Anda di halaman 1dari 6

Jennifer Tesalonika Erick_Eagle_POI

Rendi Adinata_Eagle_POI
Marcella Yahya_Eagle_POI

Pro 1:
Selamat siang menjelang sore, salam sejahtera bagi kita semua. Dewan juri, kolega kami
tim kontra serta pemerhati debat pada hari ini.
Mengejar prestasi di era teknologi dan informatika menjadi salah satu hal yang patut
digadang - gadang belakangan ini. Terutama karena setengah dari kehidupan manusia dihabiskan
dengan bermain handphone yang menjadi bagian dari teknologi itu sendiri. Hal ini didukung
dengan riset Perusahaan GlobalWebIndex yang bermarkas di London dengan analisis data dari
45 pasar internet terbesar dunia dan memperkirakan bahwa waktu yang setiap orang alokasikan
untuk media sosial meningkat dari 90 menit per hari pada tahun 2012 menjadi 143 menit pada
tiga bulan pertama tahun 2019.
2019 merupakan tahun dimana virus SARS-COVID19 pertama kali terdeteksi di Wuhan,
Tiongkok. Virus yang terus berkembang dan menjalar memberikan kabar buruk kepada seluruh
dunia, mulai dari kematian, masalah perekonomian hingga pendidikan . Hal ini didukung dengan
pernyataan yang dikeluarkan oleh UNICEF dengan data yang dilansir dari jurnal yang berjudul “
HOW MANY CHILDREN AND YOUNG PEOPLE HAVE INTERNET ACCESS AT
HOME?” dengan pernyataan khusus bahwa Pandemi COVID-19 telah menyebabkan gangguan
pendidikan massal terbesar dalam sejarah dan memburuknya krisis pembelajaran global. Pada
April 2020, lebih dari 190 negara memberlakukan penutupan satuan pendidikan nasional,
menempatkan hingga 1,6 miliar peserta didik pada risiko tertinggal dengan biaya besar untuk
pendidikan dan masa depan mereka.
Dilansir oleh BBC, Juni 2021 seluruh dunia sudah terpapar dengan virus ini dengan lebih
dari 178 juta kasus dan angka kematian 3,9 juta. Faktanya pada hari ini dilansir dari
worldmeters.com bahwa 255,146,149 kasus sudah covid 19 bertahan hingga saat ini. Hal ini
menyebabkan perubahan sistem secara global untuk menekan angka kasus, tak terkecuali
Indonesia yang per 16 November 2021 menurut website covid.go.id sudah memiliki lebih dari 8
juta kasus dengan lebih dari 100.000 angka kematian.
Setelah kasus pertama ditemukan, DKI Jakarta pada 2 Maret 2020, dikeluarkan Surat
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Nomor 30/SE/2020, yang menghimbau bahwa tenaga pendidik
dapat melaksanakan tugas kedinasan dan administratif dengan bekerja di tempat tinggal (work
from home) dan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kepada peserta didik dengan
memilih media pembelajaran yang telah tersedia.
Lalu, ketika penyebaran COVID-19 sudah menjalar ke seluruh Indonesia, dikeluarkanlah
Surat Edaran Menteri No. 4 Tahun 2020, menyatakan bahwa seluruh satuan pendidikan harus
mengikuti perubahan sistem pembelajaran dari luar jaringan (luring) menjadi dalam jaringan
(daring). Perubahan dalam segi KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), metode pengajaran, bentuk
penugasan, ketuntasan materi, dan syarat kelulusan tak terhindari.
Oleh karena itu untuk tetap menunjang kebutuhan pembelajaran peserta didik, PJJ
merupakan solusi terbaik yang bisa dilakukan saat pandemi. Hal ini didukung dengan pernyataan
Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga menyetujui bahwa proses
pembelajaran wajib tetap dilakukan. Dilansir dari kemdikbud bahwa dalam SKB (Surat
Keputusan Bersama yang disetujui oleh MENTERI PENDIDIKAN (Nadiem M DAN
KEBUDAYAAN (Nadiem Makarim), MENTERI AGAMA (Yaqut Cholil Qoumas) , MENTERI
KESEHATAN (Budi Gunadi Sadikin) , DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA ( Tito Karnavian ), dengan isi bahwa sebanyak 94 persen satuan pendidikan di
wilayah Indonesia masih harus melakukan aktivitas belajar jarak jauh dan pernyataan bahwa
prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 adalah dengan
memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
keluarga, dan masyarakat. Di sisi lain, hal ini juga didukung dengan sistem daring PJJ yang
memenuhi persyaratan peraturan protokol kesehatan untuk senantiasa menjaga jarak demi
bersama-sama menekan angka kasus COVID-19, juga sekaligus bentuk dukungan terhadap
anjuran pemerintah mengenai protokol kesehatan.
Maka dari itu, adanya PJJ dinilai oleh kami efektif karena PJJ ini memiliki metode
belajar yang sangat bangat baik. Dengan adanya belajar online maka argumentasi kami
pembelajaran PJJ memiliki status yang optimal terutama karena sistem belajar ini merupakan
sistem yang diupayakan oleh pemerintah dalam kondisi pandemi saat ini. Dalam terlaksananya
PJJ gaya, gaya belajar anak yang dimiliki oleh anak tercakup secara menyeluruh dalam PJJ ini.
Pertama, gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe
ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Dari
teknologi yang ada maka gaya belajar secara visual bisa terpenuhi. Kedua, gaya belajar auditori
yang mengandalkan pendengaran. Dengan adanya teknologi yang terus berkembang maka gaya
belajar terdukung. Ketiga, gaya belajar kinestetik, merupakan gaya belajar yang melibatkan
gerakan dengan realisasi berbagai macam tugas yang kreatif serta perealisasian kegiatan
kinestetik dalam pelajaran olahraga. Dewan juri yang terhormat, kami percaya bahwa PJJ
memiliki status efektif yang sangat komprehensif untuk saat ini. Hal ini didukung dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menerbitkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Satuan pendidikan
dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik.
Dewan juri yang terhormat, maka dari itu kamu yakin bahwa dengan PJJ, merupakan hal
yang efektif. Efektif dalam hal sejalan dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melakukan PTM, dan tujuan Indonesia untuk masuk ke dalam “Making Indonesia 4.0” Demikian
yang dapat kami sampaikan, terimakasih.

Pro 2 :

Educatio est telum potentissimum quod ad mundum mutandum uti potes. Pendidikan
adalah senjata paling ampuh yang bisa anda gunakan untuk mengubah dunia. Selamat siang
menjelang sore dan salam sejahtera untuk kita semua. Dewan juri yang terhormat, kolega kami
tim kontra serta pemerhati debat pada hari ini. Saya sebagai pembicara kedua dari sisi afirmasi
akan melanjutkan dan menegaskan argumentasi kami dengan data-data komprehensif yang ada
untuk melengkapi pernyataan yang telah dibangun oleh pembicara rekan kami, Rendi Adinata
selaku pembicara pertama. Sebelum saya melengkapi argumentasi yang telah dibangun oleh
rekan pembicara pertama, izinkan saya untuk menyanggah argumen pembicara pertama dari
kolega kami tim kontra.

(TERGANTUNG TIM KONTRA BILANG APA)

Kembali kepada ranah argumentasi kami, dewan juri yang terhormat, menurut Prof.
Muhidin Syah dari UIN Gunung Sunan Jati di dalam bukunya yang berjudul “Psikologi dengan
Pendekatan Baru” terdapat 3 aspek dalam berpikir yang tentunya dapat dikembangkan dalam
PJJ, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Dilihat dari bentuk tugas dan metode pembelajaran
yang dilaksanakan oleh para satuan pendidikan maka hal ini membuktikan bahwa ketiga aspek
keberhasilan tersebut memberikan pemahaman kepada para anak yang memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda.

Dewan juri yang terhormat seperti yang sudah dijelaskan secara komprehensif oleh
rekam pembicara pertama kami bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda
yang sepatutnya dapat lebih ternilai khususnya dalam masa pembelajaran jarak jauh ini yang
dinyatakan di dalam website resmi kemendikbud tentang Membuat pembelajaran online (daring)
menjadi lebih efektif untuk siswa. Dalam masa pandemi dengan sistem PJJ yang menggunakan
teknologi sebagai penunjang utamanya. Aspek kognitif dapat dikembangkan tentunya melalui
pembelajaran ketika peserta didik berpikir dan berdiskusi dalam kelompok, sehingga melatih
kekreatifitasan para peserta didik untuk bersaing ketat dalam dunia revolusi 4.0 terutama jika
disangkutkan dengan mosi kami pada hari ini yaitu mengejar prestasi di era teknologi dan
informatika. Aspek psikomotor juga banyak dikembangkan melalui projek-projek yang
mengandalkan keterampilan dalam menggunakan teknologi. Misalnya mengedit video, membuat
PPT dan aspek afektif pun tentunya berkembang dengan baik dikarenakan PJJ yang menuntut
peserta didik untuk belajar mandiri dan disiplin dalam mengatur prioritas serta kegiatannya.

Dewan juri yang terhormat, selain itu dilansir dari website resmi Kementrian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi yang mengutip hasil studi doktoral Dr.Ted Sun, seorang ahli di
bidang psikologi pendidikan dan organisasi:, ada beberapa data atau tips yang dapat diikuti para
pendidik dan peserta didik untuk memaksimalkan performanya dalam PJJ saat ini. Pertama,
adanya presentasi yang mendukung gaya belajar peserta didik dengan cara ceramah. Dalam
moda daring atau PJJ, merancang presentasi yang berdurasi 18 menit bisa menjadi tantangan jika
ada begitu banyak konten yang perlu untuk disampaikan. Maka dari hal ini pendidik harus
menyeimbangkan kebutuhan untuk menyampaikan sekian banyak konten dengan kemampuan
seberapa banyak siswa dapat mengingatnya sehingga dapat mendorong kebutuhan belajar siswa
yang mengacu kepada model tradisional atau ceramah. Kedua, menerapkan modalitas
pembelajaran dalam penyampaian konten bentuk tugas. Sesuai yang sudah rekan saya selaku
pembicara pertama singgung tadi, bahwa setiap orang menyukai gaya belajar tertentu (metode
yang digunakan untuk menerima dan mengingat informasi baru) dalam hal modalitas
pembelajaran atau komunikasi. Beberapa orang yang menyimpan informasi lebih baik dan
menunjukkan pemahaman yang meningkat ketika diterima secara visual, sementara yang lain
lebih kinestetik, dan beberapa lainnya lebih dapat menerima penyampaian materi jika melalui
pendengaran (auditery). Maka dari itu, tentunya hal ini lebih mudah untuk melakukan analisis ini
di lingkungan daring, karena ada lebih banyak materi tertulis yang disediakan oleh setiap siswa,
jika dibandingkan dengan ruang kelas normal (tatap muka) tempat siswa berbicara dan seringkali
hanya informasi melalui pendengaran yang tersedia. Setelah analisis modalitas belajar siswa
telah tersedia, proses belajar mengajar dan aktivitas dapat dirancang untuk menggambarkan
jumlah yang tepat dari setiap jenis modalitas. Misalnya, jika kelas didominasi oleh pelajar visual,
penggunaan alat visual yang banyak dapat memfasilitasi keterlibatan dan pembelajaran. Maka
dari itu kami dari tim afirmasi percaya bahwa dengan survey yang maksimal pemahaman siswa
akan maksimal pula terutama pada mode daring.

Dewan juri yang terhormat, penahanan pemahaman siswa terhadap metode yang
disampaikan juga telah melampirkan jelas di dalam website kemendikbud.go.id. Hal ini
didukung dimana melalui surat keputusan menteri No.719/P/2020 yang menyatakan satuan
pendidikan diberikan fleksibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik dan tetap mengacu kurikulum nasional.Ujian Nasional sendiri pun
telah ditiadakan mengacu pada surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan no. 4 tahun
2020 dengan (tujuan keamanan dan Kesehatan peserta didik). Maka dari itu jika dinilai
keefektivitasan dari segi pemahaman, dan keselamatan tentunya hal ini memberikan pengaruh
besar baik dalam mengejar prestasi di era teknologi, menyumbangsih penurunan kasus covid-19.
Demikian yang dapat kami sampaikan, terimakasih.

Pro 3 :

The best solution will generate a good idea, solusi yang terbaik akan menghasilkan ide
yang terbaik. Dewan juri yang terhormat, melanjutkan argumentasi yang telah disampaikan oleh
pembicara pertama dan pembicara kedua kami,

(KALAU TIM KONTRA MELANJUTKAN AKSINYA UNTUK MEMBANTAH, HARUS


DIPERJELAS TERLEBIH DAHULU)

Dewan juri yang terhormat, sebelum saya melanjutkan argumentasi sebagai pertahanan afirmasi
kami, izinkan saya untuk mengkritisi beberapa falasi :

a. Berfikir ( kalau dia ada salah masuk) - berpikir sesuatu secara komprehensif
b. Pencaharian ( kalau dia salah sumber) - membaca dan menyimpan dengan cara
komprehensif
c. Pertahanan (kalau dia sedikit setuju seperti kasus Gwen) : ketidakkonsistenan dan
pertanggungjawaban kepada posisi sebagai tim oposisi secara komprehensif.

Setelah dikritik kenapa, baru lampirkan data.

Kembali kepada penguatan argumen dari pihak afirmasi kami, dewan juri yang
terhormat, kami sangat setuju akan mosi yang ada pada hari ini. Hal ini dikarenakan PJJ
merupakan solusi terbaik yang di ambil. Hal ini dilihat dari metode belajar yang diberikan
kepada peserta didik tentunya mencakup gaya-gaya belajar anak, tuntutan untuk
mengembangkan teknologi bahkan mengejar prestasi dan teknologi itu sendiri.Hal ini tentunya
memberikan kami keyakinan yang menjadikan kami dari tim Pro menyatakan bahwa PJJ
memiliki efektivitas yang lebih tinggi khususnya dalam keadaan pandemic saat ini.

Dewan juri yang terhormat, adanya studi Howard Gardner's psychological theory yang
mengacu pada pemecahan persoalan memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam
suatu setting yang bermacam-macam yang dimana situasi nyata PJJ memberikan kenyataan
kepada keseluruhan aspek yang ada. Selain itu PJJ yang diterapkan dan ada sebenarnya ada
karena kondisi darurat yang memberikan pilihan kepada masyarakat Indonesia bahkan dunia
bahwa sebenarnya pembelajaran harus dilakukan. Hal ini mengacu kepada Dimensi
mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki pengaruh resonansi yang ekskalaktif untuk berbagai
sendi kehidupan. Baik ekonomi, sosial, maupun politik yang diangkat menjadi tujuan utama dari
Indonesia, pada Pembukaan Undang Undang DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 Alinea ke empat yang menyatakan melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang mendukung kesimpulan kami
dimana adanya pelaksanaan PJJ untuk mengurangi lonjakan populasi kasus covid 19 dalam sisi
ketertiban dunia dan adanya PJJ yang dibentuk untuk tetap melaksanakan pembelajaran sebagai
realisasi mencerdaskan kehidupan bangsa untuk bergerak dan bertahan di era industri 4.0 dalam
mengejar prestasi di era teknologi dan informatika.

Dewan juri yang terhormat, kami sebagai tim sisi afirmasi juga tidak bermaksud untuk
meninggalkan pembelajaran tatap muka sebagai metode tradisional anak bangsa. Tetapi kami
ingin mempertegas bahwa PJJ mempunyai efektivitas yang tinggi terutama dalam hal
pemahaman anak seperti mosi kami pada pagi hati ini.

Dewan juri yang terhormat,kami dari sisi tim afirmasi pun menawarkan beberapa solusi
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pertama, PJJ diadakan untuk mengaplikasikan Surat
Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang diedarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dan disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini untuk
memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Dimana dalam surat ini memiliki tujuan
utama untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah
penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua. Kedua, dalam pelaksanaannya PJJ, para
tenaga pendidik sebaiknya tidak terfokus pada pembelajaran dan penilaian kognitif saja, tetapi
harus juga menyeimbangkannya dengan aspek afektif yang berbasis pada pendidikan karakter,
serta kepada aspek minat dan bakat peserta didik. Sesuai yang dilampirkan di dalam : Keputusan
Mendikbud Nomor 719/P/2020, Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2020 beserta Lampiran KI-KD, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Nomor 27/D.D2/KR/2020 beserta Lampiran KI-KD yang menjelaskan bahwa Kemendikbud
telah menghadirkan beberapa inisiatif untuk mendukung pelaksanaan belajar dari rumah sesuai
arahan Presiden. Beberapa inisiatif/terobosan tersebut di antaranya adalah pengoptimalan
platform pendidikan jarak jauh Rumah Belajar serta kerja sama dengan berbagai platform
penyedia layanan pembelajaran daring, penyediaan kuota gratis dan subsidi kuota melalui kerja
sama dengan provider telekomunikasi, kebijakan relaksasi penggunaan dana BOS, peningkatan
kapasitas guru melalui Guru Berbagi dan Seri Webinar terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ),
program Belajar dari Rumah di TVRI, dan program pembelajaran di RRI. Dewan juri yang
terhormat, dalam Program Belajar dari Rumah yang disiarkan di Lembaga Penyiaran Publik
Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) sejak Senin (13/4/2020), hal ini tentunya bisa
memberikan referensi yang luas untuk meningkatkan pemahaman anak yang ada.

Dewan juri yang terhormat, kami juga ingin menyampaikan solusi kami yaitu yang
keempat, melakukan pelajaran tambahan seperti yang sekolah kami lakukan untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik. Terakhir, kolaborasi penugasan antar bidang studi.

Dewan juri yang terhormat, maka dari itu kami dari sisi afirmasi ingin menegaskan
bahwa PJJ ada dan dibentuk untuk tetap melaksanakan pembelajaran sebagai realisasi
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk bergerak dan bertahan di era industri 4.0 dalam mengejar
prestasi di era teknologi dan informatika. Demikian yang dapat kami sampaikan. Siang sore tidur
di papan, Waspada petir menyambar, Kami tutup dan sampaikan, Salam merdeka belajar.

Anda mungkin juga menyukai