Anda di halaman 1dari 24

LP GAGAL GINJAL KRONIK

Definisi
CKD (Chronic Kidney Disease) atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan
metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).
Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di
Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis menjadi
etiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul
dengan diabetes melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi
dengan 12,85%, hipertensi dengan 8,46%, dan sebab lain dengan
13,65% (Sudoyo, 2006).
Tanda Gejala Penyakit
1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
reninangiotensin-
aldosteron), pitting edema (kaki, tangan, sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
2. Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus,
ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
4. Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut,
anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
5. Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
6. Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
7. Amenore dan atrofi testikuler
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
1. Radiologi
2. Foto Polos Abdomen
3. Pielografi Intravena
4. USG
5. Renogram
6. Pemeriksaan Radiologi Jantung
7. Pemeriksaan radiologi Tulang
8. Pemeriksaan radiologi Paru
9. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
10. EKG
11. Biopsi Ginjal
12. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
Manajemen pengobatan
1. Terapi konservatil
2. Terapi simptomatik
3. Terapi pengganti ginjal
Pengobatan Farmakologi
1) Kontrol tekanan darah
2) Untuk pasien diabetes melitus, kontrol gula darah, hindari pemakaian
metformin dan obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target
HbA1C untuk diabetes melitus tipe 1 yaitu 0,2 diatas nilai normal tertinggi,
untuk diabetes melitus tipe 2 yaitu 6%.
3) Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl
4) Kontrol hiperfosfatemia: polimer kationik (Renagel), kalsitrol
5) Koreksi asidosis metabolik dengan target HC03 20-22 mEq/l
6) Koreksi hiperkalemia
7) Kontrol dislipidemia dengan target LDL 100 mg/dl dianjurkan golongan statin
8) Terapi ginjal pengganti
Keluhan Utama
MRS : dengan sesak napas, pruritus, dan pitting edema ekstremitas
bilateral.
Saat Pengkajian : dengan sesak napas, pruritus, dan pitting edema
ekstremitas bilateral. mengalami anemia, dengan kadar hemoglobin 8,7
g/dL, dan tanda-tanda awal gangguan metabolisme tulang dan mineral.
Riwayat Kesehatan Saat Ini : mengalami anemia, dengan kadar
hemoglobin 8,7 g/dL, dan tanda-tanda awal gangguan metabolisme
tulang dan mineral. Dia dianggap berisiko tinggi untuk kejadian
kardiovaskular karena riwayat panjang diabetes, hipertensi,
penyalahgunaan tembakau, dan hiperlipidemia
Analisa Data :
Data Penunjang Etiologi MK
DS: 1.pasien mengatakan Gangguan Mekanisme Hipervolemia
sesak nafas Regulasi
DO: 1. Pitting edema
ekstremitas bilateral(+)
2. BB:90kg TB:160cm
3.Hb:8,7 g/dl
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
Analisa Data
Data Penunjang Etiologi MK
DS: 1.pasien mengatakan Gangguan Kebiasaan Obesitas
berat badan meningkat Makan
DO: 1. BB:90kg TB:160cm
2. IMT: 35,8
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
Analisa Data :
Data Penunjang Etiologi MK
DS: 1.pasien mengatakan Kurang terpapar informasi tentang Resiko ketidakstabilan kadar gula
kurangnya kontrol gula darah manajemen diabetes darah
DO: 1. Pasien jarang memantau
gula darah
2. Pasien kurang patuh pada
rencana manajemen diabetes
3.Berat badan pasein bertambah
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
SLKI
Indikator DX.1 Indikator DX.2 Indikator DX.3
1.Edema 1.Menurunkan target BB dalam 1.Kemampuan mencari informasi
rentang normal tentang fakor resiko
2.Tekanan Darah
2.Memiliki komitmen pd rencana 2.Kemampuan mengidentifikasi
3.Denyut Nadi Radial
makan yg sehat
4.Berat Badan Faktor resikp
3.Menghindari makanan dan 3.Kemampuan mengubah perilaku
minuman tinggi kalori
4.Kemampuan modifikasi gaya
4.Memilih makanan dan minuman
hidup
bergizi
5.Mengontrol porsi makan
6.Memonitor IMT
SIKI
DX.1 Manajemen Hipertensi DX.2 Manajemen Berat Badan DX.3 Edukasi Diet
1.Periksa tanda dan gejala 1.Hitung berat badan ideal pasien 1. Identifikasi kebiasaan pola makan
hipervolemi saat ini dan masa lalu
2.Hitung presentase lemak dan
2.Identifikasi penyebab otot pasien 2. Sebutkan rencana makan tertulis
hipervolemia
3.Fasilitasi menentukan target BB 3. Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
3.Monitor status yang realistis
hemoninamik(HR, TD dll) 4. Informasikan makanan yang
4.Jelaskan hubungan antara diperbolehkan dan dilarang
4.Batasi asupan cairan dan garam asupan makana, aktivitas fisik,
penambahan berat badan 5. Anjurkan melakukan olahraga
5.Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
30-40 Derajat 5. Jelaskan faktor resiko berat
badan lebih
6.Ajarkan cara membatasi cairan
TERIMA KASIH
KASUS GAGAL GINJAL

Kasus : Gagal Ginjal Kronis Pasien A adalah seorang wanita Afrika-Amerika, 53 tahun,
dengan 17 tahun riwayat diabetes tipe 2, hipertensi, dan hiperlipidemia dan riwayat
merokok 35 tahun. Dia telah dirujuk ke klinik diabetes untuk pendidikan dan
pelatihan manajemen diri diabetes intensif selama periode ini. Dia hadir di kantor
dengan sesak napas, pruritus, dan pitting edema ekstremitas bilateral. Tekanan
darahnya adalah 165/92 mm Hg, denyut jantung 94 denyut per menit (laju dan irama
teratur), dan pernapasan 26 kali per menit. Tingginya 5 kaki 3 inci dan beratnya 202
pon (BMI: 35,8). Darah diambil dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis, yang
mengungkapkan beberapa temuan abnormal (Tabel 5). Berdasarkan hasil biomarker
serum, Pasien A didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis stadium 3, dengan GFR 49
mL/menit/1,73 m2 dan mikroalbuminuria berat. Diagnosis ini didukung oleh
peningkatan yang dicatat dalam kadar glukosa darah acak dan HbA1c.
Pasien A juga mengalami anemia, dengan kadar hemoglobin 8,7 g/dL, dan tanda-
tanda awal gangguan metabolisme tulang dan mineral. Dia dianggap berisiko tinggi
untuk kejadian kardiovaskular karena riwayat panjang diabetes, hipertensi,
penyalahgunaan tembakau, dan hiperlipidemia, yang semuanya tampak tidak
terkontrol. Pasien A menghadiri kelas manajemen diri diabetes yang diajarkan oleh
perawat terdaftar dan ahli diet terdaftar. Recall makanan 24 jam menunjukkan diet
tinggi protein dan kesulitan mematuhi rencana rendah karbohidrat yang diperlukan
untuk mengontrol kadar glukosa darahnya. Selama periode enam bulan, pasien
kehilangan dan mendapatkan kembali 10 pon. Dia biasanya tidak sarapan, makan
salad di mejanya di tempat kerja untuk makan siang, dan biasanya berhenti di
restoran cepat saji atau memesan pengiriman untuk makan malam karena
kelelahan yang memburuk dan kehilangan energi. Pasien A tinggal sendiri dan tidak
suka memasak untuk satu orang. Ia juga mengaku kurang tidur dan sering makan di
tengah malam. Tujuan pengobatan termasuk manajemen glukosa, pengaturan
tekanan darah, pendidikan berhenti merokok, dan asupan protein yang lebih
rendah. Rencana makan dibuat untuk Pasien A yang ditujukan untuk penurunan
berat badan; Rencananya adalah rendah karbohidrat tanpa menjadi tinggi protein
untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Perencanaan makan disederhanakan
dan menggabungkan makanan cepat saji buatan sendiri atau resep slow cooker
yang harus mengurangi asupan lemak yang terkait dengan diet makanan cepat saji
yang dominan. Penekanan khusus diberikan pada kebutuhan untuk menahan diri
dari makanan berprotein tinggi dan makan secara teratur sepanjang hari, termasuk
sarapan.
Kebutuhan akan aktivitas fisik sangat penting untuk Pasien A dan harus membantu
penurunan berat badan, pengendalian stres, dan manajemen tekanan darah.
Pasien didorong untuk memakai pedometer dan bekerja hingga berjalan 10.000
langkah setiap hari. Dia didorong untuk memulai secara perlahan dan
meningkatkan aktivitas secara bertahap. Kepatuhan terhadap pengobatan
merupakan bagian penting dari rencana pengobatan Pasien A. Dia diberi resep obat
untuk banyak kondisi yang ada termasuk diabetes, hipertensi, anemia, dan penyakit
kardiovaskular. Instruksi untuk obat diabetesnya termasuk alasan untuk
mempertahankan kontrol glukosa yang memadai. Riwayat pasien A menunjukkan
kurangnya kontrol glikemik, sehingga kepatuhan pengobatan adalah yang
terpenting dan pendidikan pasien termasuk instruksi terapi insulin. Perawat juga
mendiskusikan tindakan, dosis, efek samping, dan kebutuhan ACE inhibitor yang
baru diresepkan. Pasien A diinstruksikan untuk memantau tekanan darahnya di
rumah dan melaporkan setiap pembacaan tinggi atau rendah kepada penyedia
perawatan primernya. Pendidikan anemia selesai, dengan penjelasan lebih lanjut
mengenai perlunya pengujian tambahan untuk menentukan apakah zat besi
tambahan atau agen perangsang eritropoiesis diperlukan. Untuk mencegah
kerusakan yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, Pasien A dimulai
dengan statin untuk membantu menurunkan kadar lipidnya dalam hubungannya
dengan diet rendah lemak. Suplemen vitamin D juga dianjurkan karena tingkat
hormon paratiroid yang meningkat. Terakhir, Pasien A didorong untuk melakukan
pemantauan glukosa darah sendiri, melakukan pemeriksaan rutin dengan tim
kesehatannya, dan menindaklanjuti dengan ahli nefrologi untuk lebih menghambat
perkembangan penyakit ginjal. Dengan pendidikan dan pemahaman, Pasien A
dapat mempertahankan fungsi ginjalnya saat ini. Namun, jika dia melanjutkan
jalannya saat ini, perkembangan penyakit ginjal stadium akhir tidak dapat dihindari.
Tugas 1: Berfikir Kritis Pada Pengakajian
Berikan rasional yang tepat dari data anamnesa, pemeriksaan fisik dan
loboratorium sertaapa sajakah data yang perlu diketahui/ditambahkan untuk
mengetahui permasalahan
pasien tersebut
Jawab : Alasan yang mendasari (rasional)
sesak napas Paru > Permeabilitas membran kapiler
alveolar meningkat(edema paru)
pruritus Meningkatnya konsentrasi plasma pada
hormon paratiroid
pitting edema ekstremitas bilatera Retensi natrium menyebebkan tekanan
kapiler naik > volume intertesial naik
kehilangan energi Hormon eritropoietin menurun
>memproduksi sel darah
merah(eritrosit)menurun > produksi
hemoglobin menurun > suplai O2 menurun >
anemia
kelelahan Hormon eritropoietin menurun
>memproduksi sel darah
merah(eritrosit)menurun > produksi
hemoglobin menurun > suplai O2 menurun >
anemia
Kadar gula meningkat Glukosa berlebih > proses glikasi non
enzimatik >Glukosa menempel pada protein
dalam darah
Prioritas Masalah
No Diagnosa Keperawatan
1 Hipervolemia

2 Obesitas

3 Resiko ketidakstabilan kadar gula darah

4 Intoleransi Aktivitas
Tugas 2 : Berfikir Kritis Pada Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Indentifikasi dan klasifikasikan apakah diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan
data-data pengakjian yang telah anda temukan pada kasus
No Tanda Gejala Etiologi Problem
1 Data Penunjang Gangguan Mekanisme Hipervolemia
DS: 1.pasien mengatakan Regulasi
sesak nafas
DO: 1. Pitting edema
ekstremitas bilateral(+)
2. BB:90kg TB:160cm
3.Hb:8,7 g/dl
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
2 DS: 1.pasien mengatakan Gangguan Kebiasaan Makan Obesitas
berat badan meningkat
DO: 1. BB:90kg TB:160cm
2. IMT: 35,8
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C

3 Data Penunjang Kurang terpapar informasi Resiko ketidakstabilan


DS: 1.pasien mengatakan tentang manajemen diabetes kadar gula darah
kurangnya kontrol gula darah
DO: 1. Pasien jarang
memantau gula darah
2. Pasien kurang patuh pada
rencana manajemen diabetes
3.Berat badan pasein
bertambah
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
4 Data Penunjang Ketidakseimbangan antara Intoleransi Aktivitas
DS: 1.pasien mengatakan suplai dan kebutuhan
cepat lelah oksigen
2. Pasien mengatakan cepat
3.pasien mengeluh sesak
nafas kehabisan energi
DO: 1. Pasien tampak
kelelahan
TTV: TD:165/92 mmHg
HR:94X/menit
RR:26X/menit
Suhu:36,5 C
Tugas 3 : Berfikir Kritis penetapan tujuan keperawatan (SLKI) dan Intervensi
keperawatan (SIKI)
Dari hasil analisis kesimpulan dari permasalahan keperawatan/diagnosis keperawatan yang
telah anda tetapkan, selanjutnya tetapkan target tujuan pencapain perawatan (SLKI) dan
tentukan intervensi/rencana perawatan (SIKI) untuk mengatasi permasalahan pasien diatas.
No Dx Tujuan Perawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan Rasiona
(SIKI) l/Dasar
Pemikiri
an
1.Edema Manajemen Hipervolemia Memberikan
2.Tekanan Darah Observasi tindakan(interven
3.Denyut Nadi Radial 1.Periksa tanda dan gejala si) sesuai dengan
4.Berat Badan hipervolemi masalah yang ada
2.Identifikasi penyebab pada kasus
1 hipervolemia
3.Monitor status
hemoninamik(HR, TD dll)
Terapeutik
4.Batasi asupan cairan dan garam
5.Tinggikan kepala tempat tidur
30-40 Derajat
Edukasi
6.Ajarkan cara membatasi cairan
1.Menurunkan target BB Manajemen Berat Badan Memberikan
dalam rentang normal Observasi tindakan(interven
2.Memiliki komitmen pd 1.Identifikasi kodisi keehatan si) sesuai dengan
rencana makan yg sehat pasien yang dapat mempengaruhi masalah yang ada
3.Menghindari makanan berat badan pada kasus
dan minuman tinggi Terapeutik
2 kalori 2.Hitung berat badan ideal pasien
4.Memilih makanan dan 3.Hitung presentase lemak dan
minuman bergizi otot pasien
5.Mengontrol porsi 4.Fasilitasi menentukan target BB
makan yang realistis
6.Memonitor IMT Edukasi
5.Jelaskan hubungan antara
asupan makana, aktivitas fisik,
penambahan berat badan
6. Jelaskan faktor resiko berat
badan lebih
1.Kemampuan mencari Edukasi Diet Memberikan
informasi tentang fakor Observasi tindakan(interven
resiko 1. Identifikasi kebiasaan pola si) sesuai dengan
2.Kemampuan makan saat ini dan masa lalu masalah yang ada
mengidentifikasi Terapeutik pada kasus
Faktor resikp 2.Sediakan rencana makan tertulis
3.Kemampuan mengubah Edukasi
3
perilaku 3.Jelaskan tujuan kepatuhan diet
4.Kemampuan modifikasi terhadap kesehatan
gaya hidup 4.Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
5.Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
1.Keluhan lelah Manajemen Energi Memberikan
2.Dipsnea saat aktivitas Observasi tindakan(interven
3.Dipsnea setelah 1. Monitor kelelahan fisik dan si) sesuai dengan
aktivitas emosional masalah yang ada
4.Perasaan lemah 2. Monitor pola dan jam tidur pada kasus
4 5.Tekanan darah Terapeutik
6.Frekuensi nafas 3.Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
Edukasi
4.anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
5.ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Tugas 4 : Berfikir kritis pada penetapan Implementasi perawatan
Berdasarkan Intervensi perawatan yang telah anda tetapkan pada masing-masing diagnosis
perawatan, buatlah intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan dari SLKI dan SIKI yang
telah anda tetapkan untuk pasien diatas.
Dignos
Waktu Implementasi Repon Paraf
a
Kepera
watan
1.08:00 Hiverpole 1.memeriksa tanda dan gejala 1.Do: tanda dan gejala Andre
mia hipervolemi hipervolemia pasien mengalami
2.09:00 2.mengidentifikasi penyebab edema ekstremitas bilateral
hipervolemia 2.Do:volume intertisialsel naik
3.10:00 3.Monitor status 3.Do:denyut nadi pasien
hemoninamik(Heart Rate, 94X/menit, tekanan darah 165/92
Tekanan Darah) mmHg
4.12:00 4.membatasi asupan cairan dan 4.Ds:pasien mengatakan sudah
garam mengurangi asupan cairan dan
5.13:00 5.meninggikan kepala tempat garam
tidur 30-40 Derajat 5.Do:tempat tidur pasien sudah
6.mengjaarkan cara membatasi diatur lebih tinggi sedikit 30-40
cairan Derajat
6.Ds:pasien mendengarkan
penjelasan perawat cara membatasi
cairan yang masuk ketubuh
1.08:00 Obesitas 1.Identifikasi kodisi kesehatan 1.Do:Pasien sering makan tengah Andre
pasien yang dapat malam
2.09:00 mempengaruhi berat badan 2.Do:Pasien harus mengurangi 15-
2.Hitung berat badan ideal 20kg berat badan untuk mencapai
3.10:00 pasien ideal
3.Hitung presentase lemak dan 3.Do:presentase lemak pasien 80%
4.12:00 otot pasien dan otot hanya 20%
4.Fasilitasi menentukan target 4.Ds:pasien mendengarkan
BB yang realistis penjelasan perawat cara
5.13:00 5.Jelaskan hubungan antara menurunkan berat badan
asupan makana, aktivitas fisik, 5.Ds:Pasien mendengarkan
penambahan berat badan perjelasan perawat tentang asupan
6. Jelaskan faktor resiko berat makan, aktivitas fisik dan
badan lebih penambah bb
.Do:pasien memahami tentang
hubungan asupan makan, aktivitas
fisik dan penambah bb
6.Do:pasien memahami faktor
resiko berat badan lebih dapat
menyebabkan beberapa komplikasi
penyakit

1.08:00 Resiko 1.Identifikasi kebiasaan pola 1.Ds:pasien mengatakan pola Andre


ketidaksta makan saat ini dan masa lalu makan saat ini dan masa lalu suka
2.09:00 bilan 2.Sebutkan rencana makan makan ditempat makanan cepat
kadar gula tertulis saji
3.10:00 darah 3.Jelaskan tujuan kepatuhan Ds;pasien suka mengonsumsi
diet terhadap kesehatan makanan capat saji
4.12:00 4.Informasikan makanan yang 2.Do:pasien diberi rencana makan
diperbolehkan dan dilarang tertulis untuk mengatur pola
5.13:00 5.Anjurkan melakukan makannya
olahraga sesuai toleransi 3. Do:pasien patuhan diet kepada
agar bisa mengontol berat badan
pasien
4.Do:pasien menerima informasi
tenteng makanan yang boleh
dikonsumsi dan tidak boleh
dikonsumsi
5.Do:pasien melakukan olahraga
sesuai dengan toleransinya
1.08:00 Intoleransi 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. Ds:Pasien mengatakan sering Andre
Aktivitas emosional kelelahan pas pulang kerja
2.09:00 2. Monitor pola dan jam tidur 2.Ds:Pasien mengatakan sering
3.10:00 3.Lakukan latihan rentang tidur tengah malam
gerak pasif atau aktif 3.Ds:pasien mengatakan
4.12:00 4.anjurkan melakukan aktivitas melakukan latihan ringan
secara bertahap sebelumm berangkat kerja
5.13:00 5.ajarkan strategi koping untuk 4.Do:pasien mulai terlihat
mengurangi kelelahan melakukan aktivitas
5.Do.Pasien melakukan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
Tugas 5 : Berfikir kritis pada Evaluasi perawatan
Selanjutnya anda akan melakukan evaluasi terhadap rencana keperawatan yang telah anda
implementasikan untuk mengetahui apakah tindakan keperwatan yang telah anda lakukan
pada pasien dapat menyelesaikan atau tidak pada permasalahan/diagnosis perawatan pada
pasien diatas.
Waktu Dx Respon /Catatan perkembangan Paraf
Keperawatan
12/12/ Hiverpolemia S :Pasein mengatakan kakinya masih bengkak Andre
2020
O : kaki pasien masih kelihatan bengkak akibat edema

A :masalah belum teratasi

P :intervensi lanjutan

12/12/ Obesitas S : Pasien mengatakan berat badan turun sedikit Andre


2020
O : Berat badan pasien masih tidak ideal dengan tinggi
badan IMT masih (34 BMI)

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi lanjutan
12/12/ Resiko S: pasien mengatakan sudah sering melakukan kontrol Andre
2020 ketidakstabilan gula darah
kadar gula darah
O : Gula darah pasien mulai stabil

A : masalah sebagian teratasi

P : intervensi lanjutan

12/12/ Intoleransi S : Pasien mengatakan masih sering mengalami Andre


2020 Aktivitas kelelahan ketika pulang kerja
O : Pasien Tampak kelihatan lelah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutan

Anda mungkin juga menyukai