Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

REVOLUSI PERANCIS

Dosen Pengampu:
Dr. Sri Ana Handayani, M. Si.

Oleh:
M. Qois Astiya Putra (210110301003)
Qutub Latifah Akbar (210110301005)
Marrisa Syalwa Nabila (210110301046)
M. Naufal An-Nizar (210110301063)
Bella Praduati (210110301070)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmatnya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dr. Sri Ana Handayani, M. Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Barat yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “REVOLUSI PERANCIS” ini dengan lancar.
Kami berharap penulisan makalah ini dapat memberikan banyak manfaat ilmu dan
pengetahuan bagi pembaca. Dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari
pembaca supaya dapat mengerjakan dengan lebih baik untuk kedepannya.

Jember, 12 September 2021


BAB I
PENDAHULUAN

Perancis adalah bangsa merdeka di Eropa Barat dan pusat pemerintahan yang besar. Perancis
telah menjadi negara yang terlibat dalam beberapa peristiwa paling penting dalam sejarah Eropa,
bahkan menjadi salah satu negara yang turut menjadi sejarah penting lahirnya paham liberalisme
di Eropa.
Paham liberalisme tersebut lahir karena adanya peristiwa pemberontakan masyarakat
Perancis yang bertujuan untuk menghapuskan abolutisme yang telah terjadi dalam kurun waktu
berabad – abad di Perancis. Absolutisme yang terjadi telah merampas kebebasan hak – hak
warganya, selain itu campur tangan gereja katolik dalam kebijakan dari lembaga Negara juga
membuat rakyat Perancis menginginkan perubahan dalam sistem pemerintahan dan hukum
negaranya. Peristiwa pemberontakan tersebut terjadi dalam kurun waktu 10 tahun yaitu pada
tahun 1789 – 1799 karena itu peristiwa ini dinamakan Revolusi Perancis. Dalam makalah ini
kami akan membahas sistem pemerintahan dan hukum yang terjadi setelah Revolusi perancis
yang mempengaruhi Benua Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN

Revolusi Perancis terjadi pada tahun 1789-1799 dan merupakan periode sosial radikal dan
pergolakan politik yang terjadi di Perancis dan memiliki dampak abadi dalam sejarah Perancis
dan Eropa secara keseluruhan.

A. PENYEBAB TERJADINYA REVOLUSI PERANCIS


1. Keinginan mewujudkan kesetaraan sosial, ekonomi, dan republikanisme.
Pada saat itu pemerintahan Perancis menggunakan system pemerintahan monarki
absolut dimana kekuasaan dipegang sepenuhnya oleh raja, dan penentuan pemimpin
adalah melalui keturunan. Karena sistem pemerintahan monarki absolut tersebut
kebebasan rakyat juga menjadi terbatas, hak asasi manusia juga menjadi sulit
ditegakkan. Sistem kasta yang ada juga mempersulit masyrakat, di perancis ada tiga
golongan masyarakat, Etats Pertama yaitu golongan para bangsawan, Etats Kedua
yaitu golongan rohaniawan gereja katolik, dan Etats Ketiga yaitu golongan rakyat
biasa.
Golongan Etats Pertama dan Etats Kedua memiliki hak – hak istimewa,
diantaranya Etats Pertama bisa menjadi pemilik tanah yang bisa memungut pajak
secara semena – mena di wilayah mereka, sedangankan para bangsawan tersebut
mendapat bebas pajak atau mendapat keringanan pajak. Etats Kedua didalamnya juga
digolongkan lagi, yaitu rohaniawan yang berasal dari keluarga bangsawan dan
rohaniawan dari golongan rakyat biasa. Rohaniawan yang berasal dari keluarga
bangsawan memiliki keistimewaan bisa menjadi uskup – uskup agung serta kepala
biara, mereka ini banyak dibenci rakyat juga para rohaniawan kelas bawah karena
mereka menyalahgunakan jabatan mereka untuk kepentingan pribadi. Sedangkan
rohaniawan yang berasal dari rakyat biasa hanya bisa menjadi biarawan/wati, imam,
dan pembantu imam. Golongan Etats Ketiga atau rakyat biasa mereka yang paling
menderita karena pungutan pajak yang semena – mena kerja rodi yang dipaksa para
bangsawan untuk tanah mereka.

2. Keinginan memperjuangkan kebebasan beragama.


Pada saat itu posisi para rohaniawan katolik adalah istimewa karena fungsinya
dikeramatkan, sehingga seringkali keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh raja
dicampuri dengan urusan agama. Karena di Perancis rakyatnya tidak hanya penganut
katolik mereka tentu keberatan jika kebijakan dan keputusan raja banyak dicampuri
oleh rohaniawan katolik. Mereka menginginkan kebebasan dan urusan negara terpisah
dengan urusan agama.

3. Sistem pemerintahan Raja Louis XIV yang bersifat monarki absolut menjadi tidak
terkendali karena kewenangan raja tidak dibatasi oleh konstitusi.
Sistem pemerintahan monarki absolut adalah raja bebas menggunakan kekuasaannya
tanpa dibatasi oleh norma, nilai, ataupun undang – undang. Raja Louis XIV
membangun benteng dan penjara Bastille, mereka yang tidak setuju dengan raja atau
yang membenci raja akan dipenjara.

4. Kekecewaan terhadap Raja Louis XVI yang tidak berhasil mengatasi krisis keuangan
negara akibat keikutsertaan perancis dalam perang tujuh taun dan perang Revolusi
Amerika.
Perancis tergabung dalam Perang Tujuh Tahun namun kalah dan perang tersebut
mengeluarkan banyak biaya. Dalam Perang Revolusi Amerika mereka berhasil
menang namun perang itu sangat mahal. Sehingga Perancis hampir mengalami
kebangkrutan karena krisis biaya dan juga beban hutang dari raja – raja sebelumnya.

5. Kebencian terhadap kehidupan mewah raja Louis XVI dan keluarga kerajaan padahal
negara sedang krisis.
Rakyat semakin menginkan perubahan karena negara menglami krisis hebat namun
keluarga kerajaan malah hidup mewah di Versailles yang terkesan tak acuh terhadap
pemasalahan negaranya yang sedang terjadi dan sangat perlu diselesaikan.

6. Ketidakadilan politik dan ekonomi terhadap rakyat, dimana pajak dibebankan hanya
kepada rakyat karena para bangsawan tidak bersedia membayar dan tidak adanya
kebijaksanaan raja untuk menindak golongan I dan II sehingga mereka tetap memiliki
hak istimewannya.
Raja Louis XVI mencoba menyelesaikan krisis keuangan dengan membebankan pajak
pada kaum bangsawan dan rohaniawan juga, tetapi mereka menolak dan Raja Louis
XVI tidak memiliki kebijaksanaan untuk menindak mereka.

B. PEMBERONTAKAN RAKYAT PERANCIS


1. Etats ketiga mendeklarasikan kelompok mereka sebagai Majelis Nasional. Untuk
menggagalkan usaha Majelis Nasional untuk berkumpul Raja Louis XVI
memerintahkan untuk menutup Salle des Etats. Pada akhirnya mereka tetap
mengadakan pertemuan di lapangan tenis indoor, mereka megambil Sumpah
Lapangan Tenis pada 20 Juni 1789 yang mengatakan bahwa mereka tidak akan
berpisah hingga Perancis memiliki Konstitusi.
2. 9 Juli 1789, Majelis disusun lagi dengan nama Majelis Konstituante Nasional.
3. Penyerangan pertama yang dilakukan rakyat Perancis adalah pada 4 Juli 1789 yaitu
menyerang benteng dan penjara Bastille yang terdapat sebagian besar senjata dan
amunisi. Gubernur Marquis Bernard de Launay dan Jacques de Flesselles yang
menjabat setara wali kota adalah dua orang yang dibantai dalam pemberobtakan itu.
Setelah beberapa jam pertempuran, benteng berhasil jatuh ke tangan pemberontak
pada sore harinya.
4. Di pedesaan rakyat mempersenjatai diri untuk menyerang invasi asing: beberapa
diantaranya menyerang Chateaux bangsawan sebagai bagian dari pemberontakan
agararia umum.
5. Rumor liar dan paranoia kolektif yang menyebar menyebabkan runtuhnya hukum
dan kacaunya ketertiban akibat dari kerusuhan yang meluas.

C. PASCA PEMBERONTAKAN
1. 4 Agustus 1789, Majelis Konstituante Nasional mengeluarkan “Dekret Agustus”
yang menghapuskan feodalisme dan hak-hak istimewa yang dimiliki etats pertama
dan etats kedua.
2. 26 Agustus 1789, Majelis Konstituante Nasional mengeluarkan “La Declaration Des
Droits De L’homme Et Du Citoyen 1789” atau “Deklarasi Hak Asasi Manusia dan
Warga Negara 1789”.
3. Majelis Konstituante Nasional berfungsi sebagai legislatif dan juga bertugas
membentuk konstitusi baru.
4. Setelah ada konstitusi maka lahirlah Negara Republik Perancis, negara republik
pertama di Eropa.
5. 2 November 1789, Majelis memutuskan bahwa property Gereja menjadi milik negara
termasuk pengurusannya menjadi tanggung jawab negara.
6. Pada bulan Desember tanah-tanah milik gereja mulai dijual kepada penawar tertinggi
untuk menambah pendapatan negara. Tindakan ini efektif menaikan nilai assignats
sebanyak 25% dalam dua tahun.
7. Musim gugur tahun 1789, UU baru menghapuskan sumpah Monastik, juga pada 13
Februari 1790 semua ordo keagamaan dibubarkan. Para biarawan dan biarawati
diberi kebebasan untuk kembali ke kehidupan pribadi mereka atau tetap mengabdi di
gereja, beberapa dari mereka akhirnya menikah.
8. Konkordat 1801 yaitu perjanjian antara Napoleon dengan Paus Pius VII yang
memuat aturan yang mengatur hubungan antara Gereja Katolik dengan negara,
aturan ini berlaku hingga 1905.
9. 11 Desember 1905, Republik ketiga memisahkan urusan gereja dengan urusan
negara.

D. PENGARUH REVOLUSI PERANCIS DI EROPA


Terjadinya Revolusi perancis ini membawa dampak yang besar bagi Eropa. Berikut
dampak dari terjadinya Revolusi Industri:
1. Revolusi melahirkan paham liberalisme yang terbukti dengan keinginan masyarakat
untuk memiliki kebebasan dalam hal politik, ekonomi, dan sosial.
2. Paham liberalisme tidak hanya menyebar di Eropa, bahkan ke seluruh penjuru dunia.
Kebebasan ini mencakup segala bidang. Contohnya adalah adanya European
Economic Community yang merupakan perwujudan kebebasan dalam melakukan
kegiatan ekonomi dan perdagangan.
3. Revolusi melahirkan paham demokrasi yang dibuktikan dengan pemilihan suara
untuk menentukan pemimpin mereka sendiri. Juga keinginan masyarakat mengganti
sistem pemerintahan kerajaan yang semula monarki absolut menjadi republik.
4. Paham demokrasi dibuktikan dengan dijalankannya pemungutan suara dalam
lembaga, organisasi, maupun orang dalam memilih hak suara mereka.
5. Revolusi melahirkan bentuk negara republik dimana kekuasaan terbesar adalah
rakyat, yang mana rakyat mempercayakan hak – haknya untuk di atur pemerintah,
pemerintah dengan kekuasaanya melakukan hak dan kewajibannya dengan diatur
oleh perundang-undangan.
6. Revolusi juga akhirnya melahirkan paham sekularisme yaitu pemisahan antara
urusan agama dengan urusan negara.
7. Sistem pemerintahan yang lahir nyatanya diadopsi hampir di semua daratan Eropa.
BAB III
KESIMPULAN
Penentangan rakyat Perancis dipicu oleh keinginan kesetaraan dalam hal politik,
ekonomi, dan sosial. Rakyat melakukakn berbagai penentangan, pembentukan badan untuk
membentuk konstitusi, dan aturan undang – undang yang baru. Semua proses tersebut
berlangsung dalam kurun waktu 10 tahun yakni tahun 1789 – 1799, karena waktu yang relatif
singkat untuk perubahan sekompleks itu maka peristiwa ini disebut Revolusi Perancis. Dari
Revolusi Perancis tersebut lahirlah paham – paham baru, yaitu: liberalisme, demokrasi,
nasionalisme, republikanisme, dan sekularisme. Paham – paham tersebut diadopsi dan telah
mempengaruhi sistem pemerintahan di Benua Eropa bahkan hingga ke benua – benua yang
lainnya. Jadi, dengan adanya Revolusi Perancis telah mengubah peradaban Eropa melalui paham
– paham yang lahir dari peristiwa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Saroni & Pudjitriherwanti, Anastasia & Syaefudin, Muhammad. 2020. Sejarah Prancis
Pergulatan Peradaban Benua Biru. DI Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI).
http://eprints.undip.ac.id/34622/1/citra_lekha.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Prancis
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphi/article/view/8465/4437
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfh/article/view/22738/18039
https://youtu.be/7i9CsCRpqtk

Anda mungkin juga menyukai