Contoh Kasus
Contoh Kasus
Contoh Laporan
Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis
A. Identitas
1. Identitas klien
No.CM : 078019
Nama : F
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Urutan dalam keluarga : Anak Ke-3 Dari 5 Bersaudara
Pendidikan : SMEA
Bangsal : Seruni
Dokter : Dr. Rahmi
Tanggal Masuk RSJ : 06 Agustus 2009
Tanggal Pemeriksaan : 31 Agustus 2009
b. Saudara
No L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
1 L Meninggal SMP -
2 P 60 SMP -
3 P 57 SMEA -
4 P 45 SMU -
5 P 34 SMU Wiraswasta
B. Kegiatan Asesmen
Kegiatan Asessmen yang dilakukan dengan melakukan prosedur pengambilan
data subjek melalui metode observasi, wawancara, dan tes psikologi.
a. Observasi
Observasi dilakukan pada saat wawancara, sehari-hari klien selama di bangsal dan
pada saat tes psikologi berlangsung. Tujuan dari penggunaan metode observasi
untuk melihat pola perilaku dan juga ekspresi wajah klien dalam segala keadaan
atau situasi.
b. Wawancara
Dilakukan dengan klien autoanamnesa), teman dan keluarga klien (alloanamnesa).
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengumpulkan data-data terkait dengan
klien guna menunjang dalam melakukan penegakan diagnosa dari permasalahan
klien.
c. Tes psikologi
Dalam kasus ini tes yang diberikan adalah tes Grafis (DAP, BAUM, HTP), Wartegg
dan TAT. Tujuan penggunaan tes psikologi ini untuk memperkuat hasil wawancara
dan juga mengetahui pola kepribadian klien (tes grafis & Wartegg) dan sedangkan
tes TAT digunakan untuk mengetahui konflik-konflik yang terjadi pada diri klien
yang berhubungan dengan munculnya keluhan terhadap klien.
Tabel
Kegiatan Asessmen
C. Hasil Asesmen
Adhyatman Prabowo, S.Psi
-2-
RAHASIA
Contoh Laporan
Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis
munculnya agresifitas, yang kemungkinan hal ini sebagai bentuk protesnya terhadap
lingkungan yang selama ini hanya mampu ia tekan kuat-kuat (represi). Disisi lain
klien merupakan pribadi yang tertutup, ketergantungan dan tidak mau terbuka.
Subjek memiliki dorongan seksual yang cukup kuat, namun karena adanya perasaan
tidak aman dalam dirinya menyebabkan subjek mengalami kecemasan untuk
memenuhi kebutuhan seksualnya.
Sederetan kejadian buruk yang menimpa dirinya dimulai dari Ia kehilangan
pekerjaan, belum mendapatkan pasangan hidup, kehilangan Ayah, ibunya meninggal
dunia dan saudara-saudara tidak ada yang memperdulikan dia lagi. Selain itu pola
kepriabadiannya klien yang rapuh (seperti dalam hasil TAT dan Wartegg) dalam
mengghadapi masalah-masalah yang ada dalam dirinya hal ini mempercepat
mengarah ke masalah depresi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh bremh
(1990) menyatakan bahwa depresi dapat diakibatkan oleh adanya peristiwa-peristiwa
negatif yang menyebabkan perubahan, pengalaman penuh stres yang ekstrim seperti
bencana alam, perang, kematian, pertengkaran, perceraian dan PHK dalam
pekerjaan.
Kepriabadiannya klien yang rapuh tersebut merupakan manifestasi dari peran ibu
yang yang terlalu protektif terhadap anaknya, dan berusaha mencari perlindungan
kepada ibu. Karena ketidakdewasaannya dan ketidakmampuannya yang membuat ia
tergantung dengan figur lain (dependent), menjadikannya kurang mendapat
pengakuan dari keluarga. Sehingga hal tersebut berdampak pada probelm solving
klien, setiap ada masalah klien selalu menghindar dan selalu mencari pertolongan
orang lain untuk menyelesaikannya, (hal ini sesuai dengan hasil test Wartegg kotak
ke 4) dan adanya kecenderungan merepres masalah-masalah yang ada dalam dirinya,
(Dari TAT). Selain itu keadaaan emosional klien masih belum matang sehingga, dalam
melihat segala sesuatunya tidak memperhatikan lingkungan tetapi berdasar nilai dan
keyakinan yang ada pada dirinya (egosentris). Kecenderungan mengalami regresi ini
yang membuatnya labil dan seolah tidak mempunyai tujuan yang pasti. Karena
karakter anak-anak masih cukup mendominasinya, sehingga memunculkan sikap
keras kepala dan cenderung menentang.
Etiologi gangguan
Masa Remaja
Kesulitan menjalin
Tidak punya pacar dan hubungan interpresonal
dilarang oleh ibu
Putus asa merasa tidak
Pernah dikecewakan oleh berharga lagi dan merasa
laki-laki yang ia kagumi tidak ada lagi yang mau
Sering bertengkar dengan sama klien
ibu Sedih dan kecewa
Masa Dewasa
Ditinggal meninggal oleh Tugas perkembangan remaja
Ayah yang terganggu
Ingin menikah namun tidak Konflik pada diri sendiri.
ada laki-laki yang suka Merasa terabaikan
padanya Membutuhkan teman
Tidak bisa bekerja lagi dan Menarik diri
tidak punya uang. Coping (Represi)
Ditinggal meninggal oleh
Ibu
Saudara tidak ada yang Karakter kepribadian
mau menerima klien - Inferior
- Dependent
- Introvet
- Mengalami hambatan berhubungan sosial
Pencetus - Coping yang (represi)
PHK KERJA
RENTAN
Suka menyendiri,
sedih, gelisah (tidur
Selalu merengek ingin yang berlebih), dan
mendapatkan sesuatu
Coping represi suka menangis
yang ia inginkan.
(Infantil)
Merasa dirinya tidak berharga
Gejala Depresi
lagi di dunia ini.
Tidur yang berlebihan Merasa tidak ada lagi yang
(Hiperinsomnia) memperdulikan dan
menyayanginya lagi.
D. Diagnosis
Aksis I : 296.2 Major depresisve episode
Aksis II : Kepribadian yang dependent, introvet dan inferior
Aksis III : -
Aksis IV : Problems with primary support group
Kurang adanya dukungan keluarga.
Penolakan dari lingkungan keluarga.
Aksis V : 50-41 (gejala sedang, disabilitas sedang; memiliki gangguan serius
dalam fungsi sosial, tidak memiliki teman, cenderung menyendiri,
merasa dirinya tidak mampu dalam bekerja)
E. Prognosis
Buruk (Karena tidak ada dukungan sama sekali dari lingkungan keluarga, selain itu
prognosis ini pun diperkuat oleh perjalanan masalah yang cukup lama, kurang lebih
15 tahun.)
F. Lampiran
1. Keluhan
Klien berasal dari dinsos Pasuruan, masuk ke rumah sakit Lawang pada tanggal 6
Agustus 2009 dengan keluhan, hampir setiap saat manangis, murung menyendiri tidak
Adhyatman Prabowo, S.Psi
-6-
RAHASIA
Contoh Laporan
Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis
melakukan aktifitas apapun, marah-marah pada diri sendiri dan kadang-kadang ingin
melarikan diri. Setiap hari Ia selalu mencari saudaranya, ingin bertemu dan ingin
segera pulang kerumah. Klien mengaku bosan hidup di rumah sakit, karena tidak
bebas kesana kemari. Ia juga selalu mengeluh bahwa ia tidak gila kok dibawa kesini.
Saat ini perasaan klien diliputi oleh perasaan sedih, cemas dan takut kalau dia tidak
bisa bertemu lagi dengan saudaranya. Ia selalu menanyakan kapan bisa menemui
saudaranya, klien sudah kangen sekali dengan saudaranya.
pekerjaannya di toko siola enam itu, ditambah lagi ayah klien meninggal dunia
dan hal tersebut berlangsung sampai sekarang ini.
Observasi
a. Penampilan fisik
Subjek memakai pakaian seragam rumah sakit, rawat diri tampak baik. Subjek
memiliki tinggi badan sekitar 150 cm dan berat badan sekitar 55 kg. Kulit sawo
matang, wajah klien sudah keriput, potongan rambut pendek dan sudah banyak
yang berwarna putih. Pada saat berjalan, tubuh subjek sudah tampak
membungkuk.
b. Saat wawancara
Saat awal proses wawancara klien antusias dan lancar dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan, Ia banyak cerita tentang masa lalu secara runtut dari
ia kecil sampai sekarang ini Ia juga menceritakan masalah yang dihadapi sekarang
ini. Ketika klien bercerita tentang pengalamannya pernah jatuh cinta kepada laki-
laki klien tersenyum sendiri dan terlihat malu-malu, klien sangat suka bercerita
tentang masalanya yang berhubungan dirinya dan dengan keluarganya. Klien
selalu menanyalakan kapan ia bisa bertemu dengan saudara-saudaranya yang lain.
Ia juga mengeluhkan kenapa Saudara-saudaranya tidak ada yang menjenguk dan
memperdulikan dia lagi, klien selalu bertanya apa salah klien sehingga klien tidak
diperdulikan oleh keluarganya.
c. Saat tes grafis dan Wartegg
Pada saat akan diberikan tes grafis, subjek cukup antusias. Ia menyatakan jika
senang sekali disuruh menggambar. Tanpa diberikan instruksi banyak, subjek
langsung mengerti dan memulai menggambar pada form wartegg. Bahkan setelah
selesai belum disuruh memberi nama pun subjek langsung menuliskan nama-nama
gambar yang telah ia buat di bawah gambar yang ia buat. Saat tes BAUM klien
kesulitan dalam menentukan gambar yang akan ia gambar, Saat tes DAP klien
kesulitan dalam membuat tangan dan HTP ia selesaikan dengan cepat.
d. Saat tes TAT
Sebelum tes dimulai klien sudah mengeluhkan bahwa kok banyak banget
gambarnya, namun setelah satu persatu gambar diberikan klien sangat tertarik
dan antusias dalam menceritakan gambar-gambar yang ia lihat, pada kartu no 2 ia
sangat kebingungan dalam menceritkan apa yang sedang terjadi ia sering
mengulang-ngulang cerita. Sampai pada kartu 4 ia tersenyum sendiri, ketika
ditanyakan kenapa tersenyum-senyum sendiri ia mengatakan malu pada dirinya
sendiri. Selain itu selama proses pemerikasaan sering mengeluh capek dan harus
istirahat.
e. Saat dibangsal
Klien sehari-hari tampak lemah-kurang energi, ia sering menyendiri sambil
terkesan malas-malasan tidak ikut membantu rutinitas yang ada di bangsal
misalnya saja menyuci piring, bersih-bersih kamar dll, ia banyak menghabiskan
waktu dengan tidur dan menyendiri. Saat bertemu dengan orang lain ia selalu
merengek dan menanyakan kapan ia bisa pulang dan bertemu dengan saudara-
saudaranya.
3. Tes Psikologi.
a. Tes Wartegg
EXECUTION
URUTAN
N
JUDUL S-D-R CONTENT KET
O LINE COV. SHADING
Interpretasi:
Klien memiliki kemampuan intelektual yang kurang sehingga dalam menyelesaikan
masalah klien selalu membutuhkan bantuan atau dukungan dari orang lain
(dependent) dan mengarah ke infantil. (Kotak 6,2 dan kotak 4).
Dalam hal emosi klien memiliki afeksi yang datar dan kurang matang, cenderung
kaku, tegang, cemas, dan ragu-ragu (banyak pengulangan). Ia juga kurang
memiliki dorongan untuk maju dan kurang berani dalam bertindak.
klien mengalami kesulitan dalam hal bersosialisasi (Kotak 8 digambar terakhir) ia
cendering berorientasi pada dirinya sendiri (dependent) dan menjauh dari kontak
realita sosial.
Impulsif
Mudah dipermainkan
Menekankan pada Mencurahkan pada fantasi, bayangan dan cita-cita
mahkota Menitik beratkan pada keinginan
Kurang realistis, kemunduran di bidang instingtif.
Ada hambatan yang berkaitan dengan keinginan yang tidak
tercapai, keinginan yang kurang didukung oleh kemauan dan
kemampuan, terlalu idealis, pola pikir yang kurang dewasa.
Perasaan cemas
Akar Tertutup Dorongan dorongan yang ada dalam diri seseorang masih
dapat diseleksi oleh orang yang bersangkutan.Statis, belum
ada pegangan.
Stembasis lebar Hambatan perkembangan, Kurang reaktif terhadap
kekiri rangsangan, Terikat pda masa lalu, Terikat pada ibu
Daun Digambar Mudah kecewa dan mudah gembira atas hasil yang di
detai capainya.
DAP
Mata yang tertutup Keengganan memperhatikan lingkungan sekitar
Suka bertengkar
Emosi datar sukar dalam membedakan sesuatu
Interpretasi:
Klien memiliki Pola pikir yang sederhana sederhana, Ia banyak dikendalikan oleh
ketidaksadaran, indikasi mengalami regresi, sering berfantasi dan selalu
berorientasi pada masa lalu dan pada dirinya sendiri. Selain itu Ia kurang mampu
c. Tes TAT
e. Penegakan Diagnosis