Anda di halaman 1dari 15

Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

 Ratna Istriyani

Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan


Sosial Ekonomi Pascabencana

ABSTRAK
Bencana merupakan masalah serius sebab tidak hanya berdampak pada kerusakan
fisik melainkan juga aset produktif atau sumber daya alam yang kemudian
mempengaruhi aspek sosial ekonomi masyarakat. Krisis tersebut tidak cukup hanya
diatasi dengan upaya pragmatis yaitu distribusi bantuan. Namun, butuh upaya solutif
untuk mengatasi kevakuman aktivitas produktif masyarakat korban bencana. Salah
satunya adalah mekanisme kewirausahaan sosial dengan didorong oleh aktor yang
inovatif dalam meramu ide sesuai dengan masalah yang terjadi dan kapasitas lokal
yang dapat diberdayakan. Pemuda dalam hal ini merupakan aktor potensial dan kreatif
yang mampu menjawab kompleksitas masalah tersebut melalui social
entrepreneurship. Hal itu tercermin dalam pengelolaan daerah terdampak bencana
menjadi destinasi wisata di Umbulharjo Cangkringan yang kemudian dinamakan
dengan wisata Volcano Tour.

Tim Volcano Tour adalah organisasi yang bergerak pada pengelolaan daerah
terdampak bencana menjadi wisata. Tim tersebut diinisiasi dan dirintis oleh tokoh
muda lokal, dengan melibatkan masyarakat lokal (korban bencana) agar dapat
merasakan manfaat sosial maupun ekonomi. Dengan demikian, tokoh muda dalam hal
ini berposisi sebagai social entrepreneur. Secara ekonomi, pengelolaan wisata erupsi
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat lokal. Secara sosial, pengelolaan wisata
erupsi melalui Tim Volcano Tour mampu menjamin pemerataan akses ekonomi,
mereduksi gesekan sosial yang sempat muncul, menciptakan kohesi sosial, dan
perubahan mindset.

Kata kunci: social entrepreneurship, pemuda, dan volcano tour.

ABSTRACT
A disaster is a serious problem because not only affects physical damage but also
productive assets or resources that influence social and economic aspects. The crisis
was certainly not enough to just overcome with pragmatic action such as logistic
distribution. However, it needs an effort to overcome the vacuum productive activities.
One of solution is the social entrepreneurship mechanism that driven by an innovative
actor in concocting the idea according to the problem and empowering local capacity.
Youth in this case is the potential and creative actors who able to overcome the
complexity of the problems through social entrepreneurship. This was reflected in the
management of the area affected by the disaster became a tourist destination in
Umbulharjo Cangkringan which was later renamed to Volcano Tour.

Volcano Tour Team is organization that engaged in management disaster affected areas
into tourist. The team initiated and pioneered by local youth leaders who are members,
involving local people (victims) in order to get the social and economic benefits. Thus,
local youth leaders in this regard are in a position as a social entrepreneur.
Economically, tourism management erupted into a source of income for local
communities. Socially, management through Volcano Tour team able to guarantee

315 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

equalility of economic access, reduce social friction that could arise, creating social
cohesion, and a mindset change.

Keywords: social entrepreneurship, youth, and volcano tour.

PENDAHULUAN dengan memberikan bantuan finansial


Sebagai negara berkembang, atau upaya tanggap darurat seperti yang
Indonesia selalu dihadapkan pada selama ini dilakukan. Namun,
permasalahan sosial ekonomi yang bersamaan dengan itu, langkah atau
kompleks. Salah satunya adalah bencana solusi apa yang dapat ditempuh untuk
alam yang seolah telah menjadi menggerakkan sektor ekonomi
langganan tiap tahunnya. Hal itu dapat masyarakat dengan memanfaatkan
dilihat dari letak geologis yang kemudian potensi-potensi yang ada dan tanpa
menyebabkan Indonesia termasuk dalam mengabaikan nilai-nilai lokal.
kategori negara rawan bencana atau high Permasalahan itu sekiranya bisa didekati
hazard potency (Anonim, 2016). atau dijawab dengan konsep
Salah satu hal penting yang kewirausahaan (entrepreneurship).
menjadi perhatian dalam konteks Namun, tentu saja kewirausahaan dalam
bencana alam adalah bahwa bencana hal ini tidak dapat menggunakan
tidak hanya menyisakan masalah jangka terminologi kewirausahaan bisnis
pendek (short term effect) melainkan (business entrepreneurship), yang mana
juga masalah jangka panjang (long term aktivitas ekonomi dimaknai sebagai
effect), yaitu masalah keberlanjutan aktivitas yang berorientasi pada
sosial ekonomi masyarakat. Hal itu keuntungan atau profit. Melainkan perlu
mengingat bahwa masyarakat korban mempertimbangkan atau menggunakan
bencana sering dihadapkan pada konsep kewirausahaan sosial (social
masalah tentang rusak atau bahkan entrepeneurship) yang memaknai
hilangnya sumber mata pencaharian. aktivitas ekonomi tidak hanya sebagai
Dengan demikian tidak heran jika metode atau sarana untuk memperoleh
bencana sering menjadi ancaman profit tetapi juga mencapai misi sosial
terhadap munculnya kemiskinan, sebab (Leod dalam Mair dkk., 2006: 62). Misi
salah satu penyebab kemiskinan adalah sosial dimaknai dengan dorongan etika
tidak tersedianya sumber daya (terutama dan tujuan untuk mengentaskan
alam) yang menjadi tumpuan aktivitas masyarakat dari masalah-masalah sosial
konsumsi maupun produksi dan yang mendera seperti hambatan atau
menentukan kesejahteraan masyarakat keterbatasan akses sosial, ekonomi,
dalam jangka panjang (Effendi, 1995: politik, maupun budaya.
249-250). Dengan demikian, perlu Aktivitas pengelolaan wisata oleh
adanya akses terhadap alternatif Tim Volcano Tour di Umbulharjo
ekonomi bagi masyarakat. Cangkringan pascaerupsi Merapi tahun
Merujuk pada pemaparan 2010 merupakan realitas yang tidak
tersebut, permasalahan sosial ekonomi hanya dapat dilihat dari perspektif
dalam hal ini tidak bisa dijawab hanya kepariwisataan, dengan memfokuskan
dengan pendekatan pragmatis, yaitu perhatian pada daerah bencana sebagai

316 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

objek daya tarik wisata dan manajemen Volcano Tour menjawab permasalahan
wisata. Lebih dari itu, Volcano Tour sosial ekonomi pascabencana erupsi.
merupakan aktivitas ekonomi alternatif Kemudian perlu dipaparkan pula seperti
sebab permasalahan krusial peran serta atau posisi pemuda dalam
pascabencana waktu itu adalah rusak aktivitas kewirausahaan sosial tersebut.
dan hilangnya sumber daya alam yang
menjadi tumpuan ekonomi mayoritas LANDASAN TEORITIK
masyarakat.  Kerangka Konseptual Social
Wisata Volcano Tour itu sendiri Entrepreneurship
merupakan aktivitas pengelolaan yang Kewirausahaan sosial (social
diorganisir oleh Tim Volcano Tour, entrepreneurship) berbeda dengan
yang mana pengurus dan anggotanya kewirausahaan bisnis (business
merupakan masyarakat lokal yang entrepreneurship). Adapun perbedaan itu
menyandang status sebagai korban terletak pada, pertama: etika atau misi
bencana. Pencetus dan penggerak dari sosial untuk mengentaskan masyarakat lokal
ide Volcano Tour tersebut adalah tokoh dari masalah sosial (Bornstein, 2006: 279-
pemuda desa yang mencoba 280), kedua: pemberdayaan masyarakat
mengaplikasikan konsep kewirausahaan (empowerment) dalam perintisan usaha
dengan tujuan membuka dan sosial (Leod dalam Mair.et.al, 2006: 62).
memberikan akses ekonomi kepada para Social entrepreneurship
korban bencana, sehingga masyarakat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu Non-
tidak pasif dan vakum dalam kondisi Profit with Earned Income Strategies dan
krisis. Dengan demikian, Volcano Tour For Profit with Mission-Driven Strategies.
dapat dikatakan sebagai manifestasi dari Keduanya sama-sama mencangkokkan
kewirausahaan sosial yang metode pengelolaan kewirausahaan secara
implementasinya ditentukan atau sosial maupun komersial. Karakteristik
dipengaruhi oleh hadirnya tokoh khusus, Non-Profit with Earned Income
pemuda sebagai promotor. Realitas ini Strategies tidak begitu fokus pada
penting untuk dikaji. Pemuda selalu keuntungan. Sedangkan For Profit with
hadir menjadi sumber daya potensial Mission-Driven Strategies cenderung
sebab dianggap memiliki akses berorientasi pada pendapatan dan
pengetahuan serta informasi yang lebih keuntungan secara kontinyu sebab
luas serta fisik yang lebih kuat keuntungan itu merupakan modal ekonomi
dibandingkan kelompok masyarakat lain yang digunakan untuk menggerakkan usaha
(Asriani dan Puspitasari dalam sosial (social enterprise). Social
Azca.et.al, 2011: 134). Dengan entrepreneurship dengan tipe For Profit
demikian, pemuda dalam hal ini berada with Mission-Driven Strategies berorientasi
pada posisi penting dalam ranah social pada tujuan sosial jangka panjang atau
entrepreurship. keberlanjutan (Saifan, 2012).
Berdasar pada latar belakang Social entrepreneurship dalam hal
tersebut, tulisan ini mencoba ini ditentukan oleh eksistensi perintis atau
memberikan pemaparan bagaimana insiator (Bornstein, 2006: 107). Inisiator
mekanisme social entrepreneurship atau changes maker yang kemudian
yang diimplementasikan oleh Tim didefinisikan sebagai social entrepreneur

317 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

adalah individu atau kelompok yang tidak Sejarah politik Indonesia sejak
harus secara formal belajar tentang social zaman pra-kemerdekaan hingga pasca-
entrepreneurship tetapi secara dasar tahu kemerdekaan membuktikan bahwa kaum
latar belakang dari munculnya masalah muda merupakan kelompok yang layak
sosial pada suatu masyarakat dan sistem apa untuk diperhitungkan dalam proses sosial
yang dapat memberikan perubahan dan perubahan bangsa ini. Realitas tersebut
progresif bagi masyarakat (Bornstein, 2010: menunjukkan bahwa kaum muda bukanlah
125). Secara spesifik social entrepreneur obyek pasif yang dianggap lebih banyak
disyaratkan mampu mengkonsep ide menyumbangkan problem sosial tetapi
kewirausahaan, memiliki kecerdasan subyek yang aktif yang memiliki segenap
membangun kapasitas dan kemampuan potensi. Oleh karena itu, pendekatan aktif
mendemonstrasikan secara konkret ide serta diperlukan untuk menjelaskan bahwa kaum
prakiraan dampak sosial dari kewirausahaan muda merupakan aktor aktif yang mampu
yang dijalankan (Perrini dan Vurro dalam menjadi leader bagi aspek perubahan sosial
Mair.et.al, 2006: 69). Social entrepreneur dan berbagai peluang dan tantangan yang
juga berperan dalam membentuk mindset ada (Hall, Coffey dan Willian dalam
baru terkait kapasitas dan kompetensi yang Margono, 2011: 7).
dimiliki oleh masyarakat. Artinya inisiator Potensi kaum muda dalam hal ini
berperan dalam membangun optimisme di tentu saja tidak terbatas pada aspek politis
tengah krisis yang melanda (Bornstein, melainkan juga aspek-aspek lain yang dapat
2010: 76). Dengan demikian dapat menjadi ruang eksistensi mereka. Berbagai
dikatakan bahwa social entrepreneur terikat permasalahan sosial sesungguhnya
dalam proses inovasi, adaptasi, dan memerlukan sentuhan kaum muda, sebab
pembelajaran (Cho dalam Mair.et.al, 2006: mereka memiliki energi dan potensi untuk
35). menjawab permasalahan tersebut secara
Rancangan social entrepreneurship lebih dinamis. Potensi tersebut tercermin
hampir sama dengan business dari karakteristik kaum muda yang
entrepreneurship. Namun, terdapat dijabarkan oleh Taufik Abdullah dalam
perbedaan pada hal-hal atau faktor yang beberapa sisi (dalam Satries, 2009) yaitu 1)
mendorong munculnya inovasi atau ide kemurnian idealisme, 2) keberanian dan
usaha. Selain peluang dan kemampuan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai
memanfaatkan peluang, kewirausahaan dan gagasan-gagasan baru, 3) semangat
sosial dilatarbelakangi oleh faktor krisis dan pengabdian, 4) spontanitas, 5) inovatif dan
visi untuk mengatasi krisis. Visi menjadi kreatif, 6) kehendak untuk segera
acuan untuk melakukan langkah konkret mewujudkan gagasan-gagasan baru, 7)
dalam membuat model usaha yang inovatif. kehendak untuk menampilkan sikap dan
Model usaha tentu disesuaikan dengan kepribadiannya yang mandiri, 8) masih
kebutuhan dan kapasitas masyarakat yang langkanya pengalaman-pengalaman yang
dilibatkan. Usaha sosial pada dasarnya dapat merelevansikan pendapat, sikap, dan
adalah untuk mencapai social outcome, dan tindakannya dengan kondisi sosial.
untuk jangka panjangnya yaitu menciptakan Singkatnya pemuda adalah sosok yang
transformasi sosial. membawa potensi karena dianggap
memiliki akses pengetahuan serta informasi
 Kajian tentang Kaum Muda yang lebih luas serta fisik yang lebih kuat

318 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

dibandingkan kelompok masyarakat lain sudah populer menjadi destinasi wisata pada
(Asriani dan Puspitasari dalam Azca.et.al, tempo sebelumnya. Oleh karena itu, wisata
2011: 134). Dengan demikian, tulisan ini Volcano Tour bukan hanya tren wisata
hendak memberikan ulasan mengenai aspek bencana melainkan bentuk empowerment
kepemudaan yang dielaborasikan dengan terhadap masyarakat yang kehilangan akses
uraian mengenai social entrepreneuship ekonomi akibat bencana.
yang termanifestasi dalam pengelolaan Wisata Volcano Tour yang dikelola
wisata Volcano Tour. Mengingat ketokohan oleh Tim Volcano Tour merupakan
dan gerak kaum muda tercermin dalam manifestasi dari social entrepreneurship
upaya perintisan dan pengelolaan wisata yang bertitik tolak dari gagasan khas di
Volcano Tour tersebut. mana orientasinya berbeda dengan
kewirausahaan pada umumnya. Gagasan
merupakan poin utama yang menentukan
STUDI TENTANG TIM VOLCANO langkah-langkah strategis dalam
TOUR mengorganisir usaha sosial. Dengan kata
 Kekuatan Gagasan Tokoh Muda1 lain, gagasan adalah pintu utama untuk
Volcano Tour merupakan wisata menuju pemecahan masalah sosial. Kendati
yang berjalan di lahan terdampak bencana demikian, gagasan tidak akan memberikan
erupsi yang terjadi tahun 2010. Komoditas implikasi apa pun apabila hanya berhenti
utamanya tentu saja atraksi sisa bencana. dalam pikiran belaka. Gagasan harus
Model wisata yang menyajikan atraksi dipromosikan secara aktif seperti yang
mengerikan, kondisi mencekam, dan ditegaskan oleh David Bornstein.
bencana dalam definisi Fooley (dalam Gagasan seperti layaknya
International Journal of Tourism Research sebuah pertunjukan drama yang
Vol.4 No.6 Tahun 2002) disebut sebagai keberhasilannya membutuhkan
seorang produser dan promotor
dark tourism. Wisata Volcano Tour secara yang baik. Jika tidak, drama
legal dikelola oleh Tim Volcano Tour tidak akan bergerak dari arus
beranggotakan masyarakat lokal yang pinggiran ke arus utama atau
menyandang status sebagai korban bahkan tidak dapat
langsung bencana. Wisata tersebut menjadi dipertunjukkan sama sekali,
tren wisata baru di Yogyakarta bahkan sehingga gagasan harus
dipasarkan dengan mahir
Indonesia, sebab tanpa dibayangkan
sebelum benar-benar mengubah
sebelumnya bahwa daerah bencana pemahaman dan perilaku orang.
memiliki potensi sebagai daerah tujuan (Bornstein, 2006: 107).
wisata. Apalagi orang-orang yang terlibat di
dalamnya adalah masyarakat lokal yang Merujuk pada pernyataan tersebut,
menyandang status sebagai korban bencana. gagasan memang dibutuhkan dalam
Terlebih lagi mereka tidak memiliki menjawab tantangan sekaligus peluang.
pengetahuan dan keterampilan tentang Tetapi gagasan juga dapat memberikan
manajemen wisata meskipun Umbulharjo kontribusi secara nyata apabila muncul dari

1
Korban langsung adalah istilah yang dipilih oleh penulis untuk menunjukkan masyarakat yang secara langsung
menjadi korban dari bencana erupsi, yaitu mereka yang tidak hanya menderita secara psikologis melainkan juga
secara materiil karena kehilangan aset dan faktor (modal) produksi seperti lahan pertanian, peternakan, dan
sebagainya.

319 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

orang atau kelompok yang mahir dalam c. Penyebaran inovasi, berkaitan dengan
merealisasikannya. Orang yang memiliki bagaimana inovasi dapat digunakan
gagasan dan kemampuan secara luas.
mendemonstrasikan gagasan dalam hal ini d. Nilai utama dari inovasi, berkaitan
menduduki peran sebagai aktor yang juga dengan seberapa besar nilai atau
dapat disebut sebagai social entrepreneur. manfaat yang diciptakan dari suatu
Gagasan mengenai wisata Volcano inovasi.
Tour pada konteks ini tidak dapat dipisahkan Berdasar pada definisi-definisi di
dari tokoh muda, sebab memang ide atas, inovasi bukan hanya berkaitan dengan
sekaligus konsep mengenai pengelolaan produk yang bisa dimanfaatkan atau
lokasi terdampak bencana menjadi wisata dikonsumsi, melainkan juga proses.
bersumber dari tokoh pemuda Umbulharjo. Demikian pula dengan inovasi sosial yang
Aktor yang menggagas pengelolaan wisata menjadi ciri khas dari social
bencana ini merupakan pengurus aktif entrepreneurship. Inovasi sosial tidak hanya
organisasi Karang Taruna Desa dalam definisi produk melainkan juga
2 proses. Bedanya, menurut James Phill
Umbulharjo yang ternyata dapat
menangkap peluang di tengah-tengah krisis inovasi sosial berlatar dari masalah sosial
sosial ekonomi masyarakat pascabencana. yang membutuhkan solusi.
Kemampuan tokoh pemuda desa dalam
menangkap peluang dipengaruhi oleh ..A novel solution to a social problem that
pengalaman (personal experience maupun is more effective, efficient, sustainable, or
previous experiences). Salah satu yang just than existing solution and for which
that value created accrues primarly to
paling mempengaruhi adalah pengalaman
society as whole than private individual.
sebelumnya (previous experiences) yaitu (dalam Dhewanto, et. al, 2013: 9).
ketika mengelola wisata Lava Tour yang
muncul setelah erupsi tahun 2006 tetapi Secara lebih eksplisit, Stanford
justru hancur setelah erupsi tahun 2010. Graduate School of Business menetapkan
Dalam kewirausahaan, gagasan inovasi sosial dalam pengertian proses.
berkorelasi dengan inovasi. Inovasi itu Inovasi sosial didefinisikan sebagai proses
sendiri memiliki definisi yang cukup menemukan, menjamin dukungan, dan
kompleks setidaknya ada poin yang dapat mengimplementasikan solusi baru yang
membedakan istilah mengenai inovasi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat
antara lain sebagai berikut (Dhewanto, et. al, (Dhewanto, et. al, 2013: 10). Dengan
2013: 9). demikian, inovasi sosial tidak muncul secara
a. Proses inovasi, berkaitan dengan cara tiba-tiba tetapi didorong oleh serangkian
menghasilkan produk atau solusi baru faktor dan melibatkan serangkaian tahapan.
yang meliputi faktor teknis, sosial, dan Adapun proses inovasi dapat digambarkan
ekonomi. berikut (Tanimoto dan Prahalad dalam
b. Penciptaan produk, berkaitan dengan Dhewanto, et. al, 2013: 23).
hasil atau social outcome.

2
Disebut sebagai karang taruna Umbulharjo, yaitu organisasi pemuda tingkat kelurahan yang memiliki jaringan
dengan organisasi-organisasi pemuda tingkat dusun atau pedukuhan.

320 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

Gambar 1. Proses Inovasi Sosial


Finding the social problem from the
assesment
collaborative idea generating with
stakeholder
feasibility and adjusting the
capacity
implementation: collaborate with
business partner

innovation for the social value

Seperti yang dipaparkan sebelumnya a. Menemukan Masalah Sosial


bahwa tokoh muda desa merupakan Pascabencana
penggagas dari konsep pengelolaan Volcano Bencana erupsi memang bukan yang
Tour. Gagasan yang disampaikan oleh tokoh pertama kali terjadi di Umbulharjo, tetapi
muda dalam hal ini dapat disebut sebagai erupsi pada tahun 2010 merupakan
inovasi sosial yang berusaha menangkap bencana yang menyebabkan kerusakan
peluang kunjungan masyarakat luar cukup besar dibandingkan dengan
Cangkringan dengan konsep wisata dengan bencana-bencana erupsi sebelumnya.
tidak hanya berorientasi pada profit semata, Kerusakan material yang dialami
melainkan juga meminimalisir masalah masyarakat bahkan berdampak laten pada
ekonomi yang dialami oleh masyarakat. kelanjutan ekonomi, sebab masyarakat
Dengan demikian, pengelolaan wisata bukan hanya kehilangan tempat tinggal
dilakukan dengan memberdayakan melainkan juga sarana produksi. Adapun
masyarakat lokal selaku korban langsung dari data mengenai kerusakan aset produktif
bencana. Langkah inovatif (inovasi sosial) yang diderita masyarakat adalah sebagai
yang dilakukan oleh tokoh muda dalam hal ini berikut.
dapat dijabar menggunakan skema proses
inovasi seperti di atas (lihat gambar 1).

321 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

•307 unit tinggal di zona bahaya harus direlokasi ke


Rumah wilayah lain dan beradaptasi dengan kondisi
alam dan sosial yang baru pula.
•209 Ha Permasalahan pascabencana erupsi
Lahan Pertanian
ternyata tidak hanya berhenti pada
kerusakan aset dan vakumnya aktivitas
Ternak (sapi perah, •528 ekor
sapi lokal, dan ekonomi saja, melainkan juga masalah-
kambing) masalah laten. Adapun masalah-masalah
•42 unit
laten itu dipicu oleh peluang dari
Pondok wisata dan
bumi perkemahan merebaknya kunjungan masyarakat luar
Cangkringan untuk melihat lokasi bencana
Keterangan: di daerah Umbulharjo. Banyaknya
Kerusakan untuk rumah, lahan
kunjungan justru memicu munculnya
pertanian, dan pondok wisata
terdiri dari kategori rusak ringan, gesekan-gesekan untuk memperoleh
sedang, hingga berat. keuntungan secara ekonomi, yaitu mulai
Gambar 2. Dampak Kerusakan Akibat dari pembukaan lahan parkir, persaingan
Erupsi Merapi dagang, hingga penarikan sumbangan dari
Sumber: data primer yang diolah pengunjung. Kontestasi dalam hal ini terjadi
antar internal masyarakat dan masyarakat
ekternal. Implikasi dari kontestasi tersebut
Merujuk pada data pada gambar 2, mengakibatkan dua masalah lainnya, yaitu
sektor pertanian dan peternakan menjadi manfaat dari daya tarik lokasi bencana bagi
perhatian karena mayoritas masyarakat segelintir orang dan tidak adanya jaminan
masih bergantung pada sumber daya alam. kenyamanan serta keselamatan bagi
Dengan demikian apabila sumber daya alam pengunjung yang datang. Merujuk pada
yang menjadi faktor ekonomi rusak karena permasalahan tersebut, perlu adanya solusi
bencana, maka masyarakat tidak memiliki secara komprehensif dan adil. Mengkonsep
aktivitas produksi. Hal itu kemudian lokasi bencana menjadi destinasi wisata dan
berpengaruh pada sumber pendapatan atau pengelolaan secara kolektif dan profesional
income. Tidak adanya suplai sumber daya adalah jalan keluar yang dianggap sesuai
alam bagi aktivitas produksi maupun dengan kondisi masyarakat.
konsumsi masyarakat dapat berpotensi Upaya pemanfaatan lokasi bencana
menimbulkan kemiskinan (Effendi, 1995: menjadi wisata merupakan bentuk inovasi
249-250). Jadi, dalam hal ini masyarakat sosial yang dilatarbelakangi oleh adaya
Umbulharjo sebenarnya dihadapkan pada krisis ekonomi akibat bencana dan peluang
ancaman kemiskinan. Apalagi sebagian yang ternyata justru direspon secara
wilayah Umbulharjo (wilayah-wilayah yang pragmatis serta tidak terstruktur. Di samping
terdampak bencana yaitu Padukuhan adanya dorongan atau misi sosial yaitu
Pelemsari dan Pangukrejo) termasuk dalam mengentaskan masyarakat lokal dari
kategori zona rawan bahaya level III dan masalah sosial ekonomi tersebut (Bornstein,
menjadi daerah konservasi sehingga harus 2006: 279-280).
bebas dari permukiman permanen. Hal
itulah yang menjadi permasalahan laten, b. Menyusun Ide Kolaboratif dengan
sebab otomatis masyarakat yang bertempat Stakeholder

322 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

Seperti yang disampaikan Bornstein langsung bencana. Oleh karena itu, dibuat
bahwa ide atau gagasan harus dipromosikan suatu forum pertemuan dengan warga yang
terutama kepada kelompok atau masyarakat terkena dampak langsung bencana. Dalam
yang memiliki kepentingan. Pada konteks hal ini mengajak sekaligus merekrut
Volcano Tour, stakeholder mengarah pada masyarakat secara langsung untuk terlibat
tokoh masyarakat seperti sesepuh, ketua secara aktif dalam pengelolaan sehingga
padukuhan, ketua RT, dan sebagainya. konsep wisata yang dikelola merupakan
Mereka dianggap sebagai figur elit yang wisata berbasis masyarakat (community
memiliki legitimasi politis untuk based tourism).
mengakomodir warga masyarakat. Oleh c. Menyesuaikan Ide dengan Kapasitas
karena itu langkah pertama yang dilakukan Masyarakat
perintis (yang dalam hal ini adalah tokoh Model pengelolaan wisata Volcano
muda) mempromosikan ide sekaligus Tour tidaklah rumit, hal itu mengingat latar
menyusun langkah-langkah strategis belakang pengetahuan masyarakat yang
bersama dengan elit lokal yang meliputi minim tentang pengelolaan wisata. Kendati
kepala desa, kepala dukuh, tokoh pemuda banyak pondok wisata atau penginapan di
dusun maupun desa, serta tokoh kharismatik wilayah Umbulharjo namun wisata yang
yang berpengaruh. Para elit ini bahkan populer di Umbulharjo sebelumnya lebih
menjadi mitra yang kemudian mendapatkan bersifat top down. Dengan demikian, ide
peran sebagai Tim Inti Volcano Tour dan mengenai pengelolaan wisata disesuaikan
menduduki jabatan ketua, wakil ketua, dengan kapasitas dan pengetahuan yang
bendahara, sekretaris, koordinator mudah dipahami oleh masyarakat lokal.
keamanan, koordinator sarpras (sarana dan Adapun adapatasi ide tersebut tertuang
prasarana), koordinator humas, serta dalam pembentukan organisasi/lembaga
kordinator keamanan. bernama Tim Volcano Tour dan skema
Langkah kedua adalah manajeman pengelolaan; yang mana
mempromosikan ide dan langkah-langkah pengelolaan ini menjelaskan tentang alur
strategis mengenai pengelolaan wisata penugasan antara pengurus sebagai tim inti
Volcano Tour kepada seluruh masyarakat dan anggota sebagai tim lapangan.
lokal yang berstatus sebagai korban
Gambar 3. Skema Manajeman Volcano Tour
Sumber : Diolah dari data lapangan
Tim Inti Tim Lapangan

Koordinatir Sie
(Korlap):
 Koordinator
 Ketua sarana dan o Petugas Tiket
 Wakil Ketua prasarana o Petugas Parkir
 Koordinator
 Bendahara o Keamanan dan
humas
 Sekretaris pemandu
 Koordinator
komunikasi dan wisata
bantuan
keamanan

323 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

Berdasarkan Gambar 3, secara pengelolaan lokasi bencana menjadi wisata


garis besar mekanisme organisasi perlu dilakukan mengingat animo
pengelolaan Volcano Tour terbagi menjadi masyarakat di sana cukup besar. Sementara
dua yaitu tim inti dan tim lapangan. Tim itu di sisi lain masyarakat butuh aktivitas
inti merupakan pengurus utama yang ekonomi dan pemasukan. Oleh karena itu,
memegang tugas koordinasi, administrasi salah satu hal pokok yang diperlukan oleh
umum, dan administrasi keuangan. Tim Volcano Tour adalah izin legal untuk
Adapun tim lapangan menjalankan tugas mengelola daerah terdampak bencana dari
operasional lapangan meliputi penarikan Pemkab Sleman. Jadi bentuk kolaborasi
tiket, penarikan tarif parkir, tugas yang dilakukan oleh Tim Volcano Tour
keamanan, dan memandu pengunjung berbeda dengan usaha sosial yang lainnya
terkait rute jalan. Karena melibatkan sebab secara kontekstual krisis atau
seluruh korban bencana, jumlah anggota kondisi sosial ekonomi yang
Tim Volcano Tour, terutama tim lapangan, melatarbelakanginya juga berbeda.
juga banyak. Ada 300 orang yang terbagi Kolaborasi lebih kepada dukungan secara
ke dalam 5 kelompok. Tiap-tiap kelompok legal terhadap pengelolaan wisata dan
bertugas secara bergiliran setiap hari dan bantuan keamanan dari instansi terkait.
menjalankan peranan sebagai tugas
lapangan (lihat Gambar 2) dengan e. Inovasi untuk Nilai Sosial (Social
berkoordinasi pada koordinator kelompok Value)
masing-masing. Pada setiap bulan masing- Inovasi pengelolaan wisata
masing kelompok melaporkan hasil bencana secara kolektif melalui Tim
pendapatan dari tiket dan parkir kepada Volcano bukan hanya memberikan nilai
pengurus inti melalui koordinator. secara ekonomi, melainkan juga sosial.
Struktur organisasi dan pola Artinya pengelolaan Volcano Tour bukan
pengelolaan tersebut tergolong sederhana hanya menjadi sarana untuk memperoleh
dan diadaptasi dari bentuk organisasi lokal. pendapatan secara personal bagi
Bahkan pola pengelolaan tersebut masyarakat lokal. Seperti yang dijelaskan
diadaptasi dari pola pengelolaan Lava Tour sebelumnya bahwa permasalahan
pascaerupsi 2006 yang juga dikelola oleh pascabencana bukan hanya berkaitan
pemuda-pemuda lokal. Dengan demikian, dengan ekonomi melainkan juga masalah
pola organisasi dan pengelolaan Volcano relasional seperti gesekan-gesekan
Tour mudah dipahami dan horizontal yang sempat muncul.
diimplementasikan kepada masyarakat Pengelolaan Volcano Tour secara kolektif
lokal. menjadi ruang untuk mereduksi masalah
tersebut dan merekatkan kembali relasi
d. Kolaborasi dengan Rekan Bisnis sosial antarwarga masyarakat. Inovasi
Usaha sosial yang dibangun oleh sosial dalam hal ini juga membentuk
Tim Volcano Tour pada awalnya menemui konstruksi baru mengenai masyarakat
kendala perizinan, sebab lokasi wisata korban bencana sebagai kelompok yang
merupakan zona rawan bahaya. Namun, lemah menjadi kelompok yang berdaya
aktor perintis dalam hal ini melihat bahwa dalam mengentaskan diri dari masalah

324 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

sosial ekonomi pascabencana. Sekaligus terhadap solusi atas permasalahan sosial


menegaskan eksistensi tokoh muda dalam yang telah disebutkan di atas. Spontanitas
memberikan perubahan sosial progresif digambarkan oleh Siraishi (2001) terhadap
melalui usaha kreatif dan sarat dengan misi kaum muda pada era pra-kemerdekaan, di
sosial. mana tokoh muda (disebut sebagai anak)
Bertitik tolak dari gagasan dan melakukan aksi spontan berupa
proses inovasi tersebut menunjukkan “penculikan” terhadap tokoh-tokoh
bagaimana eksistensi tokoh muda lokal golongan tua (disebut dengan istilah
Umbulharjo dalam merespon bapak) untuk mendesak agenda
permasalahan sosial ekonomi kemerdekaan. Mengingat kesempatan
pascabencana. Tokoh muda adalah subyek untuk mengupayakan kemerdekaan
yang memiliki kekuatan dari karakternya terbuka lebar. Dengan demikian, pada pra-
yang kreatif, inovatif, dan spontan. kemerdekaan ada perubahan peta
Kreativitas dan inovasi dilihat dari gagasan hubungan antara kaum muda dengan kaum
dan upaya mengelaborasikan peluang serta tua yang diistilahkan oleh Anderson
tantangan yang ada yaitu dengan sebagai aksi daulat (Siraishi, 2001).
merancang pengelolaan daerah terdampak Pada konteks yang berbeda, pola
bencana menjadi destinasi wisata atau aksi daulat dari kaum muda secara
menggunakan pendekatan kewirausahaan tidak langsung juga terjadi pengelolaan
sosial (social entrepreneurship). wisata Volcano Tour. Seperti yang sempat
Kreativitas itu menjadi pertimbangan dijabarkan di atas bahwa inisiatif
bahwa pemuda atau kaum muda dalam hal pengelolaan wisata menemui kendala
ini memiliki posisi tawar dalam berupa larangan dari otoritas pemerintah
memberikan solusi atas berbagai masalah sebab destinasi wisata merupakan zona
sosial yang ada di sekitarnya. Hal itu rawan bencana. Namun, realitanya daerah
sekaligus menggambarkan bentuk tersebut justru menjadi destinasi
pengabdian seperti dalam istilah Taufik kunjungan, sehingga apabila tidak ada
Abdullah, dengan kata lain pemuda respon secara cepat dan tepat justru
memiliki sisi altruistik. Dengan demikian menguntungkan orang lain dan
dapat ditarik garis linier bahwa etika atau menimbulkan masalah baru. Oleh karena
misi sosial yang menjadi syarat dalam itu, tokoh muda menjadi pelopor negosiasi
social entrepreneurship disambut dengan kepada pemerintah kabupaten (yang dalam
sisi altruistik kaum muda untuk istilah Siraishi disebut dengan bapak) agar
mengentaskan masyarakat lokal dari krisis memberikan akses yaitu dengan
akibat bencana. Upaya itu dijawab melalui memberikan izin pengelolaan atas
upaya pelibatan sekaligus pemberdayaan pertimbangan kondisi sosial yang terjadi di
masyarakat lokal dalam usaha sosial lapanga. Spontanitas tokoh muda dalam
pengelolaan wisata, dengan tujuan agar hal ini bukan tanpa alasan.
masyarakat bisa berdaya dan mendapatkan Kepeloporan pemuda yang
manfaat langsung dari keberadaan wisata terepresentasi pada inisiatif pengelolaan
bencana. wisata Volcano Tour tersebut sekaligus
Kemudian spontanitas dalam menunjukkan bahwa pemuda memang
menggagas pengelolaan wisata oleh tokoh perlu diposisikan sebagai leader atau aktor
muda dilatari oleh kebutuhan mendesak aktif yang mampu melihat berbagai

325 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

tantangan dan peluang. Kendati selalu Pendapatan dari Volcano Tour diperoleh
digolongkan sebagai aktor yang minim dari penarikan retribusi tiket dan tarif
pengalaman namun kreativitas dan parkir (roda dua, roda empat, dan roda
spontanitas mereka pada konteks tertentu enam) yang dijalankan oleh tim lapangan
memang diperlukan. Kehadiran mereka dan kemudian dilaporkan kepada tim inti
turut menjadi pemantik bagi semangat (terutama bendahara). Bendahara
perubahan terutama dalam hal ini adalah kemudian membuat perhitungan secara
mengubah situasi krisis dengan membuka menyeluruh untuk dilaporkan pula kepada
akses ekonomi. pemdes dan pemkab.
Pendapatan atau keuntungan yang
 Volcano Tour: Manifestasi Social diperoleh melalui penarikan tiket retribusi
Entrepreneurship dengan Pendekatan dan parkir juga merupakan modal
For Profit Driven Mission ekonomi yang diperlukan untuk
Kejelian tokoh muda dalam menggerakkan usaha sosial (social
mengemas pengelolaan wisata Volcano enterprise). Hal ini berlaku dalam
Tour juga dilihat dari bentuk usaha apa pengelolaan Volcano Tour. Alasannya
yang harus dijalankan dan misi apa yang bahwa pengelolaan wisata Volcano Tour
perlu dicapai. Konteks ini lagi-lagi berdiri di atas lahan yang termasuk dalam
memperlihatkan bahwa kaum muda perlu zona bahaya. Kendati memperoleh izin
ditempatkan sebagai subyek yang kreatif pengelolaan secara legal bukan berarti
dan memperhatikan aspek perubahan juga memperoleh dukungan material dari
progresif. Dengan demikian, perlu melihat pemerintah. Oleh karena itu, Volcano
jenis kewirausahaan apa yang menjadi Tour harus mengupayakan secara mandiri
spirit pengelolaan wisata Volcano Tour, modal untuk pengelolaan wisata. Salah
sehingga dapat digambarkan kontribusi satunya adalah mengalokasikan anggaran
apa yang bisa diberikan kaum muda dalam pendapatan untuk sarpras (sarana dan
mereduksi masalah sosial pascabencana prasarana) dan operasional (pencetakan
erupsi melalui mekanisme social tiket dan kartu parkir) sebesar 19% dari
entrepreneurship ini. total pendapatan, di samping alokasi
Menurut Saifan (2012) social anggaran untuk para anggota tim yang
entrepreneurship dikategorikan menjadi telah bekerja dalam pengelolaan wisata
dua jenis, yaitu Non-Profit with Earned (43%).
Income Strategies dan For Profit with Penekanan kewirausahaan sosial
Mission-Driven Strategies. Pada konteks dengan tipe For Profit with Mission-
ini, pengelolaan wisata Volcano Tour Driven Strategies berorientasi pada tujuan
termasuk dalam tipe For Profit with sosial jangka panjang atau keberlanjutan
Mission-Driven Strategies. Alasannya (Saifan, 2012). Salah satu strategi yang
jelas bahwa pengelolaan wisata dilakukan dilakukan oleh Tim Volcano Tour adalah
untuk memperoleh pendapatan dan agar wisata Volcano Tour bisa berjangka
keuntungan secara kontinyu. Baik itu panjang, artinya tidak hilang dalam kurun
pendapatan secara personal bagi pengurus beberapa tahun atau bersifat temporer
dan anggotanya (Tim inti dan Tim yaitu dengan mengalokasikan seperlima
lapangan) maupun pendapatan bagi tim anggaran untuk sarana dan prasarana.
secara keseluruhan (lembaga). Orientasinya jelas untuk pengembangan

326 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

infrastruktur yang mendukung destinasi organisasi pengelola wisata erupsi tidak


wisata. Infrastruktur yang dimaksud sekedar memberikan manfaat secara
dalam hal ini tentu saja harus sesuai personal melainkan juga manfaat secara
dengan jenis wisata dan kondisi lokasi sosial atau kolektif.
sebagai zona rawan bencana. Salah satu Pada aspek ekonomi secara
infrastruktur yang urgen adalah jalan, personal, Tim Volcano Tour yang
sebab kondisi jalan menentukan dipelopori oleh tokoh muda mampu
keterjangkauan akses dan minat menjadi sarana bagi masyarakat lokal
kunjungan untuk ke depannya. Hal ini untuk memperoleh income selama sumber
mengingat kondisi infrastruktur jalan mata pencaharian vakum akibat erupsi.
memang sudah tidak memadai. Oleh Dengan fokus pada sektor jasa
karena itu, alokasi untuk rehabilitasi jalan (pengelolaan dan pelayanan wisata)
dan pemeliharaannya menjadi anggaran membuat Tim Volcano Tour menjadi
rutin di samping untuk anggaran lainnya alternatif ekonomi yang mudah dijangkau
seperti anggaran untuk mencetak kartu oleh masyarakat lokal karena tidak
tiket dan parkir, serta anggaran keperluan membutuhkan modal material apa pun.
sosial lainnya. Jadi, model usaha sosial yang dijalankan
oleh Tim Volcano sesuai dengan kondisi
 Capaian Tim Volcano Tour dalam dan kebutuhan masyarakat lokal yang
Aspek Sosial Ekonomi tidak memiliki modal finasial namun
Secara umum, social entrepreneurship mereka membutuhkan aktivitas ekonomi
tidak hanya memberikan manfaat secara sebagai sumber alternatif untuk
ekonomi atau finansial, melainkan juga memperoleh penghasilan.
manfaat secara sosial maupun lingkungan Kedua, keberadaan Tim Volcano
(Haugh, 2006). Orientasi dalam aspek Tour sebagai usaha sosial telah menjamin
sosial disebut juga dengan social outcome pemerataan income. Seperti yang
yang dalam jangka panjang mampu dijelaskan sebelumnya bahwa lokasi
menunjukkan adanya perubahan sosial terdampak erupsi ibarat gula yang dapat
secara transformatif (Perrini dan Vurro mengundang banyak semut. Semut dalam
(dalam Mair, et. al, 2006: 78-79). Perlu hal ini bukan hanya pengunjung yang
ditekankan kembali bahwa perubahan ingin melihat atraksi pascabencana
sosial dan social outcome merupakan melainkan juga orang-orang (baik lokal
cerminan dari visi dan misi sosial awal maupun eksternal) yang hendak
dibentuknya usaha sosial menggunakan memanfaatkan peluang ekonomi tersebut.
mekanisme social entrepreneurship. Hal Imbasnya muncul gesekan sosial karena
itu sekaligus memperlihatkan bagaimana hanya segelintir orang yang memperoleh
gagasan dan upaya kaum muda dapat manfaat ekonomi. Dapat dikatakan pula,
memberikan kontribusi bagi masyarakat pemanfaatannya tidak tepat sasaran
lokal melalui organisasi Tim Volcano karena tidak terorganisir dengan baik.
Tour. Secara umum, capaian yang Oleh karena itu, legalitas, regulasi, dan
diperoleh Tim Volcano Tour dapat model pengelolaan wisata yang
dijabarkan dalam dua aspek yaitu aspek diimplementasikan oleh Tim Volcano
ekonomi dan aspek sosial. Dengan kata Tour menjamin kepentingan stakeholder
lain, kehadiran Tim Volcano Tour sebagai serta masyarakat lokal agar lebih adil.

327 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

Bahkan pengelolaan wisata yang bencana yang selalu dianggap lemah,


dilaksanakan menggunakan pendekatan yaitu dengan membuktikan bahwa mereka
partisipatif dengan melibatkan bisa menjadi sumber daya manusia
stakeholder dan masyarakat korban potensial yang mampu mengentaskan
bencana mampu menciptakan suatu dirinya sendiri dari krisis akibat bencana.
kohesi sosial (Perrini dan Vurro, Dengan kata lain kelompok masyarakat
2006:77). Dengan demikian korban bencana sejatinya memiliki
kewirausahaan sosial yang termanifestasi kapasitas yang perlu diberdayakan untuk
melalui Tim Volcano Tour tidak hanya menyelesaikan masyarakat yang mendera,
memberikan manfaat secara ekonomi sebab pada dasarnya mereka memiliki
berupa pendapatan personal melainkan orientasi untuk bangkit dari krisis. Dengan
juga social outcome yaitu mereduksi demikian, tidak selalu korban bencana
masalah gesekan sosial dan menciptakan bergantung pada bantuan sosial (terutama
relasi sosial yang lebih rekat. dalam segi materiil). Perubahan mindset
Social entrepreneurship merupakan tersebut mampu mendorong kreativitas
serangkaian proses inovasi, adaptasi, dan masyarakat lokal secara optimal untuk
belajar (Cho dalam Mair, et. al, 2006: 35). memanfaatkan peluang ekonomi yang ada
Artinya dalam konteks ini masyarakat dengan membuka usaha niaga selain
lokal terlibat dalam proses belajar bergabung dalam pengelolaan wisata
mengenai manajemen wisata bersama Tim Volcano Tour, misalnya
(entrepreneurship) melalui dengan membuka dan membentuk
keikutsertaannya dalam Tim Volcano komunitas jasa ojek, dagang, trail, jeep,
Tour. Namun, belajar bukan hanya terkait dan sebagainya secara lebih terorganisir.
hal-hal yang bersifat teknis melainkan
paradigmatis. Oleh karena itu, seperti PENUTUP
yang dijelaskan Bornstein (2010: 76) Berdasarkan pada pemaparan
bahwa social entrepreneurship tidak sebelumnya, wisata Volcano Tour sebagai
hanya berhenti pada hal-hal yang sifatnya pemanfaatan lokasi terdampak bencana
teknis tetapi juga perubahan atau dengan mekanisme social
pembentukan mindset. Perubahan mindset entrepreneurship merupakan solusi atas
diperlukan guna membangun kreativitas permasalahan sosial ekonomi masyarakat
masyarakat dengan peka terhadap krisis pascabencana. Secara konretnya wisata
dan peluang. Pengelolaan wisata melalui menjadi alternatif ekonomi untuk
Tim Volcano Tour mampu mengubah memperoleh income ketika sumber mata
mindset mengenai wisata bencana. pencaharian (pertanian, peternakan, dan
Sebelumnya tidak banyak yang paham sebagainya) rusak dan terpaksa vakum
bahwa lokasi terdampak bencana pada akibat bencana. Dengan kata lain, usaha
kasus tertentu ternyata memiliki potensi sosial yang dijalankan berupa pengelolaan
(baik secara ekonomi maupun sosial) bagi wisata telah memberikan akses ekonomi
masyarakat lokal selaku korban bencana. bagi masyarakat melalui keikutsertaan
Dalam konteks ini, social mereka.
entrepreneurship yang termanifestasi Perintisan Volcano Tour sebagai
pada Tim Volcano Tour juga mampu usaha sosial dipengaruhi oleh kejelian,
mengubah konstruksi sosial terkait korban kreativitas, dan usaha inovatif dari tokoh

328 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015


Ratna Istriyani, Kontribusi Pemuda dalam Menjawab Permasalahan Sosial Ekonomi Pascabencana

muda yang berusaha menyelaraskan Dhewanto, et. al,, dkk. 2013. Inovasi dan
antara krisis pascabencana, peluang dari Kewirausahaan Sosial: Panduan
banyaknya pengunjung, dan kapasitas Dasar Menjadi Agen Perubahan.
masyarakat lokal dengan gagasan Bandung: Alfabeta.
pengelolaan wisata secara kolektif dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1995. Sumber
tepat sasaran, yaitu fokus pada Daya Manusia, Peluang Kerja, dan
pemberdayaan masyarakat korban Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara
bencana yang membutuhkan aktivitas Wacana.
produktif. Berdasarkan peran tersebut, Haugh, Hellen. 2006. “Social Entreprise:
pemuda menjadi aktor penggerak atau Beyond Economic Outcomes and
social entrepreneur. Pada konteks ini pula Individual Return” Pp 180-205
memperlihatkan bahwa kaum muda dalam Mair, Robinson, and
adalah subyek aktif yang menyimpan Hockerts. Social Entrepreneurship.
potensi memberikan memberikan efek New York: Palgrave Macmillan.
perubahan secara progresif. International Journal of Tourism
Research Vol.4 No.6 Tahun 2002.
DAFTAR PUSTAKA Margono, Subando Agus 2011. “Pemuda
Anonim. Potensi Bencana Indonesia dan Transformasi Pasca Orde
(http://www.hpli.org/bencana.php Baru” Pp 3-17 dalam Azca,
dikutip pada 3 Agustus 2016 Pukul Margono, dan Wildan. Pemuda
21.07 WIB). Pasca Orba: Potret Kontemporer
Asriani, Deshinta Dwi dan Dewi Cahyani Pemuda Indonesia. Yogyakarta:
Puspitasari. 2011. “Modal Sosial YouSure Fisipol UGM.
Kelompok Pemuda Dalam Proses Perrini, Francesco and Clodia Vurro.
Pemulihan Pasca Bencana” Pp 127- 2006. “Social Entrepreneurship:
143 dalam Azca, Margono, dan Innovation and Social Change
Wildan. Pemuda Pasca Orba: Potret Across Theory and Practice” Pp 57-
Kontemporer Pemuda Indonesia. 85 dalam Mair, Robinson, and
Yogyakarta: YouSure Fisipol UGM. Hockerts. Social Entrepreneurship.
Bornstein, David dan Susan Davis. 2010. New York: Palgrave Macmillan.
Social Entrepreneurship (What Saifan, Samer Abu. 2012. Social
Everyone Needs To Know. New York: Entrepreneurship: Definition and
Oxford University Press. Boundaries. Diakses melalui
Bornstein, David. 2006. Mengubah Dunia: http://timriview.ca/article/523 pada
Kewirausahaan Sosial dan Kekuatan tanggal 21 Oktober 2014 pukul
Gagasan Baru. Terjemahan Bambang 10.18 WIB.
Agung. Yogyakarta: InsistPress Satries, Wahyu Ishardino. 2009. “Peran
Nurani Dunia. Serta Pemuda Dalam
Cho, Albert Hyunbae. 2006. “Politics, Values, Pembangunan Masyarakat”. Jurnal
and Social Entrepreneurship: A Madani Edisi I Mei 89-93.
Critical Appraisal” Pp 34-56 dalam Siraishi, Saya Sasaki. 2001. Pahlawan-
Mair, Robinson, and Hockerts. Social Pahlawan Belia: Keluarga
Entrepreneurship. New York: Indonesia Dalam Politik. Jakarta:
Palgrave Macmillan. Kepustakaan Populer Gramedia.

329 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 2 , SEPTEMBER 2015

Anda mungkin juga menyukai