan persendian. Tulang rawan tersusun atas kolagen protein yang liat dan kenyal serta
elastin protein yang lentur. Tulang pada bayi banyak tersusun atas tulang rawan.

Sumber gambar :Siti Zubaidah,dkk.2014

Gambar tersebut adalah tulang pipa.Tulang pipa bekerja sebagai pengungkit pada
tubuh.Jika kita perhatikan tulang tersebut ternyata tidak lurus seperti pipa, melainkan membesar
pada bagian ujung ujungnya.Bagian yang membesar tersebut dinamakan epifisis.Bagian tulang
yang berada di antara epifisis dinamakan diafisis.Pada bagian epifisisberbentuk bulat serta
terdapat titik-titik kasar pada bagian ujung, terdapatlekukan, tonjolan, dan lubang.Masing-
masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda.Lekukan dan tonjolan berfungsi sebagai
tempat menempelnya otot.Lubang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya pembuluh-
pembuluh darah dan saraf.Antara diafisis dan epifisis terdapat cakra epifisis, yang terdiri atas
tulang rawan dan mengandung osteoblast(calon osteosit). Cakra epifisis inilah yang berperan
dalam proses bertambah panjangnya tulang pipa.
Rangka pada manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu tengkorak, badan, dan anggota gerak.
1. Tengkorak
Tengkorak terdiri atas tengkorak wajah (muka) dan tengkorak pelindung otak.
a. Tengkorak wajah (muka)
Tengkorak wajah terdiri atas tulang-tulang sebagai berikut.
1) Tulang rahang atas
Tulang ini berjumlah 2 buah, merupakan tempat melekatnya gigi
atas serta membatasi dinding rongga hidung.
2) Tulang rahang bawah
Tulang rahang bawah berbentuk huruf U dengan setiap ujungnya membentuk 2 cabang. Setiap ujung
cabang tersebut mempunyai bentuk menyerupai benjolan yang merupakan tempat tertanamnya gigi
bawah.
3) Tulang langit-langit
Tulang langit-langit terdiri atas 2 buah tulang yang memisahkan
rongga mulut dengan rongga hidung.
4) Tulang pipi
Tulang pipi terdiri atas 2 buah tulang. Tulang pipi bergabung dengan tulang pelipis membentuk
lengkung tulang pipi dan rongga mata dari bagian samping dan bawah.
Tulang pisau luku terdiri atas 2 buah tulang. Tulang ini merupakan bagian bawah dari sekat
rongga hidung juga merupakan bagian dari tulang muka. Rongga hidung juga ditutupi dengan
dua buah tulang.
b. Tengkorak pelindung otak
Tengkorak pelindung otak terdiri atas tulang-tulang sebagai berikut.
1) Tulang pelipis
2) Tulang ubun-ubun
3) Tulang tapis
4) Tulang dahi
5) Tulang baji
6) Tulang belakang kepala

2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas lima
macam tulang, yaitu tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang bahu,dan tulang panggul.
a) Tulang belakang
Tulang belakang tersusun oleh lima jenis tulang, yaitu tulang leher, tulang punggung, tulang
kelangkang, dan tulang ekor. Bentuk tulang belakang melengkung menyerupai huruf S berfungsi
untuk menjaga keseimbangan badan. Tulang leher terdiri atas 7 ruas. Ruas pertama tulang leher
disebut tulang atlas, sedangkan ruas kedua dari tulang leher disebut tulang pemutar. Tulang
punggung sebanyak 12 ruas, tulang pinggang 5 ruas, tulang kelangkang 5 ruas, dan tulang ekor 4
ruas. Semua ruas tulang tersebut menyusun rangka tulang belakang.

Tulang rusuk Tulang rusuk terdiri atas:


1) Rusuk sejati
Rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Bagian belakang dari rusuk sejati melekat pada ruas-ruas
tulang punggung dan bagian depan melekat pada tulang dada.
2) Rusuk palsu
Rusuk palsu berjumlah 3 pasang, berhubungan langsung dengan tulang belakang. Bagian depan
rusuk palsu melekat pada tulang rusu di atasnya.
3) Rusuk melayang
4) Tulang rusuk melayang pada bagian belakangnya melekat pad tulang punggung
sedangkan bagian depan melayang.
b) Tulang dada
Terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian hulu, badan (terdiri atas tulan sejati), dan taju pedang
(tersusun oleh tulang rawan). Bagian hul merupakan tempat melekatnya tulang selangka,
sedangkan bagian bada merupakan tempat melekatnya tujuh pasang tulang rusuk sejati.
c) Tulang bahu
Tulang bahu terdiri atas:
1) Tulang belikat, membentuk segitiga yang tipis, memiliki 2 tonjolan
yang berbentuk mangkok sendi. Tonjolan yang satu disebut taju paruh
gagak.
2) Tulang selangka, berbentuk huruf S, ujung satu melekat pada
tulang dada, ujung yang lain melekat pada ujung bahu.

d) Tulang panggul
Terdiri atas tulang usus, tulang duduk, dan tulang kemaluan.
3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri atas dua bagian, yaitu tulang lengan (tulang anggota gerak
atas) dan tulang kaki (tulang anggota gerak bawah).
a) Tulang Lengan
Tulang lengan tersusun oleh:
1) Bagian atas yang membentuk sendi peluru dengan tulang belikat.
1) Bagian bawah yang membentuk sendi engsel dengan tulang hasta
dan tulang pengumpil.
2) Tulang hasta yang membentuk tulang lengan bawah.
3) Tulang pangkal tangan yang merupakan rangka
pergelangan tangan. Tulang pangkal tangan ini berjumlah 8
buah.
4) Tulang tapak tangan berjumlah 5 buah.
5) Tulang ruas-ruas jari tangan sebanyak 14 buah.
Antara ruas satu dengan yang lain dihubungkan
dengan sendi engsel sehingga bisa ditekuk dan
digerak-gerakkan.
b) Tulang kaki
Tulang kaki terdiri atas:
1) Tulang paha yang pada bagian atasnya
membentuk seperti tombol dan membentuk sendi
peluru dengan tulang panggul.
2) Tulang kering, ukurannya besar dan kuat
membentuk sendi engsel dengan tulang paha serta
mempunyai tonjolan pada ujung bagian bawahnya yang
disebut dengan mata kaki dalam.
3) Tulang betis, terdapat di belakang tulang kering. Pada
bagian bawah tulang terdapat mata kaki luar. Tulang
betis berfungsi sebagai tempat melekatnya otot kaki.
4) Tempurung lutut (patella) merupakan bagian dari tungkai.
5) Tulang pangkal kaki, berjumlah 7 buah. Tulang
pangkal kaki ini antara satu dengan lainnya dihubungkan
oleh jaringan pengikat yang membentuk suatu susunan.
Tulang yang terbesar berguna untuk tulang loncat dan tulang tumit.
6) Tulang tapak kaki, sebanyak 5 buah membentuk telapak kaki.
7) Ruas-ruas jari kaki, tersusun dari 14 ruas tulang.

d. Macam-macam Tulang pada Sistem Rangka Manusia


Bentuk tulang manusia dibedakan menjadi empat, yaitu tulang panjang, tulang pipih,
tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
Tulang jari-jari adalah bagian dari sistem rangka manusia. Tahukah

kamu tulang penyusun sistem rangka manusia terdiri atas 206 tulang dengan
ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Agar kamu mengetahui tulang-
tulang penyusun sistem rangka manusia, perhatikan gambar berikut

1. Jenis Tulang

Secara umum tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan atau disebut juga
kartilago. Kedua jenis tulang itu berbeda dalam hal bahan penyusunnya. Tulang keras tersusun
atas campuran antara kalsium dan kolagen, sedangkan tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang
rawan yang sifatnya kenyal dan lentur. Contoh tulang keras, yaitu tulang tengkorak, tulang
tangan, dan tulang kaki. Contoh tulang rawan adalah tulang hidung dan tulang telinga. Cobalah
kamu renungkan apa yang terjadi seandainya kakimu tersusun dari tulang rawan sedangkan
telingamu tersusun dari tulang keras.
2. Bentuk Tulang

Tulang-tulang yang menyusun tubuh kita sangat banyak jumlahnya. Berdasarkan


bentuknya, tulang penyusun tubuh kita dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tulang pipa,
tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.
a. Tulang Pipa
Tulang ini memiliki bentuk sesuai namanya, berbentuk pipa. Tulang ini memiliki
bentuk memanjang dan tengahnya berlubang. Contohnya adalah tulang paha, tulang betis, dan
tulang lengan.
b.Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk sesuai dengan namanya berbentuk pendek.
Tulang ini bersifat ringan dan kuat. Meskipun tulang ini pendek, tulang ini mampu menahan
beban yang cukup berat. Contohnya adalah tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan
telapak kaki.
c. Tulang Pipih
Tulang ini memiliki bentuk pipih seperti pelat. Contoh dari tulang pipih adalah
tulang penyusun tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.
d. Tulang tidak Beraturan
Tulang jenis ini merupakan gabungan dari berbagai bentuk tulang. Contohnya
adalah tulang wajah dan tulang yang terdapat pada ruas-ruas tulang belakang.

D. Persendian
Berdasarkan sifat gerak inilah, sendi dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis),
sendi gerak (diartorsis), dan sendi kaku (amfiartrosis). Sendi mati adalah hubungan

antartulang yang tidak dapat digerakkan, contohnya pada tulang tengkorak. Sendi gerak
adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadi gerakan tulang secara bebas.
Adapun sendi kaku adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan
tulang secara terbatas,contohn ya adalah tulang pergelangan tangan.
Berdasarkan bentuknya, persendian yang memungkin-kan terjadinya gerakan dibagi
menjadi lima bentuk, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi geser, dan sendi pelana.
1. Sendi peluru, memungkinkan gerakan yang bebas
hampir ke segala arah, misalnya sendi antara lengan
atas dan bahu.
2. Sendi engsel, memungkinkan gerakan satu bidang
seperti pada engsel pintu atau jendela, misalnya sendi
pada siku dan lutut.

3. Sendi putar, memungkinkan gerakan memutar, misal-nya sendi pada tulang leher.
4. Sendi geser, memungkinkan pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang
terdapat pada tulang belakang.

5. Sendi pelana, memungkinkan gerakan memutar dan melengkung, misalnya sendi


pada ibu jari.

(Saeful Karim,dkk.2008:25-28)
E. OTOT

Otot memegang peranan penting di dalam sistem gerak. Fungsi otot adalah
untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh. Oleh karena itu, otot disebut sebagai
alat gerak aktif. Otot berupa jaringan yang bersifat elastis, terdiri atas sel-sel
yang disebut serabut otot. Lebih dari 600 otot tubuh merupakan 40 % dari bobot
tubuh kita.
Berdasarkan atas sel-sel penyusunnya, otot dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Otot polos
Otot polos berbentuk gelondong dengan kedua ujungnya meruncing
dan bagian tengahnya membesar. Otot polos bekerja secara tidak sadar,
terdapat pada organ-organ bagian dalam tubuh kita seperti paru-paru,
usus, otot dinding pembuluh darah dan lain sebagainya. Otot polos bekerja
lambat, teratur, dan tidak cepat lelah.
b. Otot lurik
Otot lurik apabila dilihat dengan mikroskop terlihat seperti gambaran lurik-lurik. Otot lurik melekat
pada rangka sehingga ada yang menyebutnya otot rangka, misalnya otot lengan, otot paha, otot perut,
dan sebagainya. Otot lurik bekerja secara sadar, menurut kehendak kita dan gerakannya tidak teratur
sehingga disebut otot sadar.
c. Otot Jantung

Otot jantung mempunyai kenampakan menyerupai otot lurik, namun gerakannya adalah
secara tidak sadar. Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat lelah, dan tidak mengikuti
kehendak kita. Bagaimanakah kerja otot-otot yang ada pada tubuh kita? Simaklah penjelasan
berikut ini!
a. Otot bekerja dikendalikan oleh sistem saraf atau sistem koordinasi.
b. Sistem saraf atau sistem koordinasi ini antara lain dikendalikan oleh otak dan sumsum tulang
belakang. Otot yang sudah distimulasi oleh sistem koordinasi akan melakukan pergerakan secara
aktif.
c. Pada otot polos dan otot jantung, gerakan yang terjadi adalah konstan
dan terus-menerus.
d. Gerakan otot pada usus disebut sebagai gerak peristaltik, yaitu gerakan seperti memompa yang
berfungsi untuk mencerna sekaligus mengeluarkan sisa makanan.
e. Gerakan otot jantung adalah memompa darah yang bisa dirasakan sebagai detak jantung, dan
lain sebagainya.
f. Gerakan otot lurik atau gerakan sadar tidak secara terus-menerus dilakukan melainkan hanya
akan bergerak pada saat-saat tertentu saja. mMisalnya otot kaki hanya akan bergerak saat kita
hendak berlari, melangkah, dan menendang. Gerakan otot leher hanya terjadi pada saat kita
menengok, menunduk, dan lain sebagainya.
g. Gerakan otot tidak dapat mendorong, melainkan hanya menarik. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan gerakan maju dan mundur diperlukan otot-otot yang bekerja berpasangan dengan
efek yang berlawanan. Coba perhatikan otot lenganmu! Pada bagian atas lenganmu terdapat dua
jenis
otot, yaitu trisep dan bisep. Apabila otot bisep mengerut, otot trisep mengendur akibatnya lengan
akan menekuk. Sedangkan jika trisep mengerut maka bisep mengendur dan lengan menjadi
lurus.
Gangguan-gangguan pada Sistem Gerak
Sistem gerak dapat mengalami gangguan maupun kelainan. Gangguan atau
kelainan sistem gerak dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, pengaruh zat makanan,
maupun sikap tubuh yang buruk.
1. Gangguan dan kelainan pada tulang

a. Kelainan akibat penyakit, misalnya akibat infeksi kuman


penyakit kelamin yang menyerang sendi lutut.
b. Kelainan pada tulang karena kecelakaan, misalnya patah tulang (fraktura), retak tulang
(fisura), dan memar.
c. Kelainan tulang karena kekurangan zat gizi, misalnya kekurangan vitamin D, zat kapur, dan
fosfor. Kekurangan zat-zat tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses
pembentukan sel-sel tulang.

d. Kelainan karena sikap tubuh yang salah, antara lain:


1) Lordosis,yaitu tulang belakang bagian leher dan punggung
terlalu membengkok ke depan. Jika dilihat dari samping,
tulang belakang tampak tidak lurus.
2) Kifosis, yaitu tulang belakang bagian punggung dann
pinggang terlalu membengkok ke belakang.
3) Skiliosis, yaitu tulang belakang terlalu membengkok
ke samping kanan atau kiri.

2. Gangguan pada otot

Otot adalah alat gerak aktif. Oleh karena itu, jika terjadi
gangguan pada otot maka akan sangat mengganggu sistem gerak.
Gangguan yang dapat terjadi pada otot antara lain sebagai berikut.
a. Atrofi, yaitu keadaan otot mengecil sehingga tidak mampu
berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena kurangnya aktivitas
otot.
b. Stiff atau kaku leher, yaitu leher terasa kaku dan terasa saki jika digerakkan. Stiff dapat terjadi
karena adanya peradangan
pada otot trapesius leher.

c. Hernia abdominalis, yaitu sobeknya dinding perut yang lemah sehingg usus merosot ke bawah.
d. Kram, yaitu kontraksi otot atau sekumpulan otot yang terjadi secara

mendadak dan singkat. Kram dapat terjadi karena kurangnya aliran dara ke otot Kelainan pada
sistem gerak yang lain:
a. Rickets

Rickets merupakan suatu kelainan pada tulang yang terjadi karena kekurangan zat kapur,
fosfor, dan vitamin D. Kelainan ini dapat terlihat dari kaki yang berbentuk huruf O dan huruf X.
b. Osteoporosi

Suatu keadaan dimana penghancuran tulang lebih cepat daripada proses pembentukan
tulang. Akibatnya tulang menjadi keropos. Penyebabnya yaitu karena kekurangan kalsium.
Penyakit ini mudah terjadi pada orang yang lanjut usia.

c. Patah Tulang (Fraktura)


Retak atau patah tulang dapat terjadi karena benturan atau tekanan yang terlalu
keras. Selain penyebab tersebut, patah tulang dapat terjadi karena kecelakaan Dapatkah
orang yang patah tulang sembuh kembali? Sebagai organ yang hidup, tulang mempunyai
kemampuan membentuk jaringan baru untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh
karena itu, penderita patah tulang, terutama jika
usianya masih muda dapat sembuh kembali. Akan tetapi jika persambungan tulang yang
patah tersebut tidak baik maka bentuknya menjadi tidak sempurna dan terlihat cacat.
Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai ada tulang tubuhmu yang patah.
(Perhatikan Gambar 2.19).

(Agus Krisno,dkk.2008:27-28)

Anda mungkin juga menyukai