Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Afif Al Fayed

NPM : 200102002

Mata Kuliah : Mikrobiologi Farmasi

1. Vaksin Sinova
Vaksin Sinovac atau CoronaVac dibuat dengan metode inactivated virus atau virus corona
yang sudah dimatikan atau dilemahkan, sehingga vaksin ini tidak mengandung virus hidup
dan tidak bisa bereplikasi. Virus corona yang sudah mati ini kemudian dicampur dengan
senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan. Senyawa ini berfungsi merangsang
sistem kekebalan dan meningkatkan respons terhadap vaksin.
Vaksin Sinovac dibuat dari virus Corona (SARS – CoV – 2) yang telah dimatikan (Inactivated
virus).
Setelah disuntikkan, vaksin Sinovac yang mengandung virus tidak aktif ini akan memicu
sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus Corona
secara spesifik. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu tubuh terserang virus Corona, sudah ada
antibodi yang bisa melawannya dan mencegah terjadinya penyakit. Dosis : vaksin Sinovac
diberikan sebanyak 2 dosis suntikan (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 sampai 29 hari.

Tingkat efektifitas Sinovac untuk melawan penyakit COVID-19 mencapai 63–100%. Setelah
diberikan vaksin Sinovac ada sebagain yang bisa saja merasakan efek samping. Namun efek
ini muncul hanya bersifat ringan dan sementara, dan akan hilang dengan sendirinya, rata-
rata hilang dalam 3 hari. Beberapa efek samping yang mungkin timbul : Nyeri di lokasi
penyuntikan, Nyeri otot, Sakit kepala.

2. Vaksin Astrazeneca

Perbedaan vaksin Astrazeneca dari Sinovac, yaitu vaksin ini dibuat dari hasil rekayasa
genetika (viral vector) dari virus flu biasa yang tidak berbahaya. Berdasarkan hasil uji klinis,
WHO juga sudah menyatakan bahwa AstraZeneca dinilai efektif untuk melindungi
masyarakat dari risiko Covid 19 yang sangat serius, seperti rawat inap, penyakit parah hingga
mencegah kematian. Bahan dasar vaksin Astrazeneca adalaha virus hasil rekayasa genetika
(viral vector).

Tingkat efektifitas AstraZeneca untuk melawan penyakit COVID-19 mencapai 63–75%. Vaksin
AstraZeneca bekerja dengan cara merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat
melawan infeksi virus Covid 19. Adapun beberapa efek samping yang umum terjadi setelah
disuntikkan vaksin AstraZeneca, antara lain yaitu : Nyeri, memar atau bengkak pada bagian
yang disuntik, demam atau badan panas, Menggigil, Kelelahan, Sakit kepala, Mual, Nyeri
sendi dan otot. Ada juga efek lain yang terbilang jarang terjadi, seperti muntah, diare atau
penggumpalan darah. Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan
penanganan secepatnya jika efek samping tidak mereda.

3. Vaksin Pfizer

Perbedaan vaksin Pfizer dari Sinovac dan Astrazeneca, yaitu vaksin Pfizer dibuat berbasis
teknologi messenger RNA (mRNA). Dengan menggunakan gen sintetis ini maka vaskin Pfizer
lebih mudah diciptakan, membuat vaksin ini dapat diproduksi lebih cepat dibanding
teknologi biasa. Setelah suntikan dosis pertama diberikan, vaksin Pfizer disebut dapat
memberi perlindungan seseorang dari terkena Covid-19 dengan gejala- sebesar 52,4 persen.
Namun angka ini sudah tercapai bahkan 11 hari sebelum perlindungan sesungguhnya
dihasilkan dari suntikan pertama. Angka perlindungan yang mungkin didapatkan sebenarnya
ada di antara 29,5-84,5 persen.

mRNA yang terkandung di dalam vaksin Pfizer akan mengajari sel tubuh cara membuat
protein yang memicu respons imun di dalam tubuh. Respons imun ini yang menghasilkan
antibodi yang melindungi kita dari infeksi jika virus Covid 19 yang sebenarnya masuk ke
tubuh kita. Penggunaan Pfizer juga berisiko menimbulkan efek samping bagi penerima
vaksin ini. Namun, efek samping yang ditimbulkannya ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Timbulnya efek samping ini merupakan tanda bahwa vaksin sedang bekerja. Berikut adalah
beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan Pfizer (Nyeri pada area penginjeksian
vaksin,kemerahan pada area penginjeksian vaksin,bengkak pada area penginjeksian
vaksin,kelelahan,Sakit kepala,Demam,Mual).

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna kini bisa juga digunakan untuk masyarakat umum. Beberapa penelitian
lainnya menerangkan bahwa Moderna efektif mencegah ganasnya virus Covid 19 varian
Alfa dan Beta. Bahkan Moderna sendiri menyebutkan vaksin ini ampuh untuk melawan
varian Beta, Delta, Eta, dan Kappa. Tetapi, efikasi vaksin Moderna terhadap varian Delta
masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Meski begitu, beberapa ahli meyakini
Moderna mampu bekerja sama hebatnya dengan vaksin Pfizer, sebab keduanya adalah
vaksin jenis mRNA.
Karena dibuat dengan menggunakan mRNA (messenger RNA), cara kerja vaksin Moderna
berbeda dengan vaksin yang menggunakan virus yang dilemahkan seperti yang digunakan
pada vaksin Sinovac dan Sinopharm.

Vaksin jenis mRNA bekerja dengan cara mengajarkan sel-sel tubuh kita menghasilkan
protein tertentu untuk membentuk respons imun. Setelah respons imun terbentuk, maka
akan muncul antibodi yang akan melindungi tubuh kita bila terinfeksi virus. Sama seperti
jenis vaksin lain, Moderna dapat menghindari dari efek berat terinfeksi Covid-19, bukan
mencegah penularan Covid 19. Kurang lebih sama dengan Pfizer, dosis pertama vaksin
Moderna juga bisa memberi perlindungan hingga 80 persen. Kisarannya ada di angka
43,5-84,5 persen. Setelah dosis pertama diberikan, perlindungan dari infeksi Covid-19
sudah di angka 69,5 persen. Angka itu didapatkan penerima, 13 hari sebelum
perlindungan sesungguhnya terbentuk.

Sama seperti jenis vaksin Covid 19 lainnya, setelah diberikan suntikan vaksin Moderna,
ada beberapa yang akan mengalami efek samping atau biasa disebut dengan KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Namun jangan khawatir, efek samping ini dianggap hal
yang wajar. Ini menunjukkan vaksin sedang bekerja, mengajari sel tubuhmu untuk
membentuk protein. BPOM menyatakan, Moderna bisa menimbulkan reaksi lokal maupun
sistemik.

Reaksi efek samping yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin Moderna antara
lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan
menggigil. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menerima vaksin Moderna
antara lain: (Nyeri, bengkak, atau kemerahan di area bekas suntikan, Rasa lelah, Sakit
kepala, Nyeri otot,Nyeri sendi,mengigil,Mual Muntah,Demam).

Anda mungkin juga menyukai