Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI POLITIK KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

(PKS) DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING


ULU

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
TRI YANI
NPM : 1852018

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2021
2
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era reformasi banyak bermunculan partai-partai politik,

partai-partai politik Islam turut serta meramaikan dunia perpolitikan

Indonesia, baik yang secara terang-terangan menyatakan diri berasas

Islam maupun yang hanya berbasis masa umat Islam. Salah satu Partai

Islam tersebut yaitu Partai Keadilan yang kini bernama Partai Keadilan

Sejahtera (untuk selanjutnya disebut PKS).

PKS tampak tetap konsentrasi mengelola kader dan anggotanya.

Sebagai partai dakwah berbasis kader, PKS memiliki sistem yang terstruktur

untuk melakukan penjagaan-penjagaan terhadap kader-kader dan

anggotanya. Aspek-aspek pengembangan kaffah (wawasan) dan pemahaman

kader menjadi titik tekan yang sangat jelas diterapkan oleh PKS. Adanya

sebuah fenomena unik yang sanagat menarik untuk diteliti, terkait

keberimbangan PKS dalam pengelolaan kader dan juga partisipasinya dalam

perpolitikan. Adanya prinsip yang sangat nyata yang dipakai oleh PKS yaitu

selalu mendasarkan kepahaman kader dan anggotanya kepada islam dari

sumber-sumber orisinil yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kemampuan PKS untuk melahirkan massa dan pendukung yang

solid tentunya tidak lepas dari faktor-faktor kaderisasi dan pola komunikasi

yang diterapkan para anggotanya. Sebagai partai kader berbasis massa, PKS
2

memiliki perhatian yang cukup besar terhadap anggotanya salah satunya

adalah perhatian terhadap pola komunikasi anggota yang dianggap sebagai

salah satu kunci penjagaan soliditas partai.

Komunikasi adalah inti dari semua hubungan sosial. Apabila orang

telah mengadakan hubungan tetap maka sistem komunikasi yang mereka

lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau

mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan

persengketaan apabila muncul.

Partai keadilan sejahtera (PKS) meskipun telah beredar bahwa

merupakan partai yang bersih, tapi tetap tak jarang memiliki konflik

internal. Hanya saja kadar konflik internal yang terjadi bisa segera

diselesaikan dengan pola komunikasi yang dibangun di PKS. Lalu pola

komunikasi seperti apakah yang dikembangkan oleh kader Partai Keadilan

Sejahtera Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu akan

ditinjau lebih lanjut dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang yaitu

menentukan atau memilih masalah yang hendak dipecahkan melalui

penelitiannya. Masalah yang dipilih kemudian dirumuskan dalam bentuk

pertanyaaan-pertanyaan penelitian1. Berdasarkan uraian latar belakang

1
H. Hana Sudjana, H. Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2000)hal 37
3

tersebut maka, Bagaimana Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera

(PKS) Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

1.3 Tujuan

Rumusan tujuan penelitian selalu konsisten dengan rumusan

masalah, berapa banyak masalah yang dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan

penelitian2. Tujuan dari suatu penelitian mungkin untuk mengidentifikasi

atau menggambarkan suatu konsep atau menjelaskan atau memprediksi

sesuatu atau solusi untuk situasi yang menunjukkan jenis studi yang akan

dilakukan. Berkaitan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas,

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Komunikasi

Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ulu.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan informasi yang dapat memberikan gambaran dan

masukan dalam rangka menambah wawasan tentang pola

komunikasi politik kader partai politik dalam hal ini adalah

Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya di partai

keadilan sejahtera.
2
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung:
Alfabeta, 2017) hlm 84
4

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang pola

komunikasi politik kader partai. Hasil dari penelitian ini

diharapkan bisa dijadikan masukan bagi partai-partai lain.

2. Bagi masyarakat dan partai politik dalam hal ini sebagai pihak-

pihak yang banyak terlibat dalam mengambil kebijakan, serta

pihak-pihak terkait , penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan dalam menemukan alternatif pola komunikasi

bagi masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi adalah inti dari semua hubungan socsal. Apabila orang

telah mengadakan hubungan tetap maka sistem komunikasi yang mereka

lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau

mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan

persengketaan apabila muncul. Menurut Hovland, Janis dan Kelly

komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki

orang-orang mengatur lingkungannya dengan: (1) membangun hubungan

antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah

sikap dan tingkah laku itu3.

Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola

komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan

sehingga diperoleh feedback dari penerimaan pesan. Dari proses

komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil

yang berkaitan erat dengan proses komunikasi4.

Studi tentang pola komunikasi dilakukan dalam usaha untuk

menemukan cara terbaik dalam berkomunikasi. Walaupun sebenarnya tidak

ada cara yang benar- benar paling baik secara universal di bidang
3
Hafied Cengara, Komunikasi Politik Konsep,Teori dan Strategi edisi revisi 2011, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011) hal 14
4
Onong Uchayana, Dinamika Komunikasi, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993) hal 33
6

komunikasi dikarenakan informasi dapat dikirimkan dengan tujuan yang

berbeda-beda.

2.1.1 Konseptualisasi Komunikasi

Ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni

komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan

komunikasi sebagai transaksi menurut John R. Wenburg dan Willian E.

Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken5.

A. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman popular mengenai komunikasi manusia adalah

komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang

kepada seorang lainnya, baik secara langsung maupun melalui media.

Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai

diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru

bila diterapkan pada komunikasi public yang tidak melibatkan Tanya jawab

dan komunikasi media massa.

B. Komunikasi sebagai interaksi

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses

sebab akibat yang arahnya bergantian. Masing-masing dan kedua pihak

berfungsi secara berbeda bila yang satu sebagai pengirim maka yang

satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula sebaliknya.

5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2007) hal
80-84
7

C. Komunikasi sebagai transaksi

Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah

bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi komunikator pada komunikasi

yang disengaja atau respon yang dapat diamati.

2.1.2 Komunikasi Politik

Menurut Cangara, komunikasi politik adalah satu bidang atau

disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat

politik, mempunyai akibat politik atau berpengaruh terhadap perilaku

politik6. Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-

pesan politik dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan,

pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik merupakan

salah satu fungsi dari partai politik.

Teori komunikasi politik berdasarkan perspektif secara garis besar

dapat dikelompokkan menjadi lima jenis pengelompokkan yaitu7:

1. Structural and functional theories

2. Cognitive and behavioral

3. Interactional and conventional theories

4. Interpretive theories

5. Critical theories

6
Hafied Cangara, Ibid, hal 29
7
Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2019) hal 10
8

Menurut Mansfield dan Weaver komunikasi politik terdiri dari

berbagai unsur yaitu sumber (komunikator), pesan, media/saluran, penerima

dan efek8.

Sebagai disiplin ilmu, maka komunikasi politik menurut McNair

memiliki lima fungsi dasar, yakni :

1). Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi

disekitarnya.

2). Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikan fakta yang ada.

3). Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-

masalah politik.

4). Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan

lembaga-lembaga politik.

5). Saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program

lembaga politik bisa disalurkan ke media massa.

2.2 Kader

Kader pada mulanya adalah suatu istilah militer atau perjuangan

yang berasal dari kata carde yang artinya adalah pembinaan yang tetap pada

sebuah pasukan inti yang dapat dipercaya dan sewaktu-waktu diperlukan. 9

Dalam kata lain kader adalah orang yang diharapkan akan memegang

pekerjaan penting dalam organisasi. Dalam perjuangan umat islam

8
Ibid, hal 31-32
9
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
h.54-56
9

diperlukan kader inti, kader nti ini adalah orang yang setia pada cita-citanya

dan tidak mau tergoda dengan urusan dunia apapun10.

2.3 Partai Politik

Dalam kehidupan politik yang modern dan demokratis, eksistensi

dari suatu partai politik merupakan keharusan. Sebagai organisasi, partai

politik secara ideal adalah dimaksudkan untuk mengaktifkan dan

memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan

kompromi bagi pendapat-pendapat yang saling bersaing serta menyediakan

sarana suksesi kepemimpinan politik secara sah dan damai. Dengan

demikian dapat disimpulkan pula bahwa tidak ada sistem politik yang saat

ini dapat berlangsung tanpa adanya partai politik dan sudah sewajarnya jika

partai politik telah menjadi fenomena yang lazim dijumpai dalam kehidupan

politik.

Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu

kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,

nilai-nilai dan cita-cita yang sama11. Tujuan kelompok ini adalah untuk

memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara

konstiusionil untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai dakwah berbasis

kader-partai kader berbasis massa yang memiliki pola kaderisasi sistematis.

10
M. Dahlan Al-Barry, L.Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah; Seri Intelektual,
(Surabaya: Target Press, 2003), h. 33
11
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hlm. 403
10

Keberadaan sebuah partai politik memiliki peran sebagai sarana komunikasi

politik, rekrutmen politik, sosialisasi politik dan pengatur konflik.12

a. Sarana Komunikasi Politik, yaitu menyalurkan aneka ragam

pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian

rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat

berkurang. Dalam masyarakat modern ada penggabungan pendapat.

Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh

partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan

komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. Media media massa

banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan kebudayaan

politik. Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat

mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai dan

prinsip-prinsip partai, program kerja partai ataupun gagasan

partainya untuk menciptakan ikatan moral pada partainya,

komunikasi politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri

ataupun media massa yang mendukungnya.

b. Sarana sosialisasi politik, yaitu merupakan proses seseorang

memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik dan

orang-orang tersebut mendapatkan sosialisasi fenomena partai

politik dari partai.

c. Sarana rekrutmen politik, yaitu berfungsi mencari dan mengajak

orang yang berbakat untuk turun aktif dalam kegiatan politik

12
Miriam Budiardjo, ibid, hlm 405-409
11

sebagai anggota partai selain itu juga diusahakan untuk menarik

golongan muda untuk dididik menjadi kader yang di masa

mendatang akan menggantikan pimpinan lama.

d. Sarana pengatur konflik, yaitu partai politik sebagai penengah

perbedaan pendapat dalam demokrasi.

Fungsi partai politik menurut UU Nomor 31 tentang partai politik

adalah sebagai sarana :

a. Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas.

b. Menciptakan iklim yang kondusif.

c. Penyerap,penyalur dan penghimpun aspirasi masyarakat luas.

2.4 Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan anak-anak muda

yang membuat lingkaran-lingkaran pengajian di ranah kampus atau yang

dengan melakukan kegiatan yang disebut dengan tarbiyah .Gerakan atau

perkumpulan ini pada masa awal perkembangannya bersifat apolitis dan

lebih memfokuskan pada agenda-agenda keagamaan Islam melalui

lingkaran perkumpulan yang membahas pelajaran keagamaan Islam.Titik

tekan gerakan yang disebut dengan tarbiyah ini adalah sebuah eksperimen

untuk menciptakan jenis gerakan baru di Indonesia di ranah kampus-kampus

negeri yang bukan merupakan kampus bernuansa Islam yang terinspirasi

model lunak dari pemikiran dari aktivis organisasi Ikhwanul Muslimin di

Mesir. Elemen kunci gerakan ini adalah keshalehan pribadi dan disiplin
12

ketat bagi para anggotnya dan keyakinan teguh pada pentingnya paradigma

Islam sebagai sumber nilai bagi tata kelola pemerintahan dan masyarakat13.

Partai ini lebih dikenal dengan partai dengan istilah partai dakwah.

Dakwah sendiri secara bahasa memiliki arti mengajak atau mengundang dan

secara istilah Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan.

Secara istilah artinya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan

hikmah dan bantahan (argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia

itu keluar dari kegelapan jahiliyyah kepada cahaya Islam (kehidupan

Islami), mengkafirkan thoghut dan beriman kepada Allah semata.

2.4.1 Struktur Organisasi PKS

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang

bekerjasama antara sesama anggota untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.Struktur organisasi menyediakan personil yang memegang

jabatan tertentu dimana masing-masing diberikan tugas, wewenang dan

tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan kerja dalam sebuah

organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.Hubungan

kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang dapat

digambarkan secara sistematis dengan orangorang yang menggerakkan

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. PKS sendiri

memiliki susunan struktural lembaga dalam menjalankan aktivitas

politiknya sehari-hari yang terbagi dari pusat hingga daerah dengan

13
Muhtadi, Burhanuddin (2012) . Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia. Hal 115
13

kolaborasi bahasa Arab, Struktur organisasi PKS di tingkat Kabupaten/Kota

terdiri dari Majelis Pertimbangan Daerah , Dewan Pimpinan Daerah (DPD)

dan Dewan Syari‟ah Daerah.

2.5 Kerangka Pikir

Partai politik sebagai organisasi social dan kemasyarakatan dalam

jalur politik memerlukan pola komunikasi dan interaksi yang efektif untuk

mencapai fungsi dan tujuan partai. Begitupun pada Partai Keadilan

Sejahtera (PKS).

Aktivitas komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan tidak

dapat ditinggalkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Begitupun

dengan sebuah organisasi. Keberhasilan komunikasi antar komponen yang

ada dalam organisasi berpengaruh terhadap capaian tujuan organisasi.

Menurut Cangara, komunikasi politik adalah satu bidang atau

disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat

politik, mempunyai akibat politik atau berpengaruh terhadap perilaku politik

dengan indikator (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2)

melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku

orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu

Dalam sebuah partai tidak bisa dipungkiri bahwa komunikasi dan

interaksi menjadi komponen yang sangat penting dan menjadi faktor pokok

kesehatan organisasi. Karena itulah pola komunikasi dan interaksi tidak bisa

dipisahkan dari kondisi personal dan kondisi keberjalanan partai politik


14

tersebut. Komunikasi politik dalam sebuah partai diperlukan agar tidak

terjadinya kesalahpahaman dan juga untuk mewujudkan percepatan

penyelesaian suatu masalah yang sedang dihadapi. Karena setiap partai pasti

akan dipertemukan dengan suatu masalah tergantung bagaimana pola

komunikasi yang dibangun untuk mengatasi masalah tersebut.


15

Bagan 1 Kerangka Pikir

Partai Keadilan
Sejahtera (PKS)

Teori Komunikasi Politik Cangara


1. Membangun hubungan antar sesama
manusia.
2. Melalui pertukaran informasi.
3. Menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain.
4. Serta berusaha mengubah sikap dan
tingkah laku itu

Kader Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan Daerah


Kabupaten Ogan Komering Ulu bisa mengatasi
persengketaan/masalah apabila muncul sehingga tidak
menimbulkan suatu perpecahan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan penelitian

lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

memahami dan mengeksplorasi fenomena utama pada objek yang akan

diteliti sehingga memperoleh pemahaman dan menemukan sesuatu yang

unik14. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena diperlukan

analisis data sehingga bisa mendapatkan data yang dimaksud.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek dimana peneliti bisa mengambil

bahan atau data. Penelitian ini akan di lakukan di Partai Keadilan Sejahteran

Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Lokasi ini dipilih

karena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai kader berbasis

massa yang tampak memiliki budaya berbeda dengan partai-partai lain.

3.3 Unit Analisis

Berdasarkan penjelasan pembahasan diatas, maka unit analisis

dalam penelitian ini adalah Komunikasi Politik Kader Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

14
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010) Hal 34
17

3.4 Teknik Penentuan Informan

Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek

penelitian15.informan penelitian berkaitan engan bagaimana langkah yang

ditempuh peneliti agar data dan informasi dapat diperoleh. Informan

diharapkan bisa memberikan data dan informasi yang relevan dengan

masalah penelitian, maka dari itu informan merupakan narasumber/

sumber(wawancara/data narasumber) yang sangat dibutuhkan dalam

penelitian.

Untuk mendapatkan data yang valid maka penulis akan melakukan

wawancara langsung kepada beberapa informan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1Daftar Informan

No Nama Jabatan
Ketua Dewan Pimpinan Daerah
1. Azwar Aripin, M.Pd.I
Kab. OKU PKS
Ketua Bidang Hubungan
2. Achmad Sunamri, S.Pd
Masyarakat PKS
3. Dewantoro Ketua Bidang Kaderisasi PKS
4. Arifudin,S.I.P Anggota PKS

3.5 Jenis Data

3.5.1 Data Primer

15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Grup, Jakarta, 2007
18

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data

utama melalui penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh

langsung dari informan dalam bentuk hasil wawancara dengan pihak Partai

Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan Komering

Ulu.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud

selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber yang ada untuk digunakan

sebagai pendukung dalam analisa kasus yang terjadi sehingga memperkuat

studi dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi

berbagai laporan penelitian, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan

Komunikasi Politik Kader Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan(observasi),

dokumentasi dan catatan dilapangan. Peneliti dapat menyesuaikan teknik

pengumpulan data yang digunakan dengan keadaan ditempat penelitian.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.


19

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang telah memenuhi standar yang ditetapkan.

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini, yakni wawancara(interview), pengamatan(observasi) dan

dokumentasi.

3.6.1 Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka anara

pewawancara dan infroman tau orang yang diwawancarai, dengan atau

tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan

informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama 16. Teknik

wawancara ini yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi dari

pihak Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Ogan

Komering Ulu.

3.6.2 Observasi

Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indra mata sebaga alat bantu utamanya selain panca

indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit17 .Observasi

memiliki dua tipe yaitu observasi tidak langsung dan observasi partisipan.

Observasi tidak langsung adalah observasi dimana seorang peneliti tidak

masuk kedalam masyarakat tersebut, bisa saja hanya dengan melihat


16
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Grup, Jakarta, 2007 hal 111
17
Ibid., hal 118
20

kegiatannya atau dibantu dengan kamera. Sedangkan observasi partisipan

adalah pengamatan langsung dengan melibatkan diri dalam kegiatan

masyarakat yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

observasi tidak langsung untuk mendapatkan data terkait.

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

historis atau catatan peristiwa yang sudah berlalu18. Dokumentasi bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunakan teknik observasi dan wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif. Hasil dari pengumpulan data dari wawancara dan

observasi yang lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung dengan

dokumentasi. Domentasi dalam penelitian ini adalah foto-foto atau gambar-

gambar dan arsip mengenai serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti

saat berada dilapangan.

3.7 Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biken mengatakan bahwa analisis data adalah upaya

yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang paling penting dan yang dipelajari serta

memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain19.

18
Ibid., hal 124
19
Ibid., Hal 161
21

Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan. Dengan ini

Nasution mengatakan bahwa analisis data telah dimulai sejak merumuskan

dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus

sampai penulisan hasil penelitian.

Dari analisis ini kemudian akan diperoleh kesimpulan makna

terhadap objek penelitian sehingga bermanfaat dalam penguatan data

penelitian yang sedang dilakukan.

3.7.1 Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola nyadan

mebuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya jika diperlukan.

3.7.2 Penyajian Data

Setelah data direduksi, tahap selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

dengan eks yang bersifat naratif seperti yang dikatakan oleh Miles dan

Hubberman.
22

Penganalisis akan dapat melihat apa yang sedang terjadi dan

menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar atau terus penyaji

sebagai sesuatu yang berguna.


23

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Hafied Cengara, Komunikasi Politik Konsep,Teori dan Strategi edisi revisi 2011,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011)
Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2019)
H. Hana Sudjana, H. Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000)
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung:
Alfabeta, 2017)
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Onong Uchayana, Dinamika Komunikasi, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993)
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja
Rosdakarya: 2007)
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000)
M. Dahlan Al-Barry, L.Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah; Seri
Intelektual, (Surabaya: Target Press, 2003)
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Muhtadi Burhanuddin (2012) . Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010)
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Grup, Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai